Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan penelitian Shabrina (2022) dengan judul “ Kegiatan Kampus Mengajar Dalam Meningkatkan Keterampilan Literasi dan Numerasi Siswa Sekolah Dasar” menunjukkan bahwa siswa kelas II sangat tertarik dengan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran, dan metode pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok membuat pembelajaran sangat efektif sehingga perkembangan keterampilan dan numerasi terdapat peningkatan pada kelompok siswa belum fasih membaca dan semakin baik pada kelompok siswa yang sudah fasih membaca. Dengan pembelajaran literasi dan numerasi yang menggunakan bahan ajar modul dan pendekatan cooperative learning membantu siswa untuk memiliki keterampilan tersebut.
Pemeroleh pengetahuan dan keterampilan tidak hanya bersumber pada guru disekolah, melainkan dari lingkungan rumah dan lingkungan bermain siswa.
Saat pandemi siswa banyak menghabiskan waktu di rumah, maka bimbingan orang tua sangat membantu siswa dalam mengasah dan meningkatkan keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa, seperti keterampilan calistung atau dalam program kampus mengajar difokuskan dengan istilah literasi dan numerasi.
2. Berdasarkan penelitian Anugrah (2021) dengan judul “Implementasi Pelaksanaan Program Kampus Mengajar Angkatan 1 Terdampak Pandemi Covid-19” menunjukan bahwa program pertama yang di implementasikan yaitu pelatihan adaptasi teknologi pembelajaran daring kepada siswa-siswi SDS ABC Jakarta Utara berjalan dengan baik, dan membantu administrasi
39
sekolah dan guru metode proses pembelajaran SDS ABC menggunakan metode pembelajaran daring dan luring. Media pembelajaran yang digunakan berupa RPP yang disebar di grup WhatsaApp dan buku tema (buku pelajaran).
Penggunaan aplikasi video conference seperti zoom atau Gmeet, hanya dilakukan dua minggu sekali atau sebulan sekali. Pembelajaran luring yang dilakukan satu kali dalam satu minggu. Pelaksanaan program kampus mengajar dalam proses mengajar yang dilaksanakan mahasiswa, khususnya di SDS ABC, telah sesuai dengan ketercapaian tujuan program kampus mengajar.
Rencana kegiatan dan hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana awal yaitu melakukan pembelajaran daring maupun luring, membantu membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi, serta mengoptimalkan literasi dan numerasi dalam pembelajaran. Adapun dampak yang dirasakan siswa yaitu meningkatnya motivasi dan minat belajar, baik dari segi literasi maupun segi numerasi. Hal tersebut telah sesuai dengan ketercapaian yang tercantum dalam tujuan program kampus mengajar.
3. Berdasarkan penelitian Khasanah, dkk (2021) dengan judul “ Pendampingan Adaptasi Teknologi Serta Pemanfaatan Dalam Menanamkan Literasi dan Numerasi di SD 3T” menunjukkan bahwa kegiatan dilakukan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan di 3 SD sasaran yaitu UPT SD Negeri 1 Pujodadi, UPT SD Negeri 2 Podomoro dan UPT SD Negeri 4 Sendangmulyo. Kegiatan ini bertujuan untuk : 1) membantu guru dan siswa dalam memanfaatkan teknologi pada pembelajaran daring. 2) meningkatkan keterampilan guru dan siswa dalam penggunaan aplikasi daring. 3) memberikan informasi kepada guru dan siswa mengenai pentingnya peranan literasi dan numerasi sejak dini serta pemanfaatan media digital sebagai sarana menanamkan literasi dan numerasi. Dalam kegiatan pengabdian ini yaitu teknologi informasi menjadi sarana utama untuk saling berinteraksi di masa pandemi sehingga guru dan siswa dituntut untuk mampu beradaptasi dengan teknologi dalam proses pembelajaran daring dan pemanfaatan teknologi khususnya media digital dapat digunakan untuk menanamkan literasi dan numerasi siswa dalam pembelajaran daring.
40
4. Berdasarkan penelitian Fatonah, dkk (2021) dengan judul “Implementasi Program Kampus Mengajar di Sekolah Dasar Swasta Nurani Jakarta”
menunjukan bahwa implementasi program kampus mengajar di SDS Nurani berjalan dengan baik, hal ini ditinjau berdasarkan aspek kesesuaian program dengan sasaran, program dengan sasaran sudah tepat. Kegiatan literasi yang dilakukan mahasiswa adalah membantu membaca dan menulis. Dalam bidang numerasi, mahasiswa mengajari siswa siswa beragam bentuk perhitungan matematika dan cara penyelesaiannya. Adaptasi teknologi yang dilakukan mahasiswa di SDS Nurani adalah membantu guru membuat media pembelajaran yang menarik dan membantu penggunaan berbagai aplikasi daring untuk pembelajaran. Dalam hal administrasi, mahasiswa membantu para guru untuk mengoreksi hasil jawaban tugas dan mengawasi ujian siswa kelas 6 serta membantu mengisi e-raport.
