• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi Teori dan Konsep Keperawatan dalam Proses Keperawatan .1 Model Konservasi

PADA PRAKTIK RESIDENSI

2.3 Integrasi Teori dan Konsep Keperawatan dalam Proses Keperawatan .1 Model Konservasi

Model konservasi menurut Levine bertujuan untuk meningkatkan adaptasi individu dan mempertahankan keutuhan dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Model ini membantu perawat untuk berfokus pada pengaruh dan respon konservasi pada tingkat individu. Perawat mencapai tujuan model ini melalui konservasi energi, konservasi integritas struktur, integritas personal dan integritas sosial (Tomey & Alligood, 2010).

2.3.2 Konsep Utama Model Konservasi Levine

Tiga konsep utama dari model konservasi adalah: 1) adaptasi, 2).

wholeness (integritas/keutuhan) dan 3) konservasi.

2.3.2.1 Adaptasi

Adaptasi adalah suatu proses dimana individu mempertahankan integritas dalam realitas lingkungan baik lingkungan internal atau lingkungan eksternal. Setiap individu mempunyai tingkat adaptasi yang unik dan berbeda-beda. Menurut Levine ada tiga karakteristik adaptasi yaitu historisitas (belajar dari masa lalu), spesifik untuk masing-masing dan redundansi (setiap individu memiliki kelebihan). Respon yang unik yang dibentuk untuk melakukan aktivitas menggambarkan historisitas dan spesifik. Redundansi menggambarkan tentang pilihan gagal-aman untuk mencapai adaptasi. Beberapa faktor seperti trauma, usia, penyakit dan kondisi lingkungan mempengaruhi kemampuan individu dalam mempertahankan kehidupan. Anak dengan kanker yang mengalami fatigue, menunjukkan respon yang unik untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dan kegagalan dalam mencapai adaptasi merupakan konsekuensi dari proses fisiologis dan psikologis (Levine, 1991 dalam Tomey & Alligood, 2010).

Levine juga menggambarkan bahwa individu dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal sebagai aspek fisiologis dan patofisologis dari pasien (Tomey & Alligood, 2010). Pada anak dengan kanker yang mengalami fatigue, lingkungan internal yang mempengaruhi adaptasi adalah adanya perubahan pada otak dan tulang belakang (Wang, 2008).

Lingkungan eksternal yang mempengaruhi individu terdiri atas tiga tingkatan yaitu perseptual, operasional dan konseptual. Tingkatan

perseptual mencakup aspek dari kemampuan individu untuk merasakan dan mempersepsikan sesuatu melalui organ sensori. Tingkatan operasional menggambarkan tentang sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisik namun tidak dapat dirasakan secara langsung seperti radiasi, mikroorganisme dan polutan. Tingkatan konseptual merupakan lingkungan yang berhubungan dengan pola kultural, karakteristik spiritual dan yang dikarakteristikkan oleh simbol bahasa, fikiran dan riwayat (Tomey & Alligood, 2010).

Kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan disebut dengan respon organismik. Respon ini terdiri atas empat tingkat yaitu

fight or flight (melawan), respon inflamasi, respon terhadap stres dan

kesadaran perseptual. Pengobatan lebih diarahkan untuk mengatasi respon organismik terhadap penyakit. Menyerang merupakan respon yang paling sederhana, dimana individu akan berusaha untuk lebih waspada, mencari informasi dan memastikan keamanannya pada saat merasa terancam dengan kondisi-kondisi tertentu seperti hospitalisasi, penyakit dan mengalami pengalaman baru. Kanker dan pengobatan kanker, merupakan suatu kondisi yang menjadi ancaman bagi individu, sehingga individu akan berespon dengan melawan kondisi ini baik dengan ataupun tanpa pengobatan (Tomey & Alligood, 2010). Respon inflamasi tergantung kepada mekanisme perlindungan diri terhadap lingkungan yang mengancam. Respon ini merupakan respon untuk menstimulasi penyembuhan. Individu akan berespon dengan menggunakan simpanan energi yang tersedia untuk menghilangkan atau mencegah zat patogen dan iritan. Akibat penyakit kanker dan pengobatan, terjadi perubahan biokimia dalam tubuh sehingga merangsang tubuh untuk melakukan respon peradangan dan menggunakan cadangan energi yang tersedia yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan. Hal ini sangat terbatas karena tergantung

dengan waktu, sehingga memerlukan pengontrolan lingkungan (Tomey & Alligood, 2010).

