• Tidak ada hasil yang ditemukan

52 | P e m b e r d a y a a n P e r e m p u a n M e l a l u i K e w i r a u s a h a a n

Pendahuluan

Kelompok pengurus Aisyiyah di tingkat cabang merupakan salah satu perkumpulan kelompok wanita yang memiliki peranan strategis di wilayah lingkungannya. Hal ini dikarenakan program – program yang dimiliki oleh kelompok aisyiyah meliputi kegiatan – kegiatan pemberdayaan wanita baik di bidang keagamaan maupun di bidang sosial kemasyarakatan lain yang mampu memberi dapak baik dan manfaat bagi masyarakat sekitar. Di bidang ekonomi misalnya, jika pemberdayaan wanita di bidang ekonomi dapat berjalan baik, tingkat kesejahteraan keluarga akan meningkat, tingkat ketergantungan terhadap suami mengenai pendapatan akan menurun, mampu memberikan semangat berdikari untuk para ibu atau perempuan serta implikasi lainnya.

Kelompok mitra beranggotakan tiga puluh orang wanita yang beralamat di cabang Purwokerto Selatan (Gandasuli). Dari anggota yang ada, sebagian besar di antaranya adalah ibu rumah tangga. Penguatan ekonomi anggota Aisyiyahdi tingkat Cabang dirasakan masih perlu diberikan ide pengembangan yang lebih luas. Salah satu ide tersebut adalah branding dan labeling pada produk-produk makanan ringan yang diproduk-produksi oleh pengrajin yang sebagian besar ibu rumah tangga. Meskipun mereka adalah ibu rumah tangga, akan tetapi, mereka sangat rutin di dalam mengadakan pertemuan dan paguyuban untuk dapat saling bertukar informasi dan silaturahim untuk pengembangan sumber daya manusia sekitar.

Penguatan ekonomi anggota Aisyiyahdi tingkat Cabang dirasakan masih perlu diberikan ide pengembangan yang lebih luas. Salah satu ide tersebut adalah cara pengembangan produk, branding dan labeling serta tambahan wawasan tentang konsep kewirausahaan yang berbasis daya saing berkemajuan. Ide tersebut

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 53

dimunculkan karena potensi kerajinan ibu-ibu rumah tangga berupa makan ringan (snack) yang sudah banyak dijual di warung atau toko terdekat tetapi belum tepat dalam membuat kemasan dan labelnya juga, sehingga daya tarik dan tingkat validitas produk menjadi pertanyaan konsumen.

Mitra dalam program kegiatan ini adalah pengusaha kelompok Pengurus Aisyah yang berada di Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas. Lokasi mitra dengan Universitas Muhammadiyah Purwokerto berjarak +/- 12 km, sehingga diharapkan dapat melaksanakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian pada masyarakat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di sekitar lingkungan mitra.

Kelompok mitra yang beranggotakan tiga puluh orang wanita dan sangat aktif dalam mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan perlu diberikan keterampilan yang nantinya dapat ditularkan kepada masyarakat sekitar. Pentingnya pengetahuan tentang cara atau panduan dalam pengemasan barang serta pemberian label pada produk serta pendalam konsep kewirausaha-an berkemajukewirausaha-an menjadikkewirausaha-an mitra cocok untuk diberikkewirausaha-an keterampilan dalam pelatihan tersebut.

Potret Kondisi Mitra

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara permasalahan yang dimiliki di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Belum adanya kegiatan yang memberikan pengetahuan lengkap mengenai branding produk dan cara memberikan label yang baik dan benar menurut ilmu pemasaran di wilayah lingkup Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Purwokerto Selatan.

54 | P e m b e r d a y a a n P e r e m p u a n M e l a l u i K e w i r a u s a h a a n Penguatan ekonomi keluarga tidak hanya dapat dilakukan oleh kaum pria dalam menjalankan tugasnya sebagai ayah (tulang punggung keluarga). Hal ini juga dapat dilakukan oleh para kaum wanita sehingga tercipta keluarga yang lebih sejahtera. PCA Purwokerto Selatan merupakan merupakan wadah potensial yang dapat menggerakkan para wanita di wilayahnya dalam kegiatan positif membangun peluang usaha baru di wilayahnya.

2. Kurangnya pendalaman wawasan tentang konsep kewira-usahaan.

Selama ini konsep kewirausahaan sudah sangat sering disosialisasikan dan menjadi salah satu tantangan dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas. Kewirausahaan jangan didefinisikan pendek hanya dagang tapi banyak bisnis baik dari bidang jasa maupun produk real, sehingga kami akan memberikan konsep ini dalam sudut pandang yang luas dimana basisnya adalah daya saing yang berkemajuan.

Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan mitra di atas, maka tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan dan pelatihan untuk mengenai branding, labelling dan cara memberikan label yang baik dan benar menurut ilmu pemasaran di wilayah lingkup Pimpinan Cabang Aisyiyah(PCA) Purwokerto Selatan.

