• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntabilitas kinerja

IKSS 6: Persentase kerja sama yang ditindaklanjuti

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 57

k. Pembaruan MoU dengan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan tentang LPSE pada 14 Agustus 2017.

l. Pembaruan MoU dengan Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan pada 21 Agustus 2017.

m. Petunjuk Teknis dengan Dirjen Pajak pada 24 Agustus 2017. n. MoU dengan Universitas Jayabaya pada 26 September 2017. o. MoU dengan Universitas Brawijaya pada 4 Desember 2017.

2. PPATK melaksanakan empat kali rapat Komite TPPU dan organ Komite TPPU dan dua kali workshop dalam rerangka Komite TPPU dengan rincian, sebagai berikut: i. Rapat Komite TPPU Level Menteri yang dipimpin oleh Menko Polhukam selaku

Ketua Komite TPPU bertempat di kantor PPATK pada 5 April 2017 dengan agenda pembahasan penetapan Stranas TPPU dan TPPT Periode 2017-2019 dan persiapan Mutual Evaluation Review (MER);

ii. Rapat Komite TPPU Level Menteri yang dipimpin oleh Menko Polhukam selaku Ketua Komite TPPU bertempat di kantor PPATK pada 29 Agustus 2017 dengan agenda pembahasan arahan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan terkait perkembangan persiapan Indonesia menghadapi Mutual

Evaluation Review (MER) Tahun 2017 dan laporan dan pembahasan terkait

perkembangan persiapan Indonesia menghadapi MER Tahun 2017.

iii. Rapat Tim Pelaksana Komite TPPU yang dipimpin oleh Kepala PPATK selaku Ketua Tim Pelaksana Komite TPPU bertempat di kantor PPATK pada 3 November 2017 dengan agenda pembahasan persiapan on-site visit dalam kegiatan MER 2017 dan pembahasan Rencana Aksi Stranas TPPU dan TPPT Tahun 2018. iv. Rapat Kelompok Kerja Komite TPPU yang dipimpin oleh Deputi Bidang

Pemberantasan PPATK bertempat di kantor PPATK pada 6 Desember 2017 dengan agenda pembahasan evaluasi capaian Aksi Stranas TPPU dan TPPT Tahun 2017, revisi Strategi Nasional Tahun 2018 dengan penyesuaian hasil National Risk

Assessment (NRA) dan pembahasan Strategi Nasional Tahun 2018.

Kegiatan workshop Komite TPPU, sebagai berikut:

a. Workshop Evaluasi Capaian Stranas TPPU dan TPPT Tahun 2017 dan Penyusunan Rencana Aksi Stranas TPPU dan TPPT Tahun 2018 yang dihadiri

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 58

oleh Tim Internal Stranas TPPU dari PPATK pada 14-16 Desember 2017 di Bandung.

b. Workshop Penyusunan Rencana Aksi Stranas TPPU Tahun 2018 yang dihadiri oleh perwakilan seluruh anggota Komite TPPU pada 20-23 Desember 2017 di Bandung.

3. PPATK melaksanakan pelatihan bersama penanganan perkara TPPU yang melibatkan peserta dari apgakum penyidik TPPU (Polda, Kejati, Kanwil Ditjen Pajak, Kanwil Ditjen Bea dan Cukai, dan BNNP), hakim dari pengadilan tinggi, dan staf bagian hukum atau kepatuhan dari lima bank selaku penyedia jasa keuangan sebanyak satu kali di Pekanbaru, Riau pada 20-23 Februari 2017 yang melibatkan 100 peserta. 4. PPATK melaksanakan koordinasi tindak lanjut kerja sama dengan instansi-instansi

dalam negeri yang telah memiliki dokumen kerja sama dengan melalui rapat koordinasi, sosialisasi, seminar, pelatihan, workshop dengan agenda pembahasan isu-isu mutakhir dan rancangan peraturan.

Sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2017, PPATK telah menandatangani 113 dokumen kerja sama dalam negeri (MoU, PKS, dan Kesepakatan Bersama) dengan 98 K/L/I dalam negeri. Dari 70 dokumen kerja sama tersebut, PPATK telah menindaklanjuti satu atau lebih ruang lingkup kerja sama dalam 66 dokumen kerja sama. Dengan demikian, realisasi kinerja IKSS adalah 94,29%. Rincian mengenai bentuk kerja sama PPATK yang telah ditindaklanjuti dapat dilihat dalam lampiran laporan kinerja ini.

