• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indra Purnama Iqbah 1 , Arifin 2 , Arniah

Abstrak.Telah dilakukan penelitian pengamatan Kadar Nitrat dan Fosfat di Perairan Teluk Kendari pada bulan Agustus 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nitrat dan fosfat yang terdistribusi pada perairan Teluk Kendari. Metode Penelitian menggunakan tipe experimental dimana kadar nitrat dianalisis dengan menggunakan metode Brusin sedangkan kadar fosfatnya dianalisis menggunakan metode asam askorbat. Pengambilan sampel dilakukan di empat lokasi perairan Teluk Kendari yang sebagai berikut lokasi I yaitu perairan sekitar Jembatan Triping, lokasi II yaitu perairan sekitar Pasar Kota, lokasi III yaitu perairan sekitar Teluk Bagian Tengah dan lokasi IV yaitu Perairan sekitar Pulau Bungkutoko. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar nitrat dan fosfat di empat lokasi sebagai berikut untuk lokasi I konsentrasi nitrat dan fosfat berturut-turut sebesar 1.572 mg NO3-N/L ; 0.075 mg PO3-P/L, lokasi II sebesar 1.899 mg NO3-N/L ; 0.050 mg PO3-P/L, lokasi

III sebesar 1.532 mg NO3-N/L ; 0.038 mg PO3-P/L dan untuk lokasi IV sebesar 1.324 mg NO3-N/L ;

0.025 mg PO3-P/L. Dengan demikian rata-rata kadar nitrat dan fosfat di perairan Teluk Kendari

adalah 1.582 mg NO3-N/L dan 0.103 mg PO3-P/L. Berdasarkan pada standar baku mutu perairan,

kadar nitrat dan fosfat di perairan sebaiknya 0.008 mg NO3-N/L dan 0.015 mg PO3-P/L sehingga

diketahui bahwa kadar nitrat dan fosfat di perairan Teluk Kendari telah melampaui ambang batas. Kata Kunci : Nitrat, Fosfat dan Teluk Kendari

1 Alumni Pend. Kimia FKIP UHO 2,3 Dosen Pend. Kimia FKIP UHO

PENDAHULUAN

Teluk Kendari yang terletak di tengah Kota Kendari diperkirakan memiliki luas ±10,84 km2 dan memiliki panjang garis pantai ± 35,85 km dengan batasan wilayah yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kendari Barat, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Poasia dan Kecamatan Abeli, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Kambu dan sebelah Timur berbatasan dengan Bungkutoko (Atlas Pesisir Teluk Kendari, 2000). Pulau Bungkutoko yang kecepatan arusnya sangat lemah dengan pola pergerakan arus pada lapisan permukaan dan pertengahan yang hampir sama (Dishidros, 2010) memungkinkan limbah dari seluruh akivitas penduduk akan terkumpul di kawasan teluk. Teluk Kendari juga merupakan muara dari beberapa sungai besar maupun kecil dimana

sungai induknya yaitu Sungai Wanggu, dan anak- anak sungai seperti Sungai Konda, Sungai Lapulu, Sungai Numanggere, Sungai Lamomea, Sungai Ambololi, Sungai Lambusa, Sungai Amohalo, Sungai Lepo-Lepo, dan Sungai Ea dan hulu sungai berada di kabupaten lain, seperti Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe. (Apriyanto, 2007). Melihat dari letaknya maka teluk secara langsung menjadi tempat penimbunan limbah dari keseluruhan aktivitas penduduk sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem perairan yang diikuti dengan menurunnya produktivitas biota perairan. Nitrat dan fosfat merupakan unsur yang memiliki peran vital bagi pertumbuhan fitoplankton atau alga yang biasa digunakan sebagai indikator kualitas air dan tingkat kesuburan suatu perairan. Ini sependapat dengan Yulisman (2010) yang mengatakan zat hara merupakan zat-zat yang diperlukan dan

mempunyai pengaruh terhadap proses dan

perkembangan hidup organisme seperti

fitoplankton, terutama zat hara nitrat dan fosfat. Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil (Bahri, 2006). Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi amoniak menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang yang mendapatkan energi dari proses kimiawi. Oksidasi amoniak menjadi nitrit ditunjukan dalam persamaan berikut (a). Sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat ditujukan dalam persamaan (b).

