• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 09

RAGAM MANFAAT

INFORMASI AKUNTANSI

BAGI UMKM

ABSTRAK

Output akuntansi beragam, antara lain buku jurnal, buku besar yang terdiri akun-akun di buku besar utama dan akun-akun-akun-akun di buku besar pembantu, dan laporan keuangan. Buku harian juga merupakan bagian dari output akuntansi, khususnya di UMK (usaha mikro dan kecil). Setiap output akuntansi memberikan informasi keuangan yang memungkinkan wirausahawan dapat mengetahui berbagai informasi keuangan yang dibutuhkan dalam mengelola UMKM.

Output akuntansi yang banyak dikenal adalah berupa laporan keuangan (financial

statements) yang terdiri dari 4 (empat) macam, yaitu laporan laba/rugi, neraca (laporan posisi keuangan), laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Pada dasarnya laporan keuangan merupakan media untuk menyajikan elemen-elemen yang terdapat di persamaan akuntansi. Sebagai contoh, elemen aset, utang, dan ekuitas disajikan di neraca, dan elemen biaya dan pendapatan disajikan di laporan laba/rugi. Laporan keuangan tersebut selanjutnya dapat dianalisis untuk memberi gambaran tentang kemampuan UMKM untuk menjaga tingkat likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

Seperti yang telah kita ketahui bersama, akuntansi mengolah transaksi menjadi informasi keuangan. Banyak ragam informasi yang dapat diperoleh dari beragam output yang dihasilkan akuntansi. Ragam output akuntansi yang sudah disebutkan di bab-bab sebelumnya di buku ini antara lain:

a. Buku harian,

b. Buku jurnal,

c. Buku besar (ledgers),

d. Laporan keuangan,

Pengembangan akuntansi yang baik memungkinkan beragam output akuntansi menyajikan informasi keuangan yang bermanfaat. Berikut ini pembahasan singkat tentang manfaat output akuntansi yang dapat diperoleh UMKM.

01. MANFAAT BUKU HARIAN

Buku harian berisi deskripsi/narasi setiap transaksi yang terjadi selama perioda tertentu. Tidak banyak literatur akuntansi yang menekankan perlunya pembuatan buku harian. Namun demikian, ketersediaan buku harian justru sangat penting terutama bagi usaha mikro dan kecil. Peraga 9.1 menyajikan contoh buku harian di UMKM. CHERRYCORNER.

Peraga 9.1:

Contoh Buku Harian

UMKM. CHERRYCORNER BUKU HARIAN

Tanggal Keterangan Nomor Bukti

3 Mei Pembelian 3 rim kertas Rp30.000/rim dan 1 boks spidol Rp50.000 dari toko Rajin. Pembayaran secara tunai.

032023 (kuitansi toko)

3 Mei Diperoleh penerimaan uang tunai Rp500.000 untuk uang muka pendaftaran kursus Akuntansi Pengantar atas nama Gigih Makaryo. Kursus akan dilakukan di awal Juli 2009.

011729 (Bukti penerimaan kas) 3 Mei Bagian marketing mengirimkan buku “Siklus Akuntansi UMKM

Jasa” ke perpustakaan daerah sejumlah 20 buku. Harga kesepakatan Rp40.000/buku yang akan dibayarkan 1 bulan yang akan datang (3 Juni 2009).

012075 (Faktur penjualan)

   

Berikut ini manfaat pembuatan buku harian bagi UMKM, antara lain:

a. Menyediakan informasi berisi kumpulan narasi transaksi yang dituliskan

dengan gaya bahasa yang mudah dipahami;

b. Menyediakan referensi terkait dokumen pendukung transaksi; dan

c. Menyediakan informasi keuangan yang disertai dengan

penghitungan/penetapan nilai moneter transaksi, jika diperlukan.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa UMK dapat memanfaatkan buku harian untuk menuangkan informasi-informasi transaksi yang dirasa penting diketahui tanpa harus mengikuti ketentuan yang baku, dan untuk mengecek maupun meneliti transaksi-transaksi yang telah terjadi jika suatu saat diperlukan. Penulisan transaksi secara urut tanggal di buku harian juga meminimalkan tindak-kecurangan melalui rekayasa pencatatan. Dibandingkan bukti transaksi, buku harian lebih ringkas, lebih banyak menampung transaksi, dan lebih tahan lama.

