• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informasi Umum Rencana Kegiatan

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG (Halaman 188-195)

RUANG LINGKUP STUDI

4.1. HASIL KONSULTASI PUBLIK

4.1.1. Informasi Umum Rencana Kegiatan

1. Pemrakarsa merencanakan kegiatan reklamasi pantai 3 (tiga) pulau di utara Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Kota Administrasi Jakarta Utara.

2. Pemrakarsa sebenarnya telah memiliki rekomendasi atas dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk proyek reklamasi pantai 1 (satu) pulau dengan nomor rekomendasi AMDAL 025/AMDAL/-1.774.151/2007, namun dengan pengembangan rencana proyek reklamasi menjadi 3 (tiga) pulau, maka diperlukan adanya updating (pembaruan) atas dokumen AMDAL yang telah dikeluarkan rekomendasinya sehingga sesuai dengan rencana kegiatan saat ini.

3. Batas-batas rencana kegiatan reklamasi pantai 3 (tiga) pulau oleh PT. Kapuk Naga Indah adalah sebagai berikut:

a. Utara : Perairan Laut Jawa/Kabupaten Kepulauan Seribu hingga kedalaman -8 meter

b. Timur : Perairan Muara Angke dan Pantai Mutiara

c. Selatan : Hutan Lindung Mangrove Muara Angke dan Kawasan Pantai Indah Kapuk

d. Barat : Perbatasan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten 4.1.2. Saran dan Tanggapan atas Rencana Kegiatan

1. H. Yan Winatasasmita (Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan dan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia – Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar memperhitungkan ulang dampak reklamasi terhadap kenaikan paras air permukaan baik sungai maupun laut dan kehidupan sosial nelayan yang berdomisili di sekitar lokasi kegiatan.

b. Agar melakukan revitalisasi pantai saat ini (existing) terlebih dulu sebelum melaksanakan reklamasi pantai.

c. Agar menjelaskan kontribusi PT. Kapuk Naga Indah (KNI) terhadap kehidupan nelayan yang semakin sulit, karena kepedulian sosial perusahaan (CSR) KNI yang ada saat ini tidak dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat nelayan di sekitar lokasi kegiatan.

d. Agar mempertimbangkan referensi kegiatan reklamasi yang dilaksanakan oleh Singapura sebagai teknik reklamasi yang layak digunakan, karena dampak lingkungan yang timbul oleh reklamasi pantai di Singapura cenderung minimum.

e. Agar menjelaskan rencana pengelolaan terhadap tanaman mangrove yang telah tertanam dengan baik di sekitar lokasi kegiatan.

2. Heru Budi Hartono (Kepala Bagian Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar memastikan terlebih dahulu, rencana kegiatan ini nantinya berlokasi di wilayah hukum mana, apakah Kota Administrasi Jakarta Utara, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu atau Provinsi DKI Jakarta sehingga jelas dan tidak terjadi tumpang tindih kewenangan apabila terjadi sengketa di kemudian hari.

3. Abdullah Wahid (Kantor Otoritas Pelabuhan II Tanjung Priok Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar memperhatikan dan mematuhi peraturan-peraturan yang berkaitan dengan rencana kegiatan sebagai berikut:

1) Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

2) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan 3) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian 4) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan Perairan

5) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim

6) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan

7) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 42 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pelabuhan

8) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi

b. Agar menjelaskan dan memasukkan sumber “quarry” dalam pelingkupan masalah.

c. Agar memperhitungkan lalu lintas tongkang / kapal di Pantai Kapuk.

d. Agar memperhitungkan besaran terjadinya “soil subsidence” – penurunan permukaan tanah di sekitar lokasi kegiatan.

e. Agar memperhitungkan dampak kegiatan terhadap kondisi jalan akses Bandara Soekarno – Hatta (Jalan Tol Sedyatmo).

f. Agar memperhitungkan dampak timbulan lalu lintas di jalan – jalan sekitar lokasi kegiatan akibat pelaksanaan proyek reklamasi dan setelah reklamasi selesai dilaksanakan.

g. Agar memperhatikan keberadaan dan posisi pipa dan kabel dasar laut yang kemungkinan terdapat di sekitar lokasi kegiatan.

h. Agar tidak melaksanakan kegiatan apapun di lokasi kegiatan sebelum memperoleh rekomendasi dari Administrasi Pelabuhan Otoritas Pelabuhan II Tanjung Priok.

i. Apabila penyediaan “quarry” dari laut, maka pembahasan AMDAL seharusnya dilakukan di tingkat Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

4. Ubaidillah (Wahana Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta)

a. Agar menunggu penyelesaian akhir legalitas hukum reklamasi pantai antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, sehingga setiap kegiatan reklamasi memiliki dasar hukum kuat.

b. Agar memperhitungkan dampak yang akan dirasakan masyarakat dan lingkungan hidup di wilayah Provinsi Banten karena memiliki batas rencana kegiatan yang bersinggungan dengan wilayah Provinsi Banten.

c. Agar memperhitungkan kontribusi kegiatan reklamasi terhadap terjadinya “rob”

(pasang air laut) di wilayah lain.

