• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apakah ‘kasih karunia yang di dalamnya kita berdiri’?

Setelah masuk ke dalam kerajaan sorga, kamu memiliki tempat berdiri dalam kasih karunia Elohim. Kamu bersatu dengan Tuhan dan satu Roh dengan Dia.1 Kasih karunia yang di dalamnya kamu berdiri adalah persekutuan Elohim. Penting diperhatikan bahwa ‘kasih karunia yang di dalamnya kita berdiri’ tidak berbeda dengan ‘kasih karunia sebelum’. Hanya ada satu kasih karunia Elohim. Ketika Elohim memberikan kasih karunia, Dia memberikan diri-Nya sendiri – Bapa, Anak dan Roh Kudus. Elohim dirujuk dalam empat jalan/cara utama di dalam Kitab Suci: Elohim adalah firman, Elohim adalah kasih, Elohim adalah Roh, Elohim adalah hidup dan hidup Elohim

46

adalah terang manusia.2 Ini tidak semata-mata menggambarkan Elohim; ini merupakan esensi dari siapakah Dia.

Bagaimana ‘kasih karunia yang di dalamnya kita berdiri’ bekerja? Iman Elohim

Rasul Paulus mengajarkan bahwa kita masuk ke dalam kasih karunia yang di dalamnya kita berdiri melalui iman.3 Ini adalah iman Anak Elohim yang kita terima dari Bapa, memampukan kita untuk mempercayai hidup sebagai anak dan kemudian dilahirkan dari air dan Roh sebagai anak-anak Elohim.4 Sebagai anak-anak Elohim kita dibaptis ke dalam Kristus dan bersatu dalam Dia, melalui Roh kepada persekutuan Yahweh.5

Ini adalah konteks kasih karunia Elohim yang di dalamnya kita berdiri. Kasih karunia adalah kapasitas Elohim supaya kehendak-Nya terlaksana. Berdiri dalam kasih karunia adalah diperlengkapi untuk berpartisipasi dalam penggenapan kehendak Elohim sebagai anak Elohim dan anggota tubuh Kristus.

Dari salib-lah, melalui persembahan Kristus, kasih karunia Elohim diekspresikan sepenuhnya dalam wajah Yesus Kristus. Dari wajah-Nya yang rusak, terang kemuliaan hidup kita sebagai anak yang datang dari Bapa bersinar ke dalam hati kita oleh Roh Kudus.6 Kita sedang diubahkan ke dalam gambaran hidup sebagai anak yang kita lihat bersinar dari wajah Kristus yang remuk.7 Kumpulan orang banyak akan bersatu dengan Kristus dalam persekutuan menjadi terluka dan remuk.

Ini adalah undangan Kristus ketika Dia mengatakan, ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.’8 Tiba pada titik lemah lembut melalui bangkrut dalam roh dan meratap adalah panggilan injil.9 Tuhan berkata, ‘Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas [rendah hati, miskin] dan patah semangatnya (remuk rohnya) dan yang gentar kepada firman-Ku.’10 Sangat penting, kita perhatikan bahwa kata Ibrani untuk ‘remuk’ artinya ‘memar, luka’. Jelas, orang-orang yang remuk mau dikenakan kuk bersama dengan Tuhan dalam persekutuan luka-Nya. Di sinilah mereka menemukan kelegaan (perhentian) untuk jiwa mereka. Melalui pelayanan firman dari orang-orang yang bersatu dengan persekutuan penderitaan Kristus inilah, maka terang pengetahuan akan kemuliaan Elohim bersinar

2 Yoh 1:1,4. 1Yoh 4:16. Yoh 4:24. 2Kor 3:17. 1Yoh 1:5.

3 Rm 5:2

4 Gal 3:26

5 1Kor 12:13

6 2Kor 3:18. 2Kor 4:6. Yes 52:14

7 Yes 52:13-15, 57:15-17, 66:2

8 Mat 11:28-29

9 Mat 5:3-5

10 Yes 66:2

47

dalam hati orang-orang yang rendah hati dan remuk rohnya. Inilah bagaimana kita memperoleh kasih karunia kehidupan. Sebagai anak yang lahir dari Elohim, kasih karunia ini adalah kasih karunia yang di dalamnya kita berdiri. Ini dapat digambarkan dalam empat dimensi.

Pertama adalah firman Elohim. Elohim adalah Firman dan firman adalah kehendak Elohim yang diekspresikan.11 Firman kasih karunia-Nya memampukan kita untuk menjadi orang-orang yang melakukan kehendak Elohim sebagai murid-murid Kristus. Kasih karunia Elohim memperkenankan anak-anak manusia melakukan kehendak Elohim. Firman kasih karunia-Nya menyentuh kemanusiaan kita, memampukan pemulihan dari apa yang telah dirusak oleh dosa dan keadaan-keadaan hidup. Oleh firman kasih karunia-Nya, kita dipulihkan kepada siapa kita yang Elohim telah tentukan sejak semula untuk jadi, sehingga kita dapat berdiri dalam identitas yang dipulihkan.

