• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

5.1.3 Informan Utama 2 (Pelaku Usaha Kuliner Sate Afrizal Amir)

Nama : Ngadimin

Umur : 39 Tahun

Tempat/Tanggal Lahir : Telko/12 Oktober 1982

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jalan A.H Nasution No.2

Pekerjaan : Pedagang

Informan utama 2 bernama Ngadimin yang berusia 39 tahun, dia salah satu pelaku usaha kuliner yang bertepatan berada di lingkungan Rumah Sakit Mitra Sejati Medan Johor. Beliau merupakan seorang pekerja di salah satu cabang Sate Afrizal Amir dan sudah berdagang sejak tahun 2007. Pada masa sebelum pandemi, beliau berdagang pukul 18.30 WIB – 23.30 WIB, namun dikarenakan pandemi COVID-19 beliau berdagang dari pukul 19.00 WIB – 21.00 WIB.

Selama menjadi pedagang usaha kuliner, segala kebutuhan sandang, pangan, papan dan pendidikan digantungkan dari usaha kuliner sate afrizal amir ini. Saat peneliti ingin meneliti mengenai indikator sosial ekonomi beliau sangat antusias mejawab semua pertanyaan dari peneliti dan dia sangat suka diwawancarai.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan bapak Ngadimin sebagai informan utama sebagai berikut:

1. Interaksi

Peneliti bertanya kepada bapak Ngadimin mengenai hal yang berhubungan tentang interaksi sebelum masa pandemi COVID-19 dan pada masa pandemi

COVID-19 di lingkungan usaha Sate Afrizal Amir, bagaimana interaksi antara pedagang dan pembeli disaat terjadinya transaksi jual beli?

“Interaksi nya ya begitulah dek sewajarnya saja seperti para pedagang dan pembeli, saya juga bingung mengatakannya tapi lebih tepatnya pembeli kalau mau beli ya datang saja langsung ke warung saya dan pada pandemi interaksi yang terjadi ya pasti berbeda dek, karena kan ada korona orang-orang takut untuk berjumpa langsung, dan saya juga takut”

Selanjutnya peneliti menanyakan bagaimana interaksi antara sesama pedagang sebelum masa pandemi COVID-19 dan masa pandemi COVID-19?

“Kalau interaksi kami masih aman saja dek, masih akrab, tidak begitu bersaing, dan kami tetap melakukan tatap muka dan pada masa pandemi sepeerti sekarang ini interaksi yang terjadi seperti biasa dek, tapi kami kurangi untuk sering bertemu mengingat pandemi ini dianjurkan untuk menjaga jarak””

Lalu peneliti bertanya, bagaimana cara pedagang mempromosikan dagangannya kepada khalayak ramai?

“Kalau saya mempromosikan tidak begitu yang bagaimana sekali dek, karena Alhamdulillah sate kami sudah cukup punya nama di kota Medan ini, jadi pembeli tetap sudah tau mengenai Sate Afrizal Amir ini itu sebelum pandemi kalau sekarang sewaktu zaman korona ini kami tetap dengan mempromosikan dagangan kami melalui media sosial misalnya facebook dan whatsapp untuk mengajak kenalan kami agar membeli dagangan kami”

Kemudian peneliti bertanya kepada informan, apakah pihak pedagang melakukan interaksi dengan kurir pemesanan makanan sebagai bentuk perluasan jaringan interaksi?

“Oh kalau itu ada dek, sate afrizal amir bisa dipesan melalui aplikasi Gojek, namun karena pandemi ini tetap saja, mau di gojek ataupun langsung, tingkat pembelian menurun”

Lalu peneliti menanyakan, apakah pembeli sering membeli dagangan dengan datang langsung ke lokasi atau memesannya melalui kurir pemesanan makanan?

“Kalau di Sate Afrizal Amir ini pembeli lebih sering datang langsung ke warung dan makan di sini daripada membeli melalui aplikasi pemesanan makanan dek dan sebenarnya keduanya hampir seimbang, namun karena pandemi ini pembeli lebih sering datang langsung dan tidak makan di tempat”

2. Kesehatan

Peneliti bertanya kepada informan mengenai kesehatan, apakah Anda memerhatikan lingkungan tempat usahanya dari segi kebersihan sehingga dapat dikatakan lingkungan usaha yang sehat?

“Masalah itu sudah pasti dek, karena kebersihan adalah sebagian dari iman, saya selalu menjaga kebersihan warung ini dengan tidak membiarkan sampah bekas tusukan sate dan lain lain berserakan”

Selanjutnya peneliti bertanya, selama masa sebelum pandemi, apakah masalah kesehatan yang Anda alami?

