3.7 Analisis Data
3.7.3 Verifikasi Data / Kesimpulan ( Verification)
Menemukan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini berupa deskripsi atau gambaran subjek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi lebih jelas.
Aktivitas komponen dalam analisis data (Miles and Huberman) Digambarkan seperti dibawah ini .
57
Gambar 3. 1 Tahap Analisis Data Miles dan Huberman
Peneliti menguraikan terkait dengan analisis data yang akan dilaksanakan mulai dari menentukan rancangan penelitian melaksankan kegiatan literasi dengan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai kemudian melanjutkan pelajaran, untuk numerasi menyesuaikan dengan pembelajaran matematika, kemudian data yang diperoleh akan direduksi sehingga dapat mengetahui hasil data yang diperoleh dilapangan bagaimana kondisi siswa setelah melaksanakan kegiatan literasi dan numerasi apakah ada peningkatan pengetahuan. Selanjutnya hasil reduksi data diolah agar terlihat menjadi nyata. Data ini bisa berupa sketsa, synopsis, matriks dan bentuk lainnya serta dapat memudahkan dalam proses pemaparan dan penegasan kesimpulan dengan proses bolak-balik.
58 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Baturejo 02
4.1.1 Profil SD Negeri Baturejo 02
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Baturejo 02 terletak di dukuh Ronggo RT 1 RW 1 Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. SD Negeri Baturejo 02 adalah salah satu sekolah dasar yang masih terakreditasi B di Kabupaten Pati. SD Negeri Baturejo 02 memiliki visi, misi dan tujuan guna mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Visi SD Negeri Baturejo 02 yakni beriman, unggul dalam prestasi, berkarakter luhur dan peduli lingkungan.
Kemudian misi yang dimiliki yaitu: a) membina keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan YME dengan penanaman budi pekerti dan program keagamaan. b) mewujudkan pelaksanaan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
c) menciptakan lingkungan yang literat untu mewujudkan kondisi lingkungan sekolah yang bersih asri dan nyaman untuk mencegah wabah, pencemaran, dan kerusakan lingkungan. d) meningkatkan keterampilan dalam bidang seni budaya.
Adapaun tujuan sekolah diantaranya yaitu : 1) terlaksananya program kegiatan seperti: sholat dhuhur, sholat dhuha berjamaah, pesantren kilat/ramadhan dan peringatan hari besar keagamaan. 2) terlaksananya pelaksanaan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dengan model pembelajaran berbasis aktivitas. 3) Tercapainya prestasi dalam kompetensi akademik dan non akademik tingkat kecamatan/ maupun kabupaten. 4) terlaksananya budaya lingkungan sekolah yang literat. 5) terlaksananya pembiasaan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) dan peduli lingkungan. 6) Tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, asri dan Nyaman untuk pembelajaran sebagai upaya pelestraian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. 7) tercapainya keterampilan dalam bidang seni dan budaya sesuai bakat dan minat.
SD Negeri Baturejo 02 sering ikut berpartisipasi dan meraih berbagai macam prestasi yang dapat dicapai pada kegiatan perlombaan di bidang akademik
59
maupun non akademik yang diadakan oleh UPT Pendidikan Kecamatan Sukolilo ataupun di tingkat Kabupaten Pati.
Gambaran umum gedung SD Negeri Baturejo 02 yaitu terdiri dari satu lantai dan terdiri 2 gedung yang berjajar lurus. Semua gedung menghadap kearah utara gedung 1 berderetan terdiri dari ruang kelas 1,2, 3, 4 kemudian gedung 2 terdiri dari ruang guru, ruang kelas 4, 5, 6 dan ruang kantor kepala sekolah.
Kondisi lingkungan sekolah yang bersih, tata ruang yang rapi dan sarana prasarana fasilitas yang menjadi salah satu ciri SD Negeri Baturejo 02. Seluruh warga sekolah berupaya menjadikan lingkungan sekolah agar nyaman untuk ditempati. Adapun fasilitas yang adaa di SD Negeri Baturejo 02 yaitu ruang kelas, kantor kepala sekolah, kantor guru, ruang tamu, kantin, lapangan sekolah, area parkir, toilet guru dan toilet siswa. Selain itu guru-guru juga memberikan tata tertib kepada siswa seperti hormat pada guru dan orang tua baik ketika di sekolah maupun saat di rumah. Siswa diwajibkan datang kesekolah sebelum jam 7 dan memakai seragam yang telah ditentukan sekolah, melakukan doa sebelum dan sesudah pembelajaran, menjaga kebersihan buku-buku dan alat sekolah, menjaga kebersihan dan keamanan sekolah serta menjaga nama baik sekolah.
