• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D). Penelitian Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka membangun suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.

Sugiono (2009:297) menjelaskan bahwa penelitian Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu dan menguji keefektifan produk yang dianggap handal telah melalui tahap-tahap pengujian dan revisi, produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan lapangan dan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan.

Borg dan Gall (2003:772) menjelaskan bahwa penelitian pengembangan adalah penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam suatu pendidikan.

Peneliti menggunakan metode dari Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015:409) karena peneliti mengembangkan dan memvalidasi dari suatu produk yang akan dibuat oleh peneliti.

Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media Flashcard untuk pembelajaran kosakata baru pada siswa tunarunggu kelas bawah di sekolah SLB Karnnamanohara Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall. Berikut merupakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dalam Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015:409):

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall

Prosedur penelitian dan pengembangan Borg dan Gall menggunakan sepuluh tahap dalam penelitian. Sepuluh tahap tersebut terdiri atas 1) tahap potensi dan masalah, 2) tahap pengumpulan data, 3) tahap desain produk, 4) tahap validasi desain, 5) tahap revisi desain, 6) tahap uji coba produk, 7) tahap revisi produk, 8) tahap uji coba pemakaian, 9) tahap revisi produk, 10) tahap produk massal. Dari sepuluh langkah tersebut, penelitian pengembangan media Flashcard ini menggunakan 6 langkah. Langkah-langkah tersebut adalah:

Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan yang digunakan Peneliti B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menghasilkan sebuah produk atau media akhir berupa media Flashcard kosakata bagi siswa tunarungu.

Langkah-Potensi dan

Desain Produk Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba Produk

langkah pengembangan produk ini menggunakan model penelitian dari Borg and Gall. Prosedur penelitian dan pengembangan Borg and Gall menggunakan sepuluh tahap dalam penelitian. Langkah-langkah tersebut terdiri atas 1) tahap potensi dan masalah, 2) tahap pengumpulan data, 3) tahap desain produk, 4) tahap validasi desain, 5) tahap revisi desain, 6) tahap uji coba produk, 7) tahap revisi produk, 8) tahap uji coba pemakaian, 9) tahap revisi produk, dan 10) tahap produksi masal.

Setiap langkah penelitian Research and Development (R&D) dari langkah-langkah penelitian menurut Borg dan Gall dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Potensi dan Masalah

Penelitian diawali dengan melakukan analisis kebutuhan, penelitian pustaka, penelitian literatur, penelitian skala kecil, dan standar laporan yang diperlukan (Borg dan Gall 1989). Analisis kebutuhan terdapat beberapa kriteria yang berhubungan dengan pentingnya pengembangan produk, ketersediaan sumber daya yang kompeten, dan ketersediaan waktu. Studi literatur diperlukan untuk pengenalan sementara terhadap produk yang hendak dikembangkan, serta mengumpulkan informasi lain yang berkaitan dengan pengembangan produk yang telah direncanakan. Riset skala kecil adalah untuk mengetahui beberapa hal tentang produk yang hendak dikembangkan.

Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas I SLB/B Karnamanohara Yogyakarta. Pengamatan dan wawancara ditujukan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan. Selain itu, peneliti juga melakukan kajian pustaka sebagai bekal dasar penelitian untuk melakukan pengembangan.

2. Tahap Pengumpulan data

Dalam tahap perencanaan ini, peneliti merumuskan untuk memberikan rancangan yang tepat yang berkaitan dengan permasalahan dan menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peneliti merencanakan untuk membuat sebuah produk berupa media Flashcard bagi siswa tunarungu untuk pembelajaran kosakata. Peneliti juga

melakukan studi pustaka untuk mencari bahan melalui sumber buku atau internet dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber untuk menambah referensi guna melengkapi perencanaan pembuatan produk.

3. Tahap Desain Produk

Pengembangan produk awal dalam penelitian ini berupa bahan sebuah produk dalam bentuk Flashcard. Peneliti mulai mengembangkan produk awal dengan menentukan desain awal Flashcard agar menarik bagi siswa. Desain awal pada Flashcard dilakukan dengan mengumpulkan gambar dan berbagai kosakata yang mudah dimengerti untuk siswa tunarungu. Media Flashcard dibentuk dengan menarik berbentuk segitiga sama sisi. Bagian atas terdapat tempat untuk mengisi sebuah kartu gambar. Bagian bawah kartu gambar terdapat tempat untuk mengisi kosakata 1, kosakata 2, dan kosakata 3 sebagai pembelajaran kosakata baru.