02. MANFAAT BUKU JURNAL

Berbeda dengan buku harian yang merupakan output dari fungsi pendeskripsian transaksi dengan “gaya bebas”, buku jurnal merupakan output dari fungsi utama di akuntansi yang disebut penjurnalan. Sebagaimana kita ketahui, fungsi penjurnalan dapat diidentikkan dengan fungsi “peringkasan” transaksi yang dilakukan dengan menggunakan sistem pencatatan berpasangan. Penjurnalan lazimnya berdasar bukti transaksi. Peraga 9.2 menyajikan contoh buku jurnal yang dibuat oleh UMKM. SEMANGAT IBADAH.

Berikut ini manfaat pembuatan buku jurnal bagi UMKM, antara lain:

a. Menyediakan ringkasan transaksi 1 kurun waktu tertentu (harian/mingguan);

b. Menyediakan informasi tentang total nilai rupiah transaksi;

c. Menyediakan informasi transaksi yang disajikan secara urut waktu, dan

d. Menyediakan informasi tentang jenis transaksi tertentu, terutama jika UMKM

Peraga 9.2:

Contoh Buku Jurnal

BUKU JURNAL UMKM. SEMANGAT IBADAH Kurun Waktu: 1 Desember s/d 7 Desember 2009)

Tgl Nama Akun dan

Deskripsi Singkat Debet (Rupiah) Kredit (Rupiah) 01/11 Kas 10.000.000 Modal, Tn. Iman 10.000.000 (Penyetoran modal) 02/12 Peralatan kantor 3.000.000 Modal, Tn. Iman 3.000.000 (Penyetoran komputer)

02/01 Bahan habis pakai 1.000.000

Kas 1.000.000

(Pembelian tunai)

03/12 Peralatan kantor 4.000.000

Utang 4.000.000

(Komputer di toko Digital)

04/12 Utang 4.000.000

Kas 4.000.000

(Pembayaran utang toko Digital)

05/12 Pribadi, Tn.Iman 1.000.000

Kas 1.000.000

(Pengambilan oleh pemilik)

06/12 Biaya gaji 1.500.000

Kas 1.500.000

(Honorarium staff)

07/12 Kas 4.500.000

Pendapatan 4.500.000

(Pemerolehan dari penjualan)

Total Nilai Moneter 29.000.000 29.000.000

03. MANFAAT BUKU BESAR UTAMA

Terdapat 2 jenis buku besar, yaitu buku besar utama (general ledgers) dan

buku besar pembantu (subsidiary ledgers). Buku besar utama berisi akun-akun yang

akan disajikan di laporan keuangan, sedangkan buku besar pembantu berisi akun-akun yang merupakan penjabaran sebuah akun-akun yang terdapat di buku besar utama.

   

Setiap akun terdiri dari sisi Debet dan sisi Kredit yang mencerminkan perubahan yang terjadi di akun tersebut. Sebuah akun di buku besar lazimnya mencakup perubahan untuk satu perioda akuntansi. Selanjutnya, setiap akun di buku besar juga menyajikan informasi saldo untuk akun tersebut. Berikut ini beberapa manfaat buku besar bagi UMKM, antara lain:

a. Menyediakan informasi saldo untuk masing-masing akun.

b. Menyediakan informasi perubahan yang dikelompokkan menjadi perubahan

yang berupa penambahan dan perubahan yang berupa pengurangan untuk masing-masing akun (tergantung jenis akun), dan

c. Menyediakan informasi yang detail tentang pelanggan, rekanan, atau jenis

persediaan barang dagangan (terutama untuk akun kendali (control), yaitu akun di buku besar utama yang mempunyai buku besar pembantu).