Respon terhadap stres, menggambarkan kumpulan respon yang dapat diprediksikan, tidak spesifik yang menyebabkan perubahan organismik. Adanya perubahan jaringan dan respon hormonal terhadap penyakit dapat mengakibatkan perubahan struktur. Kanker dan pengobatan kanker pada anak dapat memicu terjadinya perubahan struktur. Hal ini bersifat ireversibel dan dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk berespon terhadap asuhan keperawatan (Tomey & Alligood, 2010).

Kesadaran perseptual didasarkan pada kesadaran persepsi pasien, yang terjadi pada saat klien berinteraksi dengan lingkungan. Individu menggunakan respon ini untuk mempertahankan keamanan. Pasien anak dan keluarga akan berusaha untuk mempertahankan keamanan pada saat sakit dengan mencari informasi (Tomey & Alligood, 2010).

2.3.2.2 Konservasi

Konservasi merupakan suatu sistem yang komplek untuk dapat terus melakukan fungsi pada saat terjadi beberapa ancaman. Melalui konservasi, individu dapat menghadapi ancaman, beradaptasi secara tepat, dan mempertahankan keunikan. Tujuan dari konservasi adalah sehat dan kekuatan untuk melawan ketidakmampuan. Peranan perawat dalam hal ini adalah mempertahankan integritas dan konservasi untuk mencapai keutuhan (wholeness) individu. Levine menekankan interaksi dan intervensi keperawatan untuk meningkatkan adaptasi dan mempertahankan keutuhan. Interaksi ini berdasarkan pada prinsip konservasi. Fokus konservasi adalah untuk mencapai keseimbangan antara energi yang tersimpan dengan energi yang digunakan. Prinsip konservasi tersebut adalah:

1) Konservasi energi

Individu membutuhkan keseimbangan energi dan menghasilkan energi yang konstan untuk mempertahankan kehidupan. Proses penyembuhan dan penuaan membutuhkan energi. Peran kedua dari energi adalah mempertahankan termodinamik. Konservasi energi dalam praktik keperawatan merupakan prinsip dasar. Anak dengan kanker yang mengalami fatigue akan memperlihatkan peningkatan kebutuhan energi, dan perawat berperan membantu klien dalam mencapai keseimbangan energi (Tomey & Alligood, 2010).

2) Konservasi integritas struktur

Penyembuhan adalah proses untuk memperbaiki struktur dan integritas fungsional melalui konservasi untuk mencapai keutuhan. Perawat berperan dalam meningkatkan jumlah perbaikan jaringan yang mengalami penyakit dengan mengindentifikasi secara cepat perubahan fungsi dan dengan melakukan intervensi keperawatan (Tomey dan Alligood, 2010).

Adanya proliferasi sel kanker pada sistem tubuh dapat menekan pertumbuhan sel normal yang kemudian berkompetisi dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi, sehingga menyebabkan zat-zat pembentukan sel darah berkurang dan terjadi anemia. Berkurangnya zat pembentukan darah yang berfungsi untuk metabolisme sel dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tubuh untuk mempertahankan sejumlah besar energi yang digunakan untuk adaptasi. Ketidakmampuan dalam mempertahankan energi dalam waktu yang lama mengakibatkan kelelahan atau fatigue pada anak (Johnson & Keoght, 2010). Oleh karena itu perawat berperan dalam mencegah dan melakukan penanganan yang tepat terhadap kerusakan yang terjadi akibat kanker dan pengobatan kanker (Tomey & Alligood, 2010).

3) Konservasi integritas personal

Nilai diri dan identitas perasaan merupakan hal yang penting. Individu yang sakit sangat sensitif dan rentan yang diawali dengan krisis privasi dan kecemasan. Perawat dapat menunjukkan penghargaan kepada pasien dengan memanggil nama, menghargai keinginan pasien, menghargai milik pasien, menjaga privasi selama prosedur, memberikan dukungan terhadap pertahanan diri dan mengajarkan pasien. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kekuatan agar klien dapat melanjutkan kembali kehidupan privasinya (Levine, 1990 dalam Tomey & Alligood, 2010).

4) Konservasi integritas sosial

Seseorang akan merasakan hidup menjadi berarti apabila berada pada komunitas sosial, dan kesehatan dapat ditentukan oleh faktor sosial. Perawat profesional berperan dalam menyediakan lingkungan untuk anggota keluarga, mengkaji kebutuhan spiritual, menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi integritas sosial (Levine, 1967dalam Tomey & Alligood, 2010).

2.3.2.3 Wholeness (Holism)

Wholeness berdasarkan deskripsi oleh Erikson yang menyatakan

bahwa Wholeness (keutuhan) menekankan pada suara, organik, progresif, saling menguntungkan antara perbedaan fungsi dan bagian yang ada di dalam tubuh, yang bersifat terbuka dan saling mempengaruhi dengan lingkungan sekitar. Integritas merupakan keutuhan individu yang menekankan terhadap respon dalam integritas, sebagai suatu kesatuan dengan ancaman lingkungan (Levine, 1996 dalam Tomey & Alligood, 2010).

Fatigue yang dialami anak mempengaruhi kemampuan anak untuk

melakukan aktivitas. Keterbatasan dalam melakukan aktivitas menyebabkan anak kehilangan kepercayaan diri melakukan tugas perkembangan sesuai dengan usianya. Namun sebagian besar anak akan menyesuaikan diri dengan masalah kelelahan yang dialami akibat penyakit dan terapi yang diterimanya. Selama beradaptasi dengan kondisi fisiknya, tersebut anak tetap berhubungan dengan teman, keluarga, pemberi perawatan kesehatan dan lingkungan sekitar (Enskan & von Essen, 2008).

2.3.3 Paradigma Keperawatan Anak Menurut Levine

2.3.3.1 Manusia

Menurut Levine, manusia adalah individu yang holistik, yang terus menerus berusaha untuk mempertahankan keutuhan dan integritas. Integritas berarti seseorang mempunyai kebebasan untuk memilih dan bergerak. Individu merupakan satu kesatuan yang unik, utuh, mempunyai perasaan, keyakinan dan berfikir serta sebagai suatu keutuhan sistem.

2.3.3.2 Lingkungan

Lingkungan secara konsep dapat diartikan sebagai kondisi dimana individu berada dan hidup. Individu berpartisipasi aktif dalam lingkungannya. Menurut Levine, lingkungan internal dan eksternal sangat penting untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan adaptasi (Levine, 1973, dalam Tomey & Alligood, 2010).

2.3.3.3 Kesehatan

Kesehatan secara sosial dapat ditentukan oleh kemampuan untuk berfungsi dalam keadaan normal. Selain tidak terdapatnya kondisi

patologis, kesehatan juga merupakan suatu kondisi kembali ke diri sendiri, bebas dan mampu untuk melakukan apa yang diinginkan dalam konteks yang bersumber dari diri sendiri. Kesehatan dipengaruhi oleh sosial. Sebagai individu yang utuh, kesehatan dapat berubah-ubah di sepanjang waktu (Levine, 1996 dalam Tomey & Alligood, 2010). 2.3.3.4 Keperawatan

Keperawatan berdasarkan pada ilmu pengetahuan unik dan pengetahuan spesifik dari disiplin ilmu lain yang dapat mendukung pengetahuan keperawatan. Perawat berpartisipasi aktif dalam setiap lingkungan pasien dan memberikan dukungan pada situasi yang sulit dari penyakit yang diderita pasien. Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan adaptasi dan mempertahankan keutuhan. Perawat dapat membantu pasien beradaptasi dan mendapatkan kesehatan sosial. Pada kondisi dimana pasien tidak dapat beradaptasi, perawat dapat memberikan perawatan dukungan dengan tindakan keperawatan yang terapeutik (Levine, 1966 dalam Tomey & Alligood, 2010).

2.3.4 Proses Keperawatan Menurut Myra E Levine

Levine mengungkapkan bahwa perawat menggunakan keilmuan yang spesifik dan kemampuan kreativitas untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien. Proses keperawatan menggabungkan kemampuan ini, meningkatkan kemampuan perawat untuk berfikir kritis terhadap pasiennya (Alligood & Tomey, 2006). Levine menggambarkan proses keperawatan dengan proses berfikir kritis seperti di bawah ini:

2.3.4.1 Pengkajian

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi prinsip konservasi. Perawat mengkaji respon organismik pasien terhadap

penyakit, membaca catatan medis, mengevaluasi hasil pemeriksaan diagnostik, dan berbicara dengan pasien dan keluarga tentang kebutuhan untuk bantuan. Perawat juga mengkaji perubahan lingkungan internal dan eksternal dari pasien dengan mengacu pada prinsip konservasi. Hal yang dikaji adalah 1) konservasi energi yaitu keseimbangan antara energi yang tersimpan dengan yang digunakan, 2) integritas struktur yaitu pertahanan sistem tubuh, 3) integritas personal yaitu perasaan terhadap nilai dan kepribadian, 4) integritas sosial yaitu kemampuan individu untuk berinteraksi dalam sistem sosial.

