• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

4. Media Flashcard

a. Pengertian Media Flashcard

Indriana (2011:68) menjelaskan Flashcard merupakan media visual. Media ini juga dipakai baik untuk kelas bawah maupun kelas atas secara kelompok kecil.

Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang ukurannya tidak terlalu besar, ukurannya sekitar 15x16 cm. Gambar yang ditampilkan dalam media tersebut adalah gambaran tangan maupun foto yang sudah ada dan ditempelkan pada lembaran-lembaran kartu.

Arsyad (2014:19) menjelaskan Flashcard merupakan media pembelajaran berupa kartu kecil berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada suatu yang berhubungan dengan gambar itu. Flashcard biasanya berukuran 8x12 cm atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi.

Berdasarkan pengertian dari beberapa para ahli, media Flashcard adalah media pembelajaran yang berbentuk kartu berukuran kecil atau disesuaikan dengan kebutuhan gambar.

b. Karakteristik dan Macam-Macam Media Flashcard

Flashcard merupakan media grafis yang praktis dan aplikatif. Pengertian mengenai Flashcard yaitu sebuah kartu belajar yang efektif. Kartu Flashcard sisi depan berisi gambar, teks, atau tanda simbol. Oleh karena itu, Budimanjaya (2015:211) mengemukakan media Flashcard mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Flashcard berupa kartu bergambar yang efektif.

2) Sisi depan berisi gambar atau tanda simbol.

3) Sederhana dan mudah membuatnya.

Media Flashcard adalah kartu bergambar yang dapat mengarahkan siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar yang ada pada kartu tersebut. Flashcard merupakan media praktis dan aplikatif yang menyajikan pesan singkat berupa materi sesuai kebutuhan siswa. Oleh karena itu, Susilana dan Riyana (2009:96-97) mengemukakan macam-macam Flashcard yaitu:

1) Flashcard membaca;

2) Flashcard berhitung;

3) Flashcard kartu gambar;dan 4) Flashcard binatang.

Dari macam-macam Flashcard, peneliti memilih Flashcard kartu gambar karena peneliti memfokuskan pada pembelajaran kosakata baru dengan menggunakan kartu gambar untuk siswa tunarungu.

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Flashcard

Semua media pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan media Flashcard. Susilana dan Cepriyana (2009:95) mengemukakan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh media Flashcard yaitu:

1) Media Flashcard ini memiliki desain yang simpel dan mudah digunakan dan tidak membahayakan bagi para siswa.

2) Cara pembuatan dan penggunaan praktis.

3) Gampang dingat karena kartu Flashcard terdapat sebuah gambar agar anak paham materi yang sudah disampaikan.

4) Menyenangkan karena media Flashcard dalam penggunaanya bisa melalui bermain karena siswa mengambil jawabannya secara acak.

Selain kelebihan, media Flashcard juga mempunyai kekurangan. Adapun kekurangan media Flashcard tersebut yaitu media Flashcard sebagai berikut :

1) Media Flashcard ini tidak bisa dipergunakan untuk kelompok besar. Media ini hanya cocok digunakan untuk kelompok kecil. Media Flashcard ini tidak cocok digunakan untuk pembelajaran yang jumlah siswanya banyak.

d. Manfaat Media Flashcard Dalam Pembelajaran Kosakata

Manfaat pengembangan media Flashcard antara lain, oleh karena itu Susilana dan Riyani (dalam Hotimah 2010:93) mengemukakan manfaat media Flashcard dalam pembelajaran kosakata baru:

1. Siswa mampu belajar kosakata baru menggunakan bahasa yang sederhana.

2. Siswa mampu menggunakan media Flashcard pada saat pembelajaran di kelas.

3. Siswa mampu dalam menghafal kata.

4. Memudahkan orangtua atau guru dalam mengajarkan dan mengenalkan kosakata kepada anak.

e. Penggunaan Media Flashcard dalam Pembelajaran

Penggunaan media Flashcard dalam pembelajaran merupakan suatu proses atau cara menggunakan kartu belajar yang efektif berisi gambar, teks, atau tanda simbol untuk membantu mengingatkan atau mengarahkan siswa kepada suatu yang berhubungan dengan gambar, teks, atau tanda simbol yang ada pada kartu, serta merangsang pikiran dan minat siswa dalam meningkatkan kecakapan. Media Flashcard merupakan media visual yang digunakan sebagai pembelajaran kosakata baru bagi siswa tunarungu. Kartu gambar dipasang dipapan media Flashcard, kemudian dibawah kartu gambar terdapat kosakata 1, kosakata 2, kemudian siswa diminta untuk melengkapi kosakata baru kosakata 3.

f. Penggunaan Media Flashcard

Penggunaan media Flashcard sangat mudah. Indriana (2011:68) mengemukakan cara penggunaan media Flashcard:

1. Siapkan media Flashcard yang digunakan.

2. Guru menjelaskan cara menggunakan media Flashcard.

3. Siswa maju kedepan untuk mempratikkan media yang sudah disediakan.

4. Guru memasang kartu gambar yang pertama ditempat yang sudah disediakan, kemudian guru menambah kosakata 1 dan kosakata 2 di bawah gambar ditempat yang sudah disediakan.