04. MANFAAT LAPORAN KEUANGAN

Output akuntansi keuangan yang dikenal banyak pengguna berupa laporan keuangan (financial statements). Laporan keuangan tersebut bermanfaat tidak hanya bagi UMKM yang mempraktikkan akuntansi tetapi juga untuk para pengguna lainnya melalui kegiatan yang disebut “analisis laporan keuangan”. Laporan keuangan terdiri dari 4 (empat) jenis laporan, yaitu:

a. Laporan laba/rugi (Income statements),

b. Laporan perubahan ekuitas (Statement of equity’s changes), c. Neraca (Balance sheet), dan

d. Laporan arus kas (Cash flow Statement).

Sesi berikut ini terlebih dahulu membahas tentang jenis-jenis laporan keuangan, dan selanjutnya membahas sekilas tentang analisis laporan keuangan.

A. Laporan Laba/Rugi

Laporan laba/rugi menyajikan penghitungan laba/rugi UMKM selama 1 (satu) perioda tertentu. Laporan laba/rugi mencerminkan kinerja keuangan UMKM dalam melakukan aktivitas bisnisnya; pendapatan yang diperoleh ditandingkan dengan biaya yang diakui.

Pendapatan dapat berasal dari kegiatan bisnis utama (operasional) maupun dari kegiatan lain-lain (non-operasional). Contoh pendapatan adalah pendapatan

usaha, pendapatan sewa gudang, keuntungan penjualan aset tetap, dsb. Demikian pula, biaya dapat berasal dari biaya operasional maupun non-operasional. Contoh biaya adalah biaya utilitas, biaya gaji, biaya sewa kendaraan, kerugian penjualan aset tetap, dsb. Berikut ini contoh laporan laba/rugi yang disusun menggunakan metoda langkah bertahap.

Peraga 9.3:

Contoh Laporan Laba/Rugi

Laporan Laba/Rugi (dalam Rp) – Metoda Langkah Bertahap – Untuk Perioda s/d Juni 2008 UMKM. GIAT

Pendapatan

Komisi 11.000.000

Jasa penilaian 500.000

Jasa konsultasi 875.000

Total Pendapatan Operasional 12.375.000

Biaya-biaya

Biaya sewa kendaraan 5.000.000

Biaya gaji 3.750.000

Biaya bunga 800.000

Biaya penyusutan – Peralatan kantor 125.000 Biaya penyusutan – Bangunan 220.000

Biaya utilitas 330.000

Biaya iklan 240.000

Biaya supplies 160.000

Biaya asuransi 50.000

Total Biaya Operasional (10.675.000)

Laba (Rugi) Operasional 1.700.000

Pendapatan Non-operasional 1.000.000

Biaya Non-operasional 500.000

Laba (Rugi) Non-operasional 500.000

Laba (Rugi) sebelum pajak 2.200.000

Pajak penghasilan (435.000)

Laba (Rugi) bersih 1.765.000

Terdapat 2 (dua) bentuk laporan laba/rugi, yaitu:

1. Langkah tunggal (single step); laporan laba/rugi disajikan dengan cara menjumlahkan semua pendapatan dan menguranginya dengan semua biaya (tanpa memisahkan antara penghitungan laba dari kegiatan operasional dan laba dari kegiatan non-operasional).

   

2. Langkah bertahap (multiple step); laporan laba/rugi disusun dalam beberapa kelompok sesuai jenis pendapatan dan biaya. Pada kelompok pertama, UMKM menghitung laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan operasional (selisih antara pendapatan operasional dan biaya operasional). Selanjutnya UMKM menghitung laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan non-operasional, laba/rugi luar biasa (extraordinary), dsb.