SD Negeri Baturejo 02 memiliki tenaga pendidik dengan jumlah 10 guru terdiri dari kepala sekolah, guru kelas, guru agama, dan guru bahasa inggris, guru pendidikan olahraga dan jumlah keseluruhan siswa di SD Negeri baturejo 02 berjumlah 61 siswa yang terdiri dari kelas 1 berjumlah 10 siswa, kelas 2 berjumlah 9 siswa, kelas 3 berjumlah 6 siswa, kelas 4 berjumlah 11 siswa, kelas 5 berjumlah 10 siswa dan kelas 6 berjumlah 15 siswa. Hal itu kriteria ideal instrument pendidikan sekolah. Artinya pembelajaran mampu dilakukan oleh guru dan siswa dengan baik. Sehingga dapat memberikan dampak yang positif untuk keberlangsungan proses belajar mengajar yang ideal.
60
4.1.2 Data Siswa Kelas V SD Negeri Baturejo 02
Adapun data kelas V siswa SD Negeri Baturejo 02 tahun ajaran 2021/2022 berjumlah 10 siswa yang terdiri atas 7 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan.
Adapun daftar nama-nama siswa kelas V SD Negeri Baturejo 02 adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Daftar Nama Siswa Kelas V SD Negeri Baturejo 02
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 ABP L
2 AFA P
3 ASN L
4 AJO P
5 DW L
6 F L
7 MDS L
8 MRAP L
9 TL L
10 WD P
(Sumber: Dokumentasi Daftar Siswa Kelas V SD Negeri Baturejo 02 Tahun Ajaran 2021/2022
Keterangan : L = Laki-laki P = Perempuan
61
4.1.3 Sarana dan Prasarana SD Negeri Baturejo 02
Guna menunjang proses kegiatan belajar mengajar SD Negeri Baturejo 02 dilengkapi berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana sebagai berikut :
Tabel 4. 2 Daftar Sarana dan Prasarana SD Negeri Baturejo 02
No Sarana/Prasarana Jumlah
1 Ruang Kelas 6 Unit
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Unit
3 Ruang Guru 1 Unit
4 WC Siswa 2 Unit
5 WC Guru 1 Unit
6 Lapangan 1 Unit
7 Gudang 1 Unit
8 Dapur 1 Unit
9 Meja Siswa 65 Unit
10 Kursi Siswa 140 Unit
11 Meja Guru di Kelas 6 Unit
12 Meja Guru di Kantor 10 Unit
13 Kursi Guru di Kantor 10 Unit
14 Papan Tulis 8 Unit
15 Alat Peraga 10 Unit
16 Almari 10 Unit
17 Komputer 1 Unit
(Sumber : Observasi peneliti di SD Negeri Baturejo 02)
62
4.2 Deskripsi dan Pembahasan Hasil Analisis Data
Pada bab ini peneliti menguraikan serta menerangkan data dan hasil penelitian. Data penelitian ini diperoleh menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung kepada informan (mahasiswa kampus mengajar, wali kelas V, dan siswa kelas V). Subjek kelas V ditentukan berdasarkan temuan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti memilih 2 subjek siswa kelas V yang kemudian dikategorikan menjadi dua bagian yaitu siswa memenuhi indikator literasi baca tulis dan numerasi (ARA) dan siswa kurang memenuhi indikator literasi baca tulis dan numerasi (ABP) dan juga rekomendasi dari wali kelas V.
Bagian ini akan menunjukkan hasil penelitian serta pembahasan yang dikaitkan dengan teori.