5. Siswa diminta untuk membaca kosakata 1 dan kosakata 2 terlebih dahulu.

6. Siswa diminta untuk melengkapi kosakata 3 sebagai penambahan kosakata dengan mencari kartu kosakata di sebuah kotak yang sudah disediakan. Guru membimbing siswa tersebut.

7. Siswa mencari kosakata 3 secara acak yang ada di sebuah kotak.

8. Setelah siswa menemukan kosakata 3, lalu dipasang di papan yang sudah disediakan.

9. Siswa diminta untuk membacakan hasilnya kemudian ditulis di buku tulis masing-masing.

g. Peran Media Flashcard dengan Pembelajaran Kosakata

Flashcard adalah media visual yang berupa kartu kecil berisi gambar merupakan keterangan yang berhubungan dengan gambar yang ada tersebut. Media Flashcard merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang disukai oleh siswa karena terdapat gambar-gambar yang menarik yang disertai dengan warna yang cerah. Media Flashcard dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Seperti yang dikatakan Levie &

Levie (dalam Arsyad, 2006:9) bahwa belajar melalui gambar menumbuhkan hasil belajar yang lebih untuk mengingat, mengenali, dan mengingat kembali.

Curtain dan Dahlberg (2010:345) menjelaskan bahwa Flashcard yang berupa gambar atau simbol dapat digunakan untuk menstimulasi kosakata atau aktivitas siswa. Media ini dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada siswa dan kemudian dibacakan. Suyanto (2010:109) menjelaskan bahwa penggunaan media Flashcard

sangat dianjurkan agar siswa dapat menambah dan mengingat kosakata dengan mudah sambil melihat gambar.

Dari pendapat para ahli tersebut, media Flashcard merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mengingatkan pembelajaran kosakata baru dalam penelitian ini.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini tentunya sudah melihat penelitian-penelitian yang relevan sebelumnya. Peneliti banyak menemukan jenis penelitian-penelitian yang sama yakni terkait dengan pengembangan media Flashcard untuk pembelajaran kosakata. Berikut beberapa penelitian yang relevan, yang peneliti temukan.

1. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Galih Pranowo (2011) yang berjudul Pengembangan Media Flashcard untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Aksara Jawa Bagi Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Karangduwet Gunungkidul. Jenis penelitian yang digunakan yaitu PTK. Penilaian oleh ahli media mendapat hasil 82 dengan persentase perolehan nilai kelayakan media 83,13% yang berarti sangat baik. Pengembangan media yang dilakukan oleh Galih Pranowo tersebut berisi materi aksara Jawa untuk meningkatkan kemampuan membaca aksara Jawa.

2. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Oktavia Triami Putri (2016) dengan judul Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Menggunakan Media Flashcard siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan Research and Development (R&D) memberikan hasil peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Indonesia siswa dilihat melalui rerata kelas pada saat pratindakaan sebesar 39,55 dan mengalami peningkatan sebesar 13,35 pada siklus I menjadi 52,9.

Melalui penggunaan media Flashcard, siswa lebih tertarik dalam pembelajaran kosakata bahasa Indonesia sehingga lebih memperhatikan pelajaran dan semangat

untuk menguasai kosakata tersebut karena gambar yang disediakan berwarna-warni dan mudah diingat.

3. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Tresna Hendrayani (2013) yang berjudul

“Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Flashcard”. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan media Flashcard dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris untuk kelas 2 di SD Kartika Srondol Semarang. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 9 anak. Jenis penelitian yang digunakan Research and Development (R&D) Dengan menggunakan media Flashcard, hasil akhir persentase penguasaan kosakata bahasa Inggris anak berkembang sebesar 100%.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah mengkaji variabel penelitian yang sama yaitu tentang kemampuan kosakata dengan media Flashcard.

Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan terletak pada lokasi, bidang kajian, dan subjek. Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta. Perbedaan yang lainnya adalah dilihat dari bidang kajiannya dan subjek yang diteliti. Bidang kajian yang peneliti fokuskan pada penambahan kosakata, sedangkan subjek yang diteliti adalah siswa yang mengalami kebutuhan khusus tunarungu.

Bagan 2.1 Literatur Map dari Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir

Siswa tunarungu merupakan individu yang mengalami gangguan pada alat pendengaran atau saluran pendengaran yang menyebabkan kehilangan pendengaran secara keseluruhan, sedang, atau sedikit. Permasalahan dalam pendidikan siswa tunarungu yang paling mendasar adalah aspek kebahasaan yang sulit meningkat bahkan tidak dapat meningkat sama sekali karena tunarungu tidak dapat mendengar bunyi bahasa di lingkungan mereka. Akibat yang diderita siswa tunarungu seperti kurangnya bahasa dan kosakata yang akan mengalami kesulitan dalam kemampuan

Galih Pranowo (2011) tentang

“Pengembangan Media Flashcard untuk Meningkatkan Kemampuan Kosakata Aksara Jawa bagi siswa kelas IV SD Muhammadiyah KarangduwetGunungkidul. Jenis penelitian yang digunakan yaitu PTK

Oktavia Triami Putri (2016) dengan judul “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Menggunakan Media Flashcard siswa kelas II” jenis penelitian yang digunakan Reserarch and

Development (R&D)

Tresna Hendrayani (2013) yang berjudul “Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Flashcard”

bagi siswa kelas II. Jenis penelitian yang digunakan Reserarchand

pemahaman siswa dalam pembelajaran. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami kosakata yang ambigu atau bermakna ganda dan kesulitan untuk berpikir abstrak tentang kosakata.

Siswa tunarungu kelas 1 di SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta yang masih kesulitan dalam pembelajaran kosakata sehingga dibutuhkan media yang tepat untuk membantu kesulitan dalam pembelajaran kosakata yang mereka miliki. Alangkah baiknya apabila media yang digunakan merupakan media yang berbasis visual karena siswa tunarungu lebih banyak menyerap informasi menggunakan indera visualnya.

Salah satu media berbasis visual yang dapat digunakan untuk pembelajaran kosakata adala media Flashcard.

Media Flashcard merupakan media visual yang menarik untuk menyampaikan informasi tentang pembelajaran kosakata. Media ini berisi gambar-gambar yang ada di sekitar siswa dan beberapa kosakata sehingga siswa tunarungu akan mudah memahami materi yang disampaikan dan memahami dalam pembelajaran kosakata baru.

Peneliti menggunakan sebuah jenis metode penelitian guna mengembangkan media tersebut. Metode yang digunakan yaitu R&D (Reserch and Development).

Metode ini menghasilkan sebuah produk yaitu media Flashcard. Media Flashcard berfungsi untuk pembelajaran kosakata baru bagi siswa tunarungu.

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D). Penelitian Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka membangun suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.

Sugiono (2009:297) menjelaskan bahwa penelitian Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu dan menguji keefektifan produk yang dianggap handal telah melalui tahap-tahap pengujian dan revisi, produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan lapangan dan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan.

Borg dan Gall (2003:772) menjelaskan bahwa penelitian pengembangan adalah penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam suatu pendidikan.

Peneliti menggunakan metode dari Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015:409) karena peneliti mengembangkan dan memvalidasi dari suatu produk yang akan dibuat oleh peneliti.

Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media Flashcard untuk pembelajaran kosakata baru pada siswa tunarunggu kelas bawah di sekolah SLB Karnnamanohara Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall. Berikut merupakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dalam Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015:409):

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall

Prosedur penelitian dan pengembangan Borg dan Gall menggunakan sepuluh tahap dalam penelitian. Sepuluh tahap tersebut terdiri atas 1) tahap potensi dan masalah, 2) tahap pengumpulan data, 3) tahap desain produk, 4) tahap validasi desain, 5) tahap revisi desain, 6) tahap uji coba produk, 7) tahap revisi produk, 8) tahap uji coba pemakaian, 9) tahap revisi produk, 10) tahap produk massal. Dari sepuluh langkah tersebut, penelitian pengembangan media Flashcard ini menggunakan 6 langkah. Langkah-langkah tersebut adalah:

Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan yang digunakan Peneliti B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menghasilkan sebuah produk atau media akhir berupa media Flashcard kosakata bagi siswa tunarungu.

