• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Buku Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

 

AKUNTANSI

UMKM

Ternyata Mudah

DIPAHAMI & DIPRAKTIKKAN

Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan

Endra Murti Sagoro, Msc

M. Arsyadi Ridha, SE

Arif Darmawan, SE

PENERBIT BUKU AKUNTANSI

(2)

AKUNTANSI

UMKM

Ternyata Mudah

DIPAHAMI DAN DIPRAKTIKKAN

Penulis:

Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan Endra Murti Sagoro, Msc

Arif Darmawan, SE M. Arsyadi Ridha, SE

Desain sampul dan layout: Asgard Chapter

Hak Cipta: Asgard Chapter

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang keras menerjemahkan, megutip, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizing tertulis dari penerbit.

Ketentuan pidana pasal 72 UU no. 19 tahun 2002:

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan /atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

(3)

 

 

KATA PENGANTAR

AlhamduliLLAH penulis dapat menyelesaikan buku berjudul ”Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan” ini. Semua adalah karena kuasa ALLAH SWT sehingga penulis diberi pengetahuan dan kemudahan dalam berbagi pengetahuan yang bermanfaat.

Buku ini membahas tentang penerapan akuntansi di unit usaha yang menjadi perhatian pemerintah dan diharapkan akan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Pembahasan disampaikan dengan cara yang praktis sehingga diharapkan setiap individu dapat mempelajari dan mempraktikkan pengetahuan akuntansi secara mudah di UMKM. Penulis berkeyakinan bahwa setiap individu maupun organisasi menyadari pentingnya pengelolaan dana dan informasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan dana tersebut. Menariknya, berbeda dari buku-buku akuntansi UMKM lainnya, penulis menyampaikan pembahasan tentang akuntansi menggunakan metoda dan cara penyajian yang sesuai dengan logika sehari-hari.

Kekeliruan dan kesalahan yang melekat dalam buku ini semata-mata merupakan kekurang-telitian penulis. Saran, masukan, dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan untuk pengembangan buku ini selanjutnya. Akhir kata, semoga buku kecil ini bermanfaat bagi para pembaca dalam mengembangkan akuntansi di UMKM.

Januari 2010

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB 01

UMKM DI INDONESIA & PERANAN AKUNTANSI 1

01. Perkembangan UMKM, 2

02. Definisi UMKM, 5

03. Peluang UMKM, 6

04. Tantangan UMKM, 7

05. Peranan Akuntansi di UMKM, 8

BAB 02

PENGETAHUAN DASAR AKUNTANSI 11

01. Definisi Akuntansi, 12

02. Pilar Pertama Akuntansi: Matematika, 13

03. Pilar Kedua Akuntansi: Prinsip Dasar, 14

04. Pilar Ketiga Akuntansi: Rancang-bangun, 16

05. Siklus Akuntansi Keuangan, 17

BAB 03

ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN 19

01. PABU: Konsep Kesatuan Usaha, 21

02. Definisi Elemen & Hubungan Antar Elemen, 21

03. Analisis Transaksi Berbasis Elemen, 25

04. Pengakunan, 30

(5)

 

   

BAB 04

MEKANISME LOGIS DEBET DAN KREDIT 43

01. Sistem Pencatatan Berpasangan, 44

02. Apa Itu Debet & Kredit?, 44

03. Matematika Debet dan Kredit, 45

04. Pentingkah Debet & Kredit?, 47

05. Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit, 47

BAB 05

SIKLUS AKUNTANSI SELAMA PERIODA BERJALAN 53

01. Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan, 54

02. Penyiapan Transaksi: Pengidentifikasian, 56

03. Penyiapan Transaksi: Pengukuran, 57

04. Penyiapan Transaksi: Pendokumentasian, 60

05. Penyiapan Transaksi: Penulisan di Buku Harian, 61

06.

Pencatatan Transaksi: Penjurnalan, 62

07.

Pencatatan Transaksi: Pemindahbukuan, 64

08.

Aplikasi Penjurnalan & Pemindahbukuan, 69

BAB 06

SIKLUS AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODA 75

01. Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda, 76

02. Penghitungan Saldo Akun, 77

03. Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian, 78

04. Pencatatan Penyesuai, 80

05. Daftar Saldo Setelah Penyesuaian, 89

06. Penyusunan Laporan Laba/rugi, 90

07. Pencatatan Penutup, 91

08. Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas

Neraca, dan Laporan Arus Kas, 96

(6)

BAB 07

PEMANFAATAN NERACA LAJUR 101

01. Definisi dan Bentuk Neraca Lajur, 102

02. Haruskah Neraca Lajur Digunakan?, 102

03. Penyiapan Neraca Lajur, 102

04. Penggunaan Neraca Lajur, 103

BAB 08

AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG & MANUFAKTUR:

GAMBARAN UMUM 105

01. Jenis-jenis Perusahaan, 106

02. Akuntansi di Perusahaan Dagang, 107

03. Akuntansi di Perusahaan Manufaktur, 109

04. Penyusunan Laporan Keuangan, 114

BAB 09

RAGAM MANFAAT INFORMASI BAGI UMKM 115

01. Manfaat Buku Harian, 116

02. Manfaat Buku Jurnal, 117

03. Manfaat Buku Besar Utama, 118

04. Manfaat Laporan Keuangan, 119

BAB 10

EXPOSURE DRAFT SAK USAHA KECIL & MENENGAH 129

01.

Ruang Lingkup SAK UKM, 130

02.

Konsep dan Prinsip Pervasif, 131

03.

Penyajian Laporan Keuangan, 133

DAFTAR PUSTAKA 136

PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 137

(7)

    

BAB 01

UMKM DI INDONESIA DAN

PERANAN AKUNTANSI

ABSTRAK

Pemerintah memberi perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM). Tidak saja jumlah UMKM di Indonesia mendominasi, tetapi juga UMKM dapat lebih bertahan dari terpaan krisis global. Berbagai inisiatif selalu diusahakan oleh pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah agar semakin banyak individu mau menekuni dunia wirausaha dalam bentuk pendirian UMKM. Meskipun dukungan pemerintah semakin nyata tetapi berbagai tantangan juga menghadang para wirausahawan dalam menjadikan UMKM berhasil. Salah satu tantangan utama dan kongkrit yang dihadapi oleh wirausahawan UMKM adalah terkait dengan pengelolaan dana. Ketidak-beresan pengelolaan dana seringkali menjadi pemicu terjadinya permasalahan-permasalahan yang berujung kegagalan UMKM.

(8)

01.

PERKEMBANGAN UMKM

Selama periode tahun 2007-2008, jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) mengalami peningkatan sebesar 2,88%. Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan jumlah dan proporsi jenis-jenis usaha di Indonesia.

Peraga 1.1:

Jumlah Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) tahun 2007-2008

NO SKALA USAHA

TAHUN 2007 *) TAHUN 2008 **) PERKEMBANGAN

Jumlah (Unit)

Pangsa (%)

Jumlah (Unit)

Pangsa

(%) JUMLAH %

1. Usaha Mikro 49.287.276 98,91 50.697.659 98,90 1.410.383 2,86

2. Usaha Kecil (UK) 498.565 1,00 520.221 1,01 21.656 4,34

3. Usaha Menengah (UM) 38.282 0,08 39.657 0,08 1.375 3,59

Usaha Kecil dan Menengah

(UMKM) 49.824.123 99,99 51.257.537 99,99 1.433.414 2,88

4. Usaha Besar (UB) 4.463 0,01 4.372 0,01 (91) (2,04)

JUMLAH 49.828.586 51.261.909 1.433.323 2,88

Keterangan:

*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Peraga 1.2:

Proporsi kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap PDB Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Konstan tahun 2000

32,95 32,78

10,83 10,87

14,62 14,68

41,60 41,67

0% 20% 40% 60% 80% 100%

2007 2008

(9)

    

Berdasar informasi dari kementerian Bagian Data - Biro Perencanaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, UMKM memberi berbagai jenis kontribusi, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional; Pembentukan

Investasi Nasional menurut harga berlaku:

1) Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp461,10 triliun atau 52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp870,17 triliun.

2) Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp179,27 triliun atau 38,88% menjadi Rp640,38 triliun.

Peraga 1.3:

Kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap Pembentukan Investasi Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Berlaku

b. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional; PDB Nasional menurut harga berlaku:

1) Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.105,14 triliun atau 56,23%.

2) Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku tercatat sebesar Rp2.609,36 triliun atau 55,56%.

71.66 Triliun Rupiah 101.53 Triliun Rupiah 180.20 Triliun Rupiah 250.52 Triliun Rupiah 209.24 Triliun Rupiah

288.33 Triliun Rupiah 409.07 Triliun Rupiah

570.32 Triliun Rupiah

0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1.000,00 1.200,00 1.400,00

2007 2008

(10)

Peraga 1.4:

Kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap PDB Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Berlaku (Rp Triliun)

c. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional; Pada tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja, jumlah ini meningkat sebesar 2,43%.

Peraga 1.5:

Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja

UMKM dan Usaha Besar (UB) tahun 2007-2008 

NO SKALA USAHA

TAHUN 2007 *) TAHUN 2008 **) PERKEMBANGAN

Jumlah (Orang) Pangsa (%) Jumlah (Orang) Pangsa

(%) JUMLAH %

1. Usaha Mikro 81.732.430 88,30 83.647.711 89,30 1.915.281 2,34

2. Usaha Kecil (UK) 3.864.995 4,22 3.992.371 4,26 127.376 3,30

3. Usaha Menengah (UM) 3.142.319 3,43 3.256.188 3,48 113.869 3,62

Usaha Kecil dan Menengah

(UMKM) 88.739.744 96,95 90.896.270 97,04 2.156.526 2,43

4.

Usaha Besar (UB) 2.788.518 3,05 2.776.214 2,96 (12.304) (0,44)

JUMLAH 91.528.262 93.672.484 2.144.222 2,34

Keterangan:

*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

d. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional; Pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 40,75 triliun atau 28,49%.

Mikro 1.208,03

32,27%

UK 385,31 10,29% UM 511,79

13,67% UB

1.638,84 43,77%

Tahun 2007

Mikro 1.505,31

32,05%

UK 473,27 10,08% UM 630,79 

13,43% UB

2.087,12 

44,44%

(11)

    

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama (soko guru) perekonomian Indonesia. Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Menariknya, UMKM menjadikan perekonomian Indonesia tidak terkena dampak negatif yang signifikan akibat terjadinya krisis global yang dirasakan sebagian besar negara di belahan dunia karena kegiatan operasional UMKM dapat mandiri dan tidak menanggung beban besar akibat krisis tersebut. UMKM justru sebaliknya diharapkan dapat memanfaatkan berbagai peluang usaha akibat terjadinya krisis dunia tersebut karena ketidak-mampuan perusahaan-perusahaan besar dunia menanggung biaya yang besar akibat biaya tetap operasional maupun biaya yang ditanggung karena utang.

02.

DEFINISI UMKM

Bentuk UMKM dapat berupa perusahaan perseorangan, persekutuan, seperti misalnya firma dan CV, maupun perseroan terbatas. UMKM dapat dikategorikan menjadi 3 terutama berdasar jumlah aset dan omzet sebagaimana tercantum di Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagai berikut:

a. Usaha Mikro: Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria:

1) Aset ≤ Rp50 juta

2) Omzet ≤ Rp300 juta

b. Usaha Kecil: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria:

1) Rp 50 juta < Aset ≤ Rp500 juta 2) Rp 300 juta < Omzet ≤ Rp2,5 miliar

c. Usaha Menengah: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

(12)

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria:

1) Rp500 juta < Aset ≤ Rp2,5 miliar 2) Rp2,5 miliar < Omzet ≤ Rp50 miliar

03.

PELUANG UMKM

Perhatian pemerintah terhadap UMKM yang sangat besar merupakan langkah strategis yang tepat dibutuhkan bangsa Indonesia. Pembentukan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah merupakan cerminan keseriusan dan kepedulian pemerintah terhadap UMKM. Berikut ini informasi terkini terkait dengan program-program unggulan pemerintah untuk menumbuh-kembangkan UMKM di Indonesia (sumber: www.depkop.go.id):

a. Menteri Negara Koperasi dan UKM (Mennegkop UKM) terpilih Syarif Hasan

memasukkan program kredit usaha rakyat (KUR) sebagai salah satu agenda prioritas dalam 100 hari kepemimpinannya. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta menggerakkan sektor riil. "Ke depan, dalam program 100 hari, kami tetap terus melanjutkan program kerja dari menteri koperasi dan UKM sebelumnya. Program KUR yang ada sekarang dilanjutkan dan perlu diberikan

improvement, baik dari segi kuantitas maupun kualitas," kata Menteri Negara Koperasi dan UKM yang baru Syarif Hasan (Investor Daily, 26 Oktober 2009).

b. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) minta dilibatkan

sebagai penilai UKM yang layak mendapat dana program kemitraan dan bina

lingkungan (PKBL) BUMN. Dana PKBL beredar (outstanding) saat ini

mencapai Rp1,5 triliun. Ditengarai bahwa UKM tidak mendapat manfaat banyak dari program PKBL tersebut (Jurnal nasional, 10 Desember 2009).

c. Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM hampir dipastikan hanya

mampu merealisasikan Rp400 miliar atau sekitar 47% dari anggaran yang tersedia (Rp851 miliar) tahun ini. Untuk lebih mengoptimalkan penyaluran, LPDB mengimbau dinas-dinas koperasi dan UKM mengajukan nama-nama

(13)

    

belum bankable. Kebijakan yang selama ini diberlakukan dapat diubah dengan

persetujuan Menteri (Bisnis Indonesia, 16 Desember 2009).

d. Kementerian Negara Koperasi dan UKM tengah mengevaluasi sekitar 400

peraturan daerah (perda) bermasalah yang dinilai membebani pelaku usaha UMKM. Deputi Bidang kelembagaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM menjelaskan jika perda itu temyata menghambat perkembangan UMKM akan dilakukan pencabutan izinnya sesuai dengan undang-undang (UU). Dari 400 perda yang dievaluasi, sejumlah 63 di antaranya sudah dibatalkan, sedangkan targetnya sebanyak 160 perda dievaluasi. Sebanyak 40 perda yang dipandang bertentangan dengan UU adalah pajak dan retribusi, dan perda vang paling menonjol untuk dievaluasi adalah yang terkait dengan perizinan.

Penulis optimis bahwa di masa datang akan semakin banyak program inovatif yang dikembangkan pemerintah untuk menjadikan UMKM, disamping koperasi, sebagai soko guru perekonomian bangsa Indonesia.

04.

TANTANGAN UMKM

Meskipun dukungan pemerintah Indonesia sangat besar, menjadikan UMKM berhasil bukan berarti tanpa kendala. Berikut ini tantangan UMKM di Indonesia sebagaimana dikutip sebagian dari tulisan Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro(2008):

a. Ketiadaan pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi.

Kebanyakan UMKM dikelola perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.

b. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal

sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.

c. Kekurang-jelasan status hukum sebagian besar UMKM.Mayoritas UMKM

(14)

05.

PERANAN AKUNTANSI DI UMKM

Penulis meyakini bahwa permasalahan tentang pengelolaan dana merupakan faktor kunci yang dapat menyebabkan keberhasilan, atau justru kegagalan, UMKM. Meskipun banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi UMKM tetapi persoalan-persoalan di UMKM lazimnya muncul akibat kegagalan UMKM mengelola dana. Kesalahan dalam pengelolaan dana berupa kas dapat menyebabkan UMKM secara mendadak mengalami kekurangan uang tunai untuk menjalankan operasional harian. Kekurang-cermatan pengelolaan dana menyebabkan wirausahawan mencampur-adukkan dana perusahaan dengan dana pribadi. Selanjutnya, pengelolaan dana yang buruk berakibat perusahaan tidak dapat mencegah, mendeteksi maupun mengoreksi tindak kecurangan yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, adalah hal yang dapat dimaklumi jika bank-bank pemberi kredit selalu mensyaratkan UMKM calon penerima kredit untuk menyampaikan informasi keuangan. Berdasar informasi keuangan tersebut bank mengintepretasikan kemampuan UMKM dalam mengelola dana, dan memprediksi risiko kegagalan usaha yang dijalankan karena ketidak-mampuan UMKM dalam mengelola dana.

