• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks persepsi TPPU dan pendanaan terorisme Sasaran Strategis 1:

Akuntabilitas kinerja

IKSS 1: Indeks persepsi TPPU dan pendanaan terorisme Sasaran Strategis 1:

kepentingan dan masyarakat terkait dengan efektivitas pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme yang dilaksanakan oleh PPATK dan instansi yang terkait dalam periode tertentu (tahunan). Sasaran strategis 1 diukur keberhasilannya melalui satu Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), yaitu Indeks persepsi TPPU dan pendanaan terorisme. Pada tahun 2017, capaian kinerja sangat baik dengan rata-rata pencapaian kinerja SS 1 adalah 105,15%.

Indeks Persepsi Publik terhadap TPPU dan TPPT diinisiasi oleh PPATK sejak tahun 2015 bersama-sama dengan stakeholders rezim Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APUPPT), para akademisi, tim ahli dari Badan Pusat Statistik, dan lembaga survei independen. Indeks Persepsi Publik APUPPT merupakan alat ukur pemerintah Indonesia, khususnya dalam hal mengukur efektivitas kinerja stakeholders di Indonesia dalam rezim APUPPT dan mengukur tingkat pemahaman publik Indonesia terhadap TPPU dan TPPT. Dengan adanya pengukuran indeks persepsi publik APUPPT, diharapkan pemerintah dapat merencanakan dan melaksanakan kegiatan/program guna meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap TPPU dan TPPT, serta

IKSS 1: Indeks persepsi TPPU dan pendanaan terorisme Sasaran Strategis 1:

Meningkatnya persepsi publik terhadap pencegahan dan pemberantasan TPPU

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 26

memperoleh umpan balik dari masyarakat dalam upaya peningkatan kinerja dan mereduksi peluang risiko terjadinya TPPU dan TPPT di Indonesia.

Tahun 2017 adalah tahun kedua bagi PPATK melaksanakan program Indeks Persepsi Publik Anti Pencucian Uang dan Pemberantasan Pendanaan Terorisme (IPP APUPPT). Sebagai tolak ukur (monitoring tools), Indeks Persepsi Publik terhadap TPPU dan TPPT menjadi sangat penting guna mengukur pencapaian tahunan seluruh stakeholders rezim APUPPT di Indonesia dalam menentukan arah kebijakan yang paling tepat untuk mencegah dan memberantas TPPU dan TPPT, khususnya yang berkaitan dengan tindak lanjut rekomendasi-rekomendasi pokok National Risk Assessment on Money

Laundering/Terrorist Financing. Penyusunan indeks persepsi publik terhadap TPPU dan

TPPT tahun 2017 di Indonesia bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal, sebagai berikut:

1. Postur dan perkembangan tingkat pemahaman masyarakat Indonesia mengenai TPPU dan TPPT pada periode survei 2017;

2. Postur dan perkembangan tingkat kesadaran (awareness) masyarakat terhadap perilaku terindikasi TPPU dan TPPT di lingkungan sekitarnya;

3. Tingkat keefektifan kinerja stakeholders rezim anti pencucian uang dan pendanaan terorisme selama tahun 2016-2017 dalam menindaklanjuti rekomendasi NRA. Penilaian ini diharapkan dapat memberikan masukan/feedback kepada stakeholders dalam meningkatkan efektivitas dalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT dalam bentuk berbagai program intervensi guna mereduksi peluang atau risiko terjadinya TPPU dan TPPT di Indonesia;

4. Pandangan dan rekomendasi akademisi dan pakar terhadap peningkatan keefektifan upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT di Indonesia;

5. Pandangan publik terhadap kecukupan regulasi TPPU dan TPPT di Indonesia per periode survei tahun 2017;

6. Harapan/feedback publik terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT di Indonesia yang telah dilakukan; dan

7. Mengedukasi masyarakat agar memiliki/meningkatkan kepedulian terhadap risiko-risiko terjadinya TPPU dan TPPT di Indonesia.

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 27

Penyusunan indeks dilakukan berdasarkan data hasil survei dengan responden anggota rumah tangga di Indonesia. Pemilihan sampel survei menggunakan probabilistic

sampling dengan pendekatan complex random sampling. Sampel terdiri dari 11.040

rumah tangga yang tersebar di 1.104 desa/kelurahan di 172 kabupaten/kota pada 34 provinsi di Indonesia. Pada setiap desa/kelurahan dipilih 10 rumah tangga secara random. Pada setiap rumah tangga yang terpilih sebagai sampel akan dipilih seorang anggota rumah tangga berusia 17 tahun ke atas sebagai responden. Pada satu desa/kelurahan lokus survei dipilih secara acak dan proporsional sebanyak sepuluh responden dengan profil/profesinya bersifat unik (tidak terduplikasi).

