6. HASIL PEMERINGKATAN
6.2. HASIL ASESMEN TIAP DAERAH
6.2.9. Kