• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jambu Biji (Psidium guajava L.)

GANGGUAN HEMATOLOGI

3. Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Komponen zat besi (Fe) juga membatu proses pembentukan hemoglobin didalam tubuh (Sianturi et all, 2012).

3. Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Gambar 10.3 Jambu Biji (Psidium guajava L.). www.wikipedia.org. [11 April 2016]

Jambu biji memiliki kandungan senyawa kimia seperti tannin yang berguna sebagai pengobatan radang ulserasi jaringan, luka bakar, radang paru-paru dan disentri. Fenol, terpinoids, saponin dan flavonoid juga ditemukan didalam daunnya (Abubakar et all, 2009). Tanaman ini banyak mengandung vitamin dan mineral seperti Vitamin A, Vitamin C, Zat besi, potassium, kalsium, magnesium dll (Okunrobo et all, 2010 dan Sombou et all, 2014).

Isolasi senyawa yang pernah diteliti pada tanaman jambu biji, tidak hanya ditemukan senyawa tannin yang berfungsi sebagai antibakteri, tapi juga flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa flavononol diduga terkadnung dalam tanaman ini yang membantu menetralkan NaNO2 sebagai penyebab anemia (Harianja, 2014). Natrium Nitrit (NaNO2) yang masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi proses pengangkutan oksigen oleh hemoglobin. Nitrit akan merubah besi Fe2+

menjadi Fe3+ sehingga proses pengangkutan oksigen akan terganggu dan bahkan tidak berfungsi lagi. Dengan demikian, hemoglobin tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik (Sombou et all, 2014).

Zat besi dan Vitamin C yang terdapat pada tanaman jambu biji membentuk askorbat besi kompleks yang larut dan mudah diserap oleh organ-organ pada tubuh manusia. Pengubahan zat besi non-heme dalam bentuk senyawa inorganik Ferri ( Fe3+) menjadi Ferro ( Fe2+) akan semakin besar bila pH di dalam lambung semakin asam. Yang dimana vitamin C dapat menambah keasaman sehingga dapat membantu penyerapan zat besi di dalam lambung. Vitamin C ini dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebanyak 30% (Sombou et all, 2014). Kombinasi pil Fe dengan jus buah biji dapat memiliki dampak yang sangat besar terhadap penignkatan hemoglobin pada ibu hamil (Yusnaini et all, 2014).

Gambar 10.3 Jambu Biji (Psidium guajava L.). www.wikipedia.org. [11 April 2016]

Jambu biji memiliki kandungan senyawa kimia seperti tannin yang berguna sebagai pengobatan radang ulserasi jaringan, luka bakar, radang paru-paru dan disentri. Fenol, terpinoids, saponin dan flavonoid juga ditemukan di dalam daunnya (Abubakar et all, 2009). Tanaman ini banyak mengandung vitamin dan mineral seperti Vitamin A, Vitamin C, Zat besi, potassium, kalsium, magnesium dll (Okunrobo et all, 2010 dan Sombou et all, 2014).

Isolasi senyawa yang pernah diteliti pada tanaman jambu biji, tidak hanya ditemukan senyawa tannin yang berfungsi sebagai antibakteri, tapi juga flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa flavononol diduga terkandung dalam tanaman ini yang membantu menetralkan NaNO2 sebagai penyebab anemia (Harianja, 2014). Natrium Nitrit (NaNO2) yang masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi proses pengangkutan oksigen oleh hemoglobin. Nitrit akan merubah besi Fe2+ menjadi Fe3+ sehingga proses pengangkutan oksigen akan terganggu dan bahkan tidak berfungsi lagi. Dengan demikian, hemoglobin tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik (Sombou et all, 2014).



Zat besi dan Vitamin C yang terdapat pada tanaman jambu biji membentuk askorbat besi kompleks yang larut dan mudah diserap oleh organ-organ pada tubuh manusia. Pengubahan zat besi non-heme dalam bentuk senyawa inorganik Ferri ( Fe3+) menjadi Ferro ( Fe2+) akan semakin besar bila pH di dalam lambung semakin asam. Hal ini disebabkan vitamin C dapat menambah keasaman sehingga dapat membantu penyerapan zat besi di dalam lambung. Vitamin C ini dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebanyak 30% (Sombou et all, 2014). Kombinasi pil Fe dengan jus buah biji dapat memiliki dampak yang sangat besar terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu hamil (Yusnaini et all, 2014).

4. Petai (Parkia speciosa Hassk.)

4. Petai (Parkia speciosa Hassk.)

Gambar 10.4 Petai (Parkia speciosa Hassk.) (Kamisah et al, 2013)

Petai memiliki efek sebagai antioksidan, antidiabetes serta antiangiogenik (Karim et all, 2012). Memiliki senyawa alkaloid, terpenoid dan flavonoid pada biji serta di daun positif senyawa terpenoid, fenol dan flavonoid. Petai memiliki kandungan makronutrisi seperti protein, lemak dan karbohidrat. Tidak hanya itu, petai juga kaya akan vitamin C serta mineral seperti zink, zat besi, magnesium dan mangan (Kamisah et all, 2013).

Petai memiliki total fenolik serta kandungan flavonoid yang tinggi (Karim et all, 2012). Hasil identifikasi isolasi menggunakan instrumen spektrofotometri UV- Vis ditemukan adanya senyawa golongan flavon yang tidak mengandung OH bebas pada fraksi etil asetat dan isofalvon dengan OH pada posisi 3,4 dan orto di OH pada cincin fraksi eter (Fauzi, 2011). Senyawa inilah yang bertanggung jawab sebagai antioksidan yang efeknya setara seperti obat-obatan komersial yang beredar dipasaran seperti nistatin dan griseofulvin (Karim et all, 2012).

Mencit yang di induksi NaNO2 mengalami penurunan kadar hemoglobin yang cukup drastis. NaNO2 bekerja mengubah ion Fe2+ menjadi ion Fe3+ sehingga membentuk methaemoglobin yang tidak mampu lagi membawa oksigen kejaringan. Setelah diberi ekstrak petai, kadar hemoglobin mencit yang telah diinduksi sebelumnya mengalami peningkatan, karena merubah Fe3+ menjadi Fe2+ yang membantu pembentukan hemoglobin untuk mengangkut oksigen keseluruh tubuh. petai (Parkia speciosa Hassk) mengandung kadar rata-rata zat besi sebesar 118.091±2.215 ppm (Nursucihta et all, 2014).

Gambar 10.4 Petai (Parkia speciosa Hassk.) (Kamisah et al, 2013) Petai memiliki efek sebagai antioksidan, antidiabetes serta antiangiogenik (Karim et all, 2012). Kandungan yang dimiliki petai antara lain senyawa alkaloid, terpenoid dan flavonoid pada biji serta di daun positif senyawa terpenoid, fenol dan flavonoid. Petai memiliki kandungan makronutrisi seperti protein, lemak dan karbohidrat. Tidak hanya itu, petai juga kaya akan vitamin C serta mineral seperti zink, zat besi, magnesium dan mangan (Kamisah et all, 2013).



Petai memiliki total fenolik serta kandungan flavonoid yang tinggi (Karim et all, 2012). Hasil identifikasi isolasi menggunakan instrumen spektrofotometri UV- Vis ditemukan adanya senyawa golongan flavon yang tidak mengandung OH bebas pada fraksi etil asetat dan isoflavon dengan OH pada posisi 3,4 dan orto di OH pada cincin fraksi eter (Fauzi, 2011). Senyawa inilah yang bertanggung jawab sebagai antioksidan yang efeknya setara seperti obat-obatan komersial yang beredar dipasaran seperti nistatin dan griseofulvin (Karim et all, 2012).

Mencit yang diinduksi NaNO2 mengalami penurunan kadar hemoglobin yang cukup drastis. NaNO2 bekerja mengubah ion Fe2+ menjadi ion Fe3+ sehingga membentuk methaemoglobin yang tidak mampu lagi membawa oksigen ke jaringan. Setelah diberi ekstrak petai, kadar hemoglobin mencit yang telah diinduksi sebelumnya mengalami peningkatan, karena merubah Fe3+ menjadi Fe2+ yang membantu pembentukan hemoglobin untuk mengang-kut oksigen keseluruh tubuh. Petai (Parkia speciosa Hassk) mengandung kadar rata-rata zat besi sebesar 118.091±2.215 ppm (Nursucihta et all, 2014).

5. Kurma (Phoenix dactylifera L.)

5. Kurma (Phoenix dactylifera L.)

Gambar 10.5 Kurma (Phoenix dactylifera L.) (Baliga et al, 2010)

Kurma memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder diantaranya alkaloid, flavonoid, fenol, pitosterol, tanin, asam amino, terpenoid, dan karbohidrat (Al- Dawah & Ibrahim, 2013). Jumlah total fenol didalam buah kurma adalah 275,90 mg/g ekstrak pada ekstrak kering dan 47,40 mg/g ektrak pada ekstrak basah. Aktivitas antioksidan 1,65 mg/g ekstrak pada ekstrak basah dan 1,23 mg/g ekstrak pada ektrak kering (Qusti et all, 2010). Sari kurma juga memiliki estrone, estradiol dan estriol yang memiliki kegiatan sebagai antioksidan (Abbas & Ateya, 2011).

Penelitian mengenai isolasi tanaman kurma menyatakan pernah menemukan tiga belas glikosida flavonoid dari luteolin, quercetin, dan apigenin. Bentuk alkohol dan sulfat dari luteolin dan quercetin yang hadir sebagai mono-, di-, dan triglycosylated konjugat sedangkan apigenin hadir karena hanya karena adanya diglikosida. Kuersetin dan luteolin membentuk ikatan O-glikosidik sedangkan apigenin hadir sebagai C-glikosida (Hong et all, 2006). Tidak hanya itu, kurma juga memiliki senyawa lignin berupa asam p-koumarik dan asam ferulik (Ammar et all, 2014).

Kandungan zat besi pada sari kurma berpengaruh terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih yang diberi perlakuan anemia. Buah kurma dapat meningkatkan kadar hemoglobin karena Kombinasi buah kurma yang kaya kandungan glukosa, Ca, Fe, Zn, Cu, P dan niasin serta kandungan vit. A, Na dan K mampu memperbaiki kadar hemoglobin pada pasien anemia. Kolaborasi protein, karbohidrat dan lemak pada sari kurma mendukung sintesis hemoglobin. Karbohidrat dan lemak membentu suksinil CoA bersama glisin akan membentuk protoporfirin melalui proses porfirinogen. Protoporfirin yang terbentuk selanjutnya bersama molekul heme dan protein globin membentuk hemoglobin (Zen et al, 2013).

Kurma memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder di anta-ranya alkaloid, flavonoid, fenol, pitosterol, tanin, asamamino, terpenoid, dan karbohidrat(Al- Dawah & Ibrahim, 2013). Jumlah total fenol didalam buah kurma adalah 275,90 mg/g ekstrak pada ekstrak kering dan 47,40 mg/g ektrak pada ekstrak basah. Aktivitas antioksidan 1,65 mg/g ekstrak pada ekstrak basah dan 1,23 mg/g ekstrak pada ektrak kering (Qusti et all, 2010). Sari kurma juga memiliki estrone, estradiol dan estriol yang memiliki kegiatan sebagai antioksidan (Abbas & Ateya, 2011).

Penelitian mengenai isolasi tanaman kurma menyatakan pernah menemukan tiga belas glikosida flavonoid dari luteolin, quercetin, dan apigenin. Bentuk alkohol dan sulfat dari luteolin dan quercetin yang hadir sebagai mono-, di-, dan triglycosylatedkonjugat. Sedangkan apigenin hadir karena hanya karena adanya diglikosida. Kuersetin dan luteolin membentuk ikatan O-glikosidik sedangkan apigenin hadir sebagaiC-glikosida(Honget all, 2006). Tidak hanya itu, kurma juga memiliki senyawa lignin berupa asam p-koumarik dan asam ferulik (Ammar et all, 2014).

Kandungan zat besi pada sari kurma berpengaruh terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih yang diberi perlakuan anemia. Buah kurma dapat meningkatkan kadar hemoglobin karena Kombinasi buah kurma yang kaya kandungan glukosa, Ca, Fe, Zn, Cu, P dan niasin serta kandungan vit. A, Na dan K mampu memperbaiki kadar hemoglobin pada pasien anemia. Kolaborasi protein, karbohidrat dan lemak pada sari kurma mendukung sintesis hemoglobin. Karbohidrat dan lemak membentu suksinil CoA bersama glisin akan membentuk protoporfirin melalui proses porfirinogen. Protoporfirin yang terbentuk selanjutnya bersama molekul heme dan protein globin membentukhemoglobin (Zen et al, 2013).

10.2 DAFTAR PUSTAKA

Abbas, F.A & A.M. Ateya. 2011. Estradiol, Esteriol, Estrone And Novel Flavonoids From Date Palm Pollen. Australian Journal Of Basic And Applied Sciences. Volume 5 (8) : 606-614

Abubakar, E.M.M. 2009. The Use Of Psidium guajava Linn. In Treating Wound,Skin And Soft Tissue Infections. Cientific Research And Essay. Vol. 4 (6) : 605-611

Al-Dawah, N.K.J & S.L. Ibrahim. 2013. Phytochemical Characteristics Of Date Palm (Phoenix dactylifera L.) Leaves Extracts. Kufa Journal For Veterinary Medical Sciences. Vol. 4 (1)

Ammar. M. 2014. Isolation And Characterization Of Lignin From Stipa Tenacissima L. And Phoenix dactylifera. Cellulose Chem. Technol. Volume 48 (3-4) : 255-263

Andre, A.F S. 2009. Isolation Of A Seed Coagulant Moringa oleifera LectinProcess Biochemistry 44 : 504–508

Arnarson, A., diambil dari: URL: https://authoritynutrition.com/6-benefits-of-moringa-oleifera/. diakses 1 April 2016.

Asmara, Yoga. 2013. Rekayasa Proses Pembuatan Serbuk Pewarna Batik Biodegradable Berbahan Antosianin Limbah Kulit Terong Belanda (Chypomandra betacea) Dengan Kombinasi Ekstraksi Gelombang Ultrasonik Dan Aquasolvent.Prosiding Snst Ke-4

Baliga, M.S., Baliga, B.R.V., Kandathil, S.M., Bhat, H.P., Vayalil, P.K. 2010. A review of the chemistry and pharmacology of the date fruits (Phoenix dactylifera L.). Food Research International. Jul 2010; 44(2011):1812-1822.

Dipiro, J.T., B.G. Wells, T.L. Schwinghammer, & C.V. Dipiro. 2008. Pharmacotherapy Handbook Seventh Editon. The Mc-Graw Hill Companies. New York.

Fauzi. 2011. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Flavonoid Fraksi Asetat Dan Fraksi Eter Ekstrak Metanol-Air Biji Petai (Parkia speciosa Hassk). Universitas Surabaya

Harianja, 2014. Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tumbuhan Jambu Biji (Psidium guajava L.). Universitas Sumatera Utara

Hong, Y.J et all. 2006. The Flavonoid Glycosides And Procyanidin Composition Of Deglet Noor Dates (Phoenix dactylifera). J. Agric. Food Chem., Vol. 54 (6).

Iskandar, Ishaq et all. 2015. Effect Of Moringa oleifera Leaf Extracts supplementation In Preventing Maternal Anemiaand Low-Birth-WeightInternational Journal Of Scientific And Research Publications, Volume 5 (2)

Kamisah, Y., Othman, F., Qodriyah, M.S., Jaarin, K. 2013. Parkia speciosa Hassk.: A Potential Phytomedicine. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. Jun 2013; 2013: 1-9.

