• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

5.1.5 Informan Utama 4 (Pelaku Usaha Kuliner Warung Boboho)

Nama : Anggi

Umur : 51 Tahun

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/2 Mei 1965

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan A.H Nasution (di perkarangan RS Mitra Sejati Medan Johor)

Pekerjaan : Pedagang

Informan utama 4 bernama Anggi yang berusia 51 tahun, dia salah satu pelaku usaha kuliner yang bertepatan berada di dalam perkarangan Rumah Sakit Mitra Sejati Medan Johor. Beliau merupakan seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik Warung Boboho dan sudah berdagang sejak tahun 2004. Pada masa

sebelum pandemi, beliau berdagang pukul 15.00 WIB – 22.00 WIB, namun dikarenakan pandemi COVID-19 beliau berdagang dari pukul 15.00 WIB – 18.00 WIB. Selama menjadi pedagang usaha kuliner, segala kebutuhan sandang, pangan, papan dan pendidikan digantungkan dari usaha kuliner warung boboho dan dari pendapatan suami ibu Anggi. Saat peneliti ingin meneliti mengenai indikator sosial ekonomi beliau sangat antusias mejawab semua pertanyaan dari peneliti.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan ibu Anggi sebagai informan utama sebagai berikut:

1. Interaksi

Peneliti bertanya kepada informan mengenai interaksi yang berlangsung di lingkungan tempat usaha informan, bagaimana interaksi antara pedagang dan pembeli disaat terjadinya transaksi jual beli?

“Interaksi yang terjadi ya layak seperti biasa antara pembeli dan pedagang berinteraksi melalui tatap muka langsung tapi karena COVID-19 seperti sekarang ini interaksi yang terjadi seperti kami jarang bertatap muka langsung, kebanyakan pembeli juga tidak mau makan di tempat dan itu kalau ada yang beli, kalau tidak juga ya tidak ada yang membeli karena orang-orang takut korona dek apalagi warung kami di pekarangan Rumah Sakit Mitra Sejati ini”

Selanjutnya peneliti bertanya kepada informan, bagaimana interaksi antara sesama pedagang sebelum masa pandemi 19 dan masa pandemi COVID-19?

“Ya kami seperti tetangga pada umumnya, saling sapa tanpa adanya persaingan yang berarti dan lebih sering berinteraksi melalui tatap muka langsung antar pedagang namun pada masa pandemi COVID-19 ini interaksi kami ya kami jarang bertemu lagi, palingan ya hanya sapa dari jauh saja, karena pemerintah menghimbau jaga jarak jadi antara kami sesama pedagang kalau interaksi ya pake handphone aja”

Kemudian peneliti bertanya kepada ibu Anggi selaku informan, bagaimana cara pedagang mempromosikan dagangannya kepada khalayak ramai?

“Kami mempromosikan dagangan kami dengan memasang spanduk di depan warung kami, selain itu memberitahu warga sekitar dan pegawai rumah sakit bahwasannya kami membuka warung makan dan minum yang kami namakan Warung Boboho dan pada masa pandemi sekarang kami tetap promosikan ke pelanggan kami dengan mengatakan kalau warung kami bebas korona dan selalu jaga kebersihan, lalu kami juga promosikan dagangan kami di status facebook dan whatsapp yang penting usaha dek”

Lalu peneliti bertanya kepada informan, apakah pihak pedagang melakukan interaksi dengan kurir pemesanan makanan sebagai bentuk perluasan jaringan interaksi?

“Jawabannya adalah tidak dek, karena kami tidak menjual dagangan kami secara online atau bekerja sama dengan kurir pemesanan makanan baik gojek dan sejenisnya dan di masa pandemi COVID-19 sekarang inipun saya tidak ada kerja sama dengan siapapun termasuk gojek atau kurir pemesanan makanan, karena saya juga tidak tahu bagaimana cara

mendaftarkannya dan sistemnya saya tidak tahu, maklumlah dek orang tua”

Kemudian peneliti bertanya kepada informan, apakah pembeli sering membeli dagangan dengan datang langsung ke lokasi atau memesannya melalui kurir pemesanan makanan?

“Pembeli kami yang terdiri dari masyarakat biasa maupun pegawai rumah sakit lebih sering membeli secara langsung dengan dibungkus maupun makan disini namun kalau sekarang musim korona pembeli berkurang dan mereka tidak mau makan di warung saya, jadi jawabannya pembeli lebih sering datang langsung walau sedikit daripada melalui kurir pemesanan makanan karena kami tidak bekerja sama dengan itu”

2. Kesehatan

Peneliti bertanya kepada informan mengenai kesehatan diri dan lingkungan tempat usaha iforman, apakah Anda memerhatikan lingkungan tempat usahanya dari segi kebersihan sehingga dapat dikatakan lingkungan usaha yang sehat?