4. Tahap Validasi Desain

Produk Flashcard divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Selama validasi produk, validator memvalidasi produk dengan mengisi sebuah intrumen yang sudah disediakan oleh peneliti. Validitas produk bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran, serta penilaian kualitas produk Flashcard. Validasi tersebut dilakukan oleh dua ahli yaitu:

a. Ahli Media

Sebelum produk diujicobakan ke siswa, produk divalidasi oleh ahli media. Validasi tersebut dilakukan oleh ahli media dari dosen PGSD Universitas Sanata Dharma. Validasi dilakukan dengan cara menilai instrumen tentang desain produk dan komponen-komponen media yang dikembangkan. Melalui kegiatan validasi, peneliti mendapatkan data kelayakan, penilaian, komentar dan saran dari media Flashcard. Data hasil validasi tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan media Flashcard dalam pembelajaran kosakata baru.

b. Ahli Materi

Sebelum produk diujicobakan ke siswa, produk divalidasi oleh ahli materi dari guru kelas I SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta. Validasi tersebut bertujuan untuk melihat isi materi mengenai kejelasan materi dalam pembelajaran kosakata baru yang telah disusun melalui media Flashcard yang peneliti buat. Validasi ahli materi dilakukan dengan cara menilai instrumen tentang materi yang disajikan dalam media Flashcard.

Data hasil penilain instrumen, komentar, dan saran dari ahli materi yang digunakan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan materi yang disajikan dalam produk Flashcard.

5. Tahap Revisi Desain

Revisi produk dilakukan setelah melakukan validasi produk oleh kedua ahli.

Tahap penyempurnaan produk awal dilakukan pendekatan kualitatif tentang produk Flashcard. Revisi produk dilakukan oleh peneliti setelah memperoleh kritik dan saran oleh kedua ahli dari hasil validasi. Revisi produk dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh para pakar ahli.

C. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa berkebutuhan tunarunggu kelas 1 di SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 dengan tingkat tunarungu yaitu sedang. Pertimbangan dalam pemilihan siswa tunarungu sebagai subjek penelitian berdasarkan wawancara bersama guru kelas I pada saat melaksanakan observasi di sekolah SLB/B Karmanohara. Observasi dilakukan di kelas pada saat pembelajaran mengenai masalah hilangnya jaket dari salah satu siswa. Guru mengajarkan siswa tentang kosakata terkait situasi atau masalah.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah berupa media pembelajaran yaitu media Flashcard. Media Flashcard ini didesain untuk siswa tunarungu kelas I.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta yang merupakan sekolah SLB/B dengan tingkat tunarungu bermacam-macam.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai Maret 2020.

Berikut merupakan jadwal penelitian yang direncanakan oleh peneliti.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

N

NO Kegiatan Bulan

November Desember Januari Februari Maret 1. Observasi dan

D. Teknik Pengumpulan Data

Sugiono (2013:2) menjelaskan metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data terdiri atas tes dan nontes. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup dengan responden dapat memilih jawaban yang disediakan oleh peneliti.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Observasi dan wawancara dilakukan dengan tujuan untuk

mengumpulkan informasi dan melihat fakta dan masalah yang terjadi di lapangan.

Peneliti melakukan observasi di SLB/B Karnamanohara Yogyakarta kelas I dan kelas II serta melakukan wawancara dengan guru kelas I dan guru kelas II. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan siswa dalam pembelajaran kosakata baru dan kebutuhan siswa dalam sebuah media pembelajaran di kelas.

1. Pengamatan/ Observasi

Dalam penelitian ini, pengamatan atau observasi diartikan sebagai aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya.

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, di antaranya adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Hadi dalam Sugiono, 2013:145). Pengataman atau observasi dilakukan di kelas I dan kelas II di sekolah SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta. Aspek yang diamati oleh peneliti yaitu tentang siswa tunarungu dalam pembelajara kosakata. Saat melakukan observasi di kelas I SLB/B Karnnamanohara, siswa tunarungu kelas I sudah bisa membaca, tetapi masih kesulitan dalam pembelajaran kosakata baru. Selain itu, siswa tunarungu kelas I baru mengetahui 2 jenis kosakata, misalnya baju-biru. Siswa masih kesulitan membaca lebih dari dua kosakata.