2NH3 + 3O2 nitrosomonas 2NO2– + 2H + + 2H2O (a) 2NO2 - + O2 nitrobacter 2NO3 - (b) Masuknya nitrat kedalam badan sungai disebabkan manusia yang membuang kotoran (tinja) dalam air sungai. Penyebab lain yang membuat konsentrasi nitrat menjadi tinggi ialah pembusukan sisa tanaman dan hewan, hasil buangan industri, dan kotoran hewan. Seperti halnya nitrogen, fosfor merupakan unsur penting dalam suatu ekosistem air. Fosfor di alam tidak dijumpai dalam keadaan bebas, akan tetapi berada dalam bentuk terikat dengan unsur lain membentuk senyawa. Di laut fosfor dijumpai dalam keadaan terlarut dan tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air. Fosfor terlarut hampir semuanya ditentukan oleh presentase ion-ion ortofosfat yaitu H2PO4

- , HPO4 2- , dan PO4 3-

. Adapun reaksi reaksi ionisasi asam ortofosfat adalah sebagai berikut :

H3PO4↔ H + + H2PO4 - H2PO4 - H+ + HPO4 2- HPO4 2- H+ + PO4 3-

Menurut Chaniago (1994), sumber utama fosfat terlarut dalam perairan adalah hasil pelapukan, mineral yang mengandung fosfor serta

bahan organik seperti hancuran tumbuh-

tumbuhan. Fosfat yang terdapat dalam air laut berasal dari hasil dekomposisi organisme, run-off

dari daratan (erosi tanah).

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi nitrat dan fosfat yang terdistribusi pada perairan Teluk Kendari.

METODE PENELITIAN

Pengambilan sampel dilaksanakan di perairan Teluk Kendari pada bulan Agustus 2013. Pengambilan sampel dilakukan di empat lokasi sebagai berikut; lokasi I yaitu di perairan sekitar Jembatan Triping (Daerah Aliran Sungai Wanggu), lokasi II yaitu peraian sekitar Pasar Kota, lokasi III yaitu perairan sekitar Teluk Bagian Tengah dan di lokasi IV yaitu perairan sekitar Pulau Bungkutoko. Sampel air laut diambil secara langsung di Perairan Teluk Kendari menggunakan alat water sampling. Tempat pengambilan sampel ditentukan sebanyak 4 tempat dan titik pengambilan ±1 meter dibawah

permukaan. Sampel yang telah diambil

dimasukkan dalam botol. Botol sampel berupa bahan gelas atau plastik yang tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan sampel. Dimasukkan kedalam ice box kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

Analisis selanjutnya adalah sebagai berikut untuk nitrat: 1) Sebanyak 10 mL contoh dimasukkan kedalam labu enlemeyer 50 mL, 2) Tambahkan 10 mL larutan asam sulfat, kemudian di aduk perlahan-lahan dan dibiarkan sampai dingin, 3) Tambahkan 0,50 mL larutan campuran brusin-sulfanilic acid, kemudian diaduk secara perlahan dan dipanaskan di atas penangas air pada suhu tidak melebihi 95ºC selama 20 menit kemudian didinginkan, 4) Lakukan pengukuran dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 400 nm. Sedangkan analisis untuk fosfat adalah sebagai berikut: 1) Sebanyak 10 mL contoh dan dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL, 2) Ditambahkan 1 tetes indikator fenoftalein, jika terbentuk warna merah muda ditambahkan tetes demi tetes H2SO4

5 N sampai warna hilang, 3) Ditambahkan 8 mL reagen campuran (campuran antara Asam Sulfat, Kalium Antimoniltartarat, Ammonium Molibdat, dan Asam Askorbik) dikocok dan dibiarkan selama beberapa menit sampai keruh hilang, 4) Lakukan pengukuran dengan menggunakan

Spektrofotometer UV-VIS pada panjang

gelombang 600 nm. Hal yang sama juga dilakukan untuk larutan blanko. Konsentrasi nitrat dan fosfat dihitung dengan menggunakan kurva standar, satuan konsentrasi dinyatakan dalam mg/L.

