• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase peningkatan pengungkapan kasus TPPU dan pendanaan terorisme di Indonesia

Akuntabilitas kinerja

IKSS 5: Persentase peningkatan pengungkapan kasus TPPU dan pendanaan terorisme di Indonesia

dengan kasus HA yang berhasil diungkap, sedangkan pada tahun 2016 terdapat delapan kasus dengan rincian enam kasus HA dan dua kasus HP yang terkait dengan TPPU dan pendanaan terorisme yang berhasil diungkap. Dengan demikian, terdapat peningkatan dua kasus yang berhasil diungkap pada tahun 2017 apabila dibandingkan dengan realisasi kasus yang terungkap selama tahun 2016.

Target kinerja adalah 15% dengan realisasi kinerja sebesar 25%. Capaian kinerja yang berhasil diraih untuk IKSS tersebut tersebut adalah 120%.

Pencapaian kinerja IKSS tersebut dapat tercapai melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan, sebagai berikut:

1. Dua belas kali penyelenggaraan asistensi penanganan perkara TPPU dengan rincian, sebagai berikut:

Tabel 3.13

Asistensi Penanganan Perkara TPPU Pada Tahun 2017

No Tanggal Daerah Tindak Pidana Status Perkara

1 8 - 10 Februari 2017 Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah Tindak pidana (TP) Korupsi SP 3 (Penghentian penyidikan) 2 17 - 18 Februari 2017 Kepolisian Daerah Kalimantan Timur

TP Penggelapan Kasus sudah dilimpahkan ke

JPU/P.21 3 29 - 30 Mei

2017

Jawa Timur TP Penipuan

dan Penggelapan Belum terdapat peningkatan kasus 4 31 Mei - 2 Juni 2017

Papua TP Korupsi Kasus sudah

dilimpahkan ke JPU/P.21 5 19 - 20 Juni

2017

Jawa Timur TP Pencurian

dengan pemberatan Kasus sudah dilimpahkan ke JPU/P.21 6 7 - 8 Juli 2017

Jawa Barat TP Penipuan

dan

Belum terdapat peningkatan

IKSS 5: Persentase peningkatan pengungkapan kasus TPPU dan pendanaan terorisme di Indonesia

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 52

No Tanggal Daerah Tindak Pidana Status Perkara

Penggelapan kasus

7 19 - 21 Juli 2017

Riau TP Korupsi Kasus sudah

dilimpahkan ke JPU/P.21 8 14 - 16 Agustus 2017 Jawa Tengah (Surakarta) TP Penipuan dan Penggelapan Kasus sudah dilimpahkan ke JPU/P.21 9 13 - 16 September 2017 Nusa Tenggara Timur (Kupang) TP Perdagangan Orang Kasus sudah dilimpahkan ke JPU/P.21 10 26 - 28 Oktober 2017 Yogyakarta TP Penggelapan dalam Jabatan Belum terdapat peningkatan kasus 11 8 - 10 November 2017

Riau TP Narkotika Penyerahan

berkas tahap pertama ke Kejaksaan 12 27 - 29 November 2017

Riau TP Korupsi Kasus sudah

dilimpahkan ke JPU/P.21 2. Rapat koordinasi dengan instansi apgakum penyidik TPPU, instansi penyidik

non-TPPU, maupun kementerian/lembaga yang terkait dengan HA, HP, dan Informasi. Hasil rapat koordinasi telah memantau 80 HA, 11 HP, dan 9 Informasi.

3. PPATK mengirimkan 132 surat formal penagihan feedback yang memantau 69 HA dan 178 Informasi.

4. PPATK mengirimkan 13 surat elektronik permohonan feedback yang memantau 195 HA, 5 HP, dan 125 Informasi.

5. PPATK menerima 52 kuesioner feedback yang berisi feedback terhadap 38 HA, 5 HP, dan 18 Informasi.

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut diperoleh informasi bahwa jumlah kasus TPPU dan pendanaan terorisme yang terdapat kontribusi HA, HP, dan informasi yang telah sampai pada tahap penuntutan di pengadilan selama tahun 2016 dan tahun 2017 adalah:

a. Tahun 2016: delapan kasus dengan rincian enam kasus HA dan dua kasus HP. b. Tahun 2017: sepuluh kasus dengan rincian sepuluh kasus HA.