Indeks Persepsi Publik terhadap Tindak Pidana Pencucuian Uang (IPP-TPPU) merupakan indeks komposit tertimbang yang disusun dari dua indeks komposit lain, yaitu Indeks Persepsi Publik terhadap Tindak Pidana Pencucuian Uang (IPP-TPPU) dan Indeks Persepsi Publik terhadap Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (IPP-TPPT). IPP-TPPU merupakan indeks komposit tertimbang dari 114 indikator yang secara substansi dan bersama-sama menggambarkan tingkat keefektifan kinerja pencegahan dan pemberantasan TPPU dinilai dari perspektif publik. IPP-TPPT juga merupakan indeks komposit tertimbang mencakup 67 indikator yang secara substansi dan bersama-sama menggambarkan tingkat keefektifan kinerja pencegahan dan pemberantasan TPPT dinilai dari perspektif publik.

Berdasarkan konstruk variabelnya, Indeks Persepsi Publik terhadap TPPU dan TPPT dibangun berdasarkan dua dimensi utama, yaitu dimensi tingkat pemahaman publik terhadap TPPU/TPPT dan dimensi keefektifan kinerja rezim APUPPT. Dimensi tingkat pemahaman publik diukur oleh lima aspek, yakni karakteristik TPPU/TPPT, pelaku utama TPPU/TPPT, pelaku terkait TPPU/TPPT, sumber dana TPPU/TPPT dan faktor pendorong terjadinya TPPU/TPPT. Sementara itu, dimensi keefektifan kinerja rezim APUPPT diukur oleh dua aspek, yaitu keefektifan kinerja rezim pencegahan dan keefektifan kinerja rezim pemberantasan.

Indeks Persepsi Publik terhadap TPPU dan TPPT diukur dalam skala 0-10. Nilai 0 menunjukkan bahwa tingkat efektivitas kinerja rezim APUPPT (dari sisi pencegahan maupun pemberantasan) di Indonesia dinilai oleh publik adalah sangat rendah (terendah) dan nilai 10 menunjukkan bahwa tingkat efektivitas kinerja rezim APUPPT (dari sisi

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 28

pencegahan maupun pemberantasan) di Indonesia dinilai oleh publik adalah sangat baik (tertinggi). Indeks Persepsi Publik (IPP) dihitung secara terpisah untuk TPPU dan TPPT. Dengan demikian, terdapat dua indeks utama, yakni Indeks Persepsi Publik Terhadap TPPU (IPP-TPPU) dan Indeks Persepsi Publik terhadap TPPT (IPP-TPPT).

Gambar 3.1

Hasil Indeks Persepsi Publik Tahun 2017

Hasil perhitungan IPP TPPU tahun 2017 sebesar 5,57 menunjukkan bahwa tingkat efektivitas rezim dalam penanganan TPPU masih belum memuaskan. Kondisi ini terlihat pada dimensi tingkat pemahaman publik terhadap TPPU sebesar 5,76 dan dimensi tingkat keefektifan kinerja rezim anti pencucian uang sebesar 5,28.

Hasil perhitungan IPP TPPT tahun 2017 sebesar 5,06 menunjukkan bahwa tingkat efektivitas rezim dalam penanganan TPPT masih belum memuaskan, bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat keefektifan penanganan TPPU sebesar 5,57. Bila dibandingkan menurut dimensi pembentuk IPP-TPPT, penilaian publik terhadap keefektifan kinerja rezim anti PPT sebesar 5,27 lebih baik daripada tingkat pemahaman publik terhadap TPPT sebesar 4,92.

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 29 Gambar 3.2

Perbandingan IPP APU PPT Tahun 2016 dan 2017

Pencapaian kinerja pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT di Indonesia secara umum masih belum memuaskan. Hasil survei tahun 2017 memperlihatkan adanya peningkatan efektivitas kinerja dibandingkan tahun 2016. Indeks IPP-APU PPT meningkat dari 5,21 menjadi 5,31. Selama periode 2016-2017, Indeks IPP-TPPU meningkat dari 5,52 menjadi 5,57, sedangkan IPP-TPPT meningkat cukup tinggi dari 4,89 menjadi 5,06.