5. Berdasarkan penelitian Widiyono, dkk (2021) dengan judul “Implementasi Merdeka Belajar Melalui Kampus Mengajar Perintis di Sekolah Dasar”
menunjukan bahwa implementasi kampus mengajar perintis dilaksanakan di SDN 01 Sowan Lor terbukti dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik seperti meningkatkan minat belajar, meningkatnya kemampuan literasi terpadu dan numerasi. Selain itu, manfaat bagi para mahasiswa diantaranya dapat memberikan pengalaman mengajar secara langsung sehingga dapat mengembangkan kemampuan interpersonal dan kepemimpinan yang dimiliki.
Hal tersebut dibuktikan dengan Mahasiswa Kampus Mengajar Perintis (KMP) dapat membantu guru dalam melaksankan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah disusun dan mampu menggunakan berbagai media pembelajaran yang variatif sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pesera didik dalam kegiatan pembelajaran. Selain penggunaan media pembelajaran, variasi model pembelajaran juga menjadikan salah satu upaya untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik ditengah Pandemi Covid-19.
Berikut ini persamaan, perbedaan, dan orisinalitas kajian relevan
41
Tabel 2. 3Persamaan, Perbedaan dan Orisinalitas Kajian Relevan No Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Persamaan Perbedaan Orisinalitas 1 Shabrina Kegiatan
2 Anugrah Implementasi pelaksanaan
42
43 2.3 Kerangka Teori
Keranga teori merupakan intisari atau garis besar dari beberapa ahli yang disusun secara sistematis dan saling berhubungan dan disajikan dalam bentuk bagan. Kerangka berpikir disusun untuk memperjelas proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis data serta memperjelas referensi pada saat melakukan penelitian. Kampus mengajar merupakan salah satu implementasi merdeka belajar berupa asistensi mengajar untuk memberdayakan mahasiswa untuk membantu proses pembelajaran. Menurut Aji (2020) kampus mengajar salah satu bentuk kepedulian mahasiswa untuk pendidikan disekolah dasar baik di desa maupun di kota. Mahasiswa kampus mengajar memiliki tujuan untuk menanamkan literasi dan numerasi di sekolah dasar yang menjadi sasaran program mahasiswa kampus mengajar. Literasi menurut Indarto (2017) merupakan kegiatan memahami dan mengakses melalui aktivitas menulis dan membaca. Salah satu literasi yang diterapkan dalam program kampus mengajar yaitu literasi baca tulis. Dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2015) literasi baca tulis merupakan kemampuan dalam memahami isi teks (tersirat maupun tersurat) dalam menanamkan literasi baca tulis mahasiswa kampus mengajar dengan cara membiasakan siswa membaca buku pelajaran maupun non pelajaran selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Numerasi menurut Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud (2020) merupakan kemampua berpikir dalam menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa kampus mengajar dalam menanamkan numerasi yaitu dengan menyesuaikan pembelajaran matematika.
44
Gambar 2. 1 Kerangka Teori
Menurut Teori Aji, 2020 Kampus Mengajar merupakan salah satu bentuk kepedulian mahasiswa untuk pendidikan siswa SD baik di desa maupun kota, yang saat ini mengalami kondisi yang tidak nyaman. Dalam program mahasiswa kampus mengajar berfokus
pada literasi dan numerasi
Menurut Teori Indarto, 2017 Literasi merupakan kegiatan memahami dan mengakses berbagai aktivitas yang dilakukan seperti membaca, menulis, dan melakukan kegiatan praktik yang disesuaikan dengan pengetahuan dan hubungan sosial
Menurut Teori Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemendikbud, 2020 Numerasi merupakan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia.
Menurut KBBI, 2015 Literasi baca tulis merupakan kemampuan untuk memahami isi teks tertulis (tersurat maupun tersirat) dan enggunakannya untuk menegembangkan pengetahuan dan potensi diri, serta kemampuan untuk menuangkan ide dan gagasan ke dalam tulisan untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosial. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, salah satunya mengenai kegiatan membaca buku non pelajaran selama lima belas menit sebelum waktu belajar dimulai.