HASIL DAN PEMBAHASAN Nitrat

Hasil pengukuran konsentrasi nitrat pada air laut di empat lokasi perairan di Teluk Kendari dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Konsentrasi Nitrat dari Empat Lokasi di Perairan Teluk Kendari

Lokasi perairan Konsentrasi

(mg/L) Sekitar Jembatan

Triping 1.572

Sekitar Pasar kota 1.899

Sekitar Teluk Bagian

Tengah 1.532

Sekitar Pulau

Bungkutoko 1.324

Dari tabel 1, konsentrasi nitrat dari yang tertinggi sampai dengan konsentrasi yang terendah di perairan sekitar Teluk Kendari berturut – turut adalah Pasar Kota, Jembatan Triping (Daerah Aliran Sungai Wanggu), Teluk Bagian Tengah dan Pulau Bungkutoko. Konsentrasi nitrat tertinggi terdapat pada lokasi perairan di sekitar Pasar Kota sebesar 1.899 mg/L, sedangkan konsentrasi nitrat terendah diperoleh pada lokasi pengambilan sampel di perairan sekitar Pulau Bungkutoko sebesar 1.324 mg/L.

Tingginya konsentrasi nitrat di perairan sekitar Pasar Kota di sebabkan karena banyaknya sumber pencemar yang berupa sampah-sampah organik dari kegiatan pemasaran seperti

perdagangan ikan. Adanya pembusukan ikan menyebabkan penguraian bahan organik yang

dilakukan bakteri menghasilkan amoniak.

Amoniak merupakan hasil dari perombakan protein oleh bakteri dan merupakan produk dari hasil metabolisme organisme dan pembusukan oleh bakeri. Amoniak yang dihasilkan ini dengan bantuan bakteri Nitrosomonas akan dioksidasi menjadi senyawa nitrit yang bentuknya tidak stabil di perairan dan bersifat racun bagi organisme perairan. Nitrit yang dihasilkan akan segera lagi dioksidasi dengan bantuan bakteri

Nitrococcus menghasilkan senyawa nitrat yang stabil yang lebih mudah diserap oleh fitoplankton dan tumbuhan air lainnya. Perairan berikutnya yang mempunyai konsentrasi nitrat terbesar kedua adalah perairan di sekitar Jembatan Triping (Daerah Aliran Sungai Wanggu) dengan konsentrasi nitrat sebesar 1.572 mg/L. Sungai Wangggu merupakan sungai induk dari beberapa sungai yang ada di Kota Kendari sehingga semua limbah hasil dari aktivitas masyarakat yang menghasilkan limbah dosmetik akan terkumpul di Sungai Wanggu dan selanjutnya akan menuju ke Teluk Kendari. Sebagai contoh adalah sumber makanan manusia dan hewan umumnya berupa karbohidat, lemak, dan protein.

Penguraian karbohidrat tidak menjadi masalah yang serius bagi ekosistem perairan, karena berbagai jenis bakteri dan jamur dapat mengkomsumsinya. Yang dapat menimbulkan masalah adalah penguraian lemak dan protein yang berupa amoniak yang selanjutnya akan dioksidasi menjadi nitrit dan nitrat dengan bantuan bakteri. Sumber nitrat di perairan laut pada wilayah pesisir adalah sungai. Karena sungai membawa hanyutan sampah maupun sumber nitrat, sehingga sumber nitrat dimuara sungai lebih besar dari sekitarnya. Hal ini sesuai dengan Hutagalung dan Rozak (1997) yang menyatakan bahwa konsentrasi nitrat akan semakin tinggi menuju ke arah pantai dan konsentrasi nitrat tertinggi biasanya ditemukan di perairan muara. Konsentrasi nitrat terendah terdapat di sekitar perairan Teluk Bagian Tengah dan Pulau Bungkutoko (Mulut teluk) yang berturut turut sebesar 1.532 mg/L dan 1.324 mg/L.

