• Tidak ada hasil yang ditemukan

Induksi Confusion Technique

Dalam dokumen The Art of Ericksonian Hypnosis (Halaman 122-126)

11. Apa hasil akhir yang diinginkan pasien?

Cari tahu apa hasil akhir yang diinginkan oleh pasien anda dalam sesi terapi dan bagaimana ia bisa tahu bahwa terapi sudah berjalan dengan hasil akhir sesuai dengan yang diinginkan pasien.

Yang penting anda ingat, setiap simptom selalu mengandung unsur 5W 1H. Selalu ada pertanyaan Apa, Siapa, Di mana, Kenapa, Bagaimana, dan Kapan yang bisa anda gali di seputar simptom itu. Jawaban atas semua pertanyaan itu akan memberi tahu anda bagaimana terapi akan anda jalankan dan apa yang dibutuhkan oleh subjek agar ia bisa menyingkirkan simptomnya.

Anda bisa berlatih mencoret-coret pertanyaan dengan patokan rumus 5W 1H sampai anda akhirnya mendapatkan kefasihan untuk menggali informasi dari pasien yang membutuhkan pertolongan anda.

Bab 18 – Induksi Confusion Technique

Teknik induksi ini, dan Teknik Rehearsal, sudah saya singgung dalam buku

Pola Sugesti dan Strategi Terapi Milton Erickson. Saya sampaikan di sini

secara lebih ringkas dan dengan menambahkan contoh-contoh dan penjelasan tambahan, agar semakin mudah dipahami.

Sesuai namanya, confusion technique bekerja dengan cara membingungkan pikiran sadar dan kemudian melumpuhkannya sampai pada tingkat yang tidak memungkinkan baginya untuk mencampuri proses bawah sadar. Teknik ini cocok anda terapkan, misalnya, kepada subjek-subjek intelek, yang

tertarik pada hipnosis tetapi tidak berminat pada aspek-aspek mistik yang ditampakkan oleh prosedur induksi tradisional.

Selain itu, ia juga akan bekerja baik pada mereka yang secara sadar tidak ingin memasuki trance. Kunci keberhasilannya adalah pada caranya membikin bingung subjek, sehingga ia putus asa dan kesadarannya melumpuh.

Erickson biasa menerapkan teknik ini dalam percakapan ringan dengan melibatkan permainan kata-kata. Sering untuk membuat kebingungan ia memanfaatkan homonim atau homofon, yakni kata-kata yang sama bunyinya tetapi beda arti. Misalnya here dengan hear, right dengan write, bahkan right (kanan) dengan right (benar). Permainan kata semacam ini sayangnya susah dalam bahasa Indonesia. Tetapi anda bisa menggunakan prinsipnya dan menerapkannya dalam konteks bahasa Indonesia. Misalnya dengan memainkan kata benar seperti di bawah ini:

“Kau tahu, Pram, banyak orang takut gagal. Dan, kautahu juga, orang bisa berbuat tidak benar saat ia tidak benar-benar salah dalam membuat pilihan yang benar atau tidak benar....”

Kalimat di atas akan membikin puyeng subjek jika disampaikan secara lisan. Ia alot sekali tetapi menantang pikiran sadar untuk mencernanya.

“Karena orang sering menganggap bahwa kebenaran adalah soal keyakinan. Dan karena pada saat yang sama kau tidak benar-benar yakin pada apa yang kauyakini benar.”

Selain itu, prosedur lain adalah menyodorkan pembahasan istilah atau konsep tertentu kepada subjeknya. Misalnya membahas pikiran sadar dan bawah sadar, tahu dan tidak tahu, kenyataan dan keyakinan, dan sebagainya.

Dengan pola sugestinya, ia akan membikin subjek kebingungan ketika diajak membicarakan itu semua.

“Karena itu apa sebenarnya yang diyakini sebagai kebenaran atau dibenarkan sebagai keyakinan jika kau tidak benar-benar meyakini sebuah kebenaran?

“Dan kau tak tahu apakah semua itu sulit karena kau tidak bisa

membenarkan keyakinan atau meyakini kebenaran... karena kau bahkan tidak tahu mana kebenaran yang benar.