Dimensi kedua dari kasih karunia adalah kasih Elohim yang melahirkan anak-anak Elohim dan kemudian memelihara mereka melalui kebapaan dan keibuan.12 Kasih karunia Elohim juga mengajarkan kita untuk hidup dengan benar sebagai anak-anak Elohim.13 Elohim adalah kasih dan, oleh kasih-Nya, kita menerima kasih karunia untuk hidup sebagai anak-anak Bapa.14 Pekerjaan kebapaan dan keibuan adalah membesarkan anak-anak dalam disiplin dan instruksi Tuhan. Instruksi ini menyebabkan kita hidup sebagai anak, tidak menganggap enteng disiplin Tuhan atau tawar hari ketika kita ditegur oleh Dia.15 Kasih karunia Elohim menyelesaikan pekerjaannya dalam kehidupan kita ketika kita menerima bahwa penderitaan kita adalah dari tangan Bapa kita yang penuh kasih.

Dimensi ketiga dari kasih karunia adalah kapasitas untuk menyatakan yang lain. Roh Kudus memberikan kapasitas untuk menyatakan Kristus dan satu sama lain. Elohim adalah Roh dan oleh Roh-Nya, kasih karunia berlimpah kepada kita sehingga kita dapat berjalan setiap hari oleh Roh dan dikuduskan kepada nama kita.16 Kita dapat menjadi seorang budak dalam rumah-Nya hanya oleh Roh. Pekerjaan kita sebagai seorang budak dalam rumah Tuan adalah menyatakan hidup Kristus sebagai anak, bukan hidup kita sendiri. Kita tidak mengekspresikan nama kita sendiri, tapi melakukan segala sesuatu seperti kepada Tuhan.

Dimensi keempat adalah kasih karunia kehidupan diterima dan diekspresikan melalui persembahan. Persembahan adalah hidup yang bersinar sebagai terang. Terang adalah 11 Yoh 1:1. Ibr 10:7 12 1Yoh 3:1 13 Tit 2:12 14 1Yoh 4:16 15 Ibr 12:5-6 16 1Tes 4:3

48

hidup Elohim yang dinyatakan melalui persembahan.17 Kita menerima kasih karunia untuk bersatu dengan persekutuan persembahan Kristus. Kasih karunia Elohim melatih kita untuk mempersembahkan diri kita sebagai korban persembahan yang hidup, giat untuk perbuatan baik yang dipersiapkan bagi kita oleh Elohim.18 Melalui persembahan, pekerjaan kita bercahaya sebagai terang. Orang-orang melihat pekerjaan baik kita dan mengenali bahwa kita adalah anak-anak Elohim dan memberikan kemuliaan dan pujian kepada Bapa sorgawi kita.19 Kasih karunia dari hidup-Nya memampukan kita juga untuk berjalan dalam terang, sebagaimana Dia ada dalam terang, menemukan persekutuan dengan saudara-saudara kita.20

Bagaimana kita berpartisipasi? Menjadi miskin dalam roh

Dalam kitab Ibrani, kita dinasihati untuk ‘menujukan mata kita kepada Yesus’ dan 'jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Elohim’.21

‘Memandang wajah Kristus’ menggambarkan tempat kita berdiri, ketika kita tidak kehilangan tujuan Elohim bagi kita.

Iman Anak dan menjadi miskin dalam roh itu penting untuk kita berdiri dalam kasih karunia Elohim. Tanpa itu, kasih karunia Elohim hanya menjadi sumber daya ketika kita merasa tidak sanggup. Tapi kasih karunia Elohim datang sebelum adanya upaya kita. Ketika kasih karunia Elohim ditunjukkan melalui kita, kita bersatu dengan ekspresi kasih karunia-Nya. Kasih karunia Elohim yang bersinar dari wajah Kristus diwujudkan dalam kita, dan kita adalah teladan yang hidup dari kasih karunia itu bagi orang lain.22

Kasih karunia yang di dalamnya kita berdiri adalah gaya hidup dari pemuridan, hidup sebagai anak, menjadi budak dan persembahan – datang kepada kita dari wajah Kristus. Kita menerima kemampuan dari kasih karunia-Nya setiap hari supaya kita tidak kehilangan kasih karunia Elohim.23

17 Mat 5:16 18 Tit 2:14. Rm 12:1. Mat 5:16. 19 Mat 5:16 20 1Yoh 1:7 21 Ibr 12:2,15 22 2Kor 3:5-6 23 Ibr 12:15. 1Kor 10:12

49

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran

Ketika Elohim memberikan kasih karunia, Dia memberikan diri-Nya sendiri – Bapa, Anak dan Roh Kudus. Elohim dirujuk dalam empat jalan/cara utama di dalam Kitab Suci: Elohim adalah firman, Elohim adalah kasih, Elohim adalah Roh, dan Elohim adalah hidup. Ini bukan semata-mata menggambarkan Elohim, ini adalah esensi dari siapakah Dia.

Bagaimana kamu menggambarkan perbedaan antara ‘kasih karunia sebelum’ dan ‘kasih karunia yang di dalamnya kita berdiri’?

____________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________

Dengan menggunakan Tit 2:11-14 sebagai konteks, perhatikan bagaimana keempat referensi penting tentang ‘siapakah Elohim’ diaplikasikan oleh Paulus dalam nasihatnya kepada Titus. Buatlah catatan khusus tentang bagaimana ‘kasih karunia yang di dalamnya kita berdiri’ merupakan gaya hidup dari pemuridan, hidup sebagai anak, menjadi budak dan persembahan – yang datang kepada kita dari wajah Kristus.

____________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________________

51

MENGAKSES KASIH