Langkah-Potensi dan

Desain Produk Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba Produk

langkah pengembangan produk ini menggunakan model penelitian dari Borg and Gall. Prosedur penelitian dan pengembangan Borg and Gall menggunakan sepuluh tahap dalam penelitian. Langkah-langkah tersebut terdiri atas 1) tahap potensi dan masalah, 2) tahap pengumpulan data, 3) tahap desain produk, 4) tahap validasi desain, 5) tahap revisi desain, 6) tahap uji coba produk, 7) tahap revisi produk, 8) tahap uji coba pemakaian, 9) tahap revisi produk, dan 10) tahap produksi masal.

Setiap langkah penelitian Research and Development (R&D) dari langkah-langkah penelitian menurut Borg dan Gall dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Potensi dan Masalah

Penelitian diawali dengan melakukan analisis kebutuhan, penelitian pustaka, penelitian literatur, penelitian skala kecil, dan standar laporan yang diperlukan (Borg dan Gall 1989). Analisis kebutuhan terdapat beberapa kriteria yang berhubungan dengan pentingnya pengembangan produk, ketersediaan sumber daya yang kompeten, dan ketersediaan waktu. Studi literatur diperlukan untuk pengenalan sementara terhadap produk yang hendak dikembangkan, serta mengumpulkan informasi lain yang berkaitan dengan pengembangan produk yang telah direncanakan. Riset skala kecil adalah untuk mengetahui beberapa hal tentang produk yang hendak dikembangkan.

Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas I SLB/B Karnamanohara Yogyakarta. Pengamatan dan wawancara ditujukan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan. Selain itu, peneliti juga melakukan kajian pustaka sebagai bekal dasar penelitian untuk melakukan pengembangan.

2. Tahap Pengumpulan data

Dalam tahap perencanaan ini, peneliti merumuskan untuk memberikan rancangan yang tepat yang berkaitan dengan permasalahan dan menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peneliti merencanakan untuk membuat sebuah produk berupa media Flashcard bagi siswa tunarungu untuk pembelajaran kosakata. Peneliti juga

melakukan studi pustaka untuk mencari bahan melalui sumber buku atau internet dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber untuk menambah referensi guna melengkapi perencanaan pembuatan produk.

3. Tahap Desain Produk

Pengembangan produk awal dalam penelitian ini berupa bahan sebuah produk dalam bentuk Flashcard. Peneliti mulai mengembangkan produk awal dengan menentukan desain awal Flashcard agar menarik bagi siswa. Desain awal pada Flashcard dilakukan dengan mengumpulkan gambar dan berbagai kosakata yang mudah dimengerti untuk siswa tunarungu. Media Flashcard dibentuk dengan menarik berbentuk segitiga sama sisi. Bagian atas terdapat tempat untuk mengisi sebuah kartu gambar. Bagian bawah kartu gambar terdapat tempat untuk mengisi kosakata 1, kosakata 2, dan kosakata 3 sebagai pembelajaran kosakata baru.

4. Tahap Validasi Desain

Produk Flashcard divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Selama validasi produk, validator memvalidasi produk dengan mengisi sebuah intrumen yang sudah disediakan oleh peneliti. Validitas produk bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran, serta penilaian kualitas produk Flashcard. Validasi tersebut dilakukan oleh dua ahli yaitu:

a. Ahli Media

Sebelum produk diujicobakan ke siswa, produk divalidasi oleh ahli media. Validasi tersebut dilakukan oleh ahli media dari dosen PGSD Universitas Sanata Dharma. Validasi dilakukan dengan cara menilai instrumen tentang desain produk dan komponen-komponen media yang dikembangkan. Melalui kegiatan validasi, peneliti mendapatkan data kelayakan, penilaian, komentar dan saran dari media Flashcard. Data hasil validasi tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan media Flashcard dalam pembelajaran kosakata baru.

b. Ahli Materi

Sebelum produk diujicobakan ke siswa, produk divalidasi oleh ahli materi dari guru kelas I SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta. Validasi tersebut bertujuan untuk melihat isi materi mengenai kejelasan materi dalam pembelajaran kosakata baru yang telah disusun melalui media Flashcard yang peneliti buat. Validasi ahli materi dilakukan dengan cara menilai instrumen tentang materi yang disajikan dalam media Flashcard.

Data hasil penilain instrumen, komentar, dan saran dari ahli materi yang digunakan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan materi yang disajikan dalam produk Flashcard.

5. Tahap Revisi Desain

Revisi produk dilakukan setelah melakukan validasi produk oleh kedua ahli.

Tahap penyempurnaan produk awal dilakukan pendekatan kualitatif tentang produk Flashcard. Revisi produk dilakukan oleh peneliti setelah memperoleh kritik dan saran oleh kedua ahli dari hasil validasi. Revisi produk dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh para pakar ahli.

C. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa berkebutuhan tunarunggu kelas 1 di SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 dengan tingkat tunarungu yaitu sedang. Pertimbangan dalam pemilihan siswa tunarungu sebagai subjek penelitian berdasarkan wawancara bersama guru kelas I pada saat melaksanakan observasi di sekolah SLB/B Karmanohara. Observasi dilakukan di kelas pada saat pembelajaran mengenai masalah hilangnya jaket dari salah satu siswa. Guru mengajarkan siswa tentang kosakata terkait situasi atau masalah.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah berupa media pembelajaran yaitu media Flashcard. Media Flashcard ini didesain untuk siswa tunarungu kelas I.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta yang merupakan sekolah SLB/B dengan tingkat tunarungu bermacam-macam.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai Maret 2020.

Berikut merupakan jadwal penelitian yang direncanakan oleh peneliti.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

N

NO Kegiatan Bulan

November Desember Januari Februari Maret 1. Observasi dan

D. Teknik Pengumpulan Data

Sugiono (2013:2) menjelaskan metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data terdiri atas tes dan nontes. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup dengan responden dapat memilih jawaban yang disediakan oleh peneliti.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Observasi dan wawancara dilakukan dengan tujuan untuk

mengumpulkan informasi dan melihat fakta dan masalah yang terjadi di lapangan.

Peneliti melakukan observasi di SLB/B Karnamanohara Yogyakarta kelas I dan kelas II serta melakukan wawancara dengan guru kelas I dan guru kelas II. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan siswa dalam pembelajaran kosakata baru dan kebutuhan siswa dalam sebuah media pembelajaran di kelas.

1. Pengamatan/ Observasi

Dalam penelitian ini, pengamatan atau observasi diartikan sebagai aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya.

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, di antaranya adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Hadi dalam Sugiono, 2013:145). Pengataman atau observasi dilakukan di kelas I dan kelas II di sekolah SLB/B Karnnamanohara Yogyakarta. Aspek yang diamati oleh peneliti yaitu tentang siswa tunarungu dalam pembelajara kosakata. Saat melakukan observasi di kelas I SLB/B Karnnamanohara, siswa tunarungu kelas I sudah bisa membaca, tetapi masih kesulitan dalam pembelajaran kosakata baru. Selain itu, siswa tunarungu kelas I baru mengetahui 2 jenis kosakata, misalnya baju-biru. Siswa masih kesulitan membaca lebih dari dua kosakata.

2. Wawancara

Esterbeg (dalam Sugiono, 2013:231) menjelaskan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk memahami informasi-informasi yang lebih dalam dan informasi pokok. Pedoman wawancara menjadi acuan bagi peneliti agar informasi yang diperoleh lebih jelas. Wawancara ini dilakukan pada guru kelas I di SLB/B

Karnnamanohara Yogyakarta. Hasil dari wawancara guru kelas, kemudian data diolah dan digunakan untuk menganalisis masalah dan potensi.

3. Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak bertanya jawab secara langsung dengan responden). Sugiono (2008:199) menjelaskan bahwa angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Peneliti menggunakan bentuk kuesioner yang berstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Hal tersebut dikarenakan pada kuesioner, validator dapat memberikan komentar, tanggapan, atau saran yang digunakan peneliti untuk merevisi produk yang telah divalidasi.

Lembar kuesioner validasi diisi oleh dua validator yaitu ahli materi dari guru kelas 1 SLB/B Karnamanohara dan ahli media dari dosen PGSD Universitas Sanata Dharma. Lembar instrumen dibedakan menjadi ahli materi dan dan ahli media.

Setelah divalidasi, data dihitung menggunakan perhitungan skala lima. Hasil dari validasi tersebut mendapat penilaian dan masukan dari kedua validator untuk memperbaiki media Flashcard jika ada yang perlu direvisi. Peneliti menyertakan hasil kuesioner pada lampiran 1.3.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan teknik nontes. Peneliti menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner.

1. Pedoman Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat guru kelas dan seluruh siswa sedang melakukan pembelajaran di kelas. Di sekolah SLB/B Karnnamanohara Yogayakarta, pada saat ingin memulai kegiatan belajar, guru harus menemukan sebuah masalah untuk bahan belajar siswanya. Misalnya pada saat peneliti melakukan observasi, terdapat sebuah masalah tentang jaket yang hilang. Kemudian guru kelas tersebut

memulai pembelajaran membaca dengan membuat sebuah kalimat tentang jaket yang

memulai pembelajaran membaca dengan membuat sebuah kalimat tentang jaket yang