• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ia sumber yang tak terbatas Judul: Ia sumber yang tak terbatas

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 62-69)

Kalah sebelum bertanding adalah sebuah ungkapan buat orang-orang yang menyerah sebelum berupaya menyelesaikan masalah. Sikap hidup demikian ibarat kayu yang lapuk (Ayb. 13:28). Sikap seperti itu diperlihatkan murid-murid Yesus ketika mereka harus memberi makan lima ribu orang. Mereka mengusulkan agar orang-orang itu disuruh mencari makan sendiri (ayat 36). Namun bukan itu yang dikehendaki Yesus. Yesus ingin mengajar para murid dan juga orang banyak untuk datang kepada Dia dalam segala kebutuhan mereka. Perintah Yesus kepada murid-murid-Nya agar mereka memberi makan orang banyak juga bertujuan agar murid-murid

memahami keterbatasan mereka dan menyadari siapa Yesus sesungguhnya. Dalam saat genting demikian, mereka memang bukan datang kepada Yesus, melainkan menghitung-hitung biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli makanan. Kesimpulan, mereka tidak punya uang sebanyak itu.

Berdasarkan hasil penelitian, dari jumlah orang sebanyak itu mereka hanya bisa memperoleh lima roti dan dua ikan! Namun sumber yang terbatas ternyata tidak membatasi kuasa Yesus. Dengan lima roti dan dua ikan, Yesus membuat mukjizat hingga makanan seminim itu bisa cukup untuk lima ribu orang. Bahkan tersisa dua belas bakul! Mata para murid memang harus terbuka bahwa Yesus tidak sama dengan mereka. Ia adalah Guru mereka, tetapi Ia pun adalah Anak Allah. Para murid juga harus belajar bahwa sumber yang tidak memenuhi syarat sekalipun, bila dipakai Yesus akan menghasilkan dampak yang luar biasa.

Jika Yesus dapat melakukan hal yang luar biasa pada sumber yang begitu terbatas, Ia pun dapat melakukan hal yang sama bagi hidup kita. Jika kita memiliki sesuatu yang kita anggap tidak berarti, tetapi kita ingin melayani orang lain melalui milik kita itu, kita bisa letakkan di tangan Yesus. Ia dapat melakukan hal besar dengan karunia dan talenta yang ada pada kita untuk menyentuh hidup orang lain.

63 Kamis, 19 Februari 2009

Bacaan : Markus 6:45-52

(19-2-2009)

Markus 6:45-52

Sudah kenal Yesus?

Judul: Sudah kenal Yesus?

Keajaiban ini terjadi beberapa saat setelah mukjizat pemberian makan lima ribu orang. Kedua mukjizat tersebut merupakan bagian dari program pelatihan bagi kedua belas murid Yesus agar mereka makin mengenal Yesus.

Setelah melayani orang banyak dalam memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani mereka, Yesus mengambil waktu untuk bersendiri dengan Allah (ayat 46). Hari yang sibuk tidak membuat Yesus merasa tidak punya waktu untuk berdoa. Kesibukan pelayanan justru membuat Yesus merasa harus berdoa. Ini menunjukkan ketergantungan Yesus pada Bapa.

Saat Yesus berdoa, murid-murid-Nya menyeberang danau dengan perahu karena desakan Yesus (ayat 45). Setelah Yesus selesai berdoa, Ia menyusul mereka yang sedang kesulitan berlayar karena angin kencang. Namun Ia menyusul mereka bukan dengan perahu lain, melainkan dengan berjalan di atas air! Ini memperlihatkan bahwa keganasan laut tidak berarti apa-apa bagi Yesus, karena Dia adalah Anak Allah. Namun hal ini membuat murid-murid ketakutan. Bayangkan, waktu itu tengah malam buta, lalu tiba-tiba mereka melihat orang berjalan di atas air! Jelas mereka jadi ketakutan dan berteriak-teriak (ayat 49). Mereka mengira sedang melihat hantu. Namun Yesus menenangkan mereka dan masuk ke perahu (ayat 50-51).

Sungguh ironis. Para murid, yang sudah mengalami mukjizat pemberian makan lima ribu orang, belum juga mengenal Yesus dengan baik. Mereka belum menyadari bahwa Yesus adalah Tuhan. Pikiran mereka belum terbuka.