Kampus mengajar merupakan salah satu bentuk kepedulian mahasiswa untuk pendidikan di desa maupun di kota, yang saat ini mengalami kondisi tidak nyaman. Mahasiswa akan ditempatkan di sekolah dasar yang berdekatan sesuai dengan domisili mahasiswa dan mengajar siswa sekolah dasar yang termasuk 3 T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar). Salah satu sekolah sararan program kampus mengajar adalah SD Negeri Baturejo 02. SD Negeri Baturejo 02 mendapatkan 6 mahasiswa dari perguruan tinggi dan program studi yang berbeda-beda, antara lain : 1 mahasiswa dari Uneversitas Negeri Semarang (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) yang memiliki peran dalam membantu proses pembelajaran siswa kelas 1, 1 mahasiswa Universitas Muhamaddiyah Surakarta (Pendidikan Matematika) yang memiliki peran dalam membantu proses pembelajaran siswa kelas 2, 1 mahasiswa Universitas Muria Kudus (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) yang memiliki peran dalam membantu proses pembelajaran siswa kelas 4, 1 mahasiswa Universitas Wahid Hasyim (Pendidikan Agama Islam) yang memiliki peran dalam membantu proses pembelajaran siswa kelas 5, dan 2 mahasiswa Universitas PGRI Semarang (Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Pendidikan Biologi) yang memiliki peran dalam membantu proses pembelajaran siswa kelas 3 dan kelas 6.
Peneliti berfokus dalam program kampus mengajar untuk menanamkan literasi baca tulis dan numerasi. Analisis data observasi, wawancara, dokumentasi
63
dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/kesimpulan. Reduksi data dalam penelitian ini adalah menyederhanakan hasil wawancara menjadi sebuah susunan bahasa yang baik dan benar kemudian membuang data yang tidak perlu atau data tidak dianalisis lebih lanjut. Penyajian data dalam penelitian ini adalah deskripsi tentang implementasi kampus mengajar dalam menanamkan literasi baca tulis dan implementasi kampus mengajar dalam menanamkan numerasi. Setelah dilakukan analisis implementasi kampus mengajar dapat diperoleh proporsi-proporsi sebagai berikut :
4.2.1 Penanaman Literasi Baca Tulis Siswa Kelas V SD Negeri Baturejo 02 Pada Program Kampus Mengajar
Berdasarkan observasi dan wawancara awal peneliti pada wali kelas V SD Negeri Baturejo 02 ditemukan tiga permasalahan terkait kegiatan literasi baca tulis, permasalahan tersebut antara lain: 1) rendahnya keinginan siswa untuk mengikuti kegiatan literasi baca tulis yang telah dijadwalkan sekolah, karena siswa merasa bosan dan buku-buku yang diberikan kurang menarik selain itu juga tempat yang digunakan dalam kegiatan literasi baca tulis terbilang kurang nyaman bagi siswa. 2) kurangnya fasilitas pendukung kegiatan literasi baca tulis, karena di SD Negeri Baturejo 02 tidak memiliki perpustakaan sekolah maupun fasilitas lain yang menunjang kegiatan literasi baca tulis. 3) Media yang digunakan untuk kegiatan literasi baca tulis terbatas, karena sekolah hanya menyediakan beberapa buku bacaan dan lebih dominan pada buku non pelajaran.
Berdasarkan data diatas, peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan implementasi kampus mengajar untuk menanamkan literasi baca tulis yang mengarah pada ketercapaian indikator literasi baca tulis. Adapun kegiatan mahasiswa kampus mengajar untuk menamkan literasi baca tulis siswa kelas V SD Negeri Baturejo 02 meliputi membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai, membuat jurnal harian, dan membuat graphic organizer. Berikut akan dijabarkan mengenai program mahasiswa kampus mengajar dalam menanamkan literasi baca tulis sebagai berikut.
64
4.2.1.1 Membaca Lima Belas Menit Sebelum Pembelajaran dimulai
Program membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai dilaksanakan oleh siswa kelas V sebagai bentuk implementasi mahasiswa kampus mengajar dalam menanamkan literasi baca tulis. Tujuan dari program membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai adalah meningkatkan minat baca siswa, meningkatkan kelancaran dan kecepatan membaca dan menambah pemahaman terhadap bacaan yang telah dibaca sehingga siswa memiliki kemampuan dalam literasi baca tulis.