Metoda praktis dan manjur dalam pengelolaan dana di perusahaan bisnis, termasuk UMKM, adalah dengan mempraktikkan akuntansi secara baik. Pada prinsipnya, akuntansi adalah sebuah sistem yang mengolah transaksi menjadi informasi keuangan. Dengan demikian, akuntansi menjadikan UMKM dapat memperoleh berbagai informasi keuangan yang penting dalam menjalankan bisnisnya. Berikut ini beberapa informasi keuangan yang dapat diperoleh UMKM jika mempraktikkan akuntansi dengan baik dan benar:

a. Informasi kinerja perusahaan; Akuntansi menghasilkan laporan laba/rugi

(15)

    

b. Informasi penghitungan pajak; Berdasar laporan laba/rugi yang dihasilkan akuntansi, UMKM dapat secara akurat menghitung jumlah pajak yang harus dibayar untuk periode tertentu, atau bahkan dapat mengajukan restitusi pajak. c. Informasi posisi dana perusahaan; Akuntansi menghasilkan neraca (balance

sheets) yang mencerminkan penggunaan dana berupa aset (disebut harta atau aktiva) dan sumber-sumber pemerolehan dana yang berasal dari utang dan ekuitas. Informasi ini penting karena memberi gambaran tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Berdasar informasi keuangan yang terdapat di neraca, perusahaan maupun pihak lain dapat mengetahui apakah aset yang dimiliki oleh perusahaan pendanaannya sebagian besar berasal dari utang atau dari ekuitas. Perusahaan dengan komposisi utang yang sangat besar berisiko tinggi karena perusahaan harus menanggung biaya tetap berupa bunga utang.

d. Informasi perubahan modal pemilik; Akuntansi menghasilkan laporan

perubahan ekuitas (statements of equity changes) yang mencerminkan

perubahan sumber pendanaan, terutama yang berasal dari ekuitas. Pemilik perusahaan membutuhkan informasi ini untuk mengetahui perkembangan modal yang telah ditanamkan ke perusahaan. Pemerolehan laba yang tinggi tidak selalu mencerminkan kesuksesan perusahaan jika ternyata pengambilan dana oleh pemilik melebihi laba yang dihasilkan.

e. Informasi pemasukan dan pengeluaran kas; Akuntansi menghasilkan

laporan arus kas (statements of cash flow) yang mencerminkan pemerolehan

dan penggunaan aset utama berupa kas. Pengelolaan dana perusahaan lazimnya berhubungan positif dengan keberhasilan perusahaan; semakin baik pengelolaan kas maka semakin besar kesuksesan yang diraih perusahaan, dan sebaliknya.

f. Informasi perencanaan kegiatan; Akuntansi menghasilkan laporan anggaran (budget) yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan perusahaan selama periode tertentu, beserta pendanaan yang akan dibutuhkan atau yang diperoleh.

g. Informasi besaran biaya; Akuntansi menghasilkan informasi tentang

(16)

Masih banyak informasi keuangan yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Oleh karena itu, jika Anda masih menganggap bahwa akuntansi itu tidak penting maka sebenarnya Anda mengambil risiko bahwa keputusan-keputusan yang Anda buat sebenarnya justru merugikan perusahaan, atau bahkan menempatkan cita-cita Anda dalam situasi yang membahayakan karena mengalami kegagalan yang disebabkan oleh masalah keuangan, bukan masalah kehebatan Anda dalam berbisnis.

Walaupun akuntansi menyediakan informasi keuangan yang penting bagi kesuksesan UMKM tetapi sampai saat ini ditengarai masih banyak UMKM yang belum menggunakan akuntansi. Masih banyak pengusaha ketika diberikan pertanyaan mengenai laba yang didapatkan, mereka menjawab bukan dengan nominal angka rupiah melainkan dengan benda-benda berujud seperti motor, rumah, sawah, atau mobil. Pertanyaan konkritnya seperti berikut ini: “Berapa laba/keuntungan yang Bapak/Ibu dapatkan tahun ini?“ Jawabannya: “Laba saya tahun ini motor dan sawah“. Jawaban tersebut tidak menggambarkan laba yang sebenarnya didapatkan oleh perusahaan karena motor, sawah dan aset lainnya merupakan salah satu penggunaan dana yang mungkin didanai dari laba atau justru dari utang ataupun pengambilan modal pemilik.

(17)

    

BAB 02

PENGETAHUAN DASAR

AKUNTANSI

ABSTRAK

Sepanjang perekonomian negara menggunakan uang sebagai alat pembayaran maka akuntansi selalu berperan penting. Oleh karena itu, berbagai organisasi, seperti misalnya UMKM, lembaga pemerintahan, yayasan, organisasi kemasyarakatan, bahkan toko kecil-pun membutuhkan akuntansi. Konsekuensinya, Kita perlu memahami logika dan mekanisme kerja akuntansi agar dapat mempraktikkan akuntansi secara baik dan benar untuk mencapai tujuan bisnis UMKM.

Akuntansi menyajikan informasi yang bersifat keuangan. Pengembangan akuntansi berlandas pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu matematika, prinsip dasar, dan

rancang-bangun. Pilar matematika digunakan untuk menjaga keseimbangan antara total

penggunaan dana dan total pemerolehan dana. Secara logika kita semua sepakat bahwa besarnya penggunaan dana harus selalu sama dengan besarnya pemerolehan

dana. Pilar prinsip dasar menjadikan pengembangan akuntansi lebih terarah.

Selanjutnya, pilar rancang-bangun menjadikan akuntansi dapat menyajikan

(18)

01.

DEFINISI AKUNTANSI

Akuntansi didefinisikan (Warsono, Darmawan dan Ridha, 2008):

Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu:

1. Input (masukan); berupa peristiwa bisnis yang bersifat keuangan (transaksi).

2. Proses (prosedur); terdiri dari berbagai kegiatan untuk mengolah input

akuntansi. Proses utama akuntansi adalah pencatatan yang terdiri dari 2 (dua) fungsi, yaitu penjurnalan dan pemindah-bukuan.

3. Output (keluaran); berupa informasi keuangan. Output akuntansi yang banyak dikenal adalah laporan keuangan (financial statements).

Peraga 2.1:

Definisi Akuntansi

Banyak pihak membutuhkan informasi akuntansi. Para pengguna memanfaatkan informasi akuntansi untuk memenuhi berbagai kepentingan masing-masing. Sebagai contoh, pemilik membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai perkembangan modal yang disetorkan, kreditor membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan UMKM melunasi pinjaman, dan manajer membutuhkan akuntansi untuk mengetahui prestasi kerjanya.

adalah proses sistematis untuk mengolah transaksi menjadi informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunanya.

INPUT         PROSES                   OUTPUT  Transaksi ke-1

Penyiapan Transaksi

Pencatatan Transaksi

Informasi Keuangan Transaksi ke-2

(19)

    

Peraga 2.2:

Pengguna Informasi Akuntansi

Akuntansi dapat dianalogikan dengan produk teknologi seperti misalnya komputer, pesawat terbang, dsb. Akuntansi dirancang sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan manusia berupa informasi keuangan. Sebagai alat, oleh karena itu, akuntansi harus berlandas pada minimal 3 pilar, yaitu pengetahuan yang mapan (dalam hal ini adalah matematika), prinsip-prinsip dasar, dan rancang-bangun. Pembahasan masing-masing pilar utama disajikan berikut ini.

02.

PILAR PERTAMA AKUNTANSI: MATEMATIKA

Akuntansi berdasarkan pada persamaan matematika dasar yang dituangkan

dalam bentuk persamaan PENGGUNAAN DANA = PEMEROLEHAN DANA.

Dana (fund) secara konseptual merupakan abstraksi dari sesuatu yang dapat diukur

secara keuangan. Perlu ditegaskan disini bahwa dana tidak selalu berarti uang tunai. Dana dapat berupa janji, pemanfaatan fasilitas, dsb.

Penggunaan dana di akuntansi dapat berbentuk ASET (lazim dikenal sebagai

aktiva/harta), BIAYA yang diakui, dan PENGEMBALIAN EKUITAS dari

UMKM ke pemilik. Sedangkan pemerolehan dana dapat bersumber dari UTANG

(pinjaman dari kreditor), dari EKUITAS (pendanaan yang berasal dari setoran

modal pemilik, laba yang dihasilkan UMKM, maupun pendanaan dari sumber

lain-lain selain-lain utang), dan dari PENDAPATAN yang dihasilkan UMKM.