Apa yang terjadi pada para murid, mungkin juga terjadi pada kita. Meski kita menyebut diri anak-anak Tuhan, meski kita terlibat aktif dalam pelayanan, tetapi kita belum mengenal Yesus dengan baik. Ini bisa diuji dengan sikap kita tatkala menghadapi masalah, sudahkah kita menunjukkan ketergantungan pada Dia? Sudahkah sikap dan tindakan kita didasarkan pada kuasa-Nya? Tetaplah setia mengambil waktu untuk bersendiri dengan Tuhan, agar kita makin mengenal Dia dan belajar melibatkan Dia dalam segala hal.

64 Jumat, 20 Februari 2009

Bacaan : Markus 6:53-56

(20-2-2009)

Markus 6:53-56

Iman yang sederhana

Judul: Iman yang sederhana

Setiap orang sakit tentu ingin sembuh. Segala macam cara dilakukan untuk mencapai maksud itu. Ada yang datang ke dokter atau rumah sakit. Ada juga yang mengusahakan penyembuhan alternatif, dengan memercayai dukun atau paranormal. Cara yang terakhir ini bukan hanya naif, tetapi juga dapat membahayakan iman Kristen. Sebagai orang Kristen, seharusnya kita meyakini bahwa Tuhan Yesus dapat menyembuhkan penyakit.

Melalui firman Tuhan yang kita baca saat ini, kita melihat bahwa Tuhan Yesus datang ke Genesaret. Rupanya orang Genesaret telah mengenal Yesus. Dengan berbondong-bondong, mereka datang pada Yesus membawa orang sakit. Kita melihat bahwa aspek iman dari orang yang ingin mendapat kesembuhan sangat menentukan. Mereka percaya bahwa hanya dengan menyentuh atau menjamah jumbai jubah Tuhan Yesus, mereka akan sembuh. Sederhana bukan? Meski demikian iman mereka sangat kontras dengan iman murid-murid. Kita lihat bahwa saat itu tidak ada pengajaran firman Tuhan, juga tidak ada mukjizat atau pengusiran setan, tetapi mereka percaya pada Yesus. Maka Yesus pun kemudian memberi kesembuhan pada mereka (ayat 56). Tidak semua orang memiliki iman sesederhana itu. Ada orang yang memiliki iman yang rumit, memikirkan banyak pertimbangan dan terlalu memakai logika dalam imannya kepada Tuhan. Bahkan ada juga yang berpikir apakah Tuhan bersedia mendengar permohonan yang sederhana. Namun kisah ini mengajar kita bahwa iman sederhana seperti iman seorang anak adalah iman yang berkenan bagi Dia.

Lalu bagaimana dengan kesembuhan Ilahi? Ada yang percaya, tetapi ada yang memandang sinis, bahkan menganggap hal ini sebagai bidat. Termasuk aliran gereja mana pun kita, iman bahwa Yesus peduli terhadap orang sakit dan berkuasa atas segala penyakit, seharusnya ada dalam hati kita. Iman demikian serasi dengan kesaksian Alkitab dan ajaran bahwa Allah tak berubah kasih, hikmat, dan kuasa-Nya!

65 Sabtu, 21 Februari 2009

Bacaan : Markus 1:22, 38

(21-2-2009)

Markus 1:22, 38

Yesus sebagai Nabi

Judul: Yesus sebagai Nabi

Siapakah nabi itu? Seperti apa penampilannya? Mengapa perannya penting? Masihkah kita membutuhkan nabi untuk zaman modern ini?

Nama-nama seperti Samuel, Elia, Elisa, Yesaya, Yehezkiel, Daniel yang melayani dalam zaman berbeda-beda, tidak asing bagi orang Israel. Sebagian dari mereka tampil seperti sesama mereka manusia biasa. Sebagian lagi sewaktu-waktu tampil agak unik sebab cara penampilan itu menjadi semacam pesan simbolis dari Tuhan yang harus mereka peragakan. Itu pernah dilakukan

misalnya oleh Yehezkiel, atau oleh Yohanes Pembaptis. Apa yang mereka sampaikan baik secara lisan atau secara simbolis itu menjadikan peran mereka penting bagi zamannya. Mereka

menyampaikan pesan Allah bagi manusia zaman mereka. Arahan, janji, teguran, evaluasi Tuhan untuk manusia datang melalui para nabi sejati itu.

Kita patut bersyukur bahwa Allah bicara melalui para nabi. Jika Allah tidak bicara, kita tidak mungkin mengenal Dia. Allah yang tidak berbicara, entah adalah berhala yang mati atau allah yang tidak sudi berelasi dengan manusia ciptaan-Nya. Dan jika demikian, akan gelaplah seluruh kehidupan manusia. Allah bicara, menyatakan Ia rindu kita mengenal Dia, dan bersahabat dengan-Nya.

