Hal penting apa yang harus diingat terus oleh seorang anak Tuhan? Anugerah keselamatan yang ia peroleh di dalam Kristus. Itu adalah anugerah terbesar dari Allah bagi manusia. Bagaimana kita mengingatnya?
Tuhan meminta umat Israel mengingat karya penebusan-Nya bagi mereka melalui dua hal penting, yaitu pengudusan anak sulung (ayat 2) dan merayakan hari raya Roti tidak beragi (ayat 3-7). Anak sulung Israel adalah milik Tuhan karena mereka tidak dibinasakan Tuhan sementara anak sulung Mesir dibinasakan. Tuhan telah menimbulkan perbedaan di antara mereka dengan orang Mesir, ketika mereka dengan taat memakan anak domba Paskah dan mengoleskan
darahnya ke ambang dan tiang pintu rumah mereka (Kel. 12:21-23). Hari raya Roti tidak beragi dirayakan pada bulan Abib untuk mengingat pembebasan mereka dari perbudakan di Mesir. (Untuk makna roti tidak beragi, lihat renungan di SH 30 Jan.). Dengan kekuatan tangan-Nya Tuhan telah menolong mereka (ayat 3, 14, 16). Sebab itu bukan hanya harus merayakan, mereka juga harus mengingat (lambang pada dahi) dan melakukannya (tanda pada tangan) turun
temurun. Dengan cara seperti itu mereka sedang mengajarkan kepada anak cucu mereka tentang perbuatan-perbuatan besar yang Tuhan lakukan dalam hidup mereka (ayat 8, 14-16). Dengan demikian anak cucu mereka juga belajar takut akan Tuhan dan menaikkan syukur kepada Tuhan di sepanjang hidup mereka.
Kristus adalah Anak Sulung Bapa yang telah dipersembahkan di atas Salib untuk keselamatan kita. Adakah anugerah yang lebih besar? Maka memberikan yang terbaik dalam hidup kita untuk kemuliaan Bapa adalah hal yang paling pantas untuk kita lakukan. Apa yang Anda nilai paling berharga dalam hidup Anda? Bersediakah Anda menyerahkannya kepada Kristus? Dengan demikian bukan hanya Allah yang disenangkan, tetapi anak-anak pun melihat teladan orang tua yang membawa mereka mengalami juga kasih Allah itu.
118 Rabu, 15 April 2009 Bacaan : Keluaran 13:17-22
(15-4-2009)
Keluaran 13:17-22
Pimpinan Tuhan
Judul: Pimpinan TuhanMengapa kadang Tuhan menuntun hidup kita dengan cara dan ke arah yang sulit kita mengerti? Tentu karena Dia lebih tahu apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan kita, sehingga apapun bentuk tuntunan-Nya pasti terbaik.
Umat Israel juga mengalami hal yang sama. Tuhan tidak langsung memimpin mereka melalui tanah Filistin yaitu jalan tercepat untuk sampai ke tanah perjanjian. Sebaliknya Ia memimpin mereka berputar melalui jalan yang penuh rintangan berupa padang gurun yang harus dilintasi dan Laut Teberau yang harus diseberangi. Tuhan memiliki pertimbangan sendiri. Dia tidak ingin mereka menyesal dan kembali ke Mesir karena harus menghadapi pencobaan yang tidak dapat mereka tanggung (peperangan dengan orang Filistin, yang kuat dan suka berperang dengan senjata yang lengkap). Tuhan tahu mereka adalah mantan budak yang belum siap dan terlatih untuk berperang (terjemahan lebih tepat ay. 18b, adalah "tersusun dalam pasukan", bukan "siap sedia berperang" karena Kel. 12:11 mengatakan mereka hanya membawa tongkat saja).
Walaupun perjalanan mereka agak berputar, Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Tuhan hadir melalui tiang awan pada siang hari (ayat 21-22) supaya mereka tidak kepanasan dan tiang api pada malam hari supaya mereka tidak kedinginan (di padang gurun perubahan suhu pada siang dan malam hari biasanya sangat tajam). Yang indah di sini adalah mereka merespons penyertaan Tuhan ini dengan memercayai bahwa Tuhan sedang menggenapkan janji-Nya pada nenek moyang mereka, Yusuf. Oleh karena itu mereka membawa serta tulang belulang Yusuf untuk dimakamkan ulang di tanah perjanjian kelak (ayat 19; lih. Kej. 50:25).
Banyak hal yang mungkin terjadi dalam perjalanan hidup kita, yang tentunya ada dalam izin dan rencana Tuhan. Namun jangan gentar apalagi ragu. Roh-Nya yang kudus akan menyertai kita. Kristus menjadi sahabat sejati mendampingi kita. Bapa menaungi dan memberkati dari atas.