Kreditor Manajer

Pemerintah Karyawan

Pelanggan

Pemasok

Pemilik

Serikat

(20)

Peraga 2.3:

Persamaan Akuntansi

Jika total penggunaan dana lebih besar dibanding total pemerolehan dana maka dapat dipastikan telah terjadi kesalahan karena terdapat dana yang tidak dapat dijelaskan dari mana sumber pendanaannya. Demikian pula sebaliknya, jika total penggunaan dana lebih kecil dibanding total pemerolehan dana maka dapat dipastikan telah terjadi kesalahan karena terdapat dana yang belum dipertanggungjawabkan oleh UMKM. Sebagai penegasan terhadap validitas persamaan matematika yang digunakan di akuntansi, berikut ini dicantumkan pernyataan yang terkait dengan ilmu Fisika sebagai berikut:

To every  Action there  is  always  opposed  an equal Reaction (Isaac Newton,  Philosophiae Naturalis Principia Mathematica) 

Setiap transaksi (peristiwa bisnis yang bersifat keuangan) akan dianalisis dan diolah akuntansi berdasar persamaan akuntansi. Penjelasan dan praktik analisis transaksi dibahas lebih lanjut di Bab 3.

03.

PILAR KEDUA AKUNTANSI: PRINSIP DASAR

Seperti halnya produk teknologi, akuntansi juga mendasarkan diri pada prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dikenal sebagai prinsip-prinsip-prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Per definisi, Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terdiri dari “seperangkat konsep, standar, prosedur, metoda, konvensi, dan praktik yang sehat yang dijadikan pedoman dalam penerapan akuntansi” (Suwardjono, 2002). PABU menjadikan informasi keuangan yang dihasilkan akuntansi dapat dipahami dan bermanfaat bagi banyak pengguna. Di Indonesia, salah satu jenis PABU adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).

PABU ditetapkan melalui pertimbangan yang rasional dan hati-hati. Berikut ini disebutkan contoh 10 (sepuluh) PABU:

ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN

(21)

    

a. Konsep Kesatuan Usaha (Economic Entity Concept); Prinsip ini menyatakan

bahwa UMKM dianggap sebagai entitas yang berdiri sendiri, terlepas dari pemiliknya. Sebagai implikasinya, hubungan antara UMKM dan pemilik diperlakukan sebagai transaksi antara dua pihak yang terpisah.

b. Satuan Moneter (Monetary Unit); Informasi akuntansi disajikan dalam bentuk satuan uang (Indonesia: Rupiah).

c. Kelangsungan Usaha (Going Concern); Prinsip ini merupakan asumsi yang

digunakan oleh akuntansi, yaitu bahwa UMKM akan melanjutkan usahanya di masa depan tanpa batas waktu.

d. Periodisasi (Periodicity); Prinsip ini menetapkan bahwa masa hidup UMKM

terdiri dari perioda-perioda. Salah satu konsekuensi dari prinsip ini adalah bahwa UMKM melakukan penyusunan laporan keuangan secara periodik.

e. Kos Historis (Historical Cost); Prinsip ini menjadikan akuntansi mengukur

transaksi sebesar harga perolehan (kos) pada saat transaksi terjadi.

f. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form); Prinsip ini

menyatakan bahwa akuntansi lebih mengutamakan substansi (makna ekonomis yang sesungguhnya) sebuah transaksi dibanding aspek formal (legal). Berdasar

ketentuan ini maka transaksi sewa-guna (leasing) yang memenuhi kriteria

tertentu dicatat sebagai aset tetap meskipun secara legal UMKM tidak mempunyai hak kepemilikan atas aset tetap tersebut.

g. Dasar Akrual (Accrual Basis); Prinsip ini terkait dengan elemen pendapatan

dan biaya; pengakuan pendapatan dan biaya dicatat berdasar waktu terjadinya pendapatan dan biaya tersebut, bukan berdasar saat penerimaan atau pengeluaran kas. Meskipun kas belum diterima tetapi jika pendapatan telah memenuhi kriteria untuk diakui maka akan dicatat pada perioda terjadinya pendapatan. Dasar akrual ini juga berlaku untuk pengakuan biaya. Meskipun kas belum dibayarkan tetapi jika biaya telah memenuhi kriteria untuk diakui maka akan dicatat pada perioda terjadinya biaya.

h. Penandingan Biaya dengan Pendapatan (Matching Cost With Revenue); Prinsip

ini menggunakan analogi bahwa kinerja sebuah entitas seharusnya dilakukan

dengan menandingkan antara usaha (effort) yang dilakukan dengan pencapaian

(22)

i. Konservatisma (Conservatism); Prinsip ini menjadikan akuntansi mengakui segera biaya/rugi potensial yang kemungkinan besar terjadi di masa datang, dan mengakui pendapatan/laba potensial hanya jika pendapatan/laba tersebut memenuhi syarat untuk diakui.

j. Analisis Manfaat & Biaya (Cost & Benefit Analysis); Berlandas prinsip ini maka pencatatan akuntansi dilakukan sepanjang manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding biaya yang harus ditanggung untuk menghasilkan informasi tersebut.

Beberapa PABU yang disebutkan di atas akan dibahas lebih lanjut di bab-bab selanjutnya buku ini.Yang perlu diketahui, prinsip-prinsip dasar ini dipilih berdasar pertimbangan yang hati-hati yang diharapkan dipegang teguh dalam kondisi normal. Selanjutnya, pemilihan prinsip-prinsip dasar yang digunakan bukan karena pertimbangan benar atau salah semata karena setiap pilihan prinsip memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

04.

PILAR KETIGA AKUNTANSI: RANCANG-BANGUN

Sebagai sebuah sistem maka fungsi-fungsi akuntansi harus dirancang-bangun (reengineering) secara sistematis agar penyediaan informasi keuangan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Rancang-bangun di akuntansi bersifat dinamis agar akuntansi dapat menyajikan informasi keuangan yang sesuai kebutuhan para penggunanya dengan tetap berpegang pada pilar Matematika dan Prinsip dasar.

Salah satu bentuk rancang-bangun akuntansi adalah penggunaan berbagai format media yang digunakan untuk pencatatan akuntansi. Sebagai contoh, format akun (sebagian orang awam menyebutnya rekening) dapat berbeda-beda antar UMKM; pada dasarnya, format, tata cara, maupun informasi yang disajikan di akun menggunakan rancangan yang dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing UMKM.

05.

SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN

(23)

fungsi-    

fungsi pokok di satu siklus akuntansi, beserta dengan sub-siklusnya. Pembahasan lebih detail tentang masing-masing tahap akan dibahas di Bab 5 dan Bab 6.

Peraga 2.4:

Siklus Akuntansi Keuangan

     

SELAMA PERIODA BERJALAN PADA AKHIR PERIODA

05. Pencatatan Jurnal (Penjurnalan) 

05. Penyusunan Laporan

01. Pengidentifikasian 

Transaksi 

06. Pencatatan Buku Besar  (Pemindahbukuan) 

b. Pencatatan Penyesuai (adjusting entries) dan  pencatatan pengoreksi (correcting entires)

c. Pembuatan Daftar Saldo setelah Penyesuaian

d. Penyusunan Laporan Laba/Rugi 

e. Pencatatan Penutup (closing entries)

f. Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca 

& Laporan Arus Kas 

g. Pencatatan Pembalik (reversing entries)

a. Pembuatan Daftar Saldo sebelum Penyesuaian 

02. Pengukuran Transaksi 

03. Pendokumentasian 

Transaksi ke Bukti  

04. Penulisan Transaksi ke 

Buku Harian 

Transaksi  ke‐1

(24)

 

 

PENERBIT BUKU AKUNTANSI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Buku-Buku di atas Tersedia di TOKO BUKU GRAMEDIA, TOGA MAS, GUNUNG AGUNG, dll “Dapatkan Discount Khusus untuk keperluan perpustakaan sekolah, dan Perguruan Tinggi ”

Untuk Pemesanan Hubungi: Kantor:

Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta  

Akuntansi Itu Ternyata Logis dan Mudah

(Edisi 2) Akuntansi Pengantar 1

Berbasis Matematika

Akuntansi Dasar (+) E-book Siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa

(+) LKS)

Akuntansi SMK (Kelas X)

(25)

    

BAB 03

ANALISIS TRANSAKSI

BERBASIS AKUN

     

ABSTRAK

Transaksi merupakan input yang diolah akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan. Oleh karena itu, analisis terhadap transaksi merupakan langkah penting dan krusial di akuntansi. Analisis transaksi dimaksudkan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi yang disebabkan oleh transaksi tersebut. Menariknya, analisis transaksi sepenuhnya mendasarkan diri persamaan akuntansi yang berupa persamaan aljabar sehingga kegiatan ini mudah dipahami. Oleh karena berlandas persamaan akuntansi yang merupakan persamaan matematika maka perubahan yang disebabkan oleh suatu transaksi harus selalu tetap menjaga keseimbangan persamaan akuntansi sebagai cerminan dari keseimbangan antara penggunaan dan dan pemerolehan dana. Salah satu prinsip dasar yang digunakan dalam melakukan analisis transaksi adalah PABU Konsep Kesatuan usaha (economic entity concept).