2. Wawancara

Esterbeg (dalam Sugiono, 2013:231) menjelaskan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk memahami informasi-informasi yang lebih dalam dan informasi pokok. Pedoman wawancara menjadi acuan bagi peneliti agar informasi yang diperoleh lebih jelas. Wawancara ini dilakukan pada guru kelas I di SLB/B

Karnnamanohara Yogyakarta. Hasil dari wawancara guru kelas, kemudian data diolah dan digunakan untuk menganalisis masalah dan potensi.

3. Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak bertanya jawab secara langsung dengan responden). Sugiono (2008:199) menjelaskan bahwa angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Peneliti menggunakan bentuk kuesioner yang berstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Hal tersebut dikarenakan pada kuesioner, validator dapat memberikan komentar, tanggapan, atau saran yang digunakan peneliti untuk merevisi produk yang telah divalidasi.

Lembar kuesioner validasi diisi oleh dua validator yaitu ahli materi dari guru kelas 1 SLB/B Karnamanohara dan ahli media dari dosen PGSD Universitas Sanata Dharma. Lembar instrumen dibedakan menjadi ahli materi dan dan ahli media.

Setelah divalidasi, data dihitung menggunakan perhitungan skala lima. Hasil dari validasi tersebut mendapat penilaian dan masukan dari kedua validator untuk memperbaiki media Flashcard jika ada yang perlu direvisi. Peneliti menyertakan hasil kuesioner pada lampiran 1.3.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan teknik nontes. Peneliti menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner.

1. Pedoman Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat guru kelas dan seluruh siswa sedang melakukan pembelajaran di kelas. Di sekolah SLB/B Karnnamanohara Yogayakarta, pada saat ingin memulai kegiatan belajar, guru harus menemukan sebuah masalah untuk bahan belajar siswanya. Misalnya pada saat peneliti melakukan observasi, terdapat sebuah masalah tentang jaket yang hilang. Kemudian guru kelas tersebut

memulai pembelajaran membaca dengan membuat sebuah kalimat tentang jaket yang hilang. Peneliti mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan aspek yang digunakan untuk pedoman penelitian. Berikut ini adalah kisi-kisi observasi analisis kebutuhan diuraikan pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Observasi Analisis Kebutuhan

Aspek yang ingin diketahui No. Item Ketersediaan media untuk siswa kelas I 1, 2, 3 Penggunaan media untuk siswa kelas I 4, 5 Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi kosakata

6, 7, 8 Keaktifan/ partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaraan

materi kosakata

9, 10

Berikut adalah daftar pernyataan pengembangan instrumen observasi analisis kebutuhan untuk siswa kelas 1 SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta diuraikan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Analisis Kebutuhan

Aspek yang ingin diketahui Pernyataan

Ketersediaan media untuk siswa kelas I

1. Ketersedian media di sekolah.

2. Ketersediaan media yang memuat materi pembelajaran kelas I mengenai Kosakata 3. Pembuatan media untuk siswa kelas I apakah

dibuat yang menarik.

Penggunaan media untuk siswa kelas I

4. Apakah menggunakan media pada saat pembelajaran di kelas

5. Siswa memahami isi dari media yang dibuat sehingga dapat mengenal kosakata-kosakata baru.

Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi

kosakata

Keaktifan/partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaraan materi

kosakata

6. Siswa masih kurang dalam memahami kosakata baru.

7. Siswa sulit mengeja kosakata baru 8. Siswa sulit menambah kosakata baru

9. Siswa aktif mengikuti pembelajaran kosakata di kelas

10. Siswa aktif mengenal kosakata baru.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara ini ditujukan oleh narasumber yaitu guru kelas I SLB/B Karnamanohara Yogyakarta. Wawancara ini bertujuan untuk menganalisis mengenai

pembelajara kosakata baru dan kebutuhan media Flashcard dari narasumber tersebut.

Wawancara guru kelas I SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas. Berikut adalah kisi-kisi wawancara guru kelas I SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara dengan Guru Kelas

Aspek yang ingin diketahui No. Item

Ketersediaan media untuk siswa kelas 1 SLB/B Karannmanohara 1, 2, 3

Penggunaan Media untuk siswa kelas 1 4, 5

Kesulitan dan masalah yang dialami guru dalam pembelajaran materi kosakata

6 Partsipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran materi kosakata 7, 8 Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa

dalam pembelajaran materi kosakata

9, 10

Berikut daftar pertanyaan pengembangan instrumen wawancara guru kelas I SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta yang diuraikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas

Aspek yang ingin diketahui Pertanyaan

Ketersediaan media untuk siswa kelas I SLB/B

Karnnamanohara

1. Berapakah jumlah media untuk siswa kelas I di SLB/B Karnnamanohara yang tersedia ? 2. Apa saja materi pelajaran yang tercantum di

media tersebut?

