• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3 CERPEN MARTIN ALEIDA A. Unsur Intrinsik Cerpen

C. Implikasi dalam Pembelajaran Sastra di Sekolah

Pendidikan semakin berkembang sesuai dengan zaman yang semkin maju. Berbagai perubahan pun terjadi dalam dunia pendidikan, salah satu perubahan dalam kurikulum. Perubahan ini pastinya bertujuan untuk pendidikan yang lebih maju.

Pendidik mempunyai kewajiban untuk mendidik peserta didik menjadi individu yang lebih baik. Selain mempunyai kompetensi bahasa, pendidik juga harus mempunyai kompetensi sastra yang baik. Pendidik dapat memberikan pembelajaran yang menunjang pembentukan watak peserta didik dengan memberikan contoh nyata. Untuk itu, pendidik perlu memilih secara bijak bahan bacaan yang akan diberikan kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dalam suatu karya sastra terdapat nilai-nilai baik yang akan menjadi teladan untuk peserta didik. Salah satu nilai baik yang dapat dijadikan sebagai referensi sumber belajar sastra Indonesia ialah cerpen-cerpen karya Martin Aleida. Karya-karya Martin Aleida seperti Suara, Aku Sepercik Air, dan Malam Kelabu juga mengandung nilai-nilai agama, sosial, moral, maupun budaya. Berkaitan dengan cerpen-cerpen tersebut, pendidik dapat menjadikaannya sebagi rujukan membaca peserta didik. Bacaan tersebut dapat memberikan contoh baik untuk peserta didik. Nilai positif yang dapat diambil dalam cerpen Suara ialah bekerja keras, pantang menyerah, serta tidak melupakan sejarah. Dengan selalu belajar

dari sejarah, maka peserta didik dapat menjadi individu yang lebih baik. Dalam cerpen Aku Sepercik Air dapat diambil nilai positif peduli lingkungan dan tidak dendam terhadap apapun. Lalu, dalam cerpen Malam Kelabu dapat diambil nilai positif tidak boleh berputus asa. Dengan begitu, peserta didik dapat menilai dan memilih perilaku yang baik dan buruk. Selain itu, peserta didik dapat mengembangkan karakter yang ada dalam dirinya melalui pembelajaran sastra ini. Selain itu, pada ketiga cerpen karya Martin Aleida terdapat nilai positif untuk tidak membeda-bedakan hak dan peran antara laki-laki dan perempuan

Dengan kata lain, pembentukan karakter peserta didik dapat menjadi pembentukan karakter bangsa. Cerpen-cerpen karya Martin Aleida bukan hanya membantu peserta didik dalam keterampilan berbahasa dan menunjang pembentukan watak, namun memberikan pengetahuan sejarah untuk peserta didik. Martin Aleida merupakan pengarang yang identik dengan cerpen berisi sejarah bangsa Indonesia. Lalu, pembelajaran sastra juga mampu mengembangkan kepekaan rasa peserta didik. Dalam pembelajaran sastra ini, standar kompetensi yang harus dikuasai siswa ialah memahami pembacaan cerpen dengan kompetensi dasar yaitu: mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dan mampu menemukan gambaran tokoh perempuan yang ada dalam cerpen. Citra perempuan dapat diimplikasikan pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di tingkat SMA kelas XI semester dua.

BAB V

A. Simpulan

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalm cerpen Suara, Aku Sepercik Air, dan Malam Kelabu karya Martin Aleida, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Citra perempuan dalam cerpen Suara, Aku Sepercik Air, dan