2.3.4.2 Diagnosis Keperawatan (Trophicognosis)

Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan data-data provokatif yang ditemukan pada pasien. Data-data provokatif tersebut dianalisis yang menggambarkan tentang keadaan pasien. Perumusan masalah dibuat berdasarkan kebutuhan pasien untuk bantuan. Perumusan masalah ini disebut dengan trophicognosis.

2.3.4.3 Hipotesis

Hipotesis mencakup intervensi keperawatan langsung dengan tujuan untuk mempertahankan keutuhan dan meningkatkan adaptasi. Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan perawat mencari pembenaran terhadap masalah pasien. Kemudian perawat memproses hipotesis dari masalah yang ditemukan dan menyusun strategi penyelesaian masalah berupa rencana keperawatan.

2.3.4.4 Intervensi

Intervensi merupakan proses untuk melakukan atau menguji hipotesis. Perawat menggunakan hipotesis untuk perawatan langsung. Intervensi disusun berdasarkan empat prinsip konservasi yaitu konservasi energi, konservasi integritas struktur, konservasi integritas personal dan

konservasi integritas sosial. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan keutuhan dan meningkatkan adaptasi.

2.3.4.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan observasi terhadap respon organismik pasien terhadap intervensi keperawatan. Hasil dari intervensi keperawatan yang telah dilakukan dievaluasi dengan mengkaji respon organismik yang dapat berupa intervensi mendukung atau tidak mendukung keutuhan dan adaptasi pasien. Konsekuensi dari perawatan perawatan terapeutik meningkatkan kesejahteraan individu, dan konsekuensi dari perawatan suportif memberikan kenyamanan ketika terjadi penurunan akibat penyakit. Apabila, intervensi tidak dapat mendukung tujuan yang telah ditetapkan maka perlu untuk membuat rencana keperawatan baru.

Bagan 2.1 pada hal 62, menunjukkan tentang integrasi teori dan konsep keperawatan dalam proses keperawatan. Kanker pada anak merupakan penyakit proliferatif sel-sel kanker yang menekan pertumbuhan sel normal sehingga mempengaruhi semua aspek dalam kehidupan anak, tidak hanya aspek fisik tetapi juga aspek psikologis. Masalah fisik yang paling sering dikeluhkan anak dengan kanker dan selama menjalani pengobatan adalah

fatigue. Fatigue yang dialami anak mempengaruhi kemampuan anak untuk

melakukan aktivitas. Keterbatasan dalam melakukan aktivitas menyebabkan anak kehilangan kepercayaan diri melakukan tugas perkembangan sesuai dengan usianya yang berdampak terhadap integritas personal dan sosial anak. Model konservasi menurut Levine merupakan salah satu konsep keperawatan yang dapat dintegrasikan untuk mengatasi masalah ini yang bertujuan untuk mecapai keutuhan (wholeness).

Faktor risiko: genetik, paparan prenatal, paparan intranatal dan

paparan post natal

Gen pengaktivasi tumor dan menyebabkan proliferasi sel-sel tumor

Sel tumor menekan pertumbuhan sel

normal

KANKER Tergantung lokasi yang

dikenai Toksisitas organ: mual

muntah, anoreksia, mielosupresi, aistitis

Pengobatan medis : operasi, kemoterapi,

radiasi dll

Perawat berperan dalam mengkaji lingkungan dan

prinsip konservasi: konservasi energi, konservasi integritas struktur, konservasi

integritas personal dan konservasi integitas sosial.

Evaluasi Keperawatan

Bagan 2.1. Integrasi teori dan konsep keperawatan dalam proses keperawatan.

Daftar pustaka: Muscari, 2005; Alligood & Tomey, 2006; Hockenberry, 2009; NCCN, 2011; Tomey & Alligood, 2010; Wang, 2008.

Wholeness

Adaptasi Klien dapat beradaptasi Klien tidak dapat

beradaptasi Pengkajian Trophichognosis FATIGUE Konservasi  Mempertahankan kesimbangan energi.  Mempertahankan integritas struktur.  Mempertahankan integritas personal.  Mempertahankan integritas sosial. Intervensi Wholeness  Kelelahan.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.  Risiko cedera.  Berduka.  Gangguan konsep diri. Respon organismik

klien tidak mengalami cedera akibat penyakit dan pengobatan, rasa

nyaman terpenuhi,.

klien mampu mengantisipasi perasaan berduka dan mengembangkan sikap

yang positif

klien dan keluarga mendapatkan dukungan Klien melaporkan ketersediaan energi untk melakukan aktivitas, kebutuhan nutrisi terpenuhi Kesadaran persepsi: Respon stress: Inflamasi : Melawan: