• Tidak ada hasil yang ditemukan

Induksi Trance Melalui Aktivitas yang Disukai

Dalam dokumen The Art of Ericksonian Hypnosis (Halaman 132-137)

Ini teknik induksi yang sangat mudah dilakukan dan biasanya efektif. Anda tahu, secara alami orang akan memasuki trance ketika mengingat aktivitas yang ia sukai, di suatu tempat, di sebuah situasi. Bahkan setiap kegiatan, apa pun jenisnya, secara alami akan mendorong ke arah trance. Menari, bermain catur, menyanyi, membaca, menonton televisi, berjudi, berolah raga,

berpiknik, dan sebagainya.

Untuk menerapkan teknik ini, hal pertama yang anda lakukan adalah

menggali dari subjek berbagai hobi dan kesenangan yang ia lakukan di waktu senggang. Mungkin ia suka membaca buku, suka menonton film, memainkan alat musik, mendengarkan lagu, menulis, menerbangkan layang-layang, bepergian ke pantai, ke gunung, atau ke tempat-tempat mana pun yang memberinya perasaan senang.

Jika subjek anda belum pernah berurusan dengan hipnosis sebelumnya, anda bisa memberi penjelasan awal kepada subjek bahwa trance adalah fenomena alami, dan dalam keseharian ia sebenarnya sudah sering mengalaminya tanpa ia tahu bahwa itu trance. Penjelasan semacam ini akan memudahkan subjek untuk nantinya memasuki kondisi trance, sebab ia kini memiliki gambaran yang cukup tentang hipnosis.

Anda bisa memulai sesi hipnosis dengan percakapan ringan saja. Dalam hal ini, anda bisa membuat percakapan di seputar hobi subjek anda atau kegiatan di waktu senggang yang paling ia sukai. Kepada subjek yang menyukai pantai, misalnya, saya mengajaknya bercakap-cakap tentang pantai. Saya

“Yah, pantai selalu memberi perasaan tertentu yang menyenangkan, atau memberi ketenteraman. Atau mungkin juga perasaan rileks, merasakan kebebasan laut lepas di depan mata kita.... Ada debur ombak membuai telinga kita, ombak yang membentuk garis lurus dan berkejaran menuju pantai... Dan kautahu, angin pantai selalu memberi perasaan berbeda.... ia bertiup agak kencang, memberi kesejukan pada wajah dan tubuhmu, membawa uap air laut dan bau asin garam.... Ya, begitulah, aroma laut entah kenapa selalu menyenangkan.

“Dan Aku tidak ingat kapan pertama kali ke pantai, tetapi itu di waktu kecil...

“Oke, sekarang kau duduklah yang nyaman, kedua kakimu menapak lantai, kedua tanganmu di atas paha.... (saya memberikan contoh bagaimana ia harus duduk) Kau bisa memilih satu titik untuk

kaupandangi... Itu agar pandanganmu fokus ke satu titik, dan kupingmu tidak bergeser-geser dari tempatnya.... Aku bicara pada kupingmu, jadi kau perlu memastikan bahwa ia tetap pada tempatnya....”

ASL: Sekarang, kapan kau pertama kali ke pantai? Subjek: Mmm... masih SD...

ASL: Mmm... masih ingusan, bukankah begitu? S: (tertawa) Ya, masih ingusan....

ASL: Ya, bocah ingusan yang menyukai pantai.... Apakah bisa dikatakan bahwa ia jatuh cinta pada pantai....

S: Mmmm.... mungkin saja.... mungkin jatuh cinta....

ASL: Mmmm... mungkin saja.... kau tidak tahu pasti apakah kau jatuh cinta pada pantai. Begitu maksudmu?

S: Saya kira... jatuh cinta... ya benar....

ASL: Hmmm, bocah ingusan yang jatuh cinta pada pantai... kedengarannya indah, kan?

S: (matanya menerawang, pupilnya membesar, ekspresi wajahnya tampak datar, dan ia tersenyum)

ASL: Sekarang, kau lihat bocah ingusan itu di pantai.... dengan siapa dia di sana?

S: Teman-teman sekolah.... mereka begitu bebas....berlarian, membuat istana pasir...

ASL: Kau tidak ikut bermain....

S: Takut bajuku kotor.... aku sayang jika bajuku kotor....

ASL: Mmmm... kau jatuh cinta pada pantai dan kau tidak menikmatinya... karena takut bajumu kotor. Begitu?

S: Orang tuaku... ASL: Orang tuamu...?

S: Kami miskin.... baju seragamku harus awet.... aku ingin bermain air seperti mereka, tapi takut air laut membuat pakaianku cepat rusak... ASL: Jadi kau tak pernah berendam di air laut, tak pernah merasakan gulungan ombak kecil menghantam tubuhmu... tak pernah benar-benar menikmati pasir pantai di telapak tanganmu?