“Untuk hal itu kami sangat perhatikanlah dek, bagaimanapun sampah-sampah, debu-debu sampai hal yang kecil juga kami sangat perhatikan agar bisa membuat pedagang dan pembeli nyaman ketika berada di warung kami apalagi pada musim pandemi sekarang hal itu sudah pasti, kami selalu memerhatikan kesehatan badan, jiwa dan raga serta kebersihan lingkungan tempat dagangan kami ini agar tetap selalu nyaman”

Selanjutnya peneliti bertanya kepada informan, apakah masalah kesehatan yang Anda alami?

“Masalah kesehatan tidak ada, karena saya juga tidak memiliki penyakit bawaan dek namun pada musim COVID-19 ini saya pernah demam dan lemas sekali tapi saya tidak mau swab karena takut jadi saya istirahat saja di rumah dan meminum obat penurun demam dan minum vitamin gitu”

3. Pekerjaan

Peneliti bertanya kepada informan mengenai pekerjaannya, sejak kapan Anda menjadi pedagang usaha kuliner ini?

“Saya menjadi pedagang kuliner dan membuka warung ini sejak tahun 2004 yang lalu”

Selanjutnya peneliti bertanya, apakah pekerjaan sebagai pedagang usaha kuliner ini adalah pekerjaan tetap Anda?

“Iya, pedagang kuliner inilah pekerjaan tetap saya, dari mulai belanja kebutuhan warung hingga warung tutup itulah menjadi rutinitas harian saya”

Kemudian peneliti bertanya kepada informan, apakah pekerjaan yang Anda geluti sekarang adalah pekerjaan impian Anda sejak dahulu?

“Kalau dibilang impian ya bisa jadi dek, karena kami juga dari kecil sudah diajarkan oleh orangtua kami untuk berdagang, jadi terbentuklah jiwa-jiwa pedagang kami sejak dini”

Lalu peneliti menanyakan hal berupa bagaimana Anda mengatur strategi agar pekerjaan Anda yang sekarang tetap bertahan?

“Strategi yang saya lakukan adalah dengan melakukan perubahan menu sesuai target pasaran, misal dengan menambah porsi nasinya namun mengurangi porsi lauknya tapi dengan harga yang berbeda, atau dengan memberikan promo menarik kepada pelanggan tetap kami yaitu karyawan RS Mitra Sejati Medan Johor ini namun kembali lagi karena sekarang musim korona strategi saya dengan tetap selalu jualan dek, tapi sedikit tidak banyak karena biar gak rugi-rugi sekali”

Selanjutnya peneliti bertanya kepada informan, apakah Anda megalami masalah pekerjaan pada usaha kuliner ini?

“Kalau masalah Alhamdulillah belum ada yang begitu berarti, hanya saja pandai-pandai kita mengatur hal tersebut agar stabil namun karena COVID-19 ada peraturan baru yaitu PPKM membuat masalah seperti turunnya minat pembeli untuk membeli dagangan kami”

4. Pendapatan dan Pengeluaran

Peneliti bertanya kepada informan mengenai pendapatan dan pengelurarannya, apakah Anda mendapatkan bantuan dana modal atau pinjaman dari kelurahan serta dana bantuan sosial COVID--19?

“Untuk bantuan seperti itu tidak ada, namun karena saya keluarga penerima bantuan PKH ya saya dapat bantuan untuk kebutuhan keluarga saya, namun untuk khusus ke warung saya tidak ada tapi karena sekarang korona pendapatan saya menurun otomatis memang saya butuh bantuan sosial itu tapi tidak ada belum dapat dek”

Selanjutnya peneliti bertanya kepada informan, apakah ada pembayaran iuran atau retribusi kepada pihak kelurahan?

“Pembayaran retribusi atau iuran dan sejenisnya tidak ada, hanya saja kami sudah mendapatkan izin membuka usaha dari kepling sendiri”

Kemudian peneliti bertanya, apakah pendapatan perhari cukup untuk modal esok harinya?

“Jawabannya tentu saja masih cukup kok dek, tinggal kita pandai-pandailah mengaturnya sehingga cukup tapi kembali lagi karena sekarang sudah berada pada masa COVID-19 ya dicukup-cukupkanlah dek, seperti yang saya bilang tadi pembeli yang datang untuk membeli berkurang, jadi pendapatan selama pandemi ini menurun kemudian untuk modal esok harinya berapa yang dapat hari ini sajalah”

Lalu peneliti bertanya kepada informan, apakah pernah pengeluaran lebih besar daripada pendapatan perhari Anda?

“Untuk hal itu pernah terjadi namun bukan kebutuhan warung melainkan kebutuhan lain sehingga pengeluaran lebih besar namun pada masa pandemi sekarang ini pernah dan sering malah”

Kemudian peneliti bertanya kepada informan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apakah Anda melakukan hal lain sebagai upaya untuk menambahkan pendapatan harian Anda?

“Saya pribadi tidak melakukan apapun karena sumber pendapatan keluarga dari berdagang ini, ditambah ada sedikit pendapatan dari suami dan masa pandemi COVID-19 ini kami hanya tetap berjualan

namun jumlahnya dibuat sedikit dari biasanya karena kami tahu yang beli juga gak banyak dek, biar gak rugi-rugi kali”