Menurut Teori Susanto, 2013 pembelajaran matematika merupakan proses belajar mengajar yang dibangun guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir peserta didik, serta mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.
Implementasi Kampus Mengajar untuk Menanamkan Literasi Baca Tulis dan Numerasi pada siswa kelas V SD Negeri Baturejo 02
45 2.4 Kerangka Berpikir
Seiring dengan perkembangan zaman menuntut dunia pendidikan untuk melakukan inovasi untuk menjawab tantangan yang komplek, untuk itu pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim melucurkan program
“Merdeka Belajar” dengan tujuan untuk merespon kebutuhan dunia pendidikan di era revolusi industry 4.0. Literasi baca tulis dan numerasi pada era globalisasi saat ini sangatlah dibutuhkan dalam mencapai tujuan pendidikan.Terutama pada jenjang sekolah dasar, SD Negeri Baturejo 02 belum melaksanakan kegiatan literasi baca tulis dan numerasi secara maksimal. Hal tersebut ditandai dengan adanya permasalahan yaitu 1) rendahnya keinginan siswa untuk mengikuti kegiatan literasi baca tulis dan numerasi yang telah dijadwalkan sekolah, hal tersebut disebabkan oleh sebagian besar siswa merasa bahwa membaca adalah aktivitas yang membosankan dan buku-buku yang diberikan kurang menarik. 2) kurangnya fasilitas pendukung literasi baca tulis dan numerasi seperti tidak adanya perpustakaan sekolah. 3) media yang digunakan hanya terbatas yaitu sekolah hanya menyediakan beberapa buku bacaan saja dan lebih dominan pada buku pelajaran sebab banyak buku-buku yang rusak 4) siswa belum dapat menerapkan konsep matematika dengan baik dalam kehidupan sehari-hari karena sebagian besar siswa masih lemah dalam berhitung
Maka dari itu dalam program kampus mengajar peneliti menanamkan literasi baca tulis dan numerasi bagi siswa kelas V SD Negeri Baturejo 02, supaya pengetahuan siswa meningkat. Kegiatan literasi baca tulis diterapkan dengan program membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai dan membuat catatan dan ringkasan hal-hal yang penting yang terdapat dalam bacaan pada jurnal membaca harian serta mahasiswa kampus mengajar menyediakan buku-buku bacaan serta siswa membuat graphic organizer dari buku yang dibaca. Kemudian kegiatan numerasi diterapkan dalam pembelajaran matematika selain itu mahasiswa kampus mengajar menyediakan sarana dan prasarana penunjang kegiatan numerasi seperti buku-buku fiksi dan non fiksi yang berkaitan numerasi
46
selain itu dengan melakukan kegiatan ektrakurikuler yang berhubungan dengan numerasi berwirausaha dan bakti sosial. Dengan adanya implementasi kampus mengajar untuk menanamkan literasi baca tulis dan numerasi diharapkan dapat melatih dan meningkatkan kemampuan siswa dalam literasi baca tulis dan numerasi siswa.
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Kemampuan siswa dalam literasi baca tulis dan numerasi masih rendah (berdasarkan rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika, inovasi yang tidak didukung, rendahnya motivasi
siswa dalam kegiatan literasi baca tulis, minimnya literature)
Dilaksanakan Program Kampus Mengajar
Literasi Baca Tulis
Literasi baca tulis kemampuan untuk memahami isi teks tertulis (tersurat maupun tersirat) dan menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri, serta kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosial.
Numerasi
Pengetahuan dan kecakapan menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memcahkan masalah praktis dalam berbagai konteks dalam kehidupan sehari-hari
Hasil
Implementasi Kampus Mengajar untuk Menanamkan Literasi Baca Tulis dan Numerasi
47 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Baturejo 02 yang bertepatan di Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati ini dikarenakan SD tersebut merupakan salah satu sekolah dasar di Kabupaten Pati yang menjadi sasaran program mahasiswa kampus mengajar selain itu peneliti menemukan permasalahan terkait literasi baca tulis dan numerasi. Dan juga didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya dengan melakukan observasi dan wawancara dengan guru diketahui bahwa sekolah tersebut mengalami permasalahan dalam menanamkan literasi baca tulis dan numerasi karena kebanyakan siswa kelas V menganggap bahwa kegiatan literasi baca tulis dan numerasi merupakan hal yang membosankan, dan juga kurangnya fasilitas yang mendukung kegiatan literasi baca tulis dan numerasi.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Pada penelitian ini meliputi tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Pada bulan November 2021 peneliti melakukan perencanaan penelitian, kemudian untuk pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2022, dan pelaporan penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni 2022. Diharapkan dalam penelitian ini dapat selesai tepat waktu dan peneliti mendatkan hasil penelitian sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yang dilakukan dengan tidak mengutamakan pada angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris. Penelitian kualitatif untuk pengumpulan data
48
dilakukan secara naratif atau dokumentasi yang diperoleh dari kegiatan observasi.