Tabel 3.16

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis ke-6 PPATK Tahun 2017 IKSS Target Tahun 2017 Realisasi Tahun 2017 Capaian Tahun 2017 2016

Persentase kerja sama yang ditindaklanjuti.

100% 94,29% 94,29% 91,8%

Berdasarkan Tabel 3.16, diketahui bahwa pada tahun 2017 realisasi kinerja IKSS ini sebesar 94,29%. Capaian kinerja ini sudah relatif baik, tetapi belum berhasil mencapai target kinerja yang ditetapkan, yaitu 100%. Capaian kinerja IKSS ini sebesar 94,29%. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016, terdapat peningkatan capaian kinerja sebesar 2,49%.

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 59

Dampak positif capaian IKSS Persentase kerja sama yang ditindaklanjuti terhadap sasaran strategi meningkatnya efektivitas kerja sama pencegahan dan pemberantasan TPPU adalah:

1. Tindak lanjut kerja sama melalui Komite TPPU telah mendorong efektivitas Indonesia dalam mempersiapkan dan melaksanakan Mutual Evaluation Review (MER) yang telah dilaksanakan pada 6-17 November 2017. Hal ini untuk memenuhi rekomendasi FATF agar Indonesia tidak masuk ke dalam daftar hitam sebagai negara yang rawan pencucian uang (black-list/FATF Public Statement). Dalam upaya menghadapi MER 2017, PPATK telah menindaklanjuti kerja sama dalam Komite TPPU dengan hasil, sebagai berikut:

i. Indonesia telah menetapkan Stranas TPPU dan TPPT periode 2017-2019 berikut dengan rincian aksinya pada 5 April 2017 yang berisi tujuh strategi dalam upaya meningkatkan pemenuhan Rekomendasi FATF.

ii. Indonesia telah menyampaikan jawaban kepada Sekretariat APG terkait Technical

Compliance Rekomendasi FATF (terkait peraturan atau dasar hukum) pada 8 Mei

2017 dan Effectiveness Methodology Rekomendasi FATF (terkait efektivitas penerapan peraturan) pada 11 Agustus 2017.

iii. Indonesia yang meliputi seluruh instansi terkait dalam keanggotaan Komite TPPU dan di luar Komite TPPU yang mempunyai MoU dengan PPATK telah dinilai dalam kegiatan on-site visit tim assessor APG pada 6-17 November 2017 di Jakarta. Hasil penilaian MER tersebut akan disampaikan dalam FATF Plenary di Paris pada Februari 2018 dan APG Plenary yang akan dilaksanakan di Nepal pada Mei 2018.

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 60

Gambar 3.5

Pelaksanaan On-Site Visit MER 2017 di Jakarta pada 6-17 November 2017

2. Tindak lanjut kerja sama melalui Komite TPPU telah mendorong Indonesia menetapkan Stranas TPPU dan TPPT 2017-2019 dalam melakukan mitigasi terhadap risiko merujuk pada hasil National Risk Assessment on Money Laundering and

Terrorist Financing.

3. Efektivitas kerja sama dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU juga ditingkatkan dengan diterapkannya sistem aplikasi SIPPENAS dalam upaya pelaporan Strategi Nasional PP TPPU oleh setiap anggota komite TPPU. PPATK telah melakukan penyederhanaan aplikasi SIPPENAS agar lebih mudah digunakan, sehingga terdapat peningkatan jumlah instansi anggota komite TPPU yang melaporkan capaian kinerja melalui aplikasi. Pada tahun 2017, 12 anggota dari 14 anggota Komite TPPU telah melaporkan capaian kinerjanya melalui aplikasi tersebut.

4. Efektivitas kerja sama pencegahan dan pemberantasan pendanaan terorisme dapat ditingkatkan melalui kesuksesan PPATK menjadi co-host dalam penyelenggaraan 3rd

Counter-Terrorism Financing Summit (CTF Summit) di Malaysia pada 20-23

November 2017. 3rd CTF Summit menghasilkan dokumen Kuala Lumpur

Communiqué.

