• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab XIII Pendidikan dan Kebudayaan

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

3.2. Isu-Isu dalam kemenangan pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho

Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 24 April 2008 ditetapkan pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho sebagai pasangan yang yang memenangkan pada pilgubsu 2008, setelah melakukan rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi dan pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho meraih 1.396.892 atau 28,31% dari total 4.933.987 pemilih dan mengalahkan 4 pasangan lain yaitu Tritamtomo-Benny Pasaribu, Ali Umri-Maratua,Wahab-Raden syafi’i dan RE.Siahaan-Suherdi Pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho sebagai pemenang pada pemilihan Gubernur Sumatera Utara. Kemenangan yang diperoleh pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho tidak terlepas dari isu-isu pasangan H.Syamsul arifin dan Gatot Pujonugroho beserta tim kampanye yang dikembangkan kepada masyarakat. Kampanye politik yang dilakukan pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho tidak sekedar menumbuhkan kesadaran terhadap isu pilgubsu akan tetapi hingga kepada isu perubahan sosial dan gender. Apapun ragam dan tujuannya, upaya perubahan yang dilakukukan kampanye selalu terkait dengan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan prilaku (behavioral), yaitu kegiatan kampaye selalu diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan adalah muncul kesadaraan, perubahan keyakinan atau meningkatkan pengetahuan khlayak terhadap isu tertentu, pada tahap berikutnya diarahkan pada sikap. Sasaranya adalah memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau keberpihakan

khalayak pada isu yang menjadi tema kampanye. Kampanye politik yang dilakukan oleh pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho juga memiliki makna guna melakukan sosialisasi politik kepada masyarakat, sosialisasi politik yang dimaksud sebagi bentuk pemberitahuan hingga membentuk kesadaran bagi masyarakat Sumatera Utara pada moment pemilihan umum Kepala Daerah Sumatera Utara yang digelar pada 16 April 2008

Kampanye Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho selalu tampil dihadapan rakyat Sumut dengan berbagai kelebihannya. Retorikanya yang begitu menarik disertai canda tawa, serta kedermawanannya yang mengesankan menjadikan H.Syamsul Arifin menjadi sosok yang sering dinantikan publik, begitu juga Gatot yang begitu energi, apa yang telah dilakukan tim Syampurno tentu sangat menarik dari sudut politik pencitraan. politik pencitraan yang dilakukan Syampurno hadir secara sistematis. Syamsul lebih sering memilih tampil bersahaja daripada mengikuti aturan protokoler, memiliki talenta untuk bisa dekat dengan rakyat, Sementara itu Gatot, sang pendampingnya terlihat menjalankan program politik pencitraan yang sistematis, usia Gatot dan parasnya yang dapat menarik simpati. Dengan berbagai retorika yang dibangun untuk politik pencitraan pada masa kampanye Pilgubsu 2008, Syampurno telah melewatinya dengan sukses “politik empati” Syampurno terhadap publik tidak bisa terpisahkan sebagai bagian strategi kampanye, yakni dengan mempertontonkan citra positifnya kepada publik.

Dalam safari kampanye H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho kerap mengumandangkan isu rakyat tidak lapar, rakyat tidak bodoh, dan rakyat punya masa depan. Di samping figur Syamsul yang dikenal merakyat dan Gatot yang memiliki jaringan PKS yang massif, isu yang dikumandangkan tersebut ternyata strategis untuk menggaet pemilih. Isu tersebut ringan dan sangat mudah dicerna. Bahwa yang dibutuhkan rakyat adalah kepastian untuk memperoleh pangan secara mudah hingga tidak lapar, dan kepastian memperoleh akses pendidikan hingga tidak bodoh dan dengan dua modal itu memiliki masa depan lebih baik.

Isu-isu positif pada pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot pujonugroho sangat mempengaruhi masyarakat untuk memilih pasangan ini, isu-isu yang mencakup figur dari pasangan cagub dan cawagub sangat dominan dalam mempengaruhi masyarakat. Pasangan yang ‘bersih’ di pentas politik Sumatera Utara, yang sangat populer di kalangan pers dan wong cilik, mudah ditemui dan diwawancarai kapan saja, tidak arogan, melebur serta tidak mudah tersinggung. Sosok yang takut kepada Allah karena pasangan H.Syamsul Arifin dan Agtot Pujonugroho memihak kepada rakyat. Ini terlihat dari visi-misinya dan semua orang mengetahui suara rakyat adalah suara Tuhan. Dan isu-isu yang dimiliki oleh tim kampanye Syampurno tidak hanya isu-isu positif dari aspek figur pasangan ini akan tetapi isu-isu positif dari koalisi partai politik yang solid, militan, dan setia yang dijagokan tiga partai islam dan delapan partai nasionalis yang berkoalisi menjadi kunci sukses pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot pudjonugroho39

39 Wawancara dengan Bapak Rismansyah Siregar di Sekretariat Tim Pemenangan Syampurno, pada tanggal 30 Oktober 2008

Isu-isu positif yang dilakukan tim kampanye Syampurno terhadap pasangan calon, tidak terlepas dari beredarnya isu-isu negatif yang beredar terhadap pasangan calon. Sepanjang perjalanan sosialisasi kampanye pasangan yang lebih akrab disapa Syampurno ini, tidak pernah sunyi dari penzaliman. Namun sebagai sosok yang mengerti kebebasan untuk berpendapat, semua bentuk kemiringan yang ditujukan terhadap dirinya, diterima dengan senyum dan sabar sebagai ciri seorang pemimpin. Isu-isu yang menyatakan bahwa H.Syamsul Arifin memiliki ijazah pendidikan yang tidak jelas. Oleh karenanya tidak layak diikut sertakan sebagai calon Gubernur Sumatera Utara. Suara sumbang yang serak, datang dari balik dinding yang lapuk, muncul dan melihat sesaat diantara dua biji mata yang sedang sakit. Masyarakat di Stabat mengatakan rakyat miskin di Stabat masih banyak yang kekurangan makanan, sementara dirinya menghambur-hamburkan uang. Tidak hanya itu, muncul lagi rangkaian kalimat, sesungguhnya masih banyak kawasan di Stabat ini yang belum tersentuh pembangunan. Demikianlah bahasa yang keluar dengan maksud dan tujuan agar rakyat Sumatera Utara tidak memilih pasangan Syampurno dalam Pilgubsu yang akan datang. Itulah usaha-usaha yang dilakukan sebahagian orang, membentuk opini dengan merusak nama baik dan pribadi H.Syamsul Arifin

Sebagai seorang figur yang kurang lebih 20 tahun semua hujatan yang ditujukan kepada dirinya, dianggap biasa dan sesuatu yang tidak perlu untuk ditanggapi, sebab dianggap beliau seperti membuang energi. Tidak puas menghujat dengan bahasa lisan, kembali kelompok yang tidak bertanggungjawab merobah strategi. Dari bahasa lisan yang tidak pernah mendapat tanggapan,

menjadi bahasa perbuatan yang dilakukan secara terang-terangan, merusak spanduk dan baliho adalah contoh konkrit yang telah diketahui banyak pihak. Lagi-lagi ujian berat ini diterima Syamsul dengan kebesaran jiwa seraya berkata kepada segenap pendukungnya “jangan dibalas, tidak ada gunanya, biarlah baliho yang dirusak asalkan jangan rakyat.”Sungguh tipe seorang pemimpin yang berjiwa besar dan selalu memikirkan rakyatnya. Agaknya sifat inilah yang menimbulkan simpati dari para pendukungnya. Ini adalah sebahagian kecil yang dilakukan kelompok yang tidak bertanggungjawab terhadap dirinya di saat masing-masing kandidat calon disibukkan dengan agenda sosialisasi. Sungguh masih banyak dijumpai orang-orang yang belum mampu berfikir dewasa meski usia telah menjelang senja. Belum bisa membedakan mana pekerjaan yang baik dan mana pula yang buruk. prilaku orang zalim terhadap H.Syamsul Arifin selama masa kampanye tidak jauh beda dengan apa yang di terima pada saat sosialisasi, pada masa kampanye berlangsung H.Syamsul Arifin masih menerima hal yang sama. Bahkan dikembangkan isu bahwa dirinya mengidap penyakit dan tak layak diterima sebagai calon Gubernur.

Dan masih banyak hal-hal negatif bernada sumbang yang ditujukan kepada H.Syamsul Arifin dalam mengaburkan perhatian rakyat agar tidak memilihnya sebagai Gubernur. H.Syamsul menyikapinya Bermodalkan kecintaannya kepada ibunda, pergaulannya dengan banyak ulama dan kedekatannya dengan rakyat, selain meningkatkan kesabaran dan ketabahan tak kalah penting yang ia lakukan adalah memperbanyak doa. Baik yang dilakukan sendiri, doa dari ibunda, doa dari ulama dan dari rakyat pendukungnya. Isu-isu negatif yang harus dikontrol dan

segera diberi stetement oleh tim kampanye untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho tidak seperti pemberitaan yang telah ada, untuk sebisa mungkin tidak berpengaruh terhadap pilihan masyarakat untuk memilih pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho pada pemilihan Gubernur Sumut.40

BAB IV