(26)

Input akuntansi berupa transaksi, yaitu peristiwa bisnis yang bersifat keuangan. Disebut bersifat keuangan jika peristiwa bisnis yang terjadi di UMKM menyebabkan terjadinya perubahan secara keuangan, baik dalam penggunaan dana dan/atau dalam bentuk pemerolehan dana. Berikut ini beberapa contoh transaksi:

a. Pembelian bahan baku Rp1.000.000;

b. Pembayaran gaji karyawan secara tunai Rp1.600.000;

c. Penyewaan kendaraan Rp300.000;

d. Barter barang dagangan dengan UMKM atau perusahaan lain Rp500.000;

e. Penerimaan setoran modal dari pemilik;

f. Pengambilan uang tunai UMKM untuk kepentingan pemilik; dan

g. Pembayaran rekening listrik Rp100.000 oleh pemilik yang merupakan

tanggungan (biaya) UMKM.

Transaksi-transaksi yang terjadi di UMKM akan dianalisis dan selanjutnya diproses secara sistematis oleh akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan. Analisis transaksi di akuntansi berdasar sepenuhnya persamaan akuntansi yang lazimnya dituliskan sebagai berikut:

ASET, BIAYA, dan PENGEMBALIAN EKUITAS merupakan

elemen-elemen yang mencerminkan JENIS-JENIS PENGGUNAAN DANA, sedangkan

UTANG, EKUITAS, dan PENDAPATAN merupakan elemen-elemen yang

mencerminkan SUMBER-SUMBER PEMEROLEHAN DANA.

Setiap transaksi akan menyebabkan perubahan minimal di satu elemen persamaan akuntansi di atas, dengan ketentuan keseimbangan antara total moneter sisi kiri dan total moneter sisi kanan persamaan akuntansi harus selalu terjaga (konsekuensi dari pilar Matematika). Disamping berbasis persamaan akuntansi,

analisis transaksi mendasarkan diri pada PABU Konsep kesatuan usaha (economic

entity concept) yang dijelaskan berikut ini.

(27)

    

01.

PABU: KONSEP KESATUAN USAHA

Salah satu PABU yang berlaku di akuntansi adalah Konsep kesatuan usaha (economic entity concept). Konsep kesatuan usaha memandang UMKM sebagai suatu entitas yang terpisah dari pemiliknya. Berlandas konsep kesatuan usaha ini maka akuntansi menyajikan gambaran tentang UMKM sebagai entitas yang berdiri sendiri, tidak tercampur dengan pemiliknya. Berdasar PABU Konsep kesatuan usaha ini maka semua transaksi yang dicatat oleh akuntansi harus dipandang dari sudut pandang UMKM. Dengan demikian, akuntansi menyajikan hasil kinerja, posisi keuangan maupun informasi keuangan lainnya tentang UMKM sebagai entitas yang berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya.

Sebagai entitas yang berdiri sendiri, UMKM dapat melakukan transaksi dengan berbagai pihak. Peraga 3.1 menggambarkan setidak-tidaknya 6 (enam) pihak eksternal yang lazimnya terkait dengan berbagai transaksi yang terjadi di UMKM. Selanjutnya, peraga 3.1 juga menegaskan bahwa transaksi yang melibatkan setoran dari pemilik hanyalah salah satu jenis transaksi dari banyak transaksi yang dilakukan UMKM. Dana yang disetor pemilik menjadi aset UMKM yang terpisah dari pemiliknya.

Peraga 3.1:

Pihak-pihak yang Terlibat dalam Transaksi UMKM

02.

DEFINISI ELEMEN DAN HUBUNGAN ANTAR ELEMEN

Analisis transaksi sepenuhnya mendasarkan diri pada persamaan akuntansi. Oleh karena itu, adalah tepat dan penting jika kita membahas terlebih dahulu tentang

UMKM 

Kreditor

Rekanan

Pemerintah 

(28)

definisi masing-masing elemen, dan selanjutnya membahas tentang hubungan secara matematika antar elemen di persamaan akuntansi.

A. Definisi Elemen Persamaan Akuntansi

Berikut ini definisi masing-masing elemen persamaan akuntansi:

1. Aset; merupakan jenis penggunaan dana untuk memperoleh berbagai jenis

sumberdaya (harta/aktiva) UMKM.

2. Biaya; merupakan jenis penggunaan dana untuk menjalankan kegiatan rutin (expenses) maupun kegiatan non-rutin (losses) UMKM.

3. Pengembalian ekuitas; merupakan jenis penggunaan dana yang lazimnya berupa penyerahan aset baik kas, jasa/produk, atau yang lainnya ke pemilik. 4. Utang; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari pinjaman

pihak ketiga. Sifat utang adalah bahwa UMKM wajib melunasi pada tanggal yang telah disepakati. Utang sering disebut juga kewajiban (liabilities).

5. Ekuitas; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari pemilik, laba kegiatan bisnis, maupun sumber-sumber selain dari utang/kewajiban.

6. Pendapatan; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari

aktivitas bisnis UMKM, baik dari kegiatan rutin (revenues) maupun

kegiatan non-rutin (gains) UMKM.

Kita lebih mudah memahami definisi masing-masing elemen aset, utang, biaya, dan pendapatan. Namun, mungkin tidak banyak dari kita yang sudah

memahami pengertian ekuitas. Dari perspektif akuntansi, ekuitas (equity)

merupakan pemerolehan dana yang berasal dari sumber lain-lain selain dari utang. Oleh karena itu, adalah hal yang dapat dipahami jika standar akuntansi keuangan mendefinisikan ekuitas sebagai “residual interest”.

Terdapat 2 hal terkait ekuitas yang berisiko memunculkan kerancuan.

Pertama, BENARKAH MODAL SAMA DENGAN EKUITAS? Sebagaimana

telah disebutkan di muka, modal/modal saham (capital/capital stock)

(29)

    

Dengan demikian, definisi modal sama dengan ekuitas dapat saja terjadi khususnya pada awal pendirian perusahaan. Setelah perusahaan melakukan kegiatan bisnis (menghasilkan laba/rugi) maka definisi modal tidak sama dengan definisi ekuitas.

Kedua, BENARKAH MODAL MERUPAKAN ASET? Jika kita masih

menganggap modal merupakan aset/harta/aktiva maka kita masih mendefinisikan modal dari kacamata orang yang menganggap perusahaan dan pemilik sebagai satu kesatuan entitas. Dari perspektif akuntansi, modal atau modal saham merupakan salah satu sumber pemerolehan dana, sedangkan harta atau aset adalah salah satu jenis penggunaan dana. Ketika pemilik misalnya menyetorkan uang tunai ke perusahaan maka akuntansi perusahaan mencatat penerimaan uang tunai tersebut sebagai aset, dan sekaligus mencatat terjadinya setoran modal ke elemen ekuitas yang menunjukkan besarnya hak pemilik atas perusahaan. Dengan demikian, modal sebatas mencerminkan besarnya hak pemilik atas perusahaan, bukan sebagai salah satu jenis aset.

B. Hubungan Antar Elemen Persamaan Akuntansi

Berdasar persamaan akuntansi yang merupakan cerminan matematika aljabar, terdapat 2 kelompok elemen, yaitu:

1. Penggunaan dana (uses of fund), yang terdiri dari elemen aset, biaya, dan pengembalian ekuitas yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi.

2. Pemerolehan dana (sources of fund), yang terdiri dari elemen-elemen utang, ekuitas, dan pendapatan yang berada di sisi kanan persamaan akuntansi.

Berdasar ketentuan matematika, maka terdapat hubungan antara/antar kelompok elemen sebagaimana dapat digambarkan di Peraga 3.2 berikut ini.

Peraga 3.2:

Hubungan Antar/Antara 2 Kelompok Elemen

Aset/Biaya/ Pengembalian ekuitas

Utang/Ekuitas/ Pendapatan

Aset/Biaya/ Pengembalian ekuitas

BERBANDING TERBALIK

BERBANDING LURUS

Kuadran A Kuadran B

Utang/Ekuitas/Pendapatan BERBANDING LURUS BERBANDING TERBALIK

(30)

Pada kuadran A, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di akun aset/biaya/pengembalian ekuitas harus diimbangi dengan pengurangan (penambahan) di elemen aset/biaya/pengembalian ekuitas lainnya. Peraga 3.3 menyajikan contoh transaksi yang termasuk di kuadran A.

Peraga 3.3:

Contoh Transaksi-transaksi yang Termasuk di Kuadran A

A1

Transaksi pembelian tunai bahan habis pakai (supplies); menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa supplies yang diimbangi dengan pengurangandi elemen Aset lainnya berupa kas.

A2 Transaksi pembayaran tunai gaji karyawan; menyebabkan berupa kas yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset penambahandi elemen Biaya berupa biaya gaji.

A3

Transaksi pengambilan kas perusahaan untuk kepentingan pemilik; menyebabkan pengurangandi elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahandi elemen Pengembalian ekuitas berupa Pengambilan pribadi.

A4 Transaksi pelunasan piutang; menyebabkan diimbangi dengan pengurangandi elemen Aset lainnyapenambahan berupa piutang. di elemen Aset berupa kas yang

A5

Transaksi pembayaran dimuka biaya asuransi untuk masa manfaat 1 tahun yang akan datang; menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset lainnya berupa biaya asuransi yang dibayar dimuka.

Kuadran B dan C merupakan situasi yang identik. Sebagai contoh, pada

kuadran B, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di

elemen aset/biaya/pengembalian ekuitas harus diimbangi dengan penambahan (pengurangan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan.

Peraga 3.4:

Contoh Transaksi yang Termasuk di Kuadran B dan C

B1

Transaksi pemerolehan pendapatan dari jasa konsultasi secara tunai; menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Pendapatan berupa penjualan.

B2

Transaksi pengakuan biaya sewa kendaraan dimana pembayaran akan dilakukan 1 bulan yang akan datang; menyebabkan penambahan di elemen Biaya berupa sewa gedung yang diimbangi dengan penambahan di elemen Utang berupa utang sewa gedung.

C1

Transaksi penjualan barang dagangan secara kredit; menyebabkan penambahan di elemen Pendapatan berupa penjualan yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset berupa piutang dagang.

C2 Transaksi pelunasan utang dagang; menyebabkan utang dagang yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Utang berupa pengurangan di elemen Aset berupa kas.

C3

(31)

    

Pada kuadran D, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di

elemen utang/ekuitas/pendapatan diimbangi dengan pengurangan (penambahan) di

elemen utang/ekuitas/pendapatan lainnya.

Peraga 3.5:

Contoh Transaksi-transaksi yang Termasuk di Kuadran D

D1

Transaksi pelunasan utang usaha dengan menerbitkan utang wesel; menyebabkan pengurangan di elemen Utang berupa utang usaha yang diimbangi dengan penambahan di elemen Utang lainnya berupa utang wesel.

D2

Transaksi pengakuan pendapatan dari pendapatan sewa kendaraan yang diterima dimuka; menyebabkan penambahan di elemen Pendapatan berupa pendapatan sewa kendaraan yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Utang berupa pendapatan sewa kendaraan diterima dimuka.

Masih banyak transaksi di UMKM yang dapat terjadi, seperti misalnya barter, pembayaran biaya UMKM oleh pemilik, penjualan barang dagangan ke pemilik yang diperlakukan sebagai pengembalian ekuitas, dsb.

03.

ANALSIS TRANSAKSI BERBASIS ELEMEN

Berikut ini contoh analisis transaksi berbasis elemen persamaan akuntansi.

Transaksi 01

Diketahui : 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM GIATKERJA.

Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan Ekuitas

c. Elemen Aset (berupa uang tunai) bertambah Rp10.000.000, dan elemen Ekuitas (berupa modal) bertambah Rp10.000.000

No. TGL ASET

(Rp)

BIAYA (Rp)

PENGEMBALIAN EKUITAS

(Rp)

UTANG (Rp)

EKUITAS (Rp)

PENDAPATAN (Rp)

(32)

Transaksi 02

Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal.

Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan Ekuitas

c. Elemen Aset (berupa komputer) bertambah Rp5.000.000, dan elemen Ekuitas (berupa modal) bertambah Rp5.000.000

No. TGL ASET

(Rp) BIAYA (Rp) PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp) UTANG (Rp) EKUITAS (Rp) PENDAPATAN (Rp)

T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000

Transaksi 03

Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli tunai bahan habis pakai (supplies) Rp1.000.000.

Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan/pemasok

b. Elemen Aset

c. Elemen Aset (berupa bahan habis pakai)bertambah Rp1.000.000, dan Aset lainnya(berupa uang tunai) berkurang Rp1.000.000

No. TGL ASET

(Rp) BIAYA (Rp) PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp) UTANG (Rp) EKUITAS (Rp) PENDAPATAN (Rp)

T03 03/01 (+)1.000.000 (-)1.000.000

*Literatur akuntansi modern mengakui pembelian bahan habis pakai sebagai aset (menggunakan pencatatan metoda riil) daripada mengakuinya sebagai biaya karena ketika UMKM membeli bahan habis pakai tersebut maka bahan habis pakai tersebut masih berupa aset, belum dikonsumsi menjadi biaya.

Transaksi 04

Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit.

(33)

    

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut?

Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan/pemasok sebagai kreditor b. Elemen Aset dan elemenUtang

c. Elemen Aset (berupa peralatan kantor)bertambah Rp4.000.000, dan elemen Utang (berupa utang usaha) bertambah Rp4.000.000

No. TGL ASET

(Rp) BIAYA (Rp) PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp) UTANG (Rp) EKUITAS (Rp) PENDAPATAN (Rp)

T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000

Transaksi 05

Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan sebagai kreditor b. Elemen Aset dan elemenUtang

c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang senilai Rp4.000.000, dan elemen Utang (berupa utang usaha) berkurang senilai Rp4.000.000

No. TGL ASET

(Rp) BIAYA (Rp) PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp) UTANG (Rp) EKUITAS (Rp) PENDAPATAN (Rp)

T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000

Transaksi 06

Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan Rp1.500.000.

Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan karyawan

b. Elemen Aset dan elemenBiaya

(34)

No. TGL ASET (Rp) BIAYA (Rp) PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp) UTANG (Rp) EKUITAS (Rp) PENDAPATAN (Rp)

T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000

Transaksi 07

Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000.

Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan sebagai kreditor b. Elemen Biaya dan elemenUtang

c. Elemen Biaya (berupa biaya listrik)bertambah Rp100.000, dan elemen Utang (berupa utang listrik) bertambah Rp100.000.

No. TGL ASET

(Rp) BIAYA (Rp) PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp) UTANG (Rp) EKUITAS (Rp) PENDAPATAN (Rp)

T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000

Transaksi 08

Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung.

Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pelanggan/pembeli b. Elemen Aset dan elemenPendapatan

c. Elemen Aset (berupa piutang usaha) bertambah Rp3.000.000, dan elemen Pendapatan (berupa pendapatan sewa gedung) bertambah Rp3.000.000.

No. TGL ASET

(Rp) BIAYA (Rp) PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp) UTANG (Rp) EKUITAS (Rp) PENDAPATAN (Rp)

(35)

    

Transaksi 09

Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai Rp500.000 ke Ibu AMANAH untuk kepentingan pribadi Ibu AMANAH.

Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan elemen Pengembalian ekuitas

c. Elemen Aset (berupa uang tunai)berkurang Rp500.000, dan elemen Pengembalian ekuitas (berupa Pengambilan) bertambah Rp500.000.