Syukurlah Allah tidak hanya mengutus para nabi, Ia datang di dalam Yesus Kristus. Yesus adalah Nabi atas segala nabi. Hidup-Nya sepenuhnya serasi dan menggenapi firman Allah. Ia sejujurnya dan sepenuhnya menyatakan ajaran, harapan, janji, dan teguran Allah. Itulah yang membuat Nya, ajaran-Nya sangat berkuasa lebih dari kata para nabi, apalagi kata-kata manusia yang seringkali bicara salah dan kosong. Yesus adalah wujud dari panggilan, arahan, sapaan, teguran, ungkapan kasih, penggenapan janji keselamatan Allah bagi manusia. Itulah maksudnya dikatakan bahwa Ia memberitakan Injil. Ia sendiri adalah Kabar Baik dari Allah, sebab kita akan kenal Allah, dipimpin oleh-Nya, hidup sesuai kebenaran-Nya jika kita dengar-dengaran akan Yesus! Dengan merenungkan hidup dan ajaran Yesus Kristus, kita mendengar apa isi hati dan rencana Allah bagi kita.

66 Minggu, 22 Februari 2009 Bacaan : Markus 7:1-13

(22-2-2009)

Markus 7:1-13

Jangan munafik

Judul: Jangan munafik

Coba ingat-ingat, peraturan apa yang berlaku khusus di gereja Anda? Lalu coba pikirkan, apa yang melandasi kelangsungan peraturan itu hingga saat ini? Apakah karena pejabat gereja memahami benar firman Tuhan yang mendasari peraturan itu, atau karena sekadar memelihara tradisi?

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat memelihara berbagai peraturan agama dengan taat (ayat 3-4). Mereka juga bertindak bagai polisi agama, yang bertugas mengawasi apakah orang-orang benar-benar menaati berbagai peraturan itu. Tentu Yesus dan murid-murid-Nya masuk juga dalam pengawasan mereka (ayat 2, 5).

Bagaimana respons Yesus menghadapi sikap mereka? Yesus menyebut mereka munafik (ayat 6). Mereka memagari hukum Allah dengan berbagai peraturan buatan mereka sendiri, dengan alasan agar orang Israel tidak melanggar aturan. Mereka bahkan menganggap otoritas peraturan itu sama dengan otoritas hukum Tuhan (ayat 8). Padahal faktanya, berbagai peraturan itu malah bertentangan dengan hukum Tuhan. Lebih parah lagi, mereka berusaha mencari celah untuk menghindar dari kewajiban menaati hukum Allah dengan menunjukkan ketaatan pada peraturan buatan sendiri (ayat 9-13). Nyata sekali kemunafikan mereka.

Tentu kita tidak ingin menjadi orang munafik, yang beda kata dan hati. Mungkin saja orang tidak bisa mengetahui isi hati kita, tetapi kita pasti tidak merasa nyaman hidup dalam dua dunia yang berbeda seperti itu. Kuncinya adalah ketaatan penuh pada firman Tuhan.

Hendaknya kita juga tidak menambah-nambahi atau mengurangi apa yang dikatakan firman Tuhan dalam Alkitab. Itu sama dengan mengatakan bahwa Alkitab tidak sempurna dan kita lebih tahu daripada Allah sendiri. Jangan juga menolak kebenaran Alkitab, karena Alkitablah dasar iman kita. Kiranya pengenalan yang benar akan Alkitab menolong kita untuk tetap berpegang pada kebenaran-Nya dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran.

67 Senin, 23 Februari 2009 Bacaan : Markus 7:14-23

(23-2-2009)

Markus 7:14-23

Kemurnian hati

Judul: Kemurnian hati

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengutamakan kesalehan yang bersifat lahiriah. Sebab itu upacara cuci tangan sebelum makan merupakan hal yang penting bagi mereka. Tangan yang tidak dicuci dianggap menajiskan makanan yang akan mereka makan.