Pada tahun 2017, PPATK menargetkan kinerja indikator kinerja Indeks Persepsi TPPU dan Pendanaan Terorisme dengan nilai sebesar 5,05 indeks. Realisasi kinerja indikator kinerja adalah 5,31 indeks dari skala 10, sehingga capaian kinerja indikator kinerja tersebut adalah 105,15%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas kinerja rezim APUPPT dari sisi pencegahan maupun pemberantasan di Indonesia dinilai cukup baikoleh publik.

Tabel 3.1

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis ke-1 PPATK Tahun 2017 IKSS Target Tahun 2017 Realisasi Tahun 2017 Capaian Tahun 2017 2016

Indeks Persepsi TPPU dan Pendanaan Terorisme

5,05 indeks 5,31 indeks 105,15% 104,2%

Keberhasilan pelaksanaan indeks persepsi TPPU dan pendanaan terorisme didukung oleh hal-hal, sebagai berikut:

1. Penginputan dan pengolahan data survei indeks persepsi TPPU menggunakan aplikasi online, sehingga data dapat terpantau secara real time.

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 30

2. Berkoordinasi dengan para akademisi dan tim ahli dari BPS, serta stakeholders lainnya untuk pembahasan metode dan penyusunan kuesioner.

3. Penggunaan jasa pihak ketiga dalam pelaksanaan penyebaran kuesioner dan wawancara dengan responden pengisian kuesioner

Tabel 3.2

Perbandingan Realisasi IKSS ke-1 Tahun 2017 dengan Target Tahun 2015-2019

IKSS Target Tahun Realisasi

Tahun 2017 Persentase Realisasi Dibanding Target Tahun 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Indeks Persepsi TPPU dan pendanaan terorisme Indepth study 5 indeks 5,05 indeks 5,15 indeks 5,3 indeks 5,31 indeks 100,19%

Sasaran Strategis 2 dimaksudkan untuk memantau tindak lanjut rekomendasi-rekomendasi PPATK dan FATF yang disampaikan kepada pemerintah di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme. Pencapaian sasaran strategis 2 diukur melalui tiga IKSS, yaitu:

1. Persentase rekomendasi PPATK dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme yang ditindaklanjuti.

2. Persentase rekomendasi FATF yang diadopsi dalam kebijakan domestik. 3. Persentase rekomendasi National Risk Assessment (NRA).

Pada tahun 2017, rata-rata pencapaian kinerja SS 2 adalah 117,04%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja SS 2 sudah sangat baik.

Sasaran Strategis 2: Meningkatnya tindak lanjut atas

rekomendasi pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 31

Tabel 3.3

Capaian Kinerja Sasaran Strategis ke-2 PPATK Tahun 2017

NO. INDIKATOR KINERJA SASARAN

STRATEGIS (IKSS) TARGET TAHUN 2017 REALISASI TAHUN 2017 CAPAIAN TAHUN 2017 1 Persentase rekomendasi PPATK dalam

pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme yang ditindaklanjuti.

90% 100% 111,11%

2 Persentase rekomendasi FATF yang diadopsi dalam kebijakan domestik.

50% 70% 120%

3 Persentase rekomendasi NRA yang ditindaklanjuti.

60% 77,78% 120%

Rata-rata capaian kinerja 117,04%

PPATK merencanakan target kinerja indikator kinerja persentase rekomendasi PPATK dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme yang ditindaklanjuti sebesar 90% dengan realisasi kinerja sebesar 100%. PPATK telah menyampaikan seluruh rekomendasi dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme kepada para pemangku kepentingan, dalam hal ini Kepolisian Republik Indonesia dan seluruh rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti. Dengan demikian, capaian kinerja indikator kinerja tersebut sebesar 111,11%.

Empat belas rekomendasi yang telah disampaikan selama tahun 2017 kepada Kepolisian Republik Indonesia, meliputi:

1. Rekomendasi PPATK terkait Pengajuan Pencantuman Individu dan Korporasi dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Terorisyang disampaikan melalui Surat Kepala PPATK nomor: R/38/KS.02/I/2017 tanggal 23 Januari 2017.

2. Rekomendasi PPATK terkait Pemutakhiran ISIL (Daesh) dan Al-Qaida Sanctions

List dan Permintaan Bantuan Pemblokiran serta Pencabutan Pemblokiran

IKSS 2: Persentase rekomendasi PPATK dalam pencegahan dan