No. TGL ASET

(Rp) BIAYA (Rp) PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp) UTANG (Rp) EKUITAS (Rp) PENDAPATAN (Rp)

T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000

Transaksi 10

Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA menerima uang tunai yang berasal dari pelunasan transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 18 Januari.

Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan debitor (peminjam)

b. Elemen Aset

c. Elemen Aset (berupa uang tunai)bertambah Rp3.000.000, dan elemen Aset (berupa piutang usaha) berkurang Rp3.000.000.

No. TGL ASET

(Rp) BIAYA (Rp) PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp) UTANG (Rp) EKUITAS (Rp) PENDAPATAN (Rp)

T10 20/01 (+)3.000.000 (-)3.000.000

(36)

No. TGL ASET (Rp)

BIAYA (Rp)

PENGEMBALI AN EKUITAS

(Rp)

UTANG (Rp)

EKUITAS (Rp)

PENDAPATAN (Rp)

T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000

T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000

T03 03/01 (+)1.000.000 (-)1.000.000

T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000

T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000

T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000

T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000

T08 18/01 (+)3.000.000 (+)3.000.000

T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000

T10 20/01 (+)3.000.000 (-)3.000.000

TOTAL 18.100.000 18.100.000

04.

PENGAKUNAN

Penyajian informasi keuangan yang hanya sebatas berdasar elemen persamaan akuntansi dipertimbangkan kurang informatif karena elemen dapat terdiri dari beberapa komponen yang sifatnya bervariasi. Sebagai contoh, terdapat 2 UMKM, yaitu UMKM A dan UMKM B, yang memiki nilai total aset yang sama besar. UMKM A sebagian besar asetnya berupa persediaan barang dagangan dan piutang usaha, sedangkan UMKM B sebagian besar asetnya berupa gedung dan mesin. Meskipun total nilai aset UMKM sama besar tetapi rekanan yang menyediakan fasilitas penjualan kredit menganggap bahwa UMKM A memiliki kemampuan lebih baik dalam melunasi utang jangka pendeknya dibanding UMKM B karena asset berupa persediaan barang dagangan dan piutang usaha mudah diubah menjadi uang tunai, sebaliknya dengan aset berupa gedung dan mesin. Oleh karena itu, akuntansi menggunakan dasar yang lebih spesifik dalam pencatatan atas transaksi yang terjadi. Dalam hal ini akuntansi menggunakan dasar AKUN dalam pencatatannya.

Akun (pernah disebut sebagai “rekening” atau “perkiraan”) berasal dari bahasa

inggris account. Akun merupakan komponen suatu elemen persamaan akuntansi.

(37)

    

Peraga 3.6:

Hubungan Antara Elemen dan Akun (Ilustrasi)

Akun merupakan wadah atau media untuk menampung semua perubahan yang terjadi atas suatu jenis dana. Akun Kas, sebagai contoh, berisi semua perubahan yang terjadi khususnya di aset berupa kas baik berupa penambahan (dari transaksi penerimaan) maupun pengurangan (dari transaksi pengeluaran). Demikian pula, akun biaya utilitas berisi semua pengeluaran biaya listrik, telepon, dan air yang ditanggung UMKM.

Peraga 3.7:

Akun Sebagai Media Pencatatan Transaksi (Ilustrasi)

ELEMEN‐ELEMEN

      AKUN‐AKUN

 

 

 

Kas  Gedung 

Dibayar dimuka biaya asuransi  Piutang usaha 

Bahan habis pakai  Rugi penjualan 

aset tetap  Biaya gaji

Biaya penyusutan  Biaya utilitas

ASET  BIAYA 

ASET BIAYA

Kas Piutang  Usaha

Biaya  utilitas

Biaya  Gaji

Transaksi 

Penerimaan 

Transaksi 

Pengeluaran kas 

Transaksi 

Penjualan kredit

Transaksi 

Pelunasan 

Transaksi Pengakuan 

biaya listrik 

Transaksi Pengakuan 

biaya telepon 

Transaksi 

Pengakuan gaji 

Transaksi Pengakuan 

gaji lembur 

(38)

Pada dasarnya jumlah dan penamaan akun dapat dikembangkan sesuai kebutuhan UMKM. Demikian pula, penamaan akun dalam banyak hal mendasarkan pada pilar rancang-bangun dan PABU. UMKM dapat memberi nama akun sesuai dengan kebutuhan dan keinginan UMKM sepanjang nama tersebut memudahkan UMKM dalam memahami informasi yang tersaji. Namun demikian, sebagai bahasa bisnis maka akuntansi juga memiliki terminologi nama-nama akun yang telah disepakati secara umum. Terminologi kas, piutang usaha, utang wesel, biaya utilitas, dan pendapatan usaha adalah nama-nama akun yang lazim digunakan di akuntansi.

Berikut ini diurai secara singkat nama-nama akun berdasar elemen-elemen di persamaan akuntansi, dan beberapa topik penting terkait dengan pengakunan.

A. Akun-akun Elemen Aset

UMKM lazimnya menguasai berbagai jenis aset yang mana setiap jenis ditampung di akun khusus yang dinamai sesuai dengan karakteristik aset.

Akun-akun aset lazimnya diklasifikasi menjadi 2 (dua) berdasar tingkat kelancarannya untuk dikonversi ke uang tunai (tingkat likuiditas), yaitu:

1) Aset lancar (Current Assets); aset yang diperkirakan dapat dikonversi menjadi uang tunai sebagai alat pembayaran, dikonsumsi, atau dijual dalam waktu kurang dari 1 perioda. Contoh: Kas, Piutang usaha, dan Dibayar dimuka biaya asuransi (prepaid insurance expenses).

2) Aset tidak lancar (Non-current Assets); aset yang memberi manfaat dalam waktu lebih dari 1 perioda. Contoh: Investasi jangka panjang, Tanah, Gedung, Mesin, dan Merek dagang.

Peraga 3.8:

Deskripsi Akun-akun Aset

NAMA AKUN DESKRIPSI

Aset Lancar (Current Assets)

Kas Aset yang dapat disetarakan dengan uang tunai dan dapat digunakan segera untuk mendanai kegiatan UMKM.

Piutang usaha Aset berbentuk janji dari peminjam untuk menyerahkan aset ke UMKM di masa datang akibat transaksi penjualan kredit.

Bahan habis pakai

(39)

    

Dibayar dimuka biaya sewa gedung

Pembayaran dimuka ke pemilik gedung untuk masa manfaat 1 perioda yang akan datang. Meskipun kas telah dibayarkan, pembayaran tersebut masih merupakan aset bagi UMKM karena UMKM belum menerima manfaat berupa sewa gedung pada tanggal tersebut).

Aset Tidak Lancar (Non-current assets)

Tanah Aset tetap berwujud tidak disusutkan yang digunakan untuk kegiatan UMKM, dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.

Bangunan Aset tetap berwujud disusutkan yang digunakan untuk operasional bisnis UMKM, dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.

Peralatan Aset yang memberi manfaat lebih dari satu perioda.

Merek dagang Aset tidak berwujud yang menunjukkan identitas tertentu terhadap

produk/jasa tertentu yang dilindungi secara hukum.

B. Akun-akun Elemen Utang

Akun-akun utang menggambarkan jenis-jenis sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman. Seperti halnya akun-akun aset, akun-akun utang lazimnya juga diklasifikasi berdasar tingkat likuiditasnya. Oleh karena itu, akun-akun utang dikelompokkan menjadi utang lancar dan utang jangka panjang.

Peraga 3.9:

Deskripsi Akun-akun Utang

NAMA AKUN DESKRIPSI

Utang Lancar (Current Liabilities)

Utang usaha/dagang Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit berdasar kepercayaan tanpa disertai surat pernyataan utang.

Utang wesel Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit yang dituangkan dalam bentuk surat pernyataan utang secara tertulis.

Utang pajak

penghasilan Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar atas laba UMKM

Diterima dimuka pendapatan sewa gedung

Penerimaan dimuka kas dari pelanggan untuk penyediaan jasa berupa sewa gedung kepada pelanggan tersebut di masa datang (meskipun telah diterima, sumber pemerolehan kas tersebut diakui berasal dari utang, bukan dari pendapatan karena UMKM belum memberi jasa berpuas sewa gedung kepada pelanggan).

Utang Jangka Panjang/Tidak Lancar (Non-current liabilities)

Utang obligasi Pinjaman dengan menerbitkan surat berharga obligasi yang akan jatuh tempo (dilunasi) lebih dari 1 perioda yang akan datang.