Dari perspektif kualitas informasi, bentuk laporan langkah bertahap lebih bermanfaat karena menyajikan per jenis pendapatan/biaya.

B. LaporanPerubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi keuangan tentang perubahan ekuitas UMKM selama satu perioda. Bagi pemilik atau investor, laporan ini menjadikan mereka dapat mengetahui perubahan ekuitas, baik yang berupa penambahan setoran modal pemilik, pengembalian ekuitas ke pemilik, laba ditahan (retained earnings), dsb.

Peraga 9.4:

Contoh Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas (dalam Rp) – Untuk Perioda yang berakhir 30 Juni 2008 UMKM. GIAT (Rp)

Modal, saldo per 1 Juli 2007 45.000.000

Laba (Rugi) perioda Juli 2007 s/d Juni 2008 1.765.000

(-) Pribadi (600.000)

Ekuitas, saldo per 30 Juni 2008 46.165.000

C. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

Neraca, disebut juga laporan posisi keuangan, menyajikan informasi pada tanggal tertentu tentang aset yang dikuasai UMKM dan sumber pendanaan terhadap aset tersebut baik yang berasal dari utang maupun modal. Sesuai dengan namanya, neraca terdiri dari 2 (dua) sisi, yaitu sisi kiri (debet) dan sisi kanan (kredit). Informasi keuangan tentang aset lazimnya ditempatkan di sisi kiri, sedangkan informasi utang dan ekuitas ditempatkan di sisi kanan.

Peraga 9.5:

Contoh Neraca

Neraca (dalam Rp) – Per 30 Juni 2008 UMKM. GIAT

Kas 30.480.000 Utang usaha 7.000.000

Piutang usaha 7.675.000 Utang sewa kendaraan 5.500.000

Dibayar dimuka biaya asuransi

1.150.000 Utang gaji 1.250.000

Supplies 780.000 Utang bunga 800.000

Total aset lancar 40.085.000 Utang pajak penghasilan 435.000

Tanah 20.000.000 Diterima dimuka

pendapatan penilaian

350.000

Bangunan 70.000.000 Utang utilitas 240.000

Akumulasi penyusutan Bangunan

(220.000) Total utang lancar 15.575.000

Peralatan kantor 12.000.000 Utang jangka panjang 80.000.000

Akumulasi penyusutan – Peralatan kantor

(125.000) Ekuitas 46.165.000

Total aset tidak lancar 101.655.000

Total aset 141.740.000 Total utang & modal 141.740.000

D. LaporanArus Kas

Laporan arus kas (cash flow statement) menyajikan informasi tentang kas, baik berupa aliran masuk kas maupun aliran keluar kas UMKM. Laporan arus kas dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kegiatan, yaitu kegiatan operasional, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Mencermati laporan ini maka para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui kemampuan UMKM dalam mengelola kas yang dianggap sebagai salah satu aset utama dan sebagai prediktor kemampuan UMKM di masa datang.

Peraga 9.6:

Contoh Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas (dalam Rp) – Untuk Perioda Juni 2008 UMKM. GIAT

Aliran kas berasal dari kegiatan operasi Penerimaan dari:

Pendapatan jasa penilaian 500.000

Diterima dimuka jasa penialaian 350.000

Pelunasan piutang usaha 5.200.000

Aliran masuk kas dari operasi 6.050.000

Pengeluaran untuk:

Pembayaran dimuka untuk asuransi (1.200.000)

   

Bahan habis pakai (940.000)

Utilitas-listrik (90.000)

Aliran keluar kas untuk kegiatan operasi (4.970.000) Aliran kas bersih dari kegiatan operasi (a) 1.080.000

Aliran kas berasal dari kegiatan investasi

Penerimaan dari: Tidak ada 0

Pengeluaran untuk:

Tanah dan gedung (10.000.000)

Peralatan kantor (5.000.000)