3. Bagaimana kondisi dari media tersebut untuk siswa kelas 1 yang tersedia?

Penggunaan Media untuk siswa kelas I

4. Bagaimana cara memanfaatkan media dalam pelakasanaan pembelajaran di kelas ? 5. Bagaimana cara guru untuk mempermudah

siswa dalam menguasai isi dari media tersebut ? Kesulitan dan masalah yang

dialami guru dalam pembelajaran materi kosakata

6. Apa saja kesulitan guru yang dialamu dalam melaksanakan pembelajaran materi kosakata ?

Partsipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

materi kosakata

7. Bagaimana keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran materi kosakata di kelas ? 8. Apakah ada yang mencoba untuk bertanya

meskipun bahasamya kurang jelas jika belum paham ?

Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran

materi kosakata

9. Bagaimana menurut Bapak/Ibu jika media Flashcard ini mengandung pembelajaran mengenai materi penambahan kosakata ? 10. Apa saja upaya bapak/ibu lakukan dalam

mengatasi kesulitan yang dialami siswa dalam melaksanakan materi kosakata?

3. Kuesioner

Kuesioner digunakan sebagai acuan untuk merevisi produk media Flashcard.

Peneliti menggunakan kuesioner dalam validasi produk yang divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Kuesioner ini terdapat pernyataan-pernyataan yang disesuaikan dengan spesifikasi produk yang dikembangkan oleh peneliti serta terdapat kolom-kolom untuk mengisi komentar dan saran untuk memperbaiki produk.

a. Kuisioner Validasi Produk

Kuesioner validasi produk dibuat berdasarkan indikator karakteristik media Flashcard yang digunakan dalam pengembangan produk. Pengisian kuesioner validitas produk diisi oleh ahli media dan ahli materi.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrument Validasi produk

Aspek yang ingin diketahui No. Item

Desain Produk 1, 2, 3, 4, 5

Pengembangan media Flashcard 6, 7, 8, 9, 10

Berikut adalah pengembangan instrument kuisioner validitas produk diuraikan pada tabel 3.7

Tabel 3.7 Kuesioner Validasi Produk

Aspek yang ingin diukur Pernyataan

Desain Produk

1. Media Flashcard menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan mudah dipahami untuk anak Tunarungu kelas I.

2. Media Flashcard menggunakan tata letak yang konsisten dan beraturan sehingga

mempermudah siswa untuk memahami kosakata

3. Media Flashcard memuat gambar-gambar yang menarik dan sesuai dengan kosakata.

4. Ukuran tulisan dalam media Flashcard terlihat jelas untuk siswa Tunarungu kelas 1.

5. Media Flashcard memiliki bentuk dan warna yang menarik untuk siswa kelas 1.

6. Kartu kata 1 dan kartu kata 2 diberi warna yang berbeda dengan kartu jawaban agar siswa lebih memahami.

7. Papan media Flashcard memiliki tempat untuk meletakkan jawaban dengan cara

menggeserkan kartu agar siswa tidak kesulitan dalam memasang kartu jawaban.

Pengembangan Media Flashcard

1. Pengembangan media Flashcard mengarahkan siswa kelas 1 untuk belajar pembelajaran kosakata baru kata ke 3.

2. Pengembangan media Flashcard dikembangkan sesuai dengan tahapan perkembangan operasional kognitif konkret tahap awal siswa kelas 1.

3. Pengembangan media Flashcarddapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.

F. Teknik Analisis Data 1. Data Kualitatif

Data kualitatif ini diambil pada saat melakukan observasi dan wawancara.

Data kualitatif ini berupa hasil pengamatan langsung, wawancara, komentar, dan saran yang dikemukakan oleh para ahli guru kelas I dan dosen PGSD Universitas Sanata Dharma. Data dianalisis dan dibandingkan sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

2. Data Kuantitatif

Sugiyono (2015 :13) mengatakan bahwa metode kuantitatif dinamakan juga metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode positivisme karena berlandaskan pada filsafat positivisme.

Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut sebagai metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai IPTEK baru. Metode ini disebut sebagai metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Data berupa skor penelitian oleh pakar media pembelajaran, dan guru kelas II sekolah dasar. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penelitian kuisioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu 5 (sangat baik), 4 (baik), 3(cukup baik), 2 (kurang baik), 1

(sangat kurang). Skor yang sudah didapat kemudian dikonverensikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan Sukardjo (2008:101) seperti tabel 3.8 berikut :

Tabel. 3.8 Konverensi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori Simpangan baku ideal (Sbi) : (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Kategori baik = Xi + 0,60 Sbi< X ≤ Xi + 1,80 Sbi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3 – (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = Xi - 0,60 Sbi< X ≤ Xi + 0,60 Sbi

= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)

= 3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X ≤ 3,40

Kategori kurang baik = Xi – 1,80,60 Sbi< X ≤ Xi - 0,60 Sbi

= 3 - (1,80 . 6,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 6,67)

= 3 – (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang baik = X ≤ Xi - 1,80 Sbi

= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)

= X ≤ 3 – 1,21

= X ≤ 1,79

Hasil yang diperoleh dari penilaian, kemudian dihitung untuk memperoleh pedoman penskoran akhir. Penskoran akhir penilaian dihitung dengan rumus berikut:

Gambar 3.3 Rumus Rerata Hasil Penilaian

Interval skor yang sudah didapat kemudian dikonverensikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan Widiyoko (2012:106). Berikut adalah konversi data kuantitatif dan data kualitatif ke skala lima dapat dilihat pada tabel 3.8

Nilai Akhir = skor yang diperoleh aspek yang dinilai

Tabel 3.9 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Skor Kategori

4,2-5 Sangat Baik

3,3-4,1 Baik

2,6-3,3 Kurang Baik

1,8-2,5 Tidak Baik

1-1,7 Sangat Tidak Baik

Berdasarkan perhitungan dengan acuan Widiyoko (2012:106), data kuantitatif yang sudah diperoleh kemudian dikonversi ke data kualitatif skala lima. Hasil dari perhitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan dicari rerata skor perolehannya kemudian dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualititatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor lima.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian “Pengembangan Media Flashcard Bagi Siswa Tunarungu untuk Belajar Kosakata Baru Kelas Bawah” dilaksanakan pada November 2019 dengan meminta surat izin penelitian ke sekretariat PGSD Sanata Dharma. Surat izin tersebut merupakan surat izin dari kampus untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dituju. Pada hari berikutnya, surat izin penelitian diserahkan ke ke sekolah SLB-B Karnnamanohara Yogyakarta. Kemudian kami bertemu dengan kepala sekolah SLB-B Karnnamanohara menjelaskan kedatangan peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

Setelah sekolah mengizinkan, langkah awal yang peneliti lakukan dengan melakukan wawancara dengan guru kelas I pada 11 November 2019 dan 20 Januari 2020. Pertanyaan yang peneliti berikan pada guru kelas I tentang pemahaman siswa tunarungu pada pembelajaran kosakata baru dan penggunaan media pada saat pembelajaran di kelas. Hari berikutnya, peneliti melakukan observasi serta bertanya kepada kepala sekolah mengenai assement pada siswa tunarungu yang dilakukan pada 21 Januari 2020. Produk yang telah peneliti buat, kemudian divalidasi oleh dua orang validator yaitu wali kelas guru kelas I dan dosen PGSD Sanata Dharma. Uji validitas produk tersebut untuk menilai tingkat kelayakan produk yang peneliti buat jika digunakan sebagai media pembelajaran penambahan kosakata di kelas I. Jadwal pelaksanaan lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Wawancara

No Hari/Tanggal Waktu Subjek Wawancara

1. Senin, 11 November 2019

09.00-11.00 Guru Kelas 1 2. Senin, 20 Januari 2020 09.00-10.00 Guru Kelas 1

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Observasi

No Hari/Tanggal Waktu Aspek yang diamati

1. Selasa, 21 Januari 2020

09.00-10.00 Ketersediaan media pembelajaraan di kelas

2. Potensi dan Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh potensi dan masalah yang ditemukan oleh peneliti melalui analisis kebutuhan siswa tunarungu di SLB Karnnamanohara Yogyakarta. Hasil analisis kebutuhan diperoleh peneliti dengan melakukan observasi di kelas I dan wawancara bersama guru kelas I. Observasi dan wawancara bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa dan permasalahan dalam pembelajaran kosakata baru. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan narasumber, diketahui bahwa siswa tunarungu mengalami kesulitan dalam pembelajaran kosakata baru.

Saat melakukan proses pembelajaran di kelas, guru tidak menggunakan media atau

Saat melakukan proses pembelajaran di kelas, guru tidak menggunakan media atau