2. Memberikan pengetahuan dan pelatihan mengenai konsep kewirausahaan berbasis daya saing yang berkemajuan.

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 55

Sementara itu, manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kelompok mitra dapat meningkatkan kemampuan dan kreatifitas berwirausaha dengan melakukan pengema-san dan pemberian label produk pada produknya.

2. Kelompok mitra dapat meningkatkan pengetahuannya tentang daya saing produk dalam berbisnis.

Kerangka Penyelesaian Masalah

Metode pendekatan pada program yang akan dilaksanakan adalah:

1. Melaksanakan pelatihan pengembangan produk, branding dan labelling.

2. Melaksanakan pelatihan tentang konsep kewirausahaan yang berbasis daya saing berkemajuan.

Kegiatan ini akan dilaksanakan sebagai berikut: 1. Koordinasi persiapan pelatihan dengan mitra

2. Persiapan pengadaan pelatihan dan contoh-contoh produk dengan kemasan dan label yang sesuai standar dalam ilmu marketing.

3. Persiapan pengadaan materi pelatihan pengembangan produk, branding dan labelling.

4. Persiapan pengadaan materi pelatihan kewirausahaan berbasis daya saing yang berkemajuan.

5. Pelaksanaan pelatihan pelatihan pelatihan pengembangan produk, branding dan labelling.

6. Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan berbasis daya saing yang berkemajuan.

56 | P e m b e r d a y a a n P e r e m p u a n M e l a l u i K e w i r a u s a h a a n Dalam pelaksanaannya, mitra berpartisipasi aktif dalam setiap rencana kegiatan. Sebelum proposal dibuat terlebih dahulu dilakukan survey awal dan wawancara untuk mengetahui kondisi mitra dan hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk memberdayakan kelompok mitra. Berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan antara tim pengusul dan mitra. Mitra juga bersedia untuk menyediakan tempat pelatihan, selain itu mitra juga bersedia untuk membantu menyiapkan tenaga yang mempunyai kapabilitas dalam bidang pemasaran. Selain itu mitra dilibatkan dalam evaluasi program untuk menilai sejauh mana program telah dilaksanakan, apa dampak yang timbul setelah dilakukan berbagai kegiatan program, dan apa yang perlu dibenahi atau dikembangkan pada tahun mendatang. Tentu sangat diharapkan bahwa rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dapat membantu meningkatkan perekonomian mitra dan membantu mengurangi kegiatan yang tidak bernilai tambah.

Realisasi Penyelesaian Masalah

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini tim pelaksana membuat perencanaan dan persiapan yang dibutuhkan. Tahap perencanaan meliputi : a. Koordinasi antara tim pelaksana dengan masyarakat

mitra. Koordinasi dilakukan dengan menentukan jadwal dan tempat pelaksanaan program. Tim Pelaksana mendatangi ketua kelompok masyarakat mitra untuk menentukan dua hal tersebut dan melakukan pendataan calon peserta pelatihan.

b. Persiapan materi pelatihan. Agar ilmu dapat ditransfer dengan baik, tim pelaksana membuat materi pelatihan yang berisi tentang tata cara program yang dilatih.

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 57

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap inti dari program IbM ini. Tahap pelaksanaan berisi tentang metode dan cara-cara melakukan pengemesan produk (branding) dan labelling. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan mendatangkan ahli marketing dan yang memiliki usaha/bisnis (praktisi bisnis). 3. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada anggota kelompok masyarakat mitra untuk mengukur keberhasilan program yang sudah dilakukan.

4. Tahap Pelaporan

Pada tahap pelaporan dilakukan untuk memenuhi tanggung jawab terhadap pelaksanaan program. Laporan berisi rincian pelaksanaan yang sudah dilakukan mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi.

Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari yaitu: Tahap Penyampaian Teori, Tahap penyampaian teori ini dilaksanakan di awal dengan menyampaikan materi mengenai konsep pengembangan produk, pengemasan produk (branding) dan labelling. Tahapan ini diikuti oleh 30 peserta. Adapun susunan acara dimulai dengan pembukaan oleh ketua IbM (Ika Yustina Rahmawati, S.E., M.Sc) dan pengenalan personil yang terlibat dalam kegiatan IbM.

Tahapan penyampaian materi teknis branding dan labelling dilakukan oleh ahli dalam marketing yaitu Ibu Herni Justiana Astuti, M.Si, Ph.D yang merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Tahapan ini

58 | P e m b e r d a y a a n P e r e m p u a n M e l a l u i K e w i r a u s a h a a n berlangsun selama +/- 45 menit pemaparan dan dilanjutkan dengan sesi Tanya-jawab. Peserta sangat antusias dalam bertanya dan juga sangat menyimak penjelasan yang diberikan.