Gambar 4. 1 Kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai (Sumber: Dokumen peneliti, 10 Juni 2022)
Pelaksanaan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai di SD Negeri Baturejo 02 pada siswa kelas V dilakukan setiap hari dan diawasi oleh mahasiswa kampus mengajar dan wali kelas V. Hal ini seperti yang disampaikan oleh mahasiswa kampus mengajar (L), sebagai berikut :
“Sebelum pembelajaran dimulai siswa diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai”
(Wawancara, 4 Juni 2022)
Kondisi awal sebelum melaksanakan kegiatan program ini dengan siswa datang ke sekolah sebelum pukul 07.00, kemudian siswa dibebaskan untuk memilih buku bacaan (fiksi/non fiksi) yang telah disediakan oleh mahasiswa kampus mengajar, waktu yang disediakan adalah lima belas menit di pagi hari yaitu jam ke nol atau jam sebelum pembelajaran dimulai. Menurut Fijayanti (2015) program membaca lima belas menit efektif meningkatkan keahlian membaca dan menulis serta memotivasi siswa membaca.
65
Kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai mendapatkan dukungan dari warga sekolah dan juga dari siswa khususnya, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan wali kelas V serta dengan beberapa siswa.
Tanggapan pertama dari Bapak F, selaku wali kelas V, sebagai berikut :
“untuk respon siswa sendiri sangat berantusias sekali sangat baik ya, karena dengan seperti itu dia bisa merefleksikan di pagi hari, karena kegiatan ini mewajibkan siswa dengan membaca terlebih dahulu, karena itu warga SD Negeri Baturejo 02 sangat mendukung program ini”
(Wawancara, 6 Juni 2022)
Sedangkan respon dari siswa kelas V diantaranya sebagai berikut : Respon pertama disampaikan oleh ABP, sebagai berikut :
“sangat bermanfaat bagi siswa, dan agar tidak lelah dalam membaca”
(Wawancara, 10 Juni 2022)
Respon kedua disampaikan oleh ARA, dalam cuplikan hasil wawancara sebagai berikut :
“kegiatan membaca lima belas menit, membuat kami nggak mudah mengantuk saat pelajaran dimulai selain itu, kegiatan ini menambah wawasan dan berbagai macam informasi yang bermanfaat”
(Wawancara, 10 Juni 2022)
Dari informasi kedua narasumber tersebut, dapat kita lihat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai memberikan manfat bagi siswa diantaranya siswa tidak mengantuk saat pembelajaran dilakukan, dan siswa memperoleh wawasan juga informasi dari buku yang dibaca. Dalam penelitian Bartolucci dan Batini (2020) dan Barone, Fouger dan Martel (2020) juga konsisten menunjukkan dampak positif membaca yang mencakup penguatan kemampuan kognitif terutama dalam peningkatan kosakata.
Bahan bacaan yang dibaca pada kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai berbeda dengan buku yang digunakan pada jam pembelajaran. Penggunaan buku pelajaran tentunya kurang efektif dalam kegiatan literasi baca tulis. Lubis (2015) juga menyebutkan dalam penelitiannya bahwa buku mata pelajaran kurang menarik minat baca siswa karena muatan karya ilmiah dan kurangnya gambar menjadikan siswa bosan dan tidak memiliki minat untuk membacanya. Buku nonteks pelajaran memiliki materi yang menarik sehingga sesuai kegiatan membaca untuk kesenangan siswa. Buku nonteks
66
pelajaran yang digunakan mahasiswa kampus mengajar berupa buku fiksi atau non fiksi sesuai dengan minat siswa. Mahasiswa kampus mengajar untuk menghindari rasa kejenuhan dan kebosanan siswa dalam melaksankan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai, dengan menyediakan berbagai macam variasi buku baik buku cerita, novel, cerpen, majalah dan siswa setiap harinya berbeda dalam memilih variasi buku bacaan bebas sesuai dengan yang diminati oleh siswa. Menurut Clark & Douglas (2011) variasi koleksi bacaan penting mengingat preferensi siswa terhadap bacaan dipengaruhi oleh gender, usia, dan kemampuan membaca. Sejalan dengan pendapat Dalman (2014) buku yang menarik juga akan memberikan respon rasa penasaran siswa untuk membuka atau membaca yang menarik perhatiannya.
