• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab XIII Pendidikan dan Kebudayaan

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

3.1. Strategi Kampanye Pasangan calon H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho

3.1.3. Koalisi Partai Politik

H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho yang sudah menjadi satu kekuatan untuk memenangkan Pilgubsu pada tanggal 16 April 2008, berbagai persiapan yang telah dibangun atau dibentuk yang menjadi kesepakatan dan tujuan bersama, tidak terlepas dari mesin partai dalam memenangkan pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho. Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara No 8 Tahun 2007 pasal 2 No 1 bahwa peserta dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pasangan calon yang diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai politik.36

Pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho merupakan salah satu peserta pada pemilihan kepala daerah Sumatera Utara periode 2008-2013, karena setiap pasangan calon harus memenuhi 15% kursi di DPRD, maka pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho harus berkoalisi dengan partai-partai politik lainnya. Nama H.Syamsul Arifin diusung pertama sekali dari PBB dalam Oleh karena itu, partai politik atau gabungan partai politik wajib membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi calon perorangan dan selanjutnya memperoses bakal calon dimaksud, melalui mekanisme yang demokratis dan trasparan untuk didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum Daerah menjadi kandidat Gubernur dari fraksi partai politik atau gabungan partai politik yang mengusulkannya. Dapat dilihat bahwa fungsi partai politik tidak dapat dilepaskan oleh calon untuk meraih kursi kepala daerah dan wakil kepala daerah, disamping perananya dalam menyukseskan kemenangan calon tersebut.

penjaringan bakal calon Gubernur kemudian PBB segera melakukan sosialisasi nama H Syamsul Arifin kepada masyarakat Sumut. H.Syamsul Arifin (Bupati Langkat) mendapatkan dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Tapi karena perolehan kursi PPP hanya 12,9%, dan Syamsul Arifin mendapat dukungan dari PKS yang perolehan kursi 9,4 %, belum terpenuhinya 15% kursi DRRD maka parpol itu harus berkoalisi dengan parpol lain untuk memenuhi persyaratan 15%, Syamsul berupaya mengumpulkan parpol yang perolehan kursi DPRD hanya satu kursi antara Partai Patriot Pancasila, PKPB, PKPI, PSI, PNI Marhaenisme, PDK, PPDI dan PPNUI

Koalisi Partai Islam menjagokan H.Syamsul Arifin menjadi Calon Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) sebagai persiapan Pemilihan Kepala daerah Gubsu 2008, Di antaranya PBB (Partai Bulan Bintang), PPP (Partai Persatuan Pembangunan) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Partai Keadilan Sejahtera merupakan pencetus ide awal perlunya partai-partai Islam berkoalisi guna menghadapi Pilgubsu. Pengalaman tiga tahun dipimpin Rudolf Pardede menjadi kenangan pahit yang seharusnya tidak perlu terulang lagi di Sumut. Selama hampir dua tahun PKS terus menerus menjalankan penjaringan dan komunikasi dengan tokoh partai Islam supaya terjaring sepasang Cagubsu dan Cawagubsu yang berasal dari partai Islam. Tidak terkira sudah tenaga dan dana yang terkuras selama proses penjaringan dan komunikasi tersebut. Komunikasi tidak hanya tingkat daerah, bahkan tingkat pusat juga dilaksanakan secara intensif antara pimpinan partai yang tidak saja menyertakan partai Islam. Elite partai nasionalis,

semua elite pusat setuju bahwa Gubernur Sumut akan datang harus berasal dari umat Islam.

Maka disepakatilah, terutama oleh lima partai Islam yang sudah sejak awal komitmen berkoalisi (PPP, PKS, PBB, PBR, dan PAN) untuk menjaring terlebih dahulu secara internal partai siapa Cagub dan Cawagub masing-masing. Setelah itu, barulah mencari kandidat bersama berdasarkan jumlah terbesar dari masing-masing kandidat dari tiap-tiap partai. Dalam perjalanan penjaringan internal partai politik ini menghabiskan energi dan waktu dari seluruh partai, sering konflik internal terjadi hanya karena ada kader partai yang berseberangan pendapat dengan kader lainnya. Terdapatnya konflik-konflik yang terjadi di tubuh partai-partai Islam ini memungkinkan tidak akan terjadi koalisi dari partai-partai Islam. Partai Bintang Reformasi (PBR) dan PAN mengusung Abdul Wahab Dalimunthe, sedangan PPP, PKS, PBB sepakat mengusung H.Syamsul Arifin. Walaupun tidak ada kesepakatan lima partai Islam berkoalisi untuk mengusung pasangan Cagub/Wagubsu, namun PBB, PPP dan PKS tatap pada pilihannya yaitu mengusung H.Syamsul Arifin, karena banyak indikator yang menjadikan PPP, PBR dan PKS memilih H.Syamsul diantaranya menyangkut kriteria pasangan calon yang sederhana, merakyat dan mampu menjadi pemimpin yang dapat mensejahterakan Sumatera Utara lebih maju, sosok pemimpin perekat lintas umat. selain faktor akseptibilitas seperti itu, koalisi 11 partai politik yang mengusung pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho dikarenakan faktor kredibilitas pasangan calon ini sudah dijamin kebaikan perilakunya, pasangan calon menunjukkan komitmen keagamaannya. Kemudian faktor kapabilitas yang

didasari fakta bahwa H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho merupakan satu-satunya pasangan calon yang sudah teruji kepiawaiannya dalam mengayomi masyarakat multi etnik dan banyak agama. Atas dasar itu pula PPP bersama PKS, PBB, dan delapan partai politik yang berkoalisi yaitu Partai Patriot Pancasila, PKPB, PKPI, PSI, PNI Marhaenisme, PDK, PPDI dan PPNUI, berkeinginan untuk mengusung pasangan calon H.Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) dan 11 partai yang berkoalisi ini cukup bersemangat untuk memenangkannya dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu).

Proses munculnya pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho (Saga) dalam Pilgubsu yang akan diadakan pada 16 April Tahun 2008. walaupun tidak adanya kesepakatan pada lima partai Islam ini namun harus di ketahui bahwa Koalisi Partai Islam tetap terwujud, meski PAN dan PBR tidak terlibat lagi. Hal ini seharusnya dapat dipahami betapa perjuangan menyatukan umat Islam begitu melelahkan. Selalu saja ambisi, dan nafsu kekuasaan menjadi sumber kegagalan koalisi diantara elemen umat Islam. munculnya H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho sebagai peserta Pilgubsu, umat Islam menyadari mana pilihan terbaik buat umat dan buat kesejahteraan Sumatera Utara.

Koalisi partai politik dari partai islam dan partai nasionalis yang mendukung H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho memberi jalan kepada masyarakat untuk menyakinkan pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho merupakan pasangan yang layak untuk dijadikan pemimipin Sumut, koalisi partai politik jelas telah menyatukan para komunikator politik dalam satu

kepentingan yang sama yaitu memenangkan pasangan. Perbedaan ideologi yang di tubuh tim kampanye Syampurno tidak menjadi pemisah tim kampanye yang telah ditetapkan untuk bersatu, yang ada hanya kepentingan bersama. Model koalisi partai politik dalam mengusung H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho dalam Pilgubsu 2008 jelas memberikan kesempatan yang lebih luas kepada tim kampanye untuk lebih leluasa menarik ramai calon pemilih dari berbagai segmen yang disatukan dalam satu tempat kampanye. Tim kampanye memiliki kepentingan bersama untuk memenangkan pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho.37

Mesin partai yang menyebabkan kandidat yang sebelumnya tidak dikenal menjadi dikenal, dari yang sebelumnya tidak didukung menjadi didukung oleh pemilih. Sumatera Utara menunjukkan, selain popularitas dan figur pasangan Pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho yang didukung dengan 11 partai yang berkoalisi dan Tim kampanye yang telah ditetapkan dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai desa, tim kampanye berjalan dengan baik, semua divisi-divisi bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Setiap tim kampanye yang paling penting adalah tim kampanye pasangan calon H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho selalu menjaga partai-partainya sesama pengurus, selalu menjaga sikap solid dengan partai-partai lain sehingga pada pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 partai-partai tersebut yang bergabung untuk memenangkan pasangan calon H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho dapat menjadi pemenang.

37 Wawancara dengan Bapak H.Darwin Nasution di Sekretariat Tim Pemenangan Syampurno, pada tanggal 3 November 2008

calon, mesin politik juga aspek penting bagi kemenangan kandidat dalam Pemilihan Kepala Daerah. Pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho di Sumatera Utara selain mempunyai popularitas tinggi tetapi juga terdapat mesin politik yang baik yang terdapat pada tim kampanye Syampurno. Dengan mesin politik yang dipunyai, tim Kampanye Syampurno dapat memobilisasi dukungan pada kandidat dari berbagai daerah pemilihan

Solidaritas yang dimiliki dari tim kampanye tersebut dapat dilihat dari

adanya jaringan dan struktur memudahkan dalam sosialisasi dan pengenalan

kandidat kepada pemilih, Struktur organisasi yang bersifat komando, koordinasi

yang jelas dan terarah. Walaupun terdiri dari 11 partai politik yang berkoalisi namun tim kampanye selalu menjaga komitmen yang telah ditetapkan yaitu yang selalu mengutamakan kepentingan tim kampanye guna mencapai tujuan dan cita-cita yang telah disepakati dan ditetapkan bersama, karena setelah terbentuknya tim kampanye Syampurno tidak adanya peranan partai secara internal. Selain itu juga anggota kader-kader tim kampanye yang merupakan kader-kader yang militan yang menjadikan salah satu faktor dalam terciptanya solidaritas antar partai politik yang tidak mengutamakan kepentingan-kepentingan pribadi akan tetapi bagaimana bekerja dengan baik.