Rendahnya konsentrasi nitrat di kedua perairan disebabkan kedua perairan ini letaknya sangat jauh dari sumber pencemar sehingga nitrat yang dihasilkan dari sampah-sampah pembuangan rumah tangga, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dibuang ke perairan akan terdistribusi ke berbagai penjuru lautan. Konsentrasi nitrat di perairan sekitar Teluk Bagian Tengah dan Pulau Bungkutoko dipengaruhi pula oleh kerasnya ombak dan arus lautan lepas sehingga akan terjadi pertukaran air dikarenakan arus lautan yang lebih besar dibanding lokasi lainnya yang jauh dari lautan lepas.

Fosfat

Untuk hasil pengukuran konsentrasi fosfat di empat lokasi perairan Teluk Kendari dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Konsentrasi Fosfat dari Empat Lokasi di Perairan Teluk Kendari

Lokasi perairan Konsentrasi (mg/L)

Sekitar Jembatan

Triping 0.075

Sekitar Pasar kota 0.050

Sekitar Teluk

Bagian Tengah 0.038

Sekitar Pulau

Bungkutoko 0.025

Dari tabel 2, lokasi pengambilan sampel yang memiliki konsentrasi fosfat terkecil sampai dengan konsentrasi terbesar berturut-turut adalah perairan sekitar Pulau Bungkutoko, perairan sekitar Teluk Bagian Tengah, perairan sekitar Pasar Kota dan perairan sekitar Jembatan Triping. Konsentrasi fosfat tertinggi di empat lokasi perairan Teluk Kendari terdapat pada perairan sekitar Jembatan Triping sebesar 0.075 mg/L dan konsentrasi fosfat yang terendah terdapat pada perairan sekitar Pulau Bungkutoko sebesar 0.250 mg/L.

Untuk perairan di sekitar Teluk Kendari yang memliki konsentrasi fosfat tertinggi adalah perairan di sekitar Jembatan Triping (Daerah Aliran Sungai Wanggu) sebesar 0.075 mg/L.

Perbandingan konsentrasi fosfat ini jauh lebih rendah dibandingankan dengan konsentrasi nitrat. Senyawa fosfat sebagian besar mengendap di dasar laut. Fosfat akan naik ke permukaan air laut ketika pada musim hujan yang disertai dengan ombak atau adanya pergerakan dari dasar bumi sehingga senyawa fosfat yang terletak di dasar perairan akan naik ke permukaan. Naiknya fosfat dari dasar perairan ke permukaan disebut dengan

upwelling. Upwelling merupakan proses yang penting untuk mengembalikan zat-zat hara dari lapisan air dekat dasar ke daerah permukaan. Tingginya konsentrasi fosfat di sekitar Jembatan Triping dikarenakan banyak terdapat aktivitas

atau kegiatan masyarakat yang akan

menghasilkan limbah dan semuanya akan terkumpul di Sungai Wanggu yang sebagaimana fungsinya sebagai sungai induk. Salah satu contoh kegiatan masyarakat adalah mencuci pakaian dengan menggunakan detergen yang limbahnya langsung di buang ke badan air. Bahan pembentuk detergen yang umum digunakan adalah polifosfat, misalnya natrium tripolifosfat, Na3P3O10. Namun demikian fosfat tidak

beracun terhadap hewan air dan tidak

mengganggu kesehatan manusia. Sungai wanggu akan membawa hanyutan sampah maupun sumber fosfat dari daratan lainnya, sehingga sumber fosfat di muara sungai lebih besar dari sekitarnya. Selain di sekitar perairan Jembatan Triping, di perairan Pasar Kota juga mengandung konsentrasi fosfat yang cukup tinggi.

