• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iseng Melukis Botol Jadi Pajangan Jemu dengan keseharian yang itu-itu saja? Ini

ada satu kegiatan pengisi waktu luang yang kreatif dan unik, yakni melukis kaca. Siapa tahu ini bakal menjadi hobi yang mendatangkan

kesenangan sekaligus untung. Ia hanya memerlukan sedikit kelihaian bermain kuas. Tidak lihai pun tak soal. Untuk lebih mengetahui lukisan kaca, berikut ini wawancara dengan Irma Ridwan, salah seorang pehobi lukisan kaca.

Apakah perbedaan melukis kaca

dengan melukis biasa?

Melukis kaca atau sering juga disebut melukis gelas adalah gaya melukis dengan memakai media yang terbuat dari kaca. Media ter-sebut karena terbuat dari kaca maka permukaannya licin. Di sinilah persoalannya karena tidak semua

cat bisa menempel sempurna di media tersebut. Jika terkena air atau termakan usia, warnanya terkelupas atau pudar.

Sejak kapan kegemaran ini dimulai di Nusantara?

Wah, kalau itu sih tak ada data pustaka yang menyebutkan kepas-tiannya. Boleh jadi sudah ada sejak berabad-abad sejak kaca diciptakan manusia. Namun, data artefak yang benar-benar bisa memberi bukti otentik akan kegiatan tersebut belum jelas.

Namun, diduga melukis kaca sebagai sebuah hobi lahir karena keinginan orang untuk meman-faatkan sesuatu menjadi indah dan dekoratif.

Mengapa saat melukis di media kaca harus menggunakan cat khusus? Sumber: www.sinarharapan.com

Karena cat yang dipakai bukan untuk melukis di media kaca, mutu warna dan daya lekatnya tak tahan lama. Kini dengan kemajuan teknologi di pasaran, telah tersedia cat khusus yang cepat kering. Warnanya nyaris tak berubah dan memiliki daya lekat yang hebat sekali. Cat tersebut tahan air dan kalau dikeletek pakai kuku maka kuku kita yang rusak. Banyak pabrik cat moderen memproduksi cat khusus ini, hanya untuk melayani pehobi glass painting. Di Amerika dan sebagian Eropa, juga Jepang, glass painting telah menjadi hobi yang banyak peminatnya. Pabrik-pabrik cat di sana lalu memakai kesempatan ini untuk melebarkan pasar yang spesiik itu.

Bagaimana prospek lukisan kaca ini?

Hobi ini ketika krisis moneter melanda, sempat jadi salah satu primadona handy craft. Pelakunya yang bisa dihitung dengan jari itu, menikmati betul momen tersebut. Namun, hobi ini belum bisa dipakai sebagai penopang hidup. Harga jualnya tinggi karena bahan bakunya cukup mahal. Pasar ada, tapi kecil.

Apakah kegiatan melukis kaca ini bisa juga dilakukan oleh orang lain?

Sebagai sebuah hobi, melukis kaca sebetulnya menyenangkan dan dapat membuat seseorang kreatif. Tiap gelas yang dilukis selalu diusahakan mempunyai motif lain. Teknik yang dipakai umumnya melukis langsung pada bidangnya, tanpa membuat pola dulu. Mereka yang nggak terbiasa melukis di bidang cembung memang agak kaku. Media yang paling disukai orang untuk dijadikan objek lukisan adalah botol bekas minyak wangi. Apalagi jika dari

merek terkenal dan memiliki bentuk yang aneh dan unik. Bekas botol parfum itu setelah dipoles oleh tangan-tangan terampil, tampak lebih cantik dan bernilai. Urutan kedua, toples, botol, vas bunga, dan gelas. Rumah semakin "bernyawa" jika salah sudutnya dihiasi glass painting. Atau sebagai hadiah istimewa untuk teman yang spesial, boleh juga.

Bagaimanakah cara berlatih melukis kaca itu?

Untuk pemula dan anak-anak tersedia di toko khusus, produk yang dapat dilakukan oleh semua orang. Jenis cat dan teknik mengayun kuas tak dibutuhkan di sini. Pemakai tinggal memencet tube

dan mengikuti garis pola. Polanya pun tersedia seribu satu macam. Ada model binatang, aneka flora dan tokoh-tokoh kartun. Teknik ini lebih mudah karena dilakukan pada bidang datar (lembar plastik).

Pola tersebut diletakkan di lembaran plastik. Tube dipencet sampai cat keluar sebagai out liner, mengikuti pola. Bagian dalam diberi cat transparan berwarna. Dalam selembar plastik itu bisa dibuat lebih dari satu pola. Setelah itu, lukisan di atas plastik itu dimasukkan kulkas. Sesudah dingin, cat di plastik tadi jadi mudah lepas dan bisa ditempel ke permukaan gelas, botol, toples, atau benda yang kita sukai.

Teknik ini memiliki bentuk gambar yang baik karena memakai pola. Namun , ia mudah mengelupas jika tercuci. Oleh karena itu, tak dianjurkan untuk mencuci barang yang dilukis dengan cara ini. Jika kotor cukup dibersihkan dengan lap kering. Jika sudah bosan, mudah dihapus.

Sumber: www.sinarharapan.com (dengan penyesuaian)

3. Setelah mendengarkan wawancara tersebut, catatlah pokok-pokok pembicaraannya. Tuliskan pula siapa yang menjadi pewawancara dan narasumbernya.

4. Berdasarkan pokok-pokok wawancara tersebut, buatlah rang-kumannya. Perhatikanlah hal-hal penting yang dikemukakan dalam wawancara.

5. Kemukakanlah kembali isi wawancara tersebut secara lisan di hadapan teman-teman Anda. Kemukakan pula kesan-kesan Anda terhadap wawancara tersebut.

Kegiatan Lanjutan

1. Bergabunglah dengan kelompok Anda. Kemudian, dengar-kanlah kegiatan wawancara yang disiarkan melalui radio atau televisi.

2. Catatlah hal-hal yang disampaikan dalam wawancara tersebut. Anda pun dapat merekamnya supaya dapat didengarkan berulang-ulang.

Info

Bahasa

Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak banyak menggunakan kata bertata bahasa dengan jenis kelamin. Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara spesiik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk lebih menelaah sebuah gender, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-laki" sebagai contohnya.

Ada juga kata yang bergender, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain (pada kasus tersebut, kedua kata itu diserap dari bahasa Sansekerta melalui bahasa Jawa Kuno)

Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakan reduplikasi, tapi hanya jika jumlahnya tidak diimpli-kasikan dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai alih-alih "seribu orang-orang". Reduplikasi juga mempunyai banyak fungsi lain, tidak terbatas pada kata benda.

Bahasa Indonesia menggunvakan "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.

4. Kemukakanlah kembali hasil rangkuman wawancara tersebut oleh salah seorang perwakilan kelompok Anda. 5. Mintalah tanggapan teman-teman kelompok lain terhadap

hasil pekerjaan Anda. Jika memungkinkan, serahkanlah hasilnya untuk ditanggapi guru.

Tanggal siar/penayangan : ... Jam siar/penayangan : ... Nama program acara : ... Nama stasiun tv/radio : ... Nama pewawancara : ... Nama narasumber : ... Tema wawancara : ... Isi wawancara : ... ... ... Rangkuman wawancara : ... ... 3. Catat pula data wawancara, seperti di stasiun mana

disiarkannya, waktu penyiaran, tema, pewawancara, dan narasumbernya. Gunakan format berikut.

Susunan kata dasar adalah Subjek - Predikat - Objek (SPO) walaupun susunan kata lain juga mungkin. Misalnya, kalimat

Adi membeli sepatu merupakan susunan kata dasar berpola SPO; dan Ayah bekerja di luar negeri merupakan susunan kata dasar berpola SPK. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "besok"), atau indikator lain seperti "sudah" atau "belum".

Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.

Sumber: www.wikipedia.org

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mencatat pokok-pokok hasil wawancara dengan topik tertentu. Selain itu, Anda diharapkan membuat rangkuman hasil wawancara dengan kalimat yang efektif. Terakhir, Anda diharapkan dapat menyampaikan rangkuman hasil wawancara.

Mengungkapkan Hasil