Pada intinya teknik ini tidak lain adalah penyampaian serangkaian sugesti yang saling bertentangan, yang membikin sibuk pikiran sadar sampai ia menjadi kelelahan dan menyerah. Pola-pola sugesti Milton Erickson adalah

perangkat yang sangat memadai untuk menjalankan teknik ini. Anda bisa melakukannya dengan segenap kreativitas anda.

Keempat larik sugesti di atas jika disampaikan secara berurutan akan terdengar sedang menawarkan pembicaraan menarik tentang konsep

kebenaran dan keyakinan. Kata sambung “karena” dan “karena itu”

membuatnya semakin rumit karena seolah-olah ia memberikan alasan, tetapi itu sesungguhnya alasan yang tidak relevan. Itu pola non sequitur, yakni anda menyampaikan hubungan sebab-akibat untuk dua hal yang tidak saling berkaitan.

Dalam soal ujian anak-anak sekolah, non sequitur adalah pilihan ketika “kalimat pertama dan kedua benar, tetapi tidak ada hubungan sebab-akibat.”

Dalam bahasa sehari-hari, non sequitur adalah omongan ngaco. Tetapi dalam

confusion technique anda membuat omongan ngaco yang menarik perhatian,

bukan omongan ngaco asal-asalan yang membuat orang akan meninggalkan anda.

Prosedur ini akan bekerja efektif sebab apa-apa yang keluar dari konteks akan tampak sebagai komunikasi yang masuk akal. Efeknya tentu saja akan membingungkan, mengacaukan, menghambat kesadaran, dan membuat subjek benar-benar mengharapkan, di tengah meningkatnya rasa frustrasi mereka, munculnya komunikasi yang bisa mereka pahami dan bisa mereka respons dengan mudah. Dalam keseharian, hal-hal tidak relevan dan non

sequitur ini sering kita jumpai dalam humor.

Ketika anda menggunakan teknik ini, anda perlu mempertahankan secara konsisten suasana ringan tetapi tetap menunjukkan sikap antusias anda terhadap topik pembicaraan. Itu akan tampak dari cara anda berbicara penuh kesungguhan, serius dalam menyampaikan sesuatu, dan benar-benar

memahami apa yang anda katakan atau anda lakukan.

Jadi, apa resep untuk teknik ini? Buatlah subjek anda tertarik pada

pembicaraan anda, dan terus tertarik, dan ia akan kebingungan dan akhirnya frustrasi.

Kekeliruan yang Disengaja

Saya sering menggunakan kekeliruan yang disengaja ini dalam induksi trance dan hasilnya selalu memuaskan. Dan anda juga akan mendapatkan

misalnya, anda bisa meminta subjek mengangkat tangan kirinya, tetapi tangan anda menyentuh tangan kanan subjek.

Ada beberapa kemungkinan yang berkembang dalam diri subjek. Sebagian subjek menjadi bingung mana yang benar: apakah yang dimaksud adalah tangan kiri atau tangan kanan. Subjek lain memilih sentuhan. Subjek yang lain memilih ucapan verbal dan menganggap saya sedikit selip. Subjek yang lain menganggap ucapan dan sentuhan saya keduanya benar karena ia kidal.

Dan apa pun yang berkembang dalam benak subjek, anda bisa melanjutkan, misalnya dengan pernyataan:

“Sekarang pada saat tangan kanan anda terangkat, tangan kiri anda tetap di atas paha tidak bergerak.”

Pada saat ini subjek menyadari mungkin memang terjadi kesalahan dan anda sedikit selip dalam menyampaikan sugesti. Tetapi ia hanya bisa memaklumi anda. Dan pada saat ia memaklumi, anda meneruskan kesalahan anda lagi:

“Karena itu pada saat anda membiarkan kedua tangan tetap di atas paha, tangan kiri anda akan terangkat naik dan tangan kanan tetap di atas paha.”

Dan anda bisa terus-menerus melakukan kekeliruan yang disengaja ini sampai akhirnya subjek kewalahan dan berharap ada sugesti yang bisa menenteramkannya. Pada saat itulah ia akan merasa lega ketika anda memintanya tidur.

Untuk tujuan tertentu, misalnya membalik pola, saya sering juga

mempertahankan kekeliruan untuk sementara waktu ketika subjek sudah memunculkan fenomena hand-levitation.

Dalam dokumen The Art of Ericksonian Hypnosis (Halaman 122-126)