Berikut ini rincian dan keterangan terkait capaian IKSS Persentase peningkatan pengungkapan kasus TPPU dan pendanaan terorisme di Indonesia:

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 53

1. Sebagian besar hasil pemantauan yang disampaikan oleh penyidik adalah bahwa kasus masih pada tahap penyelidikan dan penyidikan. Selain itu, terdapat kasus-kasus lain yang masih dalam tahap prapenyelidikan atau dalam tahap pengumpulan bahan keterangan. Bahkan, terdapat beberapa kasus telah dihentikan dengan keluarnya Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) karena pelapor mencabut gugatan atau terdapat kesepakatan secara musyawarah antara pelapor dan terlapor. Dengan demikian, kasus-kasus tersebut belum sampai pada tahap penuntutan dan/atau pemeriksaan di pengadilan. 2. Rincian mengenai sepuluh kasus dalam capaian IKSS ini, meliputi:

a. Feedback atas HA dari Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri mengenai kasus tindak pidana penipuan dan penggelapan dan TPPU telah naik ke tahap penuntutan ke Kejaksaan Negeri Depok pada 7 Desember 2017.

b. Surat feedback atas HA dari kejaksaan Tinggi Riau Nomor: B-389/N.4.5/Ft.1/08/2017 tanggal 22 Agustus 2017, surat dari kejaksaan tinggi Riau Nomor: B-391/N.4.5/Ft.1/08/2017 tanggal 22 Agustus 2017, dan surat dari kejaksaan tinggi Riau Nomor: B-390/N.4.5/Ft.1/08/2017 tanggal 22 Agustus 2017 yang menyatakan bahwa kasus TP, korupsi, dan TPPU telah naik ke tahap penuntutan. Surat tersebut merujuk pada HA yang disampaikan oleh PPATK.

c. Surat feedback atas HA dari Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Nomor: R/612/XII/2017/Dit Tipideksus tanggal 18 Desember 2017 menyatakan bahwa kasus TP penipuan dan/atau pemalsuan dan TPPU telah naik ke tahap penuntutan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Utara.

d. Surat feedback atas HA dari Badan Narkotika Nasional Nomor: B/4287/XI/DR/PB.06/2017/BNN tanggal 29 November 2017 menyatakan bahwa perkara TP Narkotika dan TPPU atas nama tersangka MM telah naik ke tahap penuntutan.

e. Hasil Asistensi NTT 13-16 September 2017 bahwa perkara TPPU dengan TPA TP perdagangan orang telah P.21 dan naik ke tahap penuntutan.

f. Feedback HA dari Kejati Bengkulu menyatakan bahwa kasus Tipikor dan TPPU telah sampai di tahap persidangan pada Mei 2017. Vonis kasus tersebut telah dijatuhkan pada Oktober 2017.

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 54

g. Feedback HA dari Polda Sulawesi Barat menyatakan bahwa kasus TP Narkotika dan TPPU telah P.21 dan naik ke tahap penuntutan.

h. Hasil asistensi ke Polda Riau pada 8-10 November 2017 bahwa kasus narkotika dan TPPU telah disidangkan pada 23 November 2017. Vonis mati telah dijatuhkan pada Desember 2017 di Riau.

i. Hasil asistensi ke Polresta Surakarta pada 14-16 Agustus 2017 bahwa kasus TP penipuan atau penggelapan telah P.21 ke pengadilan. Persidangan telah dilaksanakan pada November 2017.

j. Hasil asistensi ke kejaksaan tinggi Kepulauan Riau pada 27-29 November 2017 bahwa perkara tipikor dan TPPU pada 21 Desember 2017 telah dilimpahkan ke pengadilan tipikor Kepulauan Riau dan telah dilakukan penyitaan terhadap aset properti milik tersangka.

Tabel 3.14

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis ke-5 PPATK Tahun 2017 IKSS Target Tahun 2017 Realisasi Tahun 2017 Capaian Tahun 2017 2016 Persentase peningkatan

pengungkapan kasus TPPU dan pendanaan terorisme di Indonesia.

