• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPONEN BIOLOGI 1. Biota Akuatik (Laut)

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG (Halaman 135-143)

RONA LINGKUNGAN HIDUP

3.5. KOMPONEN BIOLOGI 1. Biota Akuatik (Laut)

1. Fitoplakton

Hasil analisis contoh fitoplankton pada 7 stasiun di Teluk Jakarta tercantum pada Tabel 3.21. Kelompok fitoplankton didomonasi oleh Filum Chysophyta Jumlah spesies fitoplakton yang teridentifikasi ada 31, dengan kisaran antara 15 dan 18 spesies pada masing-masing stasiun. Coscinodiscus asteromphalus dan Coscinodiscus sp merupakan 2 jenis dominan dilihat dari sebaran dan kelimpahannya. Nilai indeks keragamanan cukup tinggi, berkisar antara 2,83 dan 3,97. Indeks ekuitabilitas juga cukup tinggi, berkisar antara 0,72 dan 0,95.

Tabel 3.24. Keragaman dan kelimpahan fitoplankton di wilayah studi

No. Taksa P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

11 Coscinodiscus asteromphalus 495 1980 1980 3960 2475 2970 2475

12 Coscinodiscus sp. 990 990 1485 3465 1485 1980 990

No. Taksa P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

28 Pediastrum sp. 495

29 Scenedesmus dimorphus 495

30 Scenedesmus quadricauda 990 1485

EUGLENOPHYTA

Hasil Kajian Lingkungan Rencana Reklamasi PT. KNI oleh Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Dipenegoro (2010) menunjukkan bahwa jenis-jenis plankton yang menghuni perairan di daerah tapak dampak didominasi oleh kelompok polisaprobik, yaitu: Noctiluca sp, Microcystis sp, Botriococcus sp, Chaetoceros sp, Conyaulax sp, Peridinium sp dan Sphaerotillus sp. Keseluruhannya merupakan jenis plankton beracun (toksik) yang dapat membahayakan kehidupan biota air. Dari berbagai jenis plankton tersebut, jenis Microcystis sp, Botriococcus sp dan Sphaerotillus sp hanya dijumpai di muara sungai serta perairan pinggiran yang bersalinitas rendah. Sedangkan jenis Rhizosolenia sp (b-mesosaprobik) hanya dijumpai pada perairan dengan salinitas tinggi (di atas 10 ppt) dan tidak ditemukan pada perairan bersalinitas rendah (di bawah 10 ppt).

Adapun jenis-jenis plankton pendukung rantai makanan alami biota (terutama kelompok b-mesosaprobik), yang terdiri dari: Rhizosolenia sp, Nitszchia sp, Pleurosigma sp, Cyclotella sp, Ceratium sp dan Prorocentrum sp, meskipun jumlah jenisnya hampir sama dengan kelompok polisaprobik namun kemelimpahannya relatif tidak besar.

Dari analisis trofik-saprobitas dengan cara menghitun Saprobic Index dan Trophic Index sebagaimana terlihat pada Tabel 3.25 dapat diketahui status pencemaran mikrobia di badan air sebagai berikut:

a. perairan dengan status pencemaran berat (polisaprobik) dengan nilai SI (Saprobic Index) ≤0.50 meliputi: semua muara sungai (Cengkareng Drain, Muara Angke dan Muara Kamal) serta perairan di pinggiran (calon pulau 1 dan 2A). Tingkat cemaran mikroba yang tinggi di perairan tersebut dikarenakan besarnya kelimpahan mikroba polisaprobik beracun, antara lain : Noctiluca sp, Microcystis sp, Botriococcus sp, Chaetoceros sp, Conyaulax sp, Peridinium sp.

b. perairan dengan status pencemaran sedang (mesosaprobik) dengan nilai SI (Saprobic Index) >0.50 meliputi perairan di tengah (jarak > 2 km dari garis pantai), terutama calon lokasi pulau 2B ujung barat laut dan 2A ujung utara/barat laut.

Tinggi dan rendahnya saprobitas di perairan ternyata ada hubungannya dengan kandungan bahan organik dalam air (BOD) dan Bakteri, sebagaimana terlihat pada tabel 3.25. Nilai saprobitas yang rendah (<0.50) dengan dominasi mikroba polisaprobik (indikator pencemaran berat) yang tinggi ternyata berada pada perairan dengan kadar bahan organik (BOD) tinggi (>20 mg/l) dan kandungan bakteri tinggi (>10.000 MPN/100

ml). Pada perairan dengan kandungan bahan organik rendah (BOD <20 mg/l) nilai indeks saprobiknya (SI) tinggi (>0.50) dan didominasi oleh mikroba mesosaprobik (indikator pencemaran ringan sampai sedang). Dilihat dari nilai SI dan TI dapat dinyatakan bahwa perairan di daerah tapak dampak kegiatan reklamasi KNI termasuk kategori meso-polisaprobik (derajat pencemaran mikroba tingkat sedang sampai berat) dengan tingkat produkstivitas/kesuburan tipe Meso-Eutrof (Meso-politrofik). Atau dengan kata lain, perairan tersebut berada pada status pencemaran mikroba tingkat berat dan didominasi oleh mikroba yang tidak sepenuhnya bermanfaat bagi kehidupan nekton.

Dengan adanya reklamasi KNI diprakirakan akan menyebabkan peningkatan saprobitas perairan akibat semakin besarnya cemaran bahan organik pada tahap konstruksi dan operasi. Beban cemaran sampah dan bahan organik dari sungai sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta (S. Cengkareng Drain, S. Angke dan lain-lain) cenderung akan memicu perkembangan mikroba polisaprobik dan menurunkan nilai saprobic index dan trophic index (SI dan TI) perairan.

Tingkat keanekaragaman hayati fitoplankton dari hasil survey singkat adalah sebagai berikut Dalam tabel tersebut terlihat nilai dari masing-masing indeks keanekaragaman hayati genera fitoplankton yang terdapat di perairan pada waktu musim penghujan (November 2010). Hal yang mendapat perhatian adalah perairan muara dan perairan sekitar sungai Angke (stasion 14 dan 12) yang menunjukkan perbedaan nilai indeks dari stasion-stasion lainnya. Akan tetapi apabila diadakan analisis lanjut menggunakan Cluster Analysis komunitas fitoplankton berdasarkan similaritas Simpson, dapat diketahui bahwa komunitas fitoplankton mengikuti tipe muara sungai. Perairan bakal kegiatan reklamasi P1 memiliki tipe komunitas fitoplankton yang merupakan gambaran penagruh dari sungai Angke. Perairan bakal kegiatan reklamasi P2B memiliki komunitas fitoplankton yang merupakan gambaran pengaruh dari sungai Kamal dan Dadap, sedangkan komunitas fitoplankton di wilayah bakal kegiatan reklamasi P2A memiliki komunitas antara dari perairan bakal P1 dan P2B. Hasil analisis ini dapat dilihat dalam Gambar III.35.

Tabel 3.25. Nilai keanekaragaman hayati fitoplankton di masing-masing stasion pengamatan di perairan laut dan muara sungai calon lokasi kegiatan reklamasi KNI di teluk Jakarta

Stasion

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Taxa_S 9 9 8 9 8 9 8 9 11 9 8 7 12 14