Materi kedua yang disampaikan adalah mengenai materi kewirausahaan berbasis daya saing yang berkemajuan. Materi ini disampaikan oleh anggota IbM yaitu Tiara Pandansari, S.E., M.Si., Ak., CA, dan Ika Yustina Rahmawati S.E., M.Sc. dan Dr. Naelati Tubastuvi, M.Si sesi ini berlangsung selama 45 menit diikuti sesi Tanya jawab. Peserta yang kebanyakan tidak berlatar belakang dari ekonomi sangat antusias dalam memperhatikan dan bertanya selama sesi tersebut berlangsung.

Pelatihan ini menargetkan ibu-ibu rumah tangga yang sudah memiliki produk (berupa snack/makanan ringan) yang dalam hal ini targetnya adalah ibu-ibu yang tergabung dalam cabang Aisyiyah PCA Purwokerto Selatan. Harapannya adalah supaya bisa semakin kreatif untuk mendukung perekonomian keluarga. Pengetahuan ini akan bermanfaat apabila disebarluaskan kepada keluarga dan masyarakat. Selain itu, diharapkan ibu-ibu Aisiyah yang sudah mengikuti pelatihan ini ikut berperan aktif demi memajukan bisnis keluarga atau masyarakat sekitar.

Pelatihan dilaksanakan menggunakan metode ceramah, diskusi interaktif, dan teknis dalam cara membuat kemasan dan label pada produk yang sesuai dengan standar pemasaran (marketing).

Evaluasi Hasil

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam penyelenggaraan IbM dengan judul “Strategi Pengembangan Produk, Branding, Labelling, Dan Kewirausahaan Guna Penguatan Daya Saing Berkemajuan Pada Kelompok Ibu Rumah Tangga Pembuat

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 59

Makanan Ringan” telah selesai dilakukan bertepatan pada hari Minggu tanggal 4 Maret 2019.

Peserta yang hadir adalah ibu-ibu Aisiyah PCA Purwokerto Selatan. Para peserta Pelatihan dapat menerima materi yang disampaikan dengan baik. Ada ketertarikan yang tinggi dari peserta untuk tahu lebih lanjut mengenai cara pengemasan produk yang baik, pemberian label yang sesuai standard dan bagaimana mengelola bisnis atau usaha yang memiliki daya saing tinggi produknya di mayarakat.

Sesuai dengan kegiatan yang telah direncanakan, maka luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.

Hasil Luaran Program IbM

No .

Kegiatan Luaran

1. Pelatihan pengembangan produk, branding dan labeling..

Keterampilan mengembangan produk, membuat kemasan dan cara membuat label yang baik dan menarik sesuai standar dalam pemasaran.

2. Pelatihan kewirausahaan berbasis daya saing yang berkemajuan

Peningkatan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya

membangun usaha atau bisnis yang mengahasilkan produk dengan berdaya saing tinggi dengan produk-produk lainnya yang ada di

60 | P e m b e r d a y a a n P e r e m p u a n M e l a l u i K e w i r a u s a h a a n Dalam pelaksanaan kegiatan IbM, banyak faktor pendorong dan penghambat yang dihadapi oleh tim pengabdian antara lain:

1. Faktor Pendorong

a. Peserta sebagian besar sudah memiliki produk rumahan hanya saja masih belum memperhatikan cara mengemas produk yang baik terutama untuk waktu kadaluarsanya belum begitu diperhatikan.

b. Tingginya ketertarikan peserta terhadap materi yang diberikan karena mereka mendapat pengerahuan baru mengenai cara mengemas dan membuat label sesuai standar dalam pemasaran.

c. Daya kreaatifitas ibu-ibu yang cukup tinggi.

2. Faktor Penghambat

a. Karena peserta sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga, sehingga dalam menerima materi masih harus sangat mendalam dan tidak bisa cepat dalam menyerap materi.

b. Karena rasa ingin tahu yang besar dari peserta, jadi banyak yang Tanya sehingga waktunya tidak sesuai yang dijadwalkan

Pelatihan Pemberdayaan Warga Aisyiyah PCA Purwokerto Selatan, Melalui materi pengembangan produk, pengemasan, labelling dan konsep kewirausahaan yang berkemajuan dapat berperan serta dalam pemberdayaan ekonomi umat, dengan meningkatnya kemandirian perempuan. Peserta yang berasal dari ibu-ibu Aisyiyah sangat antusias dalam melaksanakan program IbM ini.

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 61

Ke depannya, diperlukan suatu pelatihan yang lebih mendalam untuk meningkatkan peran perempuan dalam berwirausaha misalnya dengan menyelenggarakan pelatihan tentang pengelolaan pelanggan, internet marketing atau membangun jejaring usaha, sehingga akan lebih meningkatkan kemampuan perempuan dalam berbisnis.

Dr. Naelati Tubastuvi ,SE.,M.Si., Ika Yustina Rahmawati, S.E.,M.Sc DKK| 63 7

MEMPERLUAS KEKUATAN JARINGAN BISNIS