“Kalau masalah kesehatan, saya tidak sering mengalami dek, karena Alhamdulillah diberikan sistem imun yang cukup kuat namun pada masa pandemi ini suatu hari saya pernah demam, jadi saya putuskan untuk tidak jualan dulu, karena buat tet swab saya masih takut positif”

3. Pekerjaan

Peneliti bertanya kepada bapak Ngadimin selaku informan utama, sejak kapan Anda menjadi pedagang usaha kuliner ini?

“Saya berdagang sejak tahun 2007”

Selanjutnya peneliti bertanya, apakah pekerjaan sebagai pedagang usaha kuliner ini adalah pekerjaan tetap Anda?

“Iya dek, pekerjaan tetap saya adalah sebagai pedagang Sate Afrizal Amir ini sejak dahulu, dan akan tetap bekerja sebagai pedagang ini sebagai pekerjaan yang bisa mempertahankan hidup saya”

Kemudian peneliti bertanya, apakah pekerjaan yang Anda geluti sekarang adalah pekerjaan impian Anda sejak dahulu?

“Kalau saya dulu pernah bercita-cita ingin menjadi polisi, namun dikarenakan latar belakang keluarga yang sebagian besar sebagai pengusaha dan kebetulan saya tertarik pada bidang kuliner, maka sayapun berdagang di bidang kuliner seperti sekarang ini”

Lalu peneliti bertanya mengenai bagaimana Anda mengatur strategi agar pekerjaan Anda yang sekarang tetap bertahan?

“Saya mengaturnya dengan begini dek, misal dengan memberi bonus sate kepada para pelanggan jika membeli beberapa porsi, sehingga pelanggan

suka dengan cara pelayanan saya namun masa korona sekarang saya mengaturnya dengan tetap bekerja keras demi terjualnya semua dagangan saya, saya menyiasatinya dengan menjual sate dalam jumlah porsi yang lebih sedikit dari masa sebelum pandemi paling tidak agar modal yang dikeluarkan tidak begitu besar”

Kemudian peneliti bertanya kepada informan, apakah Anda mengalami masalah pekerjaan pada usaha kuliner ini?

“Pasti ada masalahnya, seperti kurang mencapai target setiap harinya atau jikalau saya tutup berhari-hari dikarenakan suatu hal dan pada masa pandemi ini masalah yang saya alami ya turunnya minat pembeli dan sedikit dapat pemasukan”

4. Pendapatan dan Pengeluaran

Peneliti bertanya kepada bapak Ngadimin mengenai pendapatan dan pengeluarannya, apakah Anda mendapatkan bantuan dana modal atau pinjaman dari kelurahan serta dana bantuan sosial COVID-19?

“Kalau masalah itu saya terus terang tidak mendapatkannya, dikarenakan juga saya mungkin kurang mencari info mengenai hal itu. Namun hal itu tidak menjadi masalah besar buat saya karena Alhamdulillah untuk modal tidak begitu menjadi masalah yang berarti namun pada masa pandemi sekarang ini saya sangat mengharapkan bantuan sosial COVID-19 yang setidaknya bisa membantu perekonomian keluarga saya”

Selanjutnya peneliti bertanya kepada informan, apakah ada pembayaran iuran atau retribusi kepada pihak kelurahan?

“Untuk itu jawabannya tidak ada dek, karena kami juga berdagang di tanah milik kami sendiri dan di bangunan milik kami sendiri, sehingga kelurahan tidak mempermasalahkannya, namun untuk izin sendiri kami sudah izin melalui Kepling”

Kemudian peneliti bertanya, apakah pendapatan perhari cukup untuk modal esok harinya?

“Iya cukup, karena sebelum korona pelanggan kami masih banyak dan banyaknya konsumen yang duduk di warung makan membeli sate kami dengan jumlah porsi yang banyak namun masa sulit sekarang ini pendapatan untuk modal esok harinya dicukup-cukupkanlah dek”

Selanjutnya peneliti bertanya kepada informan, apakah pernah pengeluaran lebih besar daripada pendapatan perhari Anda?

“Kalau hal itu tentu saja pernah, itu sewaktu saya membutuhkan uang lebih untuk biaya sekolah dan biaya cicilan motor saya, jadi hal itu pernah terjadi dimana pengeluaran saya lebih besar dan masa pandemi ini juga pernah disaat penjualan sedikit sekali dan banyak sate yang belum laku”

Lalu peneliti menanyakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apakah Anda melakukan hal lain sebagai upaya untuk menambahkan pendapatan harian Anda?

“Jawabannya tidak, karena pendapatan saya mutlak dari berdagang sate ini saja”