5. Alan (Forum Komunikasi Warga Muara Angke)

a. Menyatakan keberatan dan menolak seluruh rencana kegiatan reklamasi oleh PT.

Kapuk Naga Indah dan perusahaan lain.

6. H. Zailani Nur H.S. (Lembaga Musyawarah Kelurahan Kapuk Muara)

a. Agar melaksanakan revitalisasi kampung – kampung di Kelurahan Kapuk Muara, karena wilayah Kelurahan Kapuk Muara merupakan lingkungan dengan tinggi permukaan tanah terendah di sekitar lokasi kegiatan, sehingga perlu dilakukan perbaikan lingkungan, perumahan, sarana dan prasarana lainnya di wilayah Kapuk Muara sebelum melaksanakan reklamasi pantai.

b. Sebagian masyarakat Kapuk Muara berprofesi sebagai nelayan laut dangkal yang pasti akan kehilangan mata pencahariannya dengan pelaksanaan reklamasi pantai, sehingga perlu dilakukan alih teknologi terhadap masyarakat nelayan ini, sehingga tetap dapat melanjutkan profesinya sebagai nelayan di laut yang lebih dalam.

c. Agar melakukan rekrutmen tenaga kerja yang dibutuhkan proyek reklamasi dari masyarakat Kapuk Muara sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

d. Agar menyediakan ruang dan sarana / prasarana untuk pedagang kecil di sekitar lokasi kegiatan.

e. Agar memberikan jaminan akses masyarakat umum terhadap lokasi reklamasi yang telah terbangun nanti dengan menyediakan pantai terbuka yang dapat dinikmati masyarakat umum tanpa mengeluarkan retribusi apapun.

f. Agar selalu memelihara komunikasi efektif dengan warga masyarakat Kapuk Muara.

g. Agar bersedia membuat perjanjian / kesepakatan dengan tokoh masyarakat Kapuk Muara yang menyatakan bahwa PT. KNI akan mengakomodasi dan menyetujui permintaan-permintaan warga Kapuk Muara, khususnya dalam hal bantuan pembuatan tanggul.

7. M. Safrudin (Ketua Karang Taruna Kelurahan Kamal Muara)

a. Agar lebih meningkatkan program CSR perusahaan dengan menunjuk elemen masyarakat pemuda (Karang Taruna) sebagai pelaksana, bukan hanya melibatkan Karang Taruna saja.

b. Agar memberikan jaminan kepada masyarakat sekitar kegiatan bahwa reklamasi tidak akan menggusur perkampungan warga yang berlokasi di sekitar kegiatan.

8. Riana Faiza (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta)

a. Agar merubah pendekatan yang dicantumkan yaitu ICM (Integrated Coastal Management) dengan IRCOM (Integrated River Basin and Coastal Management) karena pesisir yang terkena dampak kegiatan reklamasi juga merupakan muara dari beberapa sungai yang membelah kota Jakarta.

b. Agar mempertimbangkan pengaruh SLR (Sea Level Rise) dan Land Subsidence serta rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang akan membangun Sea Wall (Tanggul Laut).

c. Agar memperhatikan dan mematuhi Undang – Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir serta memasukkannya sebagai salah satu acuan dasar hukum.

d. Agar melibatkan pihak akademisi yang kompeten dalam melakukan studi tematik pesisir dan kelautan.

9. Irfan Fahrudin Kurniawan (Lembaga Musyawarah Kelurahan Kamal Muara)

a. Agar memisahkan dengan jelas antara revitalisasi lingkungan sekitar kegiatan dengan CSR PT. KNI karena revitalisasi lingkungan sekitar merupakan kewajiban PT. KNI yang harus dilaksanakan sebelum memulai proyek reklamasi pantai sementara CSR dapat dilaksanakan sebelum, ketika dan sesudah proyek reklamasi pantai dilaksanakan PT. KNI.

b. Agar mempertahankan kehidupan komunitas nelayan di wilayah Kamal Muara dan menyediakan sarana / prasarana penunjang kegiatan nelayan.

c. Agar membuat nota kesepahaman bahwa PT. KNI hanya akan memulai proyek reklamasi setelah revitalisasi lingkungan khususnya pembuatan tanggul selesai dilaksanakan.

d. Agar melaksanakan sosialisasi rencana reklamasi pada tingkatan “grass root”

sehingga tidak terjadi kesalahpahaman di tengah warga masyarakat.

e. Agar memperhatikan kemungkinan dampak sosial yang mungkin timbul ketika proses pelaksanaan dan paska reklamasi.