Individuals 1130 930 620 960 460 500 450 300 820 580 590 420 810 770 Dominance_D 0,1963 0,2015 0,2086 0,1678 0,2013 0,1992 0,2178 0,1756 0,1794 0,2319 0,1543 0,1587 0,1239 0,09799 Shannon_H 1,884 1,794 1,757 1,986 1,774 1,865 1,801 1,969 2,077 1,817 1,97 1,895 2,278 2,462 Simpson_1-D 0,8037 0,7985 0,7914 0,8322 0,7987 0,8008 0,7822 0,8244 0,8206 0,7681 0,8457 0,8413 0,8761 0,902 Evenness_e^H/S 0,7309 0,6681 0,7246 0,8097 0,7368 0,7171 0,7573 0,7962 0,7256 0,6835 0,8962 0,9503 0,8132 0,838 Menhinick 0,2677 0,2951 0,3213 0,2905 0,373 0,4025 0,3771 0,5196 0,3841 0,3737 0,3294 0,3416 0,4216 0,5045 Margalef 1,138 1,17 1,089 1,165 1,142 1,287 1,146 1,403 1,49 1,257 1,097 0,9933 1,643 1,956 Equitability_J 0,8573 0,8165 0,8451 0,9039 0,8531 0,8486 0,8663 0,8963 0,8662 0,8268 0,9473 0,9738 0,9168 0,933 Fisher_alpha 1,335 1,382 1,296 1,374 1,376 1,559 1,382 1,747 1,796 1,512 1,309 1,193 1,997 2,43 Berger-Parker 0,354 0,3226 0,3226 0,3125 0,3261 0,36 0,4 0,3333 0,3659 0,431 0,2542 0,2381 0,2469 0,1558

Gambar III.35.

Hasil Cluster Analysis Komunitas Fitoplankton Di Wilayah Calon Kegiatan Reklamasi KNI Dengan Menggunakan Pengukuran Similaritas Simpson

2. Zooplankton

Hasil analisis contoh zooplankton tercantum pada Tabel 3.26. Komunitas zooplankton didmonasi oleh Crustacea dan Ciliata. Jumlah spesies yang teridentifikasi relatif rendah yaitu 15 dan pada masing stasiun berkisar antara 6 dan 8 taksa. Kelimpahan masing-masing taksa relatif merata dan genus Acartia spp merupakan spesies yang relatif dominan. Kelimpahan erbentos tertinggi terdapat pada stasiun P2 dan terendah pada P6.

Indeks keragaman cukup baik, berkisar antara 2,50 dan 3,08. Demikian juga dengan ekuitabilitasnya cukup tinggi, mendekati 1.

Tabel 3.26. Keragaman dan kelimpahan zooplankton di wilayah studi

No. Taksa P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

3. Bentos

Kondisi komunitas bentos sangat miskin, baik keragaman maupun kelimpahannya (Tabel 3.27). Spesies bentos yang teridentifikasi ada 15, dan di masing-masing stasiun berkisar antara 2 dan 7 spesies. Nematoda merupakan kelompok bentos yang dominan. Nilai indeks keanekaragaman rendah, berkisar antara 0,92 dan 2,42. Tetapi ekuitabilitasnya cukup baik, berkisar antara 0,57 dan 1,00.

Tabel 3.27. Keragaman dan kelimpahan bentos di lokasi penelitian

No. Taksa P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan oleh Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro dan informasi dari nelayan serta Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Administrasi Jakarta Utara, diperoleh data tentang keberadaan nekton (ikan dan biota lainnya) di perairan pesisir Teluk Jakarta sebagaimana terlihat pada Tabel 3.28 berikut.

Tabel 3.28. Jenis-jenis Nekton (Ikan)

No Jenis Nekton/Ikan Keterangan

1 Kepiting (Scylla sp dan Sesarmid)

Habitat di mintakad Litoral (perairan di kawasan Mangrove dan Muara Sungai) 2 Kerang Kepah/Totok (Polymesoda erosa)

3 Mujahir (Tilapia mossambica, Oriochromis mossambicus) 4 Belanak (Mugil sp)

5 Bandeng (Chanos chanos) Habitat Tambak

6 Udang (Penaeus monodon, P. vannamei) Habitat Tambak 7 Kerang Hijau (Mytilus viridis) Menempel di bagan tancap/Sedentary 8 Kerang Darah (Anadara sp)

Kerang Bulu (Verna sp) Habitat dasar sublitoral bersifat sedentary 9 Teri (Stolephorus indicus) Habitat/Fishing Ground, perairan neritik dui

sekitar bagan/rumpon (pelagis kecil) 10 Belanak (Mugil sp, Valamugil sp)

11 Kembung (Rastrelliger sp) CATATAN

Populasi nekton di daerah pinggiran Teluk Jakarta cenderung menurun (berkurang) dan sering terjadi kematian massal nekton (biota air) akibat pencemaran air blooming plankton beracun.

