• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM ABSTRAK

01. JENIS-JENIS PERUSAHAAN

Akuntansi mencatat peristiwa bisnis yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, informasi keuangan yang dihasilkan akuntansi seharusnya mengikuti model bisnis perusahaan. Terdapat tiga (3) jenis perusahaan dengan karakteristik masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut:

Peraga 8.1:

Jenis-jenis Perusahaan Jenis

Perusahaan

Output yang

Dihasilkan Aktivitas yang Dilakukan

Jasa Jasa/fasilitas Menyediakan fasilitas atau layanan

Dagang Produk/barang Membeli barang dagangan dan menjualnya kembali

Manufaktur Produk/barang Membeli bahan baku, mengolah, dan menjual produk jadi

Yang termasuk perusahaan jasa adalah perusahaan telekomunikasi (misal: Telkom, XL, Esia, dan 3), perusahaan pegadaian, perusahaan transportasi (misal: Mandala, Garuda, KAI, dan Damri), bank, dsb. Yang termasuk perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang dagangan dan menjual kembali barang dagangan tanpa mengubah secara signifikan substansi barang dagangan tersebut ke pembeli. Contoh perusahaan dagang adalah supermarket (misal: Matahari, Sri Ratu, dan Giant), toko komputer, dan agen jual-beli kendaraan. Yang termasuk perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan mentah, mengolah bahan mentah tersebut menjadi produk jadi, dan kemudian menjualnya ke pembeli. Contoh, perusahaan komputer (antara lain Compaq, Dell, dan Fujitsu), perusahaan semen (antara lain Semen Gresik, Nusantara, dan Holcim), perusahaan pertambangan (misal: Pertamina, Aneka Tambang, Kaltim Coal), dsb.

Di satu sisi, masing-masing jenis perusahaan memiliki proses bisnis yang berbeda sehingga menjadikan akuntansi di masing-masing jenis perusahaan berbeda pula. Di sisi lain, ketiga proses bisnis tersebut bukan sesuatu yang berbeda sama sekali karena sebenarnya ketiga jenis perusahaan tersebut hanya berbeda dari kompleksitasnya, sedangkan proses dasarnya adalah sama. Dengan demikian, pengetahuan dasar akuntansi yang berlaku di perusahaan jasa juga berlaku di perusahaan dagang dan di perusahaan manufaktur.

   

02. AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan (selanjutnya disingkat BD) dari pemasok/rekanan dan menjualnya kembali kepada pembeli dan pelanggan. Karakteristik perusahaan dagang adalah:

a. Transaksi jual-beli BD merupakan aktivitas utama perusahaan

b. Barang yang diperjual-belikan lazimnya memiliki perioda tidak lebih dari 1

tahun

c. Perusahaan lazimnya memiliki sediaan BD.

d. Terdapat biaya yang terkait langsung dengan pendapatan, yaitu antara biaya

untuk pemerolehan BD dan pendapatan dari penjualan BD.

Perbedaan utama perusahaan dagang dari perusahaan jasa adalah terjadinya transaksi jual-beli BD. Oleh karena itu, perbedaan akuntansi di perusahaan dagang dan perusahaan jasa meliputi 4 (empat) hal sebagai berikut:

1. Pencatatan sediaan barang dagangan

2. Penentuan harga pokok penjualan BD.

3. Penentuan Sistem Harga Pokok Penjualan

4. Penghitungan laba bruto (gross profit).

Pencatatan transaksi-transaksi lainnya di perusahaan dagang pada dasarnya sama dengan pencatatan yang dilakukan di perusahaan jasa.

A. Akuntansi Barang Dagangan

Terdapat 2 (dua) metoda pencatatan akuntansi untuk penyediaan informasi keuangan tentang barang dagangan, yaitu:

1. Metoda periodik (disebut juga metoda fisik); pencatatan informasi BD

dilakukan secara periodik, lazimnya pada akhir perioda. Oleh karena itu, transaksi pembelian dan penjualan BD selama perioda berjalan ditampung di akun Pembelian (untuk transaksi pembelian) dan di akun Penjualan (untuk transaksi penjualan). Pencatatan perubahan sediaan BD dilakukan ketika perusahaan melakukan penghitungan fisik terhadap sediaan BD pada akhir perioda.

2. Metoda perpetual (disebut juga metoda kontinyu); pencatatan informasi

sediaan BD dilakukan setiap terjadi transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan: saat terjadi pembelian BD maka akun Persediaan barang

dagangan (PBD) bertambah, sedangkan saat terjadi penjualan maka akun PBD berkurang.