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai, diantaranya yaitu kurangnya fasilitas sekolah seperti tidak tersedianya perpustakaan sekolah, seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa kampus mengajar (L) dalam cuplikan hasil wawancara, sebagai berikut :
“hambatan dalam pelaksanaan kegiatan membaca lima belas menit yaitu dari sekolah tidak adanya perpustakaan, sehingga buku bacaan yang kami sediakan jumlahnya terbatas”
(Wawancara, 4 Juni 2022)
Selain itu rendahnya kesadaran dan kemauan siswa, meskipun membaca memiliki banyak manfaat namun tidak semua siswa gemar dan memiliki kesadaran serta kemauan untuk memiliki budaya baca yang baik. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Bapak F selaku wali kelas V, sebagai berikut :
“faktor penghambatnya kesadaran dan kemauan siswa yang rendah, terhadap budaya membaca seperti masih ada siswa yang telat berangkat sekolah sehingga tidak melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit”
(Wawancara, 6 Juni 2022)
Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber wali kelas V dan mahasiswa kampus mengajar bahwa faktor penghambat dari kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai yaitu kurangnya fasilitas sekolah seperti tidak adanya perpustakaan sekolah sehingga buku bacaan yang disediakan terbatas selain itu kesadaran dan kemauan siswa yang rendah seperti telat berangkat sekolah, sehingga siswa tidak dapat mengikuti kegiatan membaca lima
67
belas menit. Guna mengkonfirmasi data yang diperoleh peneliti juga melakukan wawancara dengan subjek ABP dalam cuplikan hasil wawancara, sebagai berikut:
“saya terlambat kesekolah, karena ibu harus mengurus adik terlebih dahulu, baru mengantarkan saya ke sekolah”
(Wawancara, 10 Juni 2022)
Dalam mengikuti kegiatan membaca lima belas menit, rasa senang membaca perlu menjadi budaya bagi siswa. Ibrahim Bafadhal menyatakan bahwa rasa senang membaca dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karena ia tahu manfaat membaca, ia menyadari bahwa buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang baik dapat memperluas pengetahuannya Khasanah (2015).
Adapun upaya yang dilakukan mahasiswa kampus mengajar dalam mengatasi kendala dalam melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai yaitu dengan memberikan motivasi kepada siswa setiap pagi hari sebelum melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit, mahasiswa kampus mengajar juga memberikan peraturan dengan mewajibkan siswa datang kesekolah tepat waktu agar siswa konsisten dalam melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh mahasiswa kampus mengajar (L) dalam cuplikan hasil wawancara sebagai berikt:
“kami mewajibkan siswa kelas V datang kesekolah tepat waktu, dan memberikan motivasi kepada siswa”
(Wawancara, 4 Juni 2022)
Siswa boleh membawa buku dari rumah yang layak baca kemudian menukarkan buku yang dibawa dengan teman sebangku maupun teman lainnya, selain itu mahasiswa kampus mengajar juga memberikan apresiasi berupa pujian, maupun reward bagi siswa yang tertib dalam melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai. Dalam penelitian Yunitasari dan Hanifah (2020) bahwa pemberian motivasi tidak harus dilakukan dengan memberikan hadiah kepada anak, pemberian motivasi bisa dilakukan dengan memberikan semangat belajar secara lisan dengan perkataan positif dan membangun, serta dengan memberikan motivasi kepada anak akan pentingnya belajar. Terkait dengan masalah sekolah yang belum tersedianya fasilitas perpustakaan mahasiswa kampus mengajar juga menyambut baik sumbangan
68
buku dari semua pihak yang peduli dengan pendidikan, kemudian buku diberikan kepada pihak sekolah.
Berdasarkan hasil peneliti paparkan mengenai kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai sebagai bentuk implementasi kampus mengajar dalam menanamkan literasi baca tulis kelas V SD Negeri Baturejo 02 pada program literasi baca tulis dilaksanakan pada jam ke nol atau sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan membaca lima belas menit mendapatkan dukungan dari warga sekolah dan juga dari siswa khususnya. Bahan bacaan yang digunakan berupa buku nonteks pelajaran baik fiksi maupun non fiksi sesuai dengan minat siswa. Kendala dalam kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai yaitu kurangnya fasilitas sekolah seperti tidak adanya perpustakaan sekolah sehingga buku bacaan yang disediakan terbatas selain itu kesadaran dan kemauan siswa yang rendah seperti telat berangkat sekolah. Upaya yang dilakukan mahasiswa kampus mengajar juga memberikan peraturan dengan mewajibkan siswa datang kesekolah tepat waktu agar siswa konsisten dalam melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai dan memberikan motivasi kepada siswa.