Sumber : Kajian Lingkungan Rencana Reklamasi PT Kapuk Naga Indah (2010)

Data dan informasi nekton perairan pesisir Teluk Jakarta diperoleh dari hasil pengamatan Fahmi, M.Sc peneliti Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI selama tahun 2011 di desa Kali Adem. Contoh ikan yang diamanati berasal dari hasil tangkapan nelayan tradisional di sekitar perairan pantai Teluk Jakarta. Tabel 3.29 mempelihatakan bahwa paling tidak ada 46 spesies ikan bertulang keras (Kelas Teleostei) dan 6 spesies ikan bertulang rawan (Kelas Chondroichthyes) terdapat di prairan Teluk Jakarta.

Sebagian besar ikan-ikan tersebut adalah penghuni dasar perairan (demersal). Hampir semua spesies merupakan ikan niaga penting. Famili Sciaenidae mempunyai spesies paling banyak, karena famili ini mengadung banyak spesies yang hidup di perairan muara dan sekitarnya. Jenis yang paling diminati dan rasanya enak apabila diolah menjadi ikan asin adalah ikan Senangin (Eleutheronema tetradactylum). Jenis-jenis lainnya umumnya dnamakan ikan Gulamah yang terdiri dari beberapa marga ( Nibea, Dendrophysa, Otholites, Johnius dan Penhania). Ikan Petek, termasuk Famili Leiognathidae (Leiognathus spp) juga mengandung spesies yang banyak. Ikan biasanya tertangkap dengan alat bagan dan jaring dalam kelompok yang cukup besar.

Kenyataan yang patut dicatat adalah keberadaan ikan Ketang-ketang, Scatophagus argus dan Drepane punctata, yang cukup dominan dalam tangkapan nelayan. Kedua spesies ini memang penghuni perairan dangkal dan sekitar muara sungai dengan perairan keruh. Meningkatnya populasi kedua jenis ikan ini mengundang beberapa pertanyaan menarik: (i) Apakah ada spesies pesaingnya yang hilang dari perairan ini, karena pencemaran yang berat, sehingga memberi kesempatan kedua spesis ini meningkat populasinya; (ii) Melimpangnya ketersediaan makanan yang melimpah akibat eutrofikasi. Kelompok ikan pelagis didominasi oleh Famili Clupeidae, yaitu Lemuru (Sardinella lemuru) dan ikan Lompa (Thryssa baelama). Ikan-ikan niaga lainnya yang

penting adalah Famili Carangidae (Ikan Kuwe), Pamadasydae (Gerot-Gerot), Lutjanidae (Jenaha) dan Lethrinidae (Lencam). Kemudian kelompok ikan bertulang rawan didominaasi oleh Ikan Pari dari Famili Dasyatidae.

Dilihat dari sisi keragaman spesies, perairan Teluk Jakarta masih potensial sebagai sumberdaya perikanan bagi nelayan tradisiona, meskipun demarannyaari tahun ke tahun tingkat pencemarannya terus meningkat. Upaya PT. Kapuk Naga Indah yang telah mulai menghijaukan bibir pantai Teluk Jakarta patut dihargai dan dilanjutkan.

Tabel 3.29. Nekton Pantai Teluk Jakarta (Mauara Angke-Kamal Muara, berdasarkan hasil pengamatan Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI tahun 2011-2012)