Aliran keluar kas neto untuk kegiatan investasi (15.000.000) Aliran kas bersih dari kegiatan investasi (b) (15.000.000)

Aliran kas berasal dari kegiatan pendanaan

Penerimaan dari: Setoran modal 45.000.000

Pembayaran untuk: Pendistribusian dividen (600.000) Aliran kas bersih dari kegiatan pendanaan (c) 44.400.000

Saldo awal, per 1 Juli 2007 (d) 0

Saldo akhir, per 30 Juni 2008 (a + b + c + d) 30.480.000

E. HubunganAntar Jenis Laporan Keuangan

Laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca mencerminkan hubungan artikulasi. Laba/rugi yang tersaji di laporan laba/rugi menjadi bagian di laporan perubahan ekuitas. Selanjutnya, saldo akun ekuitas yang tersaji di laporan perubahan ekuitas tercantum di neraca, khususnya di elemen ekuitas. Sedangkan laporan arus kas terkait dengan salah satu akun yang terdapat di neraca, yaitu akun Kas.

Penyajian elemen-elemen persamaan akuntansi di laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Elemen-elemen aset, utang, dan ekuitas disajikan di neraca

b. Elemen-elemen pendapatan dan biaya disajikan di laporan laba/rugi

c. Elemen pengembalian ekuitas dan ekuitas disajikan di laporan perubahan

ekuitas

Peraga 9.7:

Penyajian Elemen-elemen Laporan Keuangan

Laporan laba/rugi Laporan Perubahan Ekuitas Neraca Laporan

Arus Kas

PENDAPATAN Ekuitas awal perioda ASET UTANG

(+/-) Laba/Rugi

Kas

(-) BIAYA (-)PENGEMBALIAN EKUITAS EKUITAS

Laba/Rugi Ekuitas akhir perioda Kas akhir perioda

F. Analisis Laporan Keuangan

Empat jenis laporan keuangan memiliki hubungan secara artikulatif sebagaimana dijelaskan di atas. Dengan demikian, melakukan analisis terhadap keempat jenis laporan keuangan tersebut, baik secara terpisah maupun saling terhubung, dapat dilakukan untuk membantu para pengguna mendapatkan gambaran sesungguhnya tentang UMKM.

Pada dasarnya analisis laporan keuangan dilakukan dengan cara membuat perbandingan. Terdapat banyak teknik yang digunakan dalam analisis laporan keuangan. Beberapa teknik tersebut akan dibahas di buku ini. Teknik-teknik analisis laporan keuangan lazimnya dapat dikelompokkan menjadi 3 macam:

1. Analisis rasio; yaitu membandingkan komponen satu dengan komponen

lain di laporan keuangan

2. Analisis horisontal; yaitu membandingkan komponen tertentu di laporan keuangan selama kurun perioda tertentu.

3. Analisis vertikal; yaitu membandingkan berbagai jenis komponen yang terdapat di laporan keuangan pada 1 (satu) perioda yang sama.

Di samping menganalisis komponen-komponen yang terdapat di laporan keuangan suatu UMKM, analisis laporan keuangan dapat pula dilakukan dengan membandingkan komponen-komponen laporan keuangan antar UMKM yang berada di industri yang sama. Misalnya, UMKM TELEPON MURAH yang bergerak di industry telekomunikasi membandingkan rasio profitabilitas UMKMnya dengan rasio profitabilitas UMKM TELEPON HEMAT yang juga bergerak di industry telekomunikasi. Perbandingan rasio ini juga dapat

   

dilakukan dengan membandingkan antara rasio UMKM dengan rasio rata-rata industrinya.

Untuk penyederhanaan, berikut ini adalah beberapa jenis analisis rasio yang lazim digunakan perbankan untuk menilai kinerja UMKM yang mengajukan kredit. Data keuangan yang digunakan untuk masing-masing jenis rasio dapat berasal dari satu jenis laporan keuangan ataupun berasal dari dua atau lebih jenis laporan keuangan.