5. Tindak lanjut kerja sama melalui penyelenggaraan pelatihan telah meningkatkan efektivitas pencegahan dan pemberantasan TPPU. Pelatihan yang telah dilaksanakan, meliputi satu kali pelatihan bersama penanganan perkara TPPU di Pekanbaru, Riau

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 61

pada 20-23 Februari 2017 telah mampu meningkatkan pemahaman dan kerja sama dalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU kepada 100 peserta pelatihan yang terdiri dari apgakum penyidik TPPU (Polda, Kejati, Kanwil Ditjen Pajak, Kanwil Ditjen Bea dan Cukai, dan BNNP), hakim dari pengadilan tinggi, dan staf bagian hukum atau kepatuhan dari lima bank selaku penyedia jasa keuangan.

Tabel 3.17

Perbandingan Realisasi IKSS ke-6 Tahun 2017 dengan Target Tahun 2015-2019

IKSS Target Tahun Realisasi

Tahun 2017 Persentase Realisasi Dibanding Target Tahun 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Persentase kerja sama yang ditindaklanjuti 100% 100% 100% 100% 100% 94,29% 94,29%

Jika dibandingkan dengan target kinerja tahun 2019, capaian kinerja IKSS ini telah mencapai 94,29%. Secara persentase, capaian kinerja ini sudah baik. Namun demikian terdapat kendala-kendala dalam upaya pencapaian kinerja. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKSS Persentase kerja sama yang ditindaklanjuti, antara lain: 1. Belum terdapat integrasi data terkait tindak lanjut ruang lingkup kerja sama yang dilaksanakan oleh unit kerja PPATK, sehingga pencarian data tindak lanjut kerja sama masih dilaksanakan secara manual.

2. Terdapat MoU yang tidak ditindaklanjuti karena proses penyusunan MoU tidak menggunakan analisis kelayakan pihak kerja sama, sehingga mitra kerja sama bersifat kurang strategis.

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, PPATK melakukan upaya-upaya yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja pada periode pengukuran kinerja selanjutnya, antara lain

1. PPATK telah menyusun SOP pelaksanaan kerja sama dengan pihak dalam dan luar negeri. Hasil pembahasan tersebut adalah pengesahan Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-12/1.03/PPATK/08/15 tentang Pedoman Penyusunan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Perjanjian dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme. Peraturan kepala tersebut mengatur pedoman yang dapat menyelesaikan kendala dalam hal-hal strategis, sebagai berikut:

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 62

a. Pedoman analisis kriteria kelayakan pihak dalam dan luar negeri dan identifikasi kebutuhan kerja sama dalam proses penyusunan perjanjian.

b. Pedoman dalam proses penjajakan, penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi perjanjian.

2. PPATK akan membuat database seluruh dokumen kerja sama dalam bentuk MoU dan Perjanjian Kerja Sama yang memuat inventarisasi ketentuan-ketentuan perjanjian yang strategis yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Masa berlaku.

b. Waktu diperlukannya peninjauan kembali. c. Ruang lingkup kerja sama.

d. Keterangan terkait masa berlakunya kerja sama. e. Bentuk tindak lanjut kerja sama pada tahun berjalan.

3. Untuk memastikan dokumen kerja sama dapat ditindaklanjuti, PPATK telah menyusun analisis kelayakan kerja sama dalam negeri di dalam setiap penjajakan kerja sama dengan calon mitra kerja sama yang baru ataupun proses penjajakan dalam pembaruan dokumen kerja sama. Analisis tersebut disampaikan kepada Direktorat Hukum untuk dilakukan penyusunan legal drafting. Analisis kelayakan kerja sama tersebut merujuk pada amanat yang tercantum pada pasal 8 ayat (1) Peraturan Kepala PPATK Nomor: PER-12/1.03/PPATK/08/15 tentang Pedoman Penyusunan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Perjanjian dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme dengan melakukan analisis terkait aspek-aspek, sebagai berikut:

a. Kejelasan status hukum. b. Kemanfaatan.

c. Kesediaan untuk menjalin kerja sama. d. Komitmen yang baik dan saling percaya.

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 63

Sasaran strategis 5 dimaksudkan agar PPATK dapat mengukur kualitas hasil riset yang dilakukan PPATK, sehingga diketahui manfaat hasil riset bagi pihak eksternal dalam upaya mendorong usaha pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan