• Tidak ada hasil yang ditemukan

DR. Hj. NAELATI TUBASTUVI S.E., M.Si. TIARA PANDANSARI, S.E, Ak, M.Si. IKA YUSTINA RAHMA, S.E., M.Sc

74 | P e m b e r d a y a a n P e r e m p u a n M e l a l u i K e w i r a u s a h a a n Memasuki era globalisasi dan semakin meningkatnya kesadaran dan pemerataan kesempatan berusaha, maka peranan atau emansipasi wanita untuk memiliki harkat dan martabat dengan pria terus meningkat. Sehingga pada mulanya sebagai ibu rumah tangga, mulai berubah dan turut secara langsung serta membantu mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Emansippasi keluarga dalam mencukupi kebutuhan dilakukan di berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pangan.

Berdasarkan berita yang dilansir dalam media online

Tempo-, industri makanan dan minuman menjadi subsektor prioritas pada

2018. Subsektor tersebut diharapkan menjadi pendorong untuk tercapainya target pertumbuhan industri non-migas tahun 2018, yakni 5,67 persen. Sektor ini juga meningkatkan realisasi investasi

(tempo.co.id). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Menteri

Perindustrian, Airlangga Hartarto, “Sektor industri makanan dan minuman Indonesia menyumbang 34% terhadap industri indonesia".

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM), jumlah industri mikro adalah sebesar 98,7%, industri menengah 1,2%, dan industri besar 0,09% dari total unit usaha yang ada di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah industri mikro di Indonesia sangatlah besar. Potensi yang dimiliki usaha mikro perlu dukungan serius dari berbagai pihak agar usaha mikro dapat terus berkembang, termasuk di sektor makanan dan minuman. Melihat fenomena tersebut, perguruan tinggi dapat berperan serta dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan pengusaha mikro.

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 75

Adapun data mitra yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu pemilik usaha mikro yang juga merupakan anggota Pimpinan Cabang AisyiyahKecamatan Purwokerto Timur. Pimpinan Cabang AisyiyahDesa Mangunjaya Kecamatan Purwokerto Timur memiliki 7 (tujuh) ranting dengan 31 unit usaha UMKM. Di bawah pimpinan Ibu Dr. Hj. Dattadewi Purwantini, kelompok cabang ini merupakan kelompok yang aktif.

Meskipun demikian, usaha skala mikro, kecil, dan menengah yang dijalankan anggota PCA Purwokerto Timur masih menggunakan metode yang otodidak. Usaha dilaksanakan dengan kemampuan seadanya dan memakai formula try and error. Selain itu, dalam menghasilkan produk makanan dan minuman, belum terdapat jaminan keamanan pangan. Oleh karena itu, diharapkan melalui pelatihan IbM yaitu keterampilan memberikan jaminan pangan, UMKM bidang makanan dan minuman yang berada di wilayah PCA Purwokerto Timur dapat berkembang dan berdaya saing tinggi.

Berdasarkan hasil kajian penulis, permasalahan yang dihadapi mitra saat ini adalah:

a. Pengetahuan mengidentifikasi bahan- bahan berbahaya bagi makanan

b. Keterampilan membuat ritel pangan yang baik yang dijamin keamanannya untuk dikonsumsi sehingga dapat bersaing dan dapat meningkatkan nilai jual.

Kemudian, berdasarkan analisis situasi dan permasalahan mitra di atas, maka tujuan dari kegiatan ini adalah 1) Memberi-kan pengetahuan dalam mengidentifikasi bahan-bahan yang berbahaya bagi makanan; dan 2) Meningkatkan keterampilan membuat ritel pangan yang baik yang dijamin keamanannya untuk

76 | P e m b e r d a y a a n P e r e m p u a n M e l a l u i K e w i r a u s a h a a n dikonsumsi sehingga dapat bersaing dan dapat meningkatkan nilai jual

Sementara itu, manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Peserta mendapatkan pengetahuan dalam mengidentifikasi bahan-bahan yang berbahaya bagi makanan; dan 2) Peserta mendapatkan tambahan keterampilan membuat ritel pangan yang baik yang dijamin keamanannya untuk dikonsumsi sehingga dapat bersaing dan dapat meningkatkan nilai jual.

Kerangka Penyelesaian Masalah

Data informasi mengenai permasalahan yang dialami kelompok mitra di atas haruslah dapat segera diatasi. Sesuai dengan latar belakang yang dimiliki, program pengabdian ini ingin mencoba menawarkan solusi terhadap permasalahan yang ada melalui kegiatan pokok yaitu: (1) pelatihan pembuatan proposal sponsorship kegiatan (3) pelatihan pembukuan usaha.

Penjelasan terinci mengenai alur rencana kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Tahapan survey (Analisis situasi kebutuhan)

Tahapan ini bertujuan untuk meninjau lokasi pengabdian, identifikasi jumlah anggota kelompok mitra serta kebutuhan peralatan yang akan digunakan.

B. Tahapan Pelatihan

Pelatihan yang diberikan kepada kelompok mitra memiliki tujuan yaitu menambah pengetahuan dan keteram-pilan kelompok mitra

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 77

Adapun langkah–langkah dalam pelatihan ini adalah: 1) Membuat rumusan materi pelatihan yang relevan 2) Membuat jadwal pelatihan

3) Menyiapkan alat dan bahan 4) Pelaksanaan pelatihan 5) Pelaksanaan evaluasi

Pelatihan yang diberikan kepada kelompok mitra me-liputi:

1. Pelatihan pengenalan Bahan Berbahaya bagi produk Makanan

Pelatihan ini dilakukan dalam waktu 1 kali pertemuan, dimana dalam pertemuan tersebut dilaksana-kan dalam waktu 50 menit. Pelatihan ini bertujuan agar kelompok mitra mendapatkan ilmu dan pengetahuan mengenai urgensi dari produk pangan yang aman bagi kesehatan, pengenahan bahan-bahan yang berbahaya bagi produk pangan. Pelatihan ini akan diberikan dalam bentuk penyuluhan materi, simulasi materi, dan sesi dis-kusi.

2. Pelatihan Tata cara pendaftaran produk pangan dan Praktek Keamanan Pangan Siap Saji

Pelatihan dilakukan dalam satu kali pertemuan dengan durasi 60 menit. Pelatihan tersebut dilakukan agar peserta dapat megetahui tata cara pendaftaran produk pangan yang dimiliki sesuai dengan kriteria jenis produk. Pelatihan ini diberikan dalam bentuk ceramah, simulasi, dan sesi diskusi.

78 | P e m b e r d a y a a n P e r e m p u a n M e l a l u i K e w i r a u s a h a a n C. Monitoring dan evaluasi

Desain monitoring dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi penguasaan materi, pelaksanaan kegiatan, dan dampak bagi kelompo mitra.

Berikut ini adalah desain evaluasi dari program yang diusulkan:

Tabel 1. Desain Evaluasi Program

No. Kegiatan Indikator Tolok ukur keberhasila n 1. Pelatihan pengenalan Bahan Berbahaya bagi produk Makanan Peserta mengetahui dan dapat mengidentifikasi bahan berbahaya bagi makanan Selesai (100%)

2. Pelatihan Tata cara pendaftaran produk pangan dan Praktek Keamanan Pangan Siap Saji

Peningkatan pengetahuan dan kemampuan tentang tata cara mendaftar produk pangan dan mempraktekkan keamanan pangan

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 79 Realisasi Penyelesaian Masalah

Tim pelaksana melaksanakan rancangan kegiatan dengan melakukan sosialisasi bahan-bahan makanan yang berbahaya bagi tubuh. Dari keseluruhan anggota mitra, mayoritas mitra yang berwirausaha, berpenghasilan utama dari usaha makanan. Oleh karena itu, mereka sangat antusias sekali mengikuti sosialisasi awal ini.

Setelah dilakukan survei awal terhadap lingkungan mitra, maka kami memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada mitra, pelatihan yang diberikan kepada kelompok mitra meliputi:

1. Pelatihan pengenalan Bahan Berbahaya bagi produk Makanan Pelatihan dan praktik menjaga lingkungan sehat direncanakan dilakukan dalam waktu 1 kali pertemuan, dimana dalam pertemuan tersebut dilaksanakan dalam waktu +/- 2 jam. Pelatihan ini bertujuan agar mitra yang berang-gotakan ibu - ibu pengusaha mengenali jenis-jenis bahan yang berbahaya bagi makanan dan bagaimana cara menyiapkan makanan yang sehat dan terbebas dari penyakit. Pelatihan ini akan diberikan dalam bentuk penyuluhan materi, diskusi dan praktik studi kasus yang sering terjadi di lingkungan dalam kondisi riil. Contohnya adalah dengan membedakan jenis makanan yang berbahaya dan yang tidak berbahaya serta mengenali jenis-jenis bahan tambahan pangan yang baik dikonsumsi oleh manusia.

2. Pelatihan Tata cara pendaftaran produk pangan dan Praktek Keamanan Pangan Siap Saji

Pelatihan dan praktik keamanan pangan siap saji dilakukan dalam waktu 1 kali pertemuan, dimana dalam

80 | P e m b e r d a y a a n P e r e m p u a n M e l a l u i K e w i r a u s a h a a n pertemuan tersebut dilaksanakan dalam waktu +/- 2 jam. Pelatihan ini bertujuan agar anggota mitra mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana cara membuat produk makanan yang sehat dan juga membawa contoh jenis bahan tambahan pangan yang kurang baik bagi kesehatan. Pelatihan ini diberikan dalam bentuk penyuluhan materi, diskusi dan praktik.

Dalam pelaksanaan kegiatan, banyak faktor pendorong dan penghambat yang dihadapi oleh tim pengabdian antara lain:

2. Faktor Pendorong

a. Peserta sebagian besar sudah memahami bahaya makanan yang tidak sehat

b. Tingginya animo peserta terhadap materi yang diberikan karena mereka mendapat pengerahuan baru mengenai bahan tambahan makanan yang tidak baik untuk kesehatan

c. Rasa Ingin tahu anggota PCA yang tinggi

3. Faktor Penghambat

a. Beberapa peserta yang bukan pengusaha makanan kurang tertarik dengan materi yang disampaikan.

b. Pelaksanaan dilaksanakan di hari minggu tetapi terdapat beberapa anggota yang tidak dapat hadir, sehingga tidak semua anggota menerima materi

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul “Peningkatan Daya Saing Industri Rumah Tangga Pangan Anggota PCA Purwokerto Timur melalui Kemandirian Pelaku Usaha dalam Memberikan Jaminan Keamanan Pangan”, telah dilaksanakan secara lancar dan baik. Para peserta sosialisasi dapat menerima sosialisasi yang disampaikan dengan baik, aktif dan sesuai harapan.

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 81

Ada ketertarikan dari peserta untuk tahu lebih lanjut sehingga nantinya diharapkan akan menjaga kemanan pangan dari produk yang dihasilkan Materi sosialisasi yang telah diberikan adalah sosialisasi mengenai jenis-jenis makanan dan bahan tambahan makanan yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu, peserta juga diberikan pengetahuan akan pentingnya menjaga keamanan pangan. Hasil dari pemberian materi tersebut adalah meningkatnya kesadaran dan pengetahuan peserta mengenai kemanan pangan dan jenis-jenis bahan makanan yang berbahaya begi tubuh. Diharapkan, dengan menjaga keamanan pangan, menjadi nilai tambah tersendiriterhadap produk yang dihasilkan

Agar keberlangsungan tujuan tetap dapat terjaga, beberapa saran yang dapat dilakukan kedepannya antara lain:

a. Perlu dilakukan kegiatan sejenis yang lebih luas agar pesertanya juga tercakup skala yang lebih besar

b. Kesadaran akan bahaya kemanan pangan harus selalu ditekankan bagi para generasi muda dan perlu adanya keber-langsungan serta dorongan dari konsumen untuk membeli produk pangan yang aman

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 83 9

PENINGKATAN KOMPETENSI UMKM