Data yang diambil berupa transkip-transkip wawancara mendalam, observasi langsung, dan semi structural. Ciri utama penelitian kualitatif terletak pada fokus penelitian mengenai kajian seluruh intensif keadaan tertentu.
Sugiyono (2016) mengungkapkan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan filsafat potivism yang digunakan sebagai meneliti kondisi obyek alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci dan hasilnya lebih menekankan pada generalisasi. Rubiyanto (2011) juga berpendapat bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata baik secara tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati. Dalam penelitian kualitatif peneliti secara langsung terjun kelapangan, menggunakan dirinya sebagai instrument, melakukan observasi, wawancara mengikuti asumsi-asumsi atau data dilapangan. Penelitian kualitatif menurut Slamet (2016) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan segala holistic-kontekstual melalui upaya memahami fenomena dengan latar alamiah karena itu sering dikatakan sebagai naturalistic, oleh karena itu instrumennya adalah peneliti.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian studi kasus kualitatif.
Penelitian studi kasus sering digambarkan dengan metodologi fleksibel, menantang dan paling sering digunakan. Studi kasus memiliki fokus pada satu unit tertentu, yang dapat berupa individu, kelompok, organisasi, masyarakat Prihatsani (2013). Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang dilakukan pada obyek dan subyek disuatu tempat dan waktu tertentu untuk dilakukan studi analisis kasus yang diamati (Yin, 2008). Pada dasarnya studi kasus mempelajari secara intensif yang dipandang mengalami atau mempunyai kasus tertentu, artinya studi kasus mengungkapkan setiap variabel yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek.
Penelitian studi kasus ini sangat penting dalam mendiskripsikan tentang apa, mengapa, dan bagaimana tentang sesuatu yang terjadi yang lebih mengarah pada pemahaman makna dari suatu fenomena. Sedangkan, komponen-komponen dalam desain penelitian studi kasus meliputi (Yin, 2009) :
49
1. Pertanyaan penelitian berpola “how” atau why
2. Proporsi, merupakan pertanyaan yang mereflelsikan isu-isu secara teoritis yang penting dan akan membimbing penelitian mencari data yang relevan.
Proporsi diturunkan dari teori, logika, dan pengetahuan umum yang akan membimbing peneliti tetap fokus sehingga tidak akan membahas semua hal.
3. Unit analisis, berkaitan dengan masalah penentuan apa yang dimaksud dengan kasus dalam penelitian yang bersangkutan.
4. Logika (hubungan anatara data dan proporsi), menjelaskan tahap analisis penelitian
5. Kriteria (interpretasi temuan). Kriteria harus cocok dan berkaitan dengan proporsi, sekaligus dengan pertanyaan penelitian.
Penelitian ini langsung terjun kelapangan, dan peneliti secara langsung mendata, memproses dan menganalisisnya. Peneliti adalah kunci utama dalam penelitian ini sehingga harus teliti agar tercapainya penelitian yang akurat dan sempurna, data yang diperoleh. Adapun rancangan peneliti sebagai berikut :
a. Setelah menemukan permasalahan dan tempat yang akan digunakan untuk melakukan penelitian, selanjutnya peneliti melakukan studi terlebih dahulu ke SD Negeri Baturejo 02.
b. Peneliti menentukan informasi dan metode-metode yang digunakan untuk menggali data diantaranya menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
c. Setelah seluruh data terkumpul, selanjutnya diindentifikasi dan menyajikan data dari penelitian di SD Negeri Baturejo 02.
3.3 Peranan Peneliti
Dalam penelitian kuatitaif ini kehadiran peneliti adalah sebagai human instrument atau instrument dalam penelitian. Peneliti sebagai instrument pertama masuk ke lokasi penelitian untuk memperoleh data secara langsung. Maka dari itu peneliti juga berperan sebagai teman atau pendamping objek yang akan diteliti.
Peran dari peneliti sangat dibutuhkan karena sebagai alat pengumpul data utama.
50
Peneliti memiliki peran sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis data, dan sebagai pelapor hasil penelitian. Keterlibatan peneliti dengan sebuah penelitian dapat menentukan keberhasilan penelitian. Selama penelitian peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap objek, melakukan wawancara dengan gurukelas V dan siswa kelas V selain itu peneliti juga melakukan dokumentasi di setiap kegiatan sebagai pendukung dalam penelitian ini.
3.4 Data dan Sumber Data 3.4.1 Data
Data kualitatif adalah jenis data non-numerik atau tidak dapat diproses dalam bentuk angka. Data ini umumnya hanya bisa diamati dan dicatat sehingga menghasilkan suatu informasi. Adapun yang termasuk data kualitatif adalah seperti pendapat, opini, tingkat kepuasan, dan lain sebagainya. Menurut Sugiyono (2015) data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata, skema, dan gambar.
Data dalam penelitian ini berupa nama dan alamat obyek penelitian. Karakteristik data dalam penelitian kualitatif adalah berbentuk narasi/kata-kata, suara, gambar, dan dokumentasi. Dengan demikian data/informasi memiliki karakteristik yaitu subyektif, tidak representative, tidak memperhatikan kesalahan baku, dan mengutamakan kontekstual. Data penelitian kualitatif bersifat subyektif berdasarkan informan yang jumlah dan pemilihannya secara acak dan random sesuai dengan peneliti berdasarkan permasalahan penelitian yang diambil. Data yang diproleh dalam peneliti terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data dari informan utama yang melalui sebuah penelitian dilapangan. Data primer menurut Nurimawati (2008) merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data primer pada penelitian ini adalah sikap dan perilaku siswa kelas V terkait kegiatan literasi baca tulis dan numerasi, dan aktivitas kegiatan pembelajaran terkait literasi baca tulis dan numerasi di dalam kelas. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dan diolah serta disajikan oleh pihak lain. Data sekunder menurut Sugiyono (2013) merupakan
51
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen dan melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Data sekunder pada penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan buku terkait kegiatan literasi baca tulis dan numerasi,
3.4.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian yaitu subjek dari asal pemerolehan data yang memiliki sejumlah informasi yang jelas tentang bagaimana data diolah. Arikunto (2013) menyatakan bahwa “Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh”. Sumber data adalah subjek yang diperoleh sumber data pada penelitian ini adalah mahasiswa kampus mengajar, guru dan siswa kelas V SD Negeri Baturejo 02 yang memberikan informasi secara langsung melalui wawancara. Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Sugiyono (2016) memberikan penjelasan mengenai sumber data tersebut, yaitu a) data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari seseorang kepada pengumpul data. b) Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau dapat melalui orang lain atau teori-teori yang ada dibuku bisa juga dalam bentuk dokumen.
1. Sumber data primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data secara langsung. Sumber data primer pada penelitian ini diperoleh dari informan melalui observasi dan wawancara terkait kegiatan literasi baca tulis dan numerasi yang dilaksanakaan siswa kelas V SD Negeri Baturejo 02 didalam kelas, guru kelas V dan mahasiswa kampus mengajar.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder di dapat secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul. Misalnya lewat orang lain, dokumen, buku-buku, jurnal pendidikan dll. Dalam penelitian ini dokumentasi yang dikumpulkan peneliti yaitu foto proses kegiatan belajar mengajar dikelas terkait kegiatan literasi baca tulis dan numerasi, RPP, foto kegiatan literasi baca tulis dan numerasi yang dilakukan siswa, referensi buku terkait
52
literasi baca tulis dan numerasi, serta jurnal terkait program kampus mengajar dan jurnal literasi baca tulis dan numerasi.
3.4.3 Kategori Informan
Peneliti ini memfokuskan informan berdasarkan beberapa kategori tertentu, dengan adanya kategori tersebut diharapkan mampu memberikan sumber data yang beragam sehingga dalam penelitian akan memperoleh sumber data yang komplek. Sampel penentuan yang digunakan meupakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan proses pengambilan sampel dengan sumber data dengan alasan tertentu (Sugiyono, 2019). Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas V sebagai subjek utama, sedangkan subjek lainnya yaitu wali kelas V dan mahasiswa kampus mengajar. Alasan memilih informan berdasarkan kriteria siswa kelas V sebagai sasaran dari kegiatan literasi baca tulis dan numerasi, sedangkan mahasiswa kampus mengajar sebagai pelaksana kegiatan literasi baca tulis dan numerasi, dan untuk guru sebagai bentuk pandangan untuk berpendapat terkait kegiatan literasi baca tulis dan numerasi yang dilakukan oleh mahasiswa kampus mengajar.
3.5 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah mengumpulkan data-data dari tempat
Teknik pengumpulan data adalah langkah mengumpulkan data-data dari tempat