15% 25% 120% 120%

Berdasarkan Tabel 3.14, secara persentase diketahui bahwa capaian kinerja tahun 2017 berhasil menyamai capaian kinerja tahun 2016, yaitu sebesar 120%. Keberhasilan pencapaian kinerja IKSS didukung oleh hal-hal, sebagai berikut:

1. Koordinasi yang intensif antara PPATK dan instansi penyidik TPPU sebagai penerima Hasil Analisis dan Hasil Pemeriksaan PPATK.

2. Koordinasi yang intensif di internal PPATK, yaitu Direktorat Kerja sama dan Humas, Direktorat Analisis Transaksi, dan Direktorat Pemeriksaan, Riset, dan Pengembangan terkait mekanisme pertukaran data dan informasi, serta pemantauan tindak lanjut Hasil Analisis dan Hasil Pemeriksaan PPATK.

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 55

Tabel 3.15

Perbandingan Realisasi IKSS ke-5 Tahun 2017 dengan Target Tahun 2015-2019

IKSS Target Tahun Realisasi

Tahun 2017 Persentase Realisasi Dibanding Target Tahun 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Persentase peningkatan pengungkapan kasus TPPU dan pendanaan terorisme di Indonesia

10% 10% 15% 20% 20% 25% 125%

Jika dibandingkan dengan target kinerja tahun 2019, capaian kinerja IKSS ini telah mencapai 125%. Secara persentase, capaian kinerja ini sudah relatif baik dan PPATK akan meningkatkan capaian kinerja tersebut pada tahun mendatang.

Upaya-upaya yang akan ditempuh oleh PPATK untuk meningkatkan kinerja pada periode pengukuran kinerja selanjutnya adalah:

1) PPATK menyelenggarakan kegiatan asistensi penanganan perkara TPPU di daerah yang melibatkan para analis, para pemeriksa, dan pegawai yang memiliki kompetensi sebagai saksi ahli, sehingga dapat membantu penyidik dalam menindaklanjuti Informasi, HP, dan HA PPATK.

2) PPATK melaksanakan komunikasi secara informal dengan para penyidik yang menerima Informasi, HA, dan HP PPATK guna menggali kebutuhan penyidik dalam menindaklanjuti Informasi, HA, dan HP PPATK.

Sasaran strategis 4 dimaksudkan agar PPATK mengetahui tingkat efektivitas pelaksanaan kerja sama dengan para stakeholders PPATK dalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme. Sasaran strategis 4 diukur melalui satu

Sasaran Strategis 4

Meningkatnya efektivitas kerja sama pencegahan dan pemberantasan TPPU

PPATK |LAPORAN KINERJA TAHUN 2O17 56

IKSS, yaitu Persentase kerja sama yang ditindaklanjuti. Pencapaian kinerja SS 4 pada tahun 2017 adalah relatif baik dengan capaian kinerja sebesar 94,29%.

Capaian kinerja sasaran strategis keempat diukur keberhasilannya melalui satu IKSS, yaitu Persentase kerja sama yang ditindaklanjuti. Target kinerja pada tahun 2017 adalah 100% dengan realisasi kinerja sebesar 94,29%. Dengan demikian, capaian kinerja sebesar 94,29%.

Persentase kerja sama yang ditindaklanjuti telah dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan, meliputi:

1. Penandatanganan lima belas dokumen kerja sama berupa Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kementerian/Lembaga/Instansi (K/L/I), sebagai berikut:

a. Pembaruan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Narkotika Nasional pada 11 Januari 2017.

b. Pembaruan MoU dengan Kepolisian Negara RI (Polri) pada 25 Januari 2017. c. MoU dengan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) pada 7 Maret

2017.

d. MoU dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada 12 April 2017. e. Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Badan Pengawas Berjangka Komoditi pada

2 Mei 2017.

f. MoU dengan TNI Angkatan Udara pada 9 Mei 2017.

g. Pembaruan MoU dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada 23 Mei 2017.

h. Pembaruan MoU dengan Kementerian Perhubungan pada 9 Juni 2017. i. PKS dengan Kementerian Perhubungan pada 9 Juni 2017.

j. MoU dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada 6 Juli 2017.