B. Penentuan Harga Pokok Penjualan

Akuntansi mendasarkan diri pada PABU Penandingan biaya dengan pendapatan. Oleh karena itu, BD yang dibeli dan belum terjual masih merupakan asset, bukan sebagai biaya. Selanjutnya, perusahaan menjual BD untuk memperoleh pendapatan. Ketika BD tersebut terjual maka BD tersebut berubah dari aset menjadi biaya yang lazim disebut dengan harga pokok penjualan (HPP). Penghitungan HPP adalah sbb:

1.Persediaan awal perioda BD (+) 4.Retur dan keringanan pembelian (-) 2.Pembelian selama 1 perioda (+) 5.Biaya angkut pembelian selama 1 perioda (+) 3.Potongan pembelian selama 1 perioda (-) 6.Persediaan akhir perioda BD (-)

Peraga 8.2:

Penghitungan HPP (Harga Pokok Penjualan) UMKM. AMANAH

Harga Pokok Penjualan Untuk Perioda 2007

01. Persediaan awal, 01/01/07 100.000.000

02. Pembelian 520.000.000

03. (-) Potongan pembelian (25.000.000)

(-) Retur & pengurangan pembelian (5.000.000)

Harga beli bersih 490.000.000

05. (+) Biaya angkut pembelian 10.000.000

Harga perolehan BD yang dibeli 1 perioda 500.000.000

Barang dagangan siap dijual untuk 1 perioda 600.000.000

06. (-) Persediaan akhir, 31/12/07 (75.000.000)

Harga pokok penjualan 525.000.000

C. Penentuan Sistem Harga Pokok Penjualan

Idealnya perusahaan dapat mengetahui secara tepat harga perolehan BD yang terjual. Jika hal ini dilakukan maka perusahaan menggunakan metoda Identifikasi khusus dalam penentuan HPP. Namun demikian, perusahaan yang memperjual-belikan BD dalam kuantitas dan jenis yang banyak akan menjadi dianggap kurang cost-effective jika harus mengidentifikasi harga perolehan dari masing-masing BD yang dijual. Oleh karena itu, perusahaan dapat menggunakan asumsi tentang aliran keluar BD yang terjual.

Sistem penentuan HPP berlaku baik bagi perusahaan yang menggunakan metoda pencatatan periodik ataupun metoda pencatatan perpetual. Disamping

   

metoda Identifikasi khusus (specific identification), terdapat 4 metoda yang masing-masing menggunakan asumsi tertentu, yaitu:

1) FIFO (First In First Out); diasumsikan bahwa BD yang pertama masuk (dibeli) maka merupakan BD yang pertama keluar (dijual).

2) LIFO (Last In First Out); diasumsikan bahwa BD yang terakhir masuk (dibeli) justru merupakan BD yang pertama keluar (dijual).

3) Simple Average; diasumsikan bahwa harga pokok BD yang dijual adalah sebesar rata-rata dari harga perolehan BD yang dibeli. Menggunakan metoda ini, HPP sama dengan rata-rata dari harga perolehan per unit BD yang dibeli.

4) Weighted Average; diasumsikan bahwa harga pokok BD yang dijual adalah sebesar rata-rata dari total harga perolehan BD yang dibeli. Menggunakan metoda ini, HPP sama dengan rata-rata dari total harga perolehan BD (harga per unit x jumlah unit BD yang dibeli).

D. Penentuan Laba Bruto

Di samping laba bersih, perusahaan dagang membutuhkan informasi khusus tentang laba/rugi dari transaksi BD yang lazim disebut laba bruto atau margin

bruto (gross profit/gross margin). Laba bruto merupakan selisih antara

penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan (HPP).

Mengapa informasi laba bruto diperlukan? Karena laba bruto menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari transaksi BD dimana terdapat hubungan langsung antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Informasi ini menjadikan manajer perusahaan dapat mengevaluasi kegiatan utamanya, yaitu pembelian dan penjualan BD.

03. AKUNTANSI DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Dari proses bisnisnya, perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang kompleksitasnya tinggi. Dengan demikian, akuntansi di perusahaan manufaktur juga relatif lebih kompleks dibanding perusahaan jasa maupun perusahaan dagang karena akuntansi selalu mengolah dan menyajikan informasi keuangan sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan manufaktur membeli bahan baku (raw materials), mengolah bahan baku dengan menggunakan tenaga kerja dan biaya overhead menjadi produk jadi (finished goods), dan menjual produk jadi tersebut ke pelanggan dan pembeli. Dari proses bisnis tersebut maka perusahaan manufaktur memerlukan informasi tentang

harga pokok produksi (cost of goods manufactured), yaitu besaran biaya yang

dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk jadi di samping informasi-informasi lain juga dihasilkan di perusahaan jasa dan dagang.

Proses pembuatan produk jadi (produksi) lazimnya dilakukan di pabrik. Pada prinsipnya, biaya yang diperhitungkan dalam penentuan harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dianggap terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan pembuatan produk jadi. Oleh karena itu, biaya-biaya yang dipertimbangkan sebagai komponen harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik. Biaya-biaya yang terjadi di kantor tidak termasuk dalam penghitungan harga pokok produksi.