No Nama lokal Nama ilmiah Famili Catatan

A Ikan Bertulang keras Kelas: Teleostei

1 Bandeng Chanos chanos Chanidae Merupakan jenis yang dibudidayakan di tambak

3 Bawal hitam Pampus niger Stromateidae Demersal, hidup di perairan pantai dan merupakan jenis komersial penting 3 Bibir tebal Plectorhinchus sp Plectorhinchydae Demersal. Hdup diperairan yang berbatu

atesarau dekat dengan terumbu karang

4 Biji nagka Upeneus

quadrilineatus Mullidae Demersal, dasar perairan berpasir, kadang-kadang tertangkap dalam jumlah besar . 5 Biji nagka Upeneus sundaicus Mullidae Demersal, dasar perairan berpasir,

kadang-kadang tertangkap dalam jumlah besar 6 Gebel Platax orbicularis Platacidae Demersal, hidup di perairan pantai mulai dari

muara sungai, dasar perairan berbatu samapai di sekitar terumbu karang

7 Gebel Platax batavianus Platacidae Demersal, hidup di perairan pantai mulai dari muara sungai, dasar perairan berbatu samapai di sekitar terumbu karang

8 Gerot-gerot Pomadasys

maculatum Pomadasydae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

9 Gerot-gerot Pomadasys hasta Pomadasydae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

10 Gerot-gerot Pomadasys

kaakanmersa Pomadasydae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

11 Gulamah Nibea soldado Sciaenidae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

12 Gulamah Dendrophysa ruselli Sciaenidae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

13 Gulamah Johnius carouna Sciaenidae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

14 Gulamah Johnius carouna Sciaenidae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

15 Gulamah Pennahia anea Sciaenidae Demersal, perairan pantai samapai dengan muara sungai dengan dasar perairan berlumpur. Merupakan kelompok dominan dalam hasil tangkapan

16 Hayam Monacanthus

chinensis Monacanthidae Demersal, dasar perairan berpasir dan bukan merupakan ikan niaga

No Nama lokal Nama ilmiah Famili Catatan

17 Ikan lidah Cynoglossus sp. Cynoglossidae Ikan yang sebagian besar hidupnya berada di dasar perairan

18 Ikan lidah Cynoglossus sp. Cynoglossidae Ikan yang sebagian besar hidupnya berada di dasar perairan

19 Ikan sebelah Psettodes erumei Psettodidae Ikan yang sebagian besar hidupnya berada di dasar perairan

20 Jenaha Lutjanus

monostigma Lutjanidae Salah satu ikan niaga yang penting di peraiaran Laut Jawa

21 Kerapu Epinephelus

quoyanus Serranidae Salah satu spesies kerapu yang menghuni perairan pesisir dan muara sungai 22 Kerapu lumpur Epinephelus tauvina Serranidae Salah satu spesies kerapu yang menghuni

perairan pesisir dan muara sungai yang dapat mencapai ukuran sangat besar.

23 Kerong-kerong Therapon theraps Theraponidae Spesies ikan penguni perairan pantai yang dangkal, berukuran kecil dan menjadi bahan untuk ikan asin

24 Ketang-ketang Scathopagus argus Scathopagidae Spesies penghuni perairan pantai sampai muara sungai. Seringkali terdapat di sekitar dermaga pelabuhan. Hal yang menarik adlah jenis ini meupakan jenis domina dalam hasil tangkapan nelayan

25 Ketang-ketang Drepane punctata Drepanidae Sama dengan S. argus, tetapi menghuni perairan agak ke tengah. Hidup bergerombol,Juga merupakan spesies dominan dalam hasil tangkapan nelayan.

26 Kurisi Nemipterus sp. Nemipteridae Penghuni perairanyang berbatu-batu. Hidup dalam gerombolan

27 Kuwe Caranx sp. Carangidae Bersifat pelagis dan merupakan s pesies bernilai niaga, hidup di perairan pantai.

Seringkali terdapat di sekitar perairan berbatu atau sekitar terumbu karang

28 Kuwe rombeh Alectis sp. Carangidae Ikan niaga penting di wilayah pesisir dan kadang-kadang terdapat dalam gerombolan.

29 Kuwe rombeh Alectis indicus Carangidae Sama dengan spesies di atasnya 30 Lemuru Sardinella lemuru Clupeidae Pelagis, hidup bergerombol dan biasa

dijadikan bahan untuk ikan asin 31 Lencam Lethrinus harak Lethrinidae Demersal, hidup di perairan pantai dengan

dasar perairan yang berbatu atau sekitar terumbu karang.