Karim, A.A & A. Azlan. 2012. Fruit Pod Extracts As A Source Of Nutraceuticals And Pharmaceuticals Molecules. 17 :11931-11946

Madukwe E.U., A.L Ugwuoke & J.O Ezeugwu. 2013. Effectiveness Of Dry Moringa oleifera Leaf Powder In Treatment Of Anemia. International Journal Of Medicine And Medical Sciences Vol 5 (5) : 226-228

Noviani, R.M., M. Zuki & Y. Yusuf. 2013. Penentuan Cu Dan Zn Pada Terong Belanda (Solanum betaceum) Dan Wortel (Daucus carota) Dengan Metoda Voltammetri Striping Anoda (Vsa). Jurnal Kimia Unand. Volume 2 (3)

Nursucihta, Shella et all. 2014. Antianemia Activity Of Parkia speciosa Hassk Seed Ethanolic Extract. Traditional Medicine Journal. 19 (2)

Oktarini, N.W et all. 2014. Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid Ekstrak Etanol Biji Terong Belanda (Solanum betaceum, Syn) Dalam Menghambat Reaksi Peroksidasi Lemak Pada Plasma Darah Tikus Wistar. Cakra Kimia (Indonesian E-Journal Of Applied Chemistry). Volume 2 (1)

Okunrobo, L.O., K.E. Imafidon., A.A. Alabi. 2010. Phytochemical, Proximate And Metal Content Analysis Of The Leaves Of Psidium guajava Linn (Myrtaceae). Int J Health Res. Volume 3(4): 2 17

Osman, H. M. et all. 2012. Effect Of Ethanolic Leaf Extract Of Moringa oleifera On Aluminum-Induced Anemia In White Albino Rats Jordan Journal Of Biological Sciences. Volume 5 (4) : 255-260

Qusti, Y., et all. 2010. Screening Of Antioxidant Activity And Phenolic Content Of Selected Food Items Cited In The Holly Quran. Ejbs. 2 (1)

Rohyani, I.M., E. Aryanti & Suripto. 2015. Kandungan Fitokimia Beberapa Jenis Tumbuhan Lokal Yang Sering Dimanfaatkan Sebagai Bahan Baku Obat Di Pulau Lombok Pros Semnas Masy Biodiv Indon. Volume 1 (2) : 388 - 3911

Sambou, C.N., P.V.Y. Yamlean & W.A. Lolo. 2014. Uji Efektivitas Jus Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava, Linn.) Terhadap Kadar Hemoglobin (Hb) Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvergicus L.) Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 3 (3)

Saputra, Irfan et all. 2013. Ekstraksi Senyawa Bioactiv Dari Daun Moringa oleifera. Jurnal Teknik Pomits. Vol. 2 (1)

Sharma, Veena & R. Paliwal. 2013. Isolation And Characterization Of Saponins From Moringa oleifera (Moringaeceae). Int J Pharm Pharm Sci, Vol 5 (1) :179-183

Sianturi, Sister., M. Tanjung & E. Sabri. 2012. Pengaruh Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) Terhadap Jumlah Eritrosit Dan Kadar Hemoglobin Mencit Jantan (Mus Musculus L.) Anemia Strain Ddw Melalui Induksi Natrium Nitrit (NaNO2). Departemen Biologi Fmipa Universitas Sumatera Utara

Sindhu, Manggala & Sherry.2013. Efficacy Of Moringa oleifera In Treating Iron Deficiency Anemia In Women Of Reproductive Age Group. International Journal Of Phytotherapy Research Volume 4 (3)

Sukandar, E.Y et all. 2008. ISO Farmakoterapi. PT ISFI. Jakarta

Syariati, N.E. 2011. Efek Moringa oleifera Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita. Media Gizi Masyarakat Indonesia. Vol. 1 (1) : 8-13

Wikipedia, diambil dari: URL: https://en.wikipedia.org/wiki/Psidium. diakses 11 April 2016.

Wikipedia, diambil dari: URL: https://id.wikipedia.org/wiki/Terung_belanda. Diakses 15 Juli 2016.

Yusnaini, Supriyana & S. Rahayu. 2014. Pengaruh Konsumsi Jambu Biji (Psidium guajava.L) Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia Yang Mendapat Suplementasi Tablet Fe. Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes. Vol.7 (1) : 53 – 61

Zen, A.T.H., D. Pertiwi & Chodidjah. 2013. Pengaruh Pemberian Sari Kurma (Phoenix dactylifera) Terhadap Kadar HemoglobinStudi Eksperimental Pada Tikus Putih Jantan Galur WistarYang Diberi Diet Rendah Zat Besi (Fe).Sains Medika. Vol. 5 (1) : 17-19

BAB XI