• Tidak ada hasil yang ditemukan

Trance dan Fenomena Hipnotik

Dalam dokumen The Art of Ericksonian Hypnosis (Halaman 152-157)

Dalam keadaan trance subjek mampu memunculkan fenomena-fenomena hipnotik. Itu karena fungsi kreatif bawah sadar betul-betul bisa bekerja nyaris tanpa hambatan atau campur tangan pikiran sadar.

Apa yang menurut pikiran sadar tidak mungkin dijalankan, menurut bawah sadar mungkin dijalankan. Karena itu beberapa fenomena psikologis,

beberapa fenomena hipnotik, yang musykil dilakukan pada saat orang dalam keadaan sadar bisa dimunculkan ketika orang dalam keadaan trance.

Kemampuan bawah sadar untuk melakukan hal-hal yang tidak terpikirkan secara sadar inilah yang bisa dimanfaatkan untuk terapi. Anda bisa

mengatakan kepada subjek, bisa menyampaikan sugesti kepadanya, bahwa sesungguhnya ia lebih tahu ketimbang yang ia sadari. Sesungguhnya ia lebih mampu melakukan hal-hal yang secara sadar ia pikir ia tidak mampu

melakukannya.

Kemampuan mewujudkan fenomena hipnotik bisa anda gunakan sebagai landasan, atau sebagai bukti yang mendasari sugesti post-hypnotic yang akan anda berikan kepada subjek anda, tergantung kebutuhan subjek dan

tergantung bagaimana tujuan sesi hipnotik itu. Jadi dengan memunculkan fenomena-fenomena hipnotik tertentu, anda mempunya peluang untuk memberi bukti yang menegaskan sugesti post-hypnotic anda.

Apa manfaat memunculkan fenomena hipnotik?

Masih berkaitan dengan penjelasan di atas, ketika kita memunculkan fenomena-fenomena hipnotik, atau ketika kita mensugesti subjek agar memunculkan fenomena-fenomena hipnotik, yang kita lakukan adalah

pernah dipikirkan secara sadar oleh subjek. Jadi fenomena-fenomena hipnotik yang anda sugestikan kepada subjek akan memberi kontribusi penting untuk dijadikan bukti penguat bagi sugesti post-hypnotic yang anda sampaikan kepada subjek.

Atau, yang lainnya, memunculkan fenomena hipnotik akan berguna di antaranya untuk memudahkan kita menemukan akar masalah atau

menemukan solusi atas masalah. Amat berguna untuk menggali sumberdaya yang berasal dari pengalaman eksperiensial subjek, yang bisa dibangkitkan lagi dalam keadaan trance, dan dijadikan sebagai sumberdaya untuk

mengatasi simptom yang diidap oleh subjek.

Fenomena Hipnotik

Berkaitan dengan trance dan fenomena hipnotik yang dimunculkan oleh subjek, beberapa orang menetapkan skala kedalaman trance, mulai dari kondisi sadar, trance ringan (light trance), trance medium, dan trance yang mendalam (deep trance).

Saya tidak akan membahas skala trance di sini. Trance selalu melibatkan aspek-asek individual pada setiap orang, yang itu tidak memungkinkan

terjadinya generalisasi. Secara umum barangkali bisa dibuat skala kedalaman dan fenomena hipnotik yang muncul pada tingkatan trance tertentu. Namun pada orang-orang tertentu fenomena-fenomena hipnotik yang mestinya bisa terjadi di level medium baru bisa terjadi di level deep trance, atau sebaliknya. Atau ada fenomena-fenomena hipnotik yang dianggap baru terjadi pada level

deep trance, bisa dimunculkan oleh subjek tertentu pada level light trance.

Catatan saya, setiap subjek sama uniknya dengan sidik jari yang selalu berbeda pada masing-masing individu.

Saya menganggap lebih penting anda memahami fenomena apa saja yang bisa dimunculkan orang dalam keadaan hipnotik dan bagaimana

memanfaatkan itu. Beberapa fenomena hipnotik saya cantumkan sebagai berikut:

Distorsi waktu

Waktu psikologis bisa diperpanjang bisa diperpendek, tergantung tujuan yang diinginkan dalam sesi hipnosis. Pengalaman keseharian yang bisa digunakan untuk memberi gagasan tentang distorsi waktu adalah mimpi, dan berbagai pengalaman psikologis anda dengan waktu.

Regresi adalah subjek kembali ke masa lalunya, mengalami kembali

dirinya berada di masa lalu. Dan ia betul-betul kembali ke masa lalu dan mengalami masa itu, bukan melulu mengingat kejadian di masa lalu. Jika anda meregresi subjek kembali ke usia lima tahun, misalnya, subjek akan merespons anda dengan respons anak umur lima tahun.

Progresi adalah anda membuat subjek mengalami kejadian

bertahun-tahun dari sekarang. Misalnya, ketika terapinya berhasil. Anda menempatkan subjek pada situasi tertentu di masa mendatang, dan meminta subjek melihat dirinya menghadapi situasi yang biasanya membuat dia memunculkan simptom tertentu.

Revivifikasi

Revivifikasi sering dikacaukan dengan regresi. Revivifikasi adalah ingatan

yang terang benderang tentang kejadian di masa lalu. Dalam keseharian, ia kira-kira setara dengan orang melamun tentang kejadian di masa lalunya.

Katalepsi

Kekakuan otot pada salah satu bagian tubuh atau seluruh tubuh. Katalepsi memungkinkan subjek bisa duduk saja tanpa membuat gerakan selama ia mendengarkan sugesti anda.