Yesus menegur mereka dan mengatakan bahwa bukan yang masuk yang akan menajiskan orang. Apa yang keluar dari hati orang, itulah yang akan menajiskan dia (ayat 15). Bukan makanan yang membuat orang menjadi najis, meskipun ma-kanan itu dimakan dengan tangan yang belum dicuci dalam suatu upacara. Kesucian hati bukanlah masalah mencuci atau tidak mencuci tangan, atau masalah boleh atau tidak boleh dimakan. Hal-hal itu tidak dianggap penting oleh Allah. Karena makanan hanya akan masuk ke perut, bukan ke hati. Maka pikiran yang kotorlah yang akan menajiskan orang, karena pikiran itu keluar dari hati (ayat 18-20). Di sini Yesus

mengajarkan satu hal penting bahwa kesalehan yang hanya terlihat dari luar, adalah bahaya. Itu akan menjauhkan orang dari Allah dan membuat orang menjadi munafik.

Betapa parahnya penyelewengan pengajaran para pemimpin agama tersebut. Aturan Taurat yang mereka terima dari Allah berubah menjadi aturan cuci tangan, cawan, kendi, dan lain-lain (Mrk. 7:4). Kiranya hal ini menjadi peringatan bagi kita untuk waspada terhadap segala pengajaran, yang terdengar rohani dan mendukung pengajaran dalam Alkitab, tetapi sesungguhnya tidak bersumber dari Alkitab. Sekarang ini ada ajaran yang menyuruh orang untuk tidak berdoa pada jam dua belas malam. Karena saat itu merupakan saat setan bekerja. Maka doa yang dipanjatkan pada saat itu hanya akan didengar oleh setan dan bukan oleh Tuhan. Betapa sesatnya pengajaran semacam itu! Bukankah Tuhan berkuasa atas setiap jam? Dan bukankah Tuhan berkuasa atas Iblis? Mana mungkin Tuhan membiarkan Iblis mengambil alih doa-doa anak-anak-Nya? Maka waspadalah, jangan sampai kita ber-toleransi terhadap pengajaran semacam itu.

68 Selasa, 24 Februari 2009

Bacaan : Markus 7:24-30

(24-2-2009)

Markus 7:24-30

Doa orang beriman

Judul: Doa orang beriman

Kedatangan Yesus di daerah Tirus (kafir), walau diam-diam ternyata diketahui juga. Seorang perempuan Siro-Fenisia tidak dapat menahan diri untuk bertemu Yesus (ayat 25). Ada beban berat yang mendorong dia datang. Anak perempuannya dirasuk setan (ayat 26). Maka saat mendengar bahwa Yesus datang ke daerahnya, tanpa buang waktu ia segera menemui Yesus. Jawaban Yesus ternyata tidak sesuai harapan (ayat 27). Yesus menyebut dia sebagai anjing yang tidak layak menerima makanan yang disediakan bagi anak-anak. Bangsa Israel memang

menyebut bangsa-bangsa kafir anjing, karena mereka dianggap najis. Yesus tidak menghina, Ia hanya mengingatkan posisi nonYahudi, yang tidak termasuk dalam perjanjian Allah. Namun si perempuan tidak mundur karena pernyataan ini. Ia sadar siapa dirinya. Ia memang tidak

termasuk bangsa Israel yang dilayakkan untuk menerima kasih karunia Tuhan. Namun justru kesadaran itulah yang membuat dia berani berargumen dan meminta \'remah-remah\' kasih karunia itu. Dan iman yang gigih ini diperkenan Tuhan. Kerendahan hati membuat harapannya dikabulkan (ayat 29-30).

Pernahkah kita berdoa sedemikian gigih buat orang lain, siapapun dia? Kegigihan dalam berdoa memang perlu. Lamanya menanti jawaban doa kadang-kadang membuat kita merasa tidak ada gunanya berdoa lebih lama lagi. Apalagi bila kita melihat bahwa orang yang kita doakan tetap saja hidup dalam dosa. Namun mari kita bayangkan betapa bersukacitanya perempuan itu ketika menemukan anaknya su-dah dapat tidur karena setan sudah tidak lagi merasuki anaknya.

Imannya kepada Kristus dan kegigihannya membuat ia mendapatkan apa yang ia minta dari Tuhan.

Marilah kita tetap bertahan dalam doa-doa kita bagi orang lain. Sebutlah tiap nama yang kita ingin doakan, yang keras, yang berkelakuan paling buruk, maupun yang paling sulit untuk percaya pada Kristus. Mungkin saja kita tidak dapat dengan segera melihat jawaban Tuhan. Namun jangan putus asa, karena Tuhan pasti mendengar kita.

69 Rabu, 25 Februari 2009

Bacaan : Markus 7:31-37

(25-2-2009)

Markus 7:31-37

Jadi mendengar dan melihat

Dalam dokumen publikasi e-sh (Halaman 62-69)