Malam Kelabu terbagi menjadi: a) Citra perempuan dalam aspek fisis, terlihat bahwa dalam ketiga cerpen karya Martin Aleida tersebut diwujudkan ke dalam fisik wanita dewasa. Aspek fisis wanita dewasa dikongkretkan dari ciri-ciri fisik wanita dewasa seperti menikah. Pada cerpen Suara dan Aku Sepercik Air digambarkan tokoh perempuan yang telah menikah, sedangkan pada cerpen Malam Kelabu digambarkan tokoh perempuan yang akan memasuki jenjang pernikahan. Selain itu, citra fisis yang terlihat dari ketiga cerpen tersebut ialah perempuan menganggap dirinya lemah, perempuan melakukan aktifitas luar dengan berdandan untuk menarik perhatian luar, serta kepura-puraan dapat terbaca dengan cara perempuan berdandan. b) Citra perempuan dalam aspek psikis, telihat bahwa dalam ketiga cerpen karya Martin Aleida tersebut, perempuan merupakan makhluk yang mampu beraspirasi dan mempunyai perasaan, seperti dalam cerpen Suara, tokoh Juwita digambarkan sebagai perempuan yang berani mengemukakan apa yang dirasakannya. Dalam cerpen Aku Sepercik Air terlihat bahwa perempuan mempunyai sisi feminim dan menggunakan perasaan untuk membuat suatu keputusan. Dalam ketiga cerepen juga digambarkan kejiwaan perempuan dewasa yang bertanggung jawab terhadap orang lain. Hal lain yang dirasakan oleh kejiwaan wanita dalam ketiga cerpen Martin Aleida ialah sistem patriarki yang dirasakan oleh tokoh-tokoh perempuan. Citra psikis yang terlihat pada tokoh dalam cerpen Suara dan Aku Sepercik Air tersudut akibat ideologi gender. c) Citra perempuan dalam aspek sosial, telihat

bahwa dalam ketiga cerpen karya Martin Aleida tersebut, perempuan digambarkan sebagai makhluk sosial yang mempunyai hubungan dengan pihak lain. Dari hubungan yang kecil, yaitu hubungan antara perempuan dan laki-laki, perempuan masih hidup dalam superioritas laki-laki. Perempuan juga berada dalam budaya patriarki, dimana kekuasaan lebih didominasi oleh laki-laki. Suami merupakan sumber kepatuhan yang dimiliki oleh tokoh perempuan dalam cerpen Suara dan Aku Sepercik Air.

Sedangkan pada tokoh perempuan dalam cerpen Malam Kelabu, politik dapat mempengaruhi kedudukan perempuan dalam masyarakat. Selain itu, dalam aspek sosial yang didapat dalam ketiga cerpen, laki-laki (suami) mempunyai kewenangan atas istrinya, maka dapat dikatakan bahwa perempuan perlu laki-laki yang bertanggung jawab atas diri perempuan itu sendiri

2. Citra perempuan dalam 3 cerpen karya Martin Aleida dapat diimplikasikan pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di tingkat SMA kelas XI (sebelas) semester dua, dalam aspek mendengarkan. Dalam pembelajaran ini, standar kompetensi yang harus dikuasai ialah memahami pembacaan cerpen dengan kompetensi dasar mengidentifikasi alur, penokohan, latar, serta menempukan gambaran perempuan dalam cerpen yang dibacakan. Pembelajaran sastra dalam cerpen ini diharapkan mampu membantu siswa dalam keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan sejarah, mengembangkan kepekaan rasa, serta mengembangkan pembentukan karakter pesera didik dengan nilai-nilai positif yang ada dalam cerpen. nilai-nilai positif yang terkandung pada ketiga cerpen karya Martin Aleida tersebut ialah bekerja keras, pantang menyerah, tidak melupakan sejarah, peduli lingkungan, tidak mempunyai sifat dendam, dan tidak mudah putus asa. Selain itu, terdapat juga nilai positif mengenai persamaan hak dan peran antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, setelah pembelajaran sastra, diharapkan peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai positif ke dalam kehidupan nyata dan tercipta perubahan watak yang lebih baik pada peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan beberapa simpulan yang telah dijelaskan, ada beberapa saran yang diajukan penulis, yaitu:

1. Pendidik harus meningkatkan kompetensi dan kreativitas dalam pembelajaran sastra untuk menumbuhkan minat belajar sastra peserta didik. Pendidik harus mengajarkan pengkajian unsur intrinsik dan ekstrinsik lebih dalam. Selain itu, pendidik harus memberikan keragaman referensi karya sastra, tidak monoton pada karya dan pengarang itu-itu saja.

2. Pendidik sebaiknya memberikan karya sastra yang mengandung nilai-nilai positif yang dapat diaplikasikan peserta didik ke dalam kehidupan nyata.

3. Peserta didik dapat memperhatikan nilai-nilai positif tentang persamaan hak serta peran antara laki-laki dan perempuan.

4. Pembaca sastra sebaiknya mengambil nilai-nilai positif yang ada dalam cerpen untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dokumen terkait