• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Deskripsi dan Pembahasan Hasil Analisis Data

4.2.1 Penanaman Literasi Baca Tulis Siswa Kelas V SD Negeri Baturejo 02

4.2.1.1 Membaca Lima Belas Menit Sebelum Pembelajaran dimulai

Program membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai dilaksanakan oleh siswa kelas V sebagai bentuk implementasi mahasiswa kampus mengajar dalam menanamkan literasi baca tulis. Tujuan dari program membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai adalah meningkatkan minat baca siswa, meningkatkan kelancaran dan kecepatan membaca dan menambah pemahaman terhadap bacaan yang telah dibaca sehingga siswa memiliki kemampuan dalam literasi baca tulis.

Gambar 4. 1 Kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai (Sumber: Dokumen peneliti, 10 Juni 2022)

Pelaksanaan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai di SD Negeri Baturejo 02 pada siswa kelas V dilakukan setiap hari dan diawasi oleh mahasiswa kampus mengajar dan wali kelas V. Hal ini seperti yang disampaikan oleh mahasiswa kampus mengajar (L), sebagai berikut :

“Sebelum pembelajaran dimulai siswa diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai”

(Wawancara, 4 Juni 2022)

Kondisi awal sebelum melaksanakan kegiatan program ini dengan siswa datang ke sekolah sebelum pukul 07.00, kemudian siswa dibebaskan untuk memilih buku bacaan (fiksi/non fiksi) yang telah disediakan oleh mahasiswa kampus mengajar, waktu yang disediakan adalah lima belas menit di pagi hari yaitu jam ke nol atau jam sebelum pembelajaran dimulai. Menurut Fijayanti (2015) program membaca lima belas menit efektif meningkatkan keahlian membaca dan menulis serta memotivasi siswa membaca.

65

Kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai mendapatkan dukungan dari warga sekolah dan juga dari siswa khususnya, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan wali kelas V serta dengan beberapa siswa.

Tanggapan pertama dari Bapak F, selaku wali kelas V, sebagai berikut :

“untuk respon siswa sendiri sangat berantusias sekali sangat baik ya, karena dengan seperti itu dia bisa merefleksikan di pagi hari, karena kegiatan ini mewajibkan siswa dengan membaca terlebih dahulu, karena itu warga SD Negeri Baturejo 02 sangat mendukung program ini”

(Wawancara, 6 Juni 2022)

Sedangkan respon dari siswa kelas V diantaranya sebagai berikut : Respon pertama disampaikan oleh ABP, sebagai berikut :

“sangat bermanfaat bagi siswa, dan agar tidak lelah dalam membaca”

(Wawancara, 10 Juni 2022)

Respon kedua disampaikan oleh ARA, dalam cuplikan hasil wawancara sebagai berikut :

“kegiatan membaca lima belas menit, membuat kami nggak mudah mengantuk saat pelajaran dimulai selain itu, kegiatan ini menambah wawasan dan berbagai macam informasi yang bermanfaat”

(Wawancara, 10 Juni 2022)

Dari informasi kedua narasumber tersebut, dapat kita lihat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai memberikan manfat bagi siswa diantaranya siswa tidak mengantuk saat pembelajaran dilakukan, dan siswa memperoleh wawasan juga informasi dari buku yang dibaca. Dalam penelitian Bartolucci dan Batini (2020) dan Barone, Fouger dan Martel (2020) juga konsisten menunjukkan dampak positif membaca yang mencakup penguatan kemampuan kognitif terutama dalam peningkatan kosakata.

Bahan bacaan yang dibaca pada kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai berbeda dengan buku yang digunakan pada jam pembelajaran. Penggunaan buku pelajaran tentunya kurang efektif dalam kegiatan literasi baca tulis. Lubis (2015) juga menyebutkan dalam penelitiannya bahwa buku mata pelajaran kurang menarik minat baca siswa karena muatan karya ilmiah dan kurangnya gambar menjadikan siswa bosan dan tidak memiliki minat untuk membacanya. Buku nonteks pelajaran memiliki materi yang menarik sehingga sesuai kegiatan membaca untuk kesenangan siswa. Buku nonteks

66

pelajaran yang digunakan mahasiswa kampus mengajar berupa buku fiksi atau non fiksi sesuai dengan minat siswa. Mahasiswa kampus mengajar untuk menghindari rasa kejenuhan dan kebosanan siswa dalam melaksankan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai, dengan menyediakan berbagai macam variasi buku baik buku cerita, novel, cerpen, majalah dan siswa setiap harinya berbeda dalam memilih variasi buku bacaan bebas sesuai dengan yang diminati oleh siswa. Menurut Clark & Douglas (2011) variasi koleksi bacaan penting mengingat preferensi siswa terhadap bacaan dipengaruhi oleh gender, usia, dan kemampuan membaca. Sejalan dengan pendapat Dalman (2014) buku yang menarik juga akan memberikan respon rasa penasaran siswa untuk membuka atau membaca yang menarik perhatiannya.