Perubahan rasa atau bau

Bau atau rasa bisa diubah ketika orang dalam keadaan trance. Ini

termasuk sering digunakan dalam hipnosis panggung. Ini juga yang lazim digunakan untuk terapi oleh hipnotis yang kurang berpengalaman,

misalnya saat menangani subjek yang ingin berhenti merokok. Ia mengubah rasa pada asap rokok, mengubah sensasi yang muncul di perutnya, dan sebagainya. Seolah-olah perubahan ini bersifat permanen. Ini hanya fenomena trance.

Anda bisa menggunakannya untuk membuat perubahan perilaku yang permanen pada subjek anda, tetapi tidak bisa memanipulasi rasa atau bau secara permanen. Kecuali ada kesadaran lain di dalam benak orang yang membuat fenomena perubahan ini menjadi permanen. Dalam keseharian anda bisa menjumpai orang yang semula menyukai makanan tertentu, tetapi sebuah peristiwa yang mengguncang kesadarannya tiba-tiba membuat ia tidak pernah mau lagi melihat makanan itu, apalagi memakannya.

tertentu ketika melihat orang itu. Selain itu, anda juga bisa mengubah rasa nyeri menjadi rasa gatal di bagian tubuh tertentu.

Amnesia

Amnesia adalah fenomena hipnotik dan juga fenomena sehari-hari yang sering kita alami. Fenomena hipnotik amnesia berguna dalam terapi untuk menyelamatkan sugesti post-hypnotic dari campur tangan kritis pikiran sadar.

Anestesia (Matirasa)

Ini juga fenomena yang lazim anda tonton pada hipnosis panggung. Subjek bisa kehilangan perasaan apa pun pada tangannya atau pada bagian-bagian tubuh yang lain.

Gerakan otomatis

Seluruh gerakan bawah sadar ketika orang dalam keadaan trance adalah gerakan otomatis. Orang tidak menyadari munculnya gerakan tersebut.

Hand-levitation, automatic writing, isyarat-isyarat kepala atau tangan

adalah fenomena-fenomena yang lazim dalam kategori gerakan otomatis ini.

Halusinasi positif

Subjek melihat sebuah benda atau seseorang atau apa pun yang sebenarnya tidak ada di sekitar dia.

Halusinasi negatif

Subjek tidak melihat sesuatu yang ada di sekelilingnya.

Somnambulisme

Ini adalah situasi trance yang sangat dalam. Subjek dari jauh akan tampak seperti orang yang sadar, bisa melakukan apa saja, tetapi jika dilihat dari dekat, ia sebetulnya mengerjakan semua itu dalam keadaan trance. Aldous Huxley adalah penulis ternama yang selalu bekerja dalam keadaan somnambulistik. Ketika duduk di depan mesin tulisanya, ia otomatis memasuki kondisi somnambulistik. Ia menulis dalam keadaan tidak sadar.

Pemanfaatan trance

Seorang ibu mengalami kelumpuhan mendadak karena ternyata ada tumor di ruas tulang belakang yang mengganggu syarafnya. Selain berobat secara

medis, seorang ahli tusuk jarum sempat menanganinya dan mengatakan bahwa ada syaraf yang putus.

Begitulah cerita yang disampaikan oleh si ibu dan dibenarkan oleh suaminya. Ketika saya datang ke rumahnya, ibu itu mengatakan bahwa rasa nyeri di kakinya sungguh tak tertahankan. “Rasanya seperti diiris-iris silet,” katanya.

Dalam keadaan trance saya menyampaikan bahwa ia sebenarnya bisa

mengubah rasa nyeri yang seperti disilet-silet itu menjadi rasa gatal di jempol tangan atau di jempol kaki, terserah ia memilih yang mana.

“Itu akan menjadikan urusan mudah dibereskan,” kata saya. “Dan jika anda memilih rasa gatal di jempol tangan, anda bisa menggaruknya sendiri dengan mudah. Tidak perlu minta tolong kepada suami atau anak-anak. Jika anda lebih suka di jempol kaki, itu juga masalah yang mudah diselesaikan, tinggal digaruk saja, tetapi anda harus meminta tolong suami atau anak-anak karena tidak bisa menggaruknya sendiri.”

Ia memilih gatal di jempol kaki.

“Anda lebih suka suami menggarukkan jempol kaki anda?”

Ia mengangguk.

Dan ketika dibangunkan, ia seketika merasa jempol kakinya gatal dan meminta tolong suaminya, yang saat itu menungguinya, untuk

menggarukkan jempol kakinya.

Tiga hari kemudian saya datang lagi ke rumah ibu tersebut, dan ia kembali mengeluhkan rasa nyeri di kedua batang kakinya. Sama seperti

semula,seperti disilet-silet. Dalam trance yang kedua itu, saya

menyampaikan kepada ibu itu bahwa sekarang ia sudah membuktikan sendiri tidak ada masalah dengan syarafnya. “Tidak ada yang putus,” kata saya. Semuanya normal, karena ia masih bisa membawa pesan dari otak untuk mengubah rasa nyeri menjadi rasa gatal di jempol kaki seperti pada

kesempatan yang lalu. Juga ia bisa menyampaikan perintah dari otak untuk mengembalikan rasa nyeri seperti sediakala. Jika ia putus, ia tidak bisa menyampaikan perintah sama sekali dari otak.

Ringkasnya, saya memanfaatkan fenomena hipnotik tersebut untuk

menyingkirkan keyakinan yang telanjur ditanamkan oleh ahli tusuk jarum yang menyatakan bahwa syarafnya putus.

Dalam dokumen The Art of Ericksonian Hypnosis (Halaman 152-157)