F1. Analisis Rasio Likuiditas

Rasio likuditas menggambarkan kemampuan UMKM untuk mensiagakan kas atau aset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi UMKM. Semakin tinggi rasio likuiditas UMKM maka dapat diintepretasikan semakin tinggi

kemampuan UMKM untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Terdapat

beberapa rasio yang dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat likuiditas UMKM, antara lain:

a. Rasio Modal kerja (working capital ratio); menggambarkan kelebihan aset lancar dari utang lancar. Dengan pertimbangan bahwa aset lancar digunakan untuk mendanai utang lancarnya maka selisih lebih aset lancar dari utang lancar merupakan sinyal baik. Data keuangan yang digunakan tersedia di neraca.

Rumus:

RASIO MODAL KERJA = ASET LANCAR – UTANG LANCAR

b. Current ratio; menggambarkan kemampuan UMKM melunasi utang-utang jangka pendeknya dengan menggunakan aset-aset jangka pendeknya. Rasio ini sama dengan Modal kerja hanya saja disajikan sebagai rasio. Data keuangan yang digunakan berasal dari neraca.

Rumus:

CURRENT RATIO = ASET LANCAR : UTANG LANCAR

c. Acid-test Ratio; menggambarkan kemampuan UMKM melunasi

UMKM. Quick assets meliputi aset lancar selain persediaan dan biaya-biaya dibayar dimuka. Data keuangan yang digunakan berasal dari neraca.

Rumus:

ACID-TEST RATIO = ASET CEPAT : UTANG LANCAR

F2. Analisis Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan UMKM melunasi semua utang-utangnya pada saat jatuh tempo. Semakin tinggi tingkat solvabilitasnya semakin tinggi kemampuan UMKM melunasi utang-utangnya. Teknik analisis rasio solvabilitas yang lazim digunakan adalah Rasio Utang-per-Ekuitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan UMKM melunasi semua utang-utangnya menggunakan pendanaan yang berasal dari ekuitas. Semakin kecil rasio Utang-per-Ekuitas semakin tinggi tingkat solvabilitas UMKM. Data keuangan diperoleh dari neraca dan laporan perubahan modal (jika dibutuhkan informasi tentang ekuitas yang lebih detail).

Rumus:

RASIO UTANG-PER-EKUITAS = TOTAL UTANG : TOTAL EKUITAS

F3. Analisis Rasio Profitabilitas

Analisis rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan UMKM memperoleh laba dari penggunaan dana yang berasal dari pemilik. Teknik analisis rasio profitabilitas yang lazim digunakan adalah Rasio imbalan atas aset (return on assets). Rasio ini menggambarkan kemampuan UMKM menghasilkan imbalan dari penggunaan aset yang dikuasai UMKM. Semakin besar rasio imbalan atas aset ini semakin tinggi kemampuan profitabilitas UMKM. Data keuangan diperoleh dari laporan laba/rugi dan neraca.

Rumus:

IMBALAN ATAS ASET = LABA BERSIH : RATA-RATA ASET

F4. Analisis Rasio Aliran Kas

Analisis rasio aliran kas menggambarkan kemampuan UMKM mengoptimalkan pemerolehan dan pemanfaatan arus kas selama 1 perioda. Teknik yang lazim digunakan untuk analisis rasio aliran kas adalah Rasio arus kas operasi terhadap utang lancer. Rasio ini menggambarkan kemampuan

   

UMKM membayar utang lancarnya dari arus kas yang berasal dari kegiatan operasi. Semakin besar rasio ini semakin tinggi likuiditas UMKM. Data keuangan diperoleh dari laporan arus kas dan neraca.

Rumus:

RASIO ARUS KAS OPERASI TERHADAP UTANG LANCAR = KAS BERSIH OPERASI : RATA-RATA UTANG LANCAR.

U

Pasar Condongcatur UI UP Ringroad Utara Accounting Corner