4.2.1.2 Jurnal Membaca Harian
Program lain yang dilakukan mahasiswa kampus mengajar dalam menanamkan literasi baca tulis dengan siswa mengisi jurnal membaca harian.
Pengertian dari jurnal membaca harian merupakan instrument berupa tabel rekaman capaian membaca siswa yang dilakukan setelah melakukan aktivitas membaca lima belas menit yang dilakukan setiap hari. Dapat berupa buku, kartu, atau selembar kertas di dalam kertas portofolio kegiatan membaca yang berisi mengenai judul buku, nama pengarang, penerbit, tahun buku, jumlah halaman yang dibaca, serta informasi lain yang dikehendaki. Manfaat dari jurnal membaca harian adalah membantu siswa dan guru untuk memantau jenis dan jumlah buku yang dibaca untuk kegiatan membaca lima belas menit. Selain itu mengetahui capaian kegiatan membaca yang dilakukan siswa setiap hari, mengetahui kegiatan membaca peserta didik dalam jangka waktu satu bulan atau lebih.
69
Gambar 4. 2 Jurnal Membaca Harian (Sumber: Dokumen peneliti, 10 Juni 2022)
Pelaksanaan kegiatan siswa mengisi jurnal membaca harian setelah siswa kelas V melakukan aktivitas membaca lima belas menit kemudian mahasiswa memberikan waktu 10 menit untuk mengisi jurnal dari buku yang telah dibaca.
Kegiatan ini dilakukan setiap hari setelah melakukan aktivitas membaca lima belas menit. Hal ini seperti yang diungakapkan oleh mahasiswa kampus mengajar (L) dalam cuplikan hasil wawancara sebagai berikut :
“setelah melakukan aktivitas membaca, siswa kami mintai mengidentifikasi isi buku pada jurnal membaca harian”
(Wawancara, 4 Juni 2022)
Kondisi awal dalam melakukan aktivitas mengisi jurnal membaca harian, mahasiswa kampus mengajar mejelaskan teknisi pengisian jurnal yang harus dipenuhi siswa meliputi : Judul buku, penerbit, tahun terbit, kelebihan dan kekurangan buku. Dengan siswa mampu mengidentifikasi pada jurnal harian maka siswa dapat mengingat kembali apa yang telah dibaca. Selain itu jurnal membaca harian dapat mengasah pemahaman akan isi buku. Jurnal membaca harian merupakan cermin kompetensi dan kebiasaan berliterasi.
Kegiatan mengisi jurnal harian melatih keterampilan siswa dalam menulis hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan wali kelas V serta dengan subjek siswa kelas V. Tanggapan pertama dari Bapak F, selaku wali kelas V, beliau mengatakan bahwa :
“jurnal membaca harian sangat bagus untuk melatih kemampuan siswa dalam menulis”
(Wawancara, 6 Juni 2022)
Berdasarkan hasil wawancara, bahwa adanya program mengisi jurnal membaca harian yang dilakukan siswa dapat melatih kemampuan siswa dalam menulis. Menurut Hasani (2011) menulis tidak mungkin hanya dikuasai dengan
70
menggunakan teori, tetapi dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik.
Sedangkan respon dari siswa kelas V diantaranya sebagai berikut: Respon pertama disampaikan oleh ABP, sebagai berikut:
“setelah saya membaca saya dapat menditifikasi isi buku pada jurnal”
(Wawancara, 10 Juni 2022)
Respon kedua disampaikan oleh ARA, dalam cuplikan hasil wawancara sebagai berikut :
“saya dapat mengingat apa yang saya baca kemudian saya tuliskan pada jurnal sesuai dengan apa yang saja yang harus dituliskan”
(Wawancara, 10 Juni 2022)
Dari kedua informasi kedua narasumber tersebut, bahwa dengan adanya kegiatan mengisi jurnal membaca harian siswa dapat mengidentifikasi buku yang dibaca, kemudian manfaat lain yang diperoleh siswa yaitu siswa dapat mengingat isi buku yang dibaca kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan pada jurnal.
Jurnal membaca harian merupakan salah satu bagian yang penting untuk mengukur tingkat kerajinan siswa dalam membaca buku saat kegiatan literasi. Hal
Jurnal membaca harian merupakan salah satu bagian yang penting untuk mengukur tingkat kerajinan siswa dalam membaca buku saat kegiatan literasi. Hal