10. Hotman Silaen (Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara) a. Agar menjelaskan sumber air dan sumber energi yang akan digunakan dalam

kegiatan reklamasi pantai, serta menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penyediaan sumber air dan sumber energi tersebut.

11. T. Amry Musada (Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar menyediakan perlindungan tenaga kerja dalam bentuk upah yang memadai dan jaminan tenaga kerja (Jamsostek).

b. Agar mengupayakan penyediaan bahan baku dengan membuat sendiri, karena apabila penyediaan dilakukan dengan melakukan pembelian dikhawatirkan akan meningkatkan harga bahan – bahan konstruksi di sekitar lokasi kegiatan.

12. Fadjar H.D. (Kantor Perencanaan Pembangunan Kota Administrasi Jakarta Utara) a. Agar membuat perbandingan nilai ekonomi kelautan antara kondisi saat ini dengan

kondisi setelah dilaksanakannya reklamasi dalam bentuk kuantitatif (nominal).

13. Sugiyanto (Sudin Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar memperhatikan aspek operasional pelayanan kebersihan dengan menyediakan sarana dan prasarana kebersihan (lokasi pembuangan sampah, baik sementara maupun akhir).

b. Agar memperhatikan sistem pemusnahan / pengelolaan sampah hasil kegiatan warga, taman dan pepohonan.

c. Agar melakukan pembuatan “sewage treatment plant” (STP) bersifat komunal yang memenuhi standar sanitasi.

d. Agar memperhatikan kebersihan selat antara bibir pantai dengan pulau yang memiliki lebar sekitar 200 meter.

14. Acep Juhlan (Satuan Polisi Pamong Praja Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar memperhatikan kelengkapan izin-izin yang berkaitan dengan ketertiban umum seperti Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan yang berhubungan dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007.

b. Agar mencantumkan hasil-hasil penelitian disertai dengan dokumentasi saat penelitian dilangsungkan oleh instansi-instansi terkait.

15. Fini Amrani (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta)

a. Agar menyiapkan ruangan untuk menampung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) karena adanya kegiatan kapal keruk yang memungkinkan terjadinya ceceran bahan bakar minyak (solar), pelumas bekas dan sebagainya.

b. Sampah-sampah yang dihasilkan pada saat pelaksanaan reklamasi harus dikumpulkan di satu tempat, dibuatkan pemilahan sampah organik dan non organik, serta dikondisikan sehingga tidak menjadi sumber penyakit.

16. Nurhasan (Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kota Administrasi Jakarta Utara) a. Agar menyediakan rambu / marka laut di sekitar lokasi kegiatan karena frekuensi

transportasi laut cukup tinggi di daerah ini dan meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan laut.

b. Agar melakukan kajian transportasi darat yang mendalam berkaitan dengan mobilisasi alat berat dan kendaraan pengangkut material di daratan sekitar lokasi kegiatan.

17. Supartono (Kelurahan Kapuk Muara Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar memberikan informasi rencana reklamasi pantai dengan menggunakan pamflet atau media massa kepada masyarakat di Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara sebagai bentuk sosialisasi langsung kepada masyarakat terkena dampak.

18. Erna Yuni K. (Sudin Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar selalu berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup mengenai rencana reklamasi pantai sehingga dapat mengurangi dampak yang akan timbul.

b. Agar mempertimbangkan efek positif dan negatif rencana kegiatan reklamasi pantai ini, sehingga apabila dampak negatifnya melebihi dampak positif, maka sepatutnya tidak perlu memaksakan kehendak untuk meneruskan rencana reklamasi ini.

c. Bentuk kepedulian terhadap masyarakat terkena dampak, sebaiknya tidak hanya bersifat sementara dengan pemberian bantuan keuangan atau sembako, namun lebih bersifat jangka panjang seperti dengan menyediakan lapangan kerja dan melakukan perbaikan lingkungan di sekitar lokasi kegiatan.