Kendala dalam pelaksanaan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai, diantaranya yaitu kurangnya fasilitas sekolah seperti tidak tersedianya perpustakaan sekolah, seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa kampus mengajar (L) dalam cuplikan hasil wawancara, sebagai berikut :

“hambatan dalam pelaksanaan kegiatan membaca lima belas menit yaitu dari sekolah tidak adanya perpustakaan, sehingga buku bacaan yang kami sediakan jumlahnya terbatas”

(Wawancara, 4 Juni 2022)

Selain itu rendahnya kesadaran dan kemauan siswa, meskipun membaca memiliki banyak manfaat namun tidak semua siswa gemar dan memiliki kesadaran serta kemauan untuk memiliki budaya baca yang baik. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Bapak F selaku wali kelas V, sebagai berikut :

“faktor penghambatnya kesadaran dan kemauan siswa yang rendah, terhadap budaya membaca seperti masih ada siswa yang telat berangkat sekolah sehingga tidak melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit”

(Wawancara, 6 Juni 2022)

Berdasarkan data yang diperoleh dari narasumber wali kelas V dan mahasiswa kampus mengajar bahwa faktor penghambat dari kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai yaitu kurangnya fasilitas sekolah seperti tidak adanya perpustakaan sekolah sehingga buku bacaan yang disediakan terbatas selain itu kesadaran dan kemauan siswa yang rendah seperti telat berangkat sekolah, sehingga siswa tidak dapat mengikuti kegiatan membaca lima

67

belas menit. Guna mengkonfirmasi data yang diperoleh peneliti juga melakukan wawancara dengan subjek ABP dalam cuplikan hasil wawancara, sebagai berikut:

“saya terlambat kesekolah, karena ibu harus mengurus adik terlebih dahulu, baru mengantarkan saya ke sekolah”

(Wawancara, 10 Juni 2022)

Dalam mengikuti kegiatan membaca lima belas menit, rasa senang membaca perlu menjadi budaya bagi siswa. Ibrahim Bafadhal menyatakan bahwa rasa senang membaca dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karena ia tahu manfaat membaca, ia menyadari bahwa buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang baik dapat memperluas pengetahuannya Khasanah (2015).

Adapun upaya yang dilakukan mahasiswa kampus mengajar dalam mengatasi kendala dalam melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai yaitu dengan memberikan motivasi kepada siswa setiap pagi hari sebelum melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit, mahasiswa kampus mengajar juga memberikan peraturan dengan mewajibkan siswa datang kesekolah tepat waktu agar siswa konsisten dalam melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh mahasiswa kampus mengajar (L) dalam cuplikan hasil wawancara sebagai berikt:

“kami mewajibkan siswa kelas V datang kesekolah tepat waktu, dan memberikan motivasi kepada siswa”

(Wawancara, 4 Juni 2022)

Siswa boleh membawa buku dari rumah yang layak baca kemudian menukarkan buku yang dibawa dengan teman sebangku maupun teman lainnya, selain itu mahasiswa kampus mengajar juga memberikan apresiasi berupa pujian, maupun reward bagi siswa yang tertib dalam melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai. Dalam penelitian Yunitasari dan Hanifah (2020) bahwa pemberian motivasi tidak harus dilakukan dengan memberikan hadiah kepada anak, pemberian motivasi bisa dilakukan dengan memberikan semangat belajar secara lisan dengan perkataan positif dan membangun, serta dengan memberikan motivasi kepada anak akan pentingnya belajar. Terkait dengan masalah sekolah yang belum tersedianya fasilitas perpustakaan mahasiswa kampus mengajar juga menyambut baik sumbangan

68

buku dari semua pihak yang peduli dengan pendidikan, kemudian buku diberikan kepada pihak sekolah.

Berdasarkan hasil peneliti paparkan mengenai kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai sebagai bentuk implementasi kampus mengajar dalam menanamkan literasi baca tulis kelas V SD Negeri Baturejo 02 pada program literasi baca tulis dilaksanakan pada jam ke nol atau sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan membaca lima belas menit mendapatkan dukungan dari warga sekolah dan juga dari siswa khususnya. Bahan bacaan yang digunakan berupa buku nonteks pelajaran baik fiksi maupun non fiksi sesuai dengan minat siswa. Kendala dalam kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai yaitu kurangnya fasilitas sekolah seperti tidak adanya perpustakaan sekolah sehingga buku bacaan yang disediakan terbatas selain itu kesadaran dan kemauan siswa yang rendah seperti telat berangkat sekolah. Upaya yang dilakukan mahasiswa kampus mengajar juga memberikan peraturan dengan mewajibkan siswa datang kesekolah tepat waktu agar siswa konsisten dalam melaksanakan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran dimulai dan memberikan motivasi kepada siswa.