119 Kamis, 16 April 2009 Bacaan : Keluaran 14:1-14
(16-4-2009)
Keluaran 14:1-14
Tuhan berdaulat
Judul: Tuhan berdaulatMelihat berbagai krisis yang terjadi di berbagai tempat di muka bumi ini, juga termasuk yang melanda bumi tercinta, Indonesia, apa yang dapat menjadi dasar pengharapan kita? Belum lagi dengan kebencian dan kedengkian sekelompok orang terhadap kekristenan. Masihkah kita percaya akan Tuhan yang berdaulat dan berkuasa?
Nas Alkitab yang kita renungkan hari ini menunjukkan bahwa Tuhan berdaulat dan mengontrol sejarah dunia serta sejarah keselamatan umat-Nya. Dalam hikmat-Nya, Ia memperdaya Firaun yang melihat pasukan Israel berbalik arah seakan Allah Israel tidak sanggup menuntun umat-Nya ke tempat tujuan (ayat 2-4). Dalam kedaulatan-Nya, Ia mengeraskan hati Firaun sehingga dengan sombong Firaun memanfaatkan kesempatan itu dan merasa sanggup untuk sekali lagi memaksa Israel kembali ke perbudakan Mesir. Ia telah melupakan keperkasaan Allah Israel yang dengan tulah-tulah-Nya sudah menghancurkan bangsanya. Terhadap umat yang ketakutan karena dikejar oleh Firaun dan pasukannya, sementara mereka sendiri terhadang laut Teberau, Tuhan
menyatakan sekali lagi kuat kuasa-Nya. Seruan Musa mewakili Allah, "Jangan takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu..." (ayat 13). Mereka disuruh menyaksikan kehancuran Firaun oleh kuat kuasa Tuhan: "Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."
Krisis yang sedang terjadi dan melanda dunia ini menyatakan dua hal penting. Pertama, kebebalan manusia yang mencoba mengatur hidup mereka sendiri di luar bahkan melawan Tuhan. Kedua, Tuhan berdaulat atas hidup ini. Semua upaya manusia di luar Tuhan pasti akan hancur, apalagi bila didirikan dalam kesombongan dan ketakaburan. Oleh karena itu, apapun krisis yang sedang melanda dunia ini, tidak ada satupun yang sanggup menghancurkan iman orang percaya karena iman itu disandarkan pada Allah, Sang Penguasa Dunia dan Sang Penebus umat-Nya.
120 Jumat, 17 April 2009
Bacaan : Keluaran 14:15-31
(17-4-2009)
Keluaran 14:15-31
Tuhan pasti menolong
Judul: Tuhan pasti menolongPernahkah Anda merasa bahwa Tuhan terlambat menolong, saat krisis melanda? Mungkin saat itu Anda bertanya-tanya, apakah Tuhan tidak sanggup menolong atau Dia sudah tidak perduli. Mungkin itulah yang dirasakan oleh umat Israel saat melihat pasukan Firaun mendekat. Mereka menghadapi jalan buntu karena di hadapan mereka membentang Laut Teberau yang tak
terseberangi. Musa memang sudah memberikan janji dan jaminan Tuhan bahwa mereka tidak akan ditangkap lagi oleh Firaun. Kenyataannya Firaun semakin dekat, sementara belum ada tindakan sama sekali, baik dari Musa maupun dari Tuhan. Namun justru pada saat itu Tuhan menyatakan kedaulatan-Nya. Ia tidak terlambat bertindak. Ia tidak tinggal diam (band. ay. 13, orang Israel akan diam saja), melainkan campur tangan dengan melakukan mukjizat yang besar, yang pertama kali mereka saksikan seumur hidup mereka.
Tuhan bertindak tepat pada waktunya dalam kebuntuan, ketegangan, dan ketakutan yang sedang dihadapi manusia dengan memberikan jalan keluar kepada mereka. Dia menyatakan kuasa-Nya. Pertama-tama dengan tiang awan-Nya yang membuat malam menjadi sangat gelap sehingga pasukan Mesir tidak dapat mendekati umat Israel semalam-malaman (ayat 19-20). Dengan memakai tongkat Musa yang diulurkan ke laut Teberau, Tuhan membelah laut tersebut sehingga terbentuk tanah kering untuk dilalui umat Israel ke seberang. Umat pun menyeberang dengan selamat. Dan akhirnya, dengan kuasa dahsyat-Nya atas alam, Ia menenggelamkan pasukan Firaun di laut Teberau hingga binasa.
Tuhan tidak pernah terlambat bertindak, kuasa-Nya yang dahsyat sanggup menyelesaikan
masalah sebesar apapun. Karena itu jangan pernah kehilangan iman kita kepada Tuhan. Ia peduli dan akan bertindak dalam kuasa dan kedaulatan-Nya. Entah Dia akan melalukan krisis itu secepatnya atau Dia akan meningkatkan kekuatan anak-anak-Nya dalam menghadapi krisis tersebut.
121 Sabtu, 18 April 2009
Bacaan : Roma 8:12-17