(40)

C. Akun-akun Elemen Ekuitas

Akun-akun elemen ekuitas lazimnya disusun berdasar sumber pemerolehannya.

Peraga 3.10:

Deskripsi Akun-akun Ekuitas

NAMA AKUN DESKRIPSI

Modal, Ibu Amalia Setoran modal dari pemilik yang bernama Ibu Amalia. Akun ini terdapat di UMKM perseorangan atau UMKM persekutuan.

Modal saham Setoran modal dari para pemegang saham (di UMKM berbadan hukum perseroan terbatas) sebesar nilai nominal yang tercantum di saham.

Laba ditahan Akumulasi laba/rugi yang tidak didistribusikan ke pemilik (di UMKM

yang berbadan hukum perseroan terbatas)

D. Akun-akun Elemen Biaya

Akun-akun elemen biaya lazimnya diklasifikasi berdasar jenisnya, antara lain biaya operasional dan biaya non-operasional.

Peraga 3.11:

Deskripsi Akun-Akun Biaya

NAMA AKUN DESKRIPSI

Biaya Operasional (Expenses)

Biaya gaji Pengeluaran untuk honorarium tenaga kerja.

Biaya utilitas Pengeluaran untuk biaya listrik, air, telepon, dan yang sejenis.

Biaya penyusutan Pengakuan biaya atas penurunan nilai dari aset tetap yang dapat disusutkan.

Biaya asuransi Pengeluaran untuk biaya asuransi.

Biaya Non-operasional (Other expenses and Losses)

Kerugian penjualan aset tetap

Pengakuan rugi atas penjualan aset tetap dimana harga jual lebih rendah dari nilai buku aset tetap yang dijual.

Kerugian akibat banjir Pengakuan kerugian karena terjadinya bencana alam.

E. Akun-akun Elemen Pendapatan

(41)

    

Peraga 3.12:

Deskripsi Akun-akun Pendapatan

NAMA AKUN DESKRIPSI

Pendapatan Operasional (Revenues)

Pendapatan usaha Pendapatan yang berasal dari kegiatan jasa.

Pendapatan sewa gudang

Pendapatan yang berasal dari penyewaan gudang yang merupakan salah satu kegiatan bisnis UMKM.

Penjualan Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dagangan.

Pendapatan Non-operasional (Other revenues and Gains)

Pendapatan lain-lain Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama UMKM.

Keuntungan penjualan

aset tetap Keuntungan yang dihasilkan dari penjualan aset tetap.

F. Akun-akun Elemen Pengembalian Ekuitas

Elemen pengembalian ekuitas dibentuk khusus untuk menampung transaksi-transaksi yang menyebabkan perpindahan ekuitas ke pemilik. Oleh karena itu,

pengembalian ekuitas merupakan salah satu jenis penggunaan dana. Di

UMKM perseorangan dan persekutuan, elemen pengembalian ekuitas lazimnya terdapat satu jenis akun, yaitu akun Pribadi (prive) untuk masing-masing pemilik.

G. Akun Elemen Laba/Rugi

Akuntansi juga mengenal elemen laba/rugi yang sebenarnya merupakan elemen untuk menampung penghitungan laba/rugi (selisih antara elemen pendapatan dan elemen biaya). Oleh karena itu, elemen laba/rugi tidak dicantumkan di persamaan akuntansi. Akun yang mencerminkan elemen laba/rugi disebut akun Ikhtisar laba/rugi (income summary) yang dibentuk pada saat penyusunan laporan keuangan yang lazim juga disebut akun kliring (dibahas lebih lanjut di Bab 6 terkait dengan topik Pencatatan penutup).

H. Pengklasifikasian Akun

Berdasar penempatannya di laporan keuangan, akun dapat diklasifikasi: 1) Akun Neraca; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan posisi keuangan

(42)

Terkait dengan ekuitas, akun-akun ekuitas yang tercantum di neraca lazimnya juga tercantum di laporan perubahan ekuitas.

2) Akun Laba/Rugi; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan laba/rugi. Contoh: akun Penjualan, Biaya gaji, dan Biaya penyusutan.

3) Akun Ekuitas; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan perubahan

ekuitas (sebagian akun-akun ini juga tercantum di neraca). Contoh: akun Modal, Laba ditahan, Pribadi, dan Dividen.

Berdasar keberadaannya, akun dapat diklasifikasi menjadi 2, yaitu:

1) Akun permanen (Permanent Accounts) atau akun riil; adalah akun-akun yang keberadaannya bersifat permanen, yaitu tidak ditutup/dihapus ketika penyusunan laporan keuangan. Contoh: akun Kas, Gedung, Utang usaha, dan Modal saham. Akun permanen/riil pada dasarnya tercantum di neraca.

2) Akun sementara (Temporary Accounts) atau akun nominal; adalah

akun-akun yang keberadaannya bersifat sementara, yaitu dibentuk selama perioda berjalan dan ditutup/dihapus ketika penyusunan laporan keuangan. Contoh: akun Biaya gaji, Biaya penyusutan, dan Pendapatan usaha. Termasuk akun sementara adalah akun Pribadi, akun Dividen dan akun Ikhtisar laba/rugi. Sebagian besar akun sementara/nominal tercantum di laporan laba/rugi.

Peraga 3.13:

Pengklasifikasian Akun

       

Akun

Permanen/Riil Sementara/Nominal

Akun 

kliring

Pengembalian 

ekuitas Akun Kontra 

Nominal Biaya 

       

Aset  Utang  Ekuitas  Akun 

Kontra Riil

(43)

    

I. Keberadaan Akun Kontra

Peraga 3.13 menunjukkan bahwa akuntansi juga mengenal akun kontra (contra

accounts). Akun kontra merupakan akun pengurang dari suatu akun lain, dan penyajiannya ditempatkan persis di bawah akun yang dikurangi tersebut.

Terdapat 2 (dua) jenis akun kontra, yaitu:

1) Akun kontra riil; adalah akun kontra dari akun riil. Contoh, akun

Akumulasi penyusutan Gedung adalah akun kontra dari akun riil Gedung. 2) Akun kontra nominal; adalah akun kontra dari akun sementara. Contoh,

akun Potongan penjualan adalah akun kontra dari akun sementara Penjualan.

05.

ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN

Berikut ini adalah contoh analisis transaksi berbasis akun. Pembahasan ini sangat penting di akuntansi karena pencatatan akuntansi pada prinsipnya mendasarkan diri pada model pencatatan yang berbasis akun ini.

Transaksi 01

Diketahui

: 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai

setoran modal ke UMKM GIATKERJA. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?

c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?

Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal b. Akun Kas (Aset) dan akun Modal (Ekuitas)

c. Akun Kas bertambah Rp10.000.000, dan akun Modalbertambah Rp10.000.000

ASET (Rp) EKUITAS (Rp)

Kas Modal

T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000

Transaksi 02

Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal.

(44)

b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?

c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal b. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Modal(Ekuitas) c. Akun Peralatan kantor bertambah Rp5.000.000, dan akun Modal

bertambah Rp5.000.000

ASET (Rp) EKUITAS (Rp)

Peralatan

Kantor Modal

T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000

Transaksi 03:

Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai Rp1.000.000 tunai.

Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?

b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?

c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok b. Akun Bahan habis pakai (Aset) dan akun Kas (Aset)

c. Akun Bahan habis pakai bertambah senilai Rp1.000.000, dan akun Kas berkurang senilai Rp1.000.000

ASET (Rp)

Bahan habis pakai

T03 03/01 (+)1.000.000

Kas

(-)1.000.000

* Transaksi 03 menyebabkan bertambahnya aset berupa bahan habis pakai, dan berkurangnya aset lain berupa

Gambar

Gambar 3: Pencatatan transaksi pembelian bahan habis pakai secara tunai

Referensi

Dokumen terkait

Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,

Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,

Laba rugi selama periode Pendapatan komprehensif lain selama periode Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Menurut SAK ETAP (2009:26) entitas menyajikan laporan keuangan ekuitas yang menunjukkan : (a) Laba atau rugi untuk periode, (b) Pendapatan dan beban yang diakui

Laporan Realisasi Anggaran Digabungkan pada laporan keuangan entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya 2. Laporan Perubahan

Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos.. pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk

Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,

6.2 Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,