S: Mmmm... setelah besar.... setelah punya anak. Bersama anak dan istriku... kami ke pantai dan bermain apa saja dari pagi hingga senja... ASL: Sekarang, kau perhatikan teman-teman SD-mu. Mereka berlarian di tepi pantai, air laut membasahi kaki-kaki kecil mereka, merasakan

hamparan pasir di telapak kaki, merasakan ombak kecil menghantam batang-batang kaki.... Ada kecipak air ketika mereka berlarian.... dan membangun istana pasir. Dan kau ingin seperti mereka... Dan kau baru melakukannya bertahun-tahun kemudian.

Aku tahu kau ingin sekali seperti mereka... tetapi kau bisa

membayangkan melakukan apa pun seperti mereka.... Dan pikiranmu bisa membayangkan apa pun... Bermain air laut di dalam

benak....membangun istana pasir di dalam benak... merasakan angin bertiup sejuk... matahari hangat di kulitmu... dan merasakan butir-butir pasir di telapak kaki dan tanganmu... dalam benak....

Dan itu seperti kau bermimpi pada waktu tidur... Kau bisa memimpikan apa saja di waktu tidur... dan kau bisa bermimpi melakukan hal yang paling kausukai.... kau seperti berendam di air laut, membangun istana pasir, tetapi sebenarnya kau berbarig di tempat tidur....

Kau merasakan kenyamanan itu semua dengan seluruh inderamu.... Dan merasakan ketenteraman dalam pikiranmu.... Dan kau jatuh cinta pada pantai ketika kecil... tanpa berani menikmati perasaan jatuh cintamu.... sebab kau berada di pantai, menyaksikan teman-temanmu bebas bermain apa saja di sana, dan kau sesungguhnya tidak berada di sana...

Pikiranmu melayang ke tempat lain dan itu membuatmu tidak bisa sebebas yang kauinginkan.... Bukankah begitu?

Tetapi akhirnya kau bisa melakukan apa saja di pantai, sebuah tempat yang membuat si bocah ingusan jatuh cinta, dan kau sekarang bisa

merasakan kegembiraan yang dirasakan oleh teman-temanmu waktu itu... dan kau bisa merasakan itu semuanya...

Kau tahu, sangat penting bagimu untuk merasakan kegembiraan untuk melakukan apa saja sebebas-bebasnya sebagaimana yang

kaukehendaki.... Dan sangat penting untuk mewujudkan apa yang kauinginkan.... dan kau sudah tahu bagaimana perasaanmu ketika kau bisa mewujudkan itu... berendam di air laut, merasakan pasir, betul-betul menikmati tiupan angin laut, merasakan pakaianmu basah oleh air laut... kau bisa melihat pakaian itu melekat di kulitmu, merasakannya, dan kau tak lagi takut bajumu rusak oleh air laut...

Itu sebuah keberhasilan yang menyenangkan, bukan? S: (mengangguk)

ASL: Sekarang kau boleh memejamkan matamu, atau tetap melek

meskipun kelopak matamu sudah terasa berat....Kau memiliki pilihanmu sendiri untuk memejamkan mata atau tidak memejamkannya. Yang penting saat ini adalah kau bisa merasakan kembali kegembiraanmu di pantai... Bocah ingusan yang memendam keinginan itu kini sudah tahu persis seperti apa perasaan gembira yang dimiliki oleh

teman-temannya....

Jika waktunya tiba bagimu untuk tidur, sekarang, kau bisa tidur dengan tenteram, sebab bocah ingusan itu kini sudah benar-benar memiliki kegembiraan pantai yang ia inginkan. Maka, jika sekarang kau memutuskan untuk memejamkan matamu, biarkan itu terjadi dengan

sendirinya. Aku sendiri lebih suka kau baru memejamkan mata pada saat sudah benar-benar memasuki trance....

Catatan tentang induksi ini:

Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa setiap aktivitas yang

menyenangkan di waktu senggang bisa digunakan untuk induksi trance. Bahkan setiap kegiatan sehari-hari. Anda bisa menginduksi dengan aktivitas membaca novel yang menarik, menonton televisi, mendengarkan musik, atau apa saja kegiatan favorit subjek anda di waktu senggang. Karena itu penting bagi anda mengetahui hobi dan kesenangan subjek anda.

Hanya, yang perlu anda perhatikan, hindari menggunakan kegiatan-kegiatan yang bisa membahayakan bagi subjek. Menyopir mobil bisa anda gunakan untuk menginduksi trance, tetapi itu sangat membahayakan. Jika anda menggunakannya untuk menginduksi trance, maka sangat mungkin ia akan mengulangi situasi trance-nya ketika sedang mengemudikan mobil. Dan itu sungguh berbahaya.

Dalam dokumen The Art of Ericksonian Hypnosis (Halaman 132-137)