19. Sri Wahyuni S. (Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara)

a. Agar melakukan kajian mengenai peningkatan biaya operasional nelayan yang harus ditanggung akibat semakin jauhnya lokasi nelayan untuk mendapatkan ikan.

b. Agar menjelaskan lokasi pendaratan ikan.

c. Agar menjelaskan lokasi penambatan kapal – kapal nelayan.

d. Harus dibuat “green belt” atau hutan mangrove di setiap pulau yang akan dibuat.

e. Agar menjelaskan lokasi pantai publik yang akan disediakan.

f. Agar mengakomodasi perubahan bagan tancap nelayan menjadi bagan apung, sehingga penghasilan nelayan tidak terlalu terganggu.

20. Jaja Suarja (Kepala Sudin Pertanian dan Kehutanan Kota Administrasi Jakarta Utara) a. Agar membuat kajian khusus mengenai sampah perairan baik di sungai, kanal

maupun saluran yang bermuara di sekitar lokasi kegiatan dengan membuat rencana penanganan yang meliputi arahan kebijakan / konsep kebijakan, teknis penanganan sampah di perairan dan pembiayaannya (sumber dana).

21. P.T. Budiono (Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta)

a. Agar menjelaskan tata guna lahan pulau hasil reklamasi nantinya untuk apa, apakah pemukiman menengah ke bawah, pemukiman menengah ke atas, atau resort / wisata, sehingga mempengaruhi kondisi lalu lintas yang akan terjadi.

b. Agar memperhatikan kondisi biota laut yang pasti akan terkena dampak langsung kegiatan reklamasi.

c. Agar pemrakarsa melaksanakan tanggung jawabnya terhadap lingkungan sekitar, sehingga masyarakat sekitar dapat merasakan dampak positif keberadaan pulau baru.

22. Budiyanto (Sudin Pekerjaan Umum – Tata Air Kota Administrasi Jakarta Utara) a. Agar melakukan kajian terhadap timbulnya sedimentasi dan “back water” yang

akan terjadi terhadap Sungai Cisadane dan Sungai Angke yang terkena dampak kegiatan.

b. Agar melakukan normalisasi di Sungai Cisadane dan Sungai Angke terlebih dulu sebelum melaksanakan reklamasi atau melaksanakan pembuatan sistem “polder”

terhadap kedua aliran sungai tersebut.

23. Kuncung Suyanto (Direktorat Polisi Perairan Polisi Daerah Metro Jaya Provinsi DKI Jakarta)

a. Perlu koordinasi mendalam dan intensif dengan pihak dan instansi terkait, khususnya kepolisian mengenai pengamanan kegiatan baik dalam tahapan pra konstruksi, konstruksi maupun paska konstruksi dan operasi.

24. Mujiastuti (Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi DKI Jakarta)

a. AMDAL yang tengah dalam penyusunan belum dapat meyakinkan dari sisi dampak hidrodinamika dan hidrooseanografi. Prinsip “breakwater wall” bukan mengurangi energi gelombang, melainkan hanya mengalihkan. Berbeda halnya dengan reklamasi ramah lingkungan dengan memperbaiki ekosistem terumbu karang, padang lamun dan hutan mangrove dengan fungsi yang sama yaitu pengurangan energi gelombang.

b. Pengalihan energi dikhawatirkan akan mengancam kehidupan pesisir di sekitarnya yaitu berupa abrasi dan tenggelamnya pulau, terjadinya “upwhealing sediment”

yang akan meracuni biota laut, dan menyebabkan perubahan sirkulasi pasang surut air laut yang dibutuhkan oleh kehidupan ekosistem mangrove, serta pada gilirannya akan menurunkan kualitas lingkungan dalam hal sumber daya alam dan kesehatan masyarakat serta menurunkan kondisi ekonomi masyarakat nelayan.

c. Saat ini Pulau Rambut yang lokasinya dekat dengan proyek reklamasi ditunjuk sebagai daerah perlindungan lahan basah tingkat internasional, sehingga kegiatan apapun yang berdampak negatif terhadap pulau tersebut akan menjadi isu yang akan membuat nama Indonesia di mata international menjadi buruk.

d. Singapura bukan contoh reklamasi yang tepat untuk diterapkan di Jakarta Utara karena mereka tidak tergantung pada sumber daya laut pesisir.

25. Satria A.R. (Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kota Administrasi Jakarta Utara) a. Sosialisasi tidak hanya bertujuan meloloskan kewajiban pemrakarsa hanya

dengan alasan terbukanya kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

b. Komponen tata ruang wilayah di sekitar lokasi kegiatan yang terkena dampak penting pada tahap pra-konstruksi dan konstruksi harus dikoordinasikan dengan pihak dan instansi terkait sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG (Halaman 188-195)