Tingginya konsentrasi fosfat disekitar pasar kota disebabkan terdapat kawasan pemukiman penduduk yang hampir padat yang dapat berpotensi menyumbangkan limbahnya yang akan menambah konsentrasi fosfat di perairan tersebut. Disamping itu juga banyaknya sisa-sisa ikan yang langsung dibuang ke perairan dimana senyawa fosfat ini dapat berasal dari feses hewan (aves) dan dapat juga berasal dari jaringan tumbuhan dan hewan yang sudah mati. Untuk konsentrasi fosfat terendah terdapat pada dua perairan yaitu Teluk Bagian Tengah dan perairan Bungkutoko. Rendahnya konsentrasi fosfat di dua perairan ini disebabkan kedua perairan tersebut jaraknya cukup jauh dari pusat-pusat aktivitas masyarakat yang dapat menyumbangkan limbah fosfat. Selain itu kedua perairan tersebut

berinteraksi dengan lautan lepas yang belum tercemar, khususnya untuk perairan Bungkutoko yang memiliki arus yang relatif besar sehingga terjadi pertukaran air akibat arus lautan yang lebih besar dibanding lokasi lainnya yang jauh dari lautan lepas.

Berdasarkan data konsentrasi yang

diperoleh di empat titik lokasi perairan maka dapat dibuatkan tabel konsentrasi rata-rata nitrat dan fosfat pada perairan di Teluk Kendari seperti pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Konsentrasi Rata-Rata Nitrat dan Fosfat Dari Empat Lokasi Pada Perairan Teluk Kendari.

Lokasi Perairan Konsentrasi Nitrat (mg/L) Rata-rata (mg/L) Konsentrasi Fosfat (mg/L) Rata-rata (mg/L) Sekitar Jembatan Triping 1.572 1.582 0.075 0.103

Sekitar Pasar Kota 1.899 0.050

Sekitar Teluk

Bagian Tengah 1.532 0.038

Sekitar Pulau

Bungkutoko 1.324 0.250

Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi fosfat di empat lokasi perairan di Teluk Kendari lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi nitrat, dimana konsentrasi fosfat pada pada perairan Teluk Kendari sebesar 0.103 mg/L. Sedangkan konsentrasi nitrat pada perairan Teluk Kendari sebesar 1.582 mg/L.

Secara keseluruhan dari berbagai titik

pengambilan sampel di perairan Teluk Kendari konsentrasi nitrat dan fosfat di perairan Teluk

Kendari menunjukan kondisi yang sudah

tercemar. Konsentrasi nitrat dan fosfat di perairan Teluk Kendari berturut-turut sebesar 1.582 mg NO3-N/L dan 0.103 mg mg PO3-P/L. Konsentrasi

ini telah melewati standar baku mutu yang diperbolehkan sebagai kriteria tingkat kesuburan lingkungan perairan yang sebaiknya berturut- turut sebesar 0,008 mg NO3-N/L dan 0.015 mg

PO3-P/L.

KESIMPULAN

Distribusi rata-rata kadar nitrat dan fosfat di perairan Teluk Kendari adalah berturut- turut sebesar 1.582 mg NO3-N/L dan 0.103 mg

PO3-P/L. Berdasarkan pada standar baku mutu

perairan, kadar nitrat dan fosfat di perairan sebaiknya 0.008 mg NO3-N/L dan 0.015 mg

PO3-P/L sehingga diketahui bahwa kadar nitrat

dan fosfat di perairan Teluk Kendari telah melampaui ambang batas.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Andi Faizal. 2006. Analisis Kandungan

Nitrat dan Fosfat pada sedimen

mangrove yang termanfaatkan di

Kecamatan Mallusetasi Kabupaten

Barru. Asosiasi Konservator Lingkungan

: Makassar.

Apriyanto, H, 2007. Jurnal Kebijakan

Pengelolaan Teluk Berbasis Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus Teluk Kendari). Vol. 9 No. 3.

Hutagalung, Horas dan Abdul Rozak. 1997.

Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan

Biota. Buku Kedua. Puslitbang

PEMETAAN KOMPETENSI DASAR CAPAIAN SISWA PADA UN MATA