32 Lompa Thryssa baelama Clupeideae Pelagis, hidup bergerombol di perairan pantai, seringkali dijadikan sebagai iakn asin 33 Lowang Trachinotus blochii Carangidae Pelagis di perairN pantai, seringkali

tertangkapa denagan alat pancil. Ikan niaga yang cukup bernilai ekonomi tinggi>

34 Mayung Arius thalassinus Ariidae Demersal, uara sungai.cenderung hidup di sekitar muara sungai. Kalau diasin diperdagangkan dengan nama jambal roti.

35 Mujahir laut Acanthopagrus

berda Pagridae Demersal, dan jarang tertangkapa oleh nelayan.

36 Pasir-pasir Scolopsis

taeniopterus Scolopsidae Sesuai dengan namanya, ikan ini umumnya hidup di perairan dengan dasar pasir. Bukan merupakan tangkapan yang dominan.

37 Petek Gerres decacanthus Gerridae Demersal, perairan pantai dan hidup bergerombol. Seringkali tertangkap dengan alat bagan dan jaring. Umumnya dijual dalam bentuk ikan asin. Dalam tangkapan biasanya terdiri beberapa spesies

38 Petek Gerres filamentosus Gerridae Demersal, perairan pantai dan hidup bergerombol. Seringkali tertangkap dengan alat bagan dan jaring. Umumnya dijual dalam bentuk ikan asin. Dalam tangkapan biasanya terdiri beberapa spesies

39 Petek Leiognathus

decorus Leiognatgidae Demersal, perairan pantai dan hidup bergerombol. Seringkali tertangkap dengan alat bagan dan jaring. Umumnya dijual dalam bentuk ikan asin. Dalam tangkapan biasanya terdiri beberapa spesies

40 Petek Leiognathus

equulus Leiognatgidae Demersal, perairan pantai dan hidup bergerombol. Seringkali tertangkap dengan alat bagan dan jaring. Umumnya dijual dalam

No Nama lokal Nama ilmiah Famili Catatan

bentuk ikan asin. Dalam tangkapan biasanya terdiri beberapa spesies

41 Petek Leiognathus sp.1 Leiognatgidae Demersal, perairan pantai dan hidup bergerombol. Seringkali tertangkap dengan alat bagan dan jaring. Umumnya dijual dalam bentuk ikan asin. Dalam tangkapan biasanya terdiri beberapa spesies

42 Samgeh Otholites ruber Scaenidae Demersal, hidup di pantai dan muara sungai.

Merupakan hasil tangkapan yang lazim diperoleh nelayan setempat.

43 Sembilang karang Plotossus anguillaris Plotosidae Demersal, tidak lazim tertangkap, umumnya hidup di perairan sekitar terumbu karang

44 Senangin Eleutheronema

tetradactylum Sciaenidae Salah satu spesies ikan niaga yang bernilai ekonomi tinggi. Hidup di sekitar muara sungai dan perairan sekitarnya

45 Tanda-tanda Lutjanus johni Litjanidae Demersal, salah satu ikan niaga penting di wilayah pesisir. Biasanya hidup di perairan yang agak dalam dengan dasar perairan berpasir

46 Wrejung Sillago sihama Sillaginidae Ikan berukuran kecil, demersal. Perairan pantai dengan dasar perairan dominal pasir.

B Ikan Bertulang Rawan Kelas: Chondroichthyes

1 Pari Himantura

pastinacoides Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

2 Pari Kembang Himantura jenkinsii Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

3 Pari Himantura

uarnacoides Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

4 Pari Himantura uarnak Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

5 Pari Himantura walgasia Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

6 Pari Neotrygon kuhlii Dasyatidae Hidup di dasar perairan, tetapi tidaerombolk hidup bergerombol. Makanannya terutama hewan-hewan bentik. Merupakan tangkapan lazin oleh nelayan setempat

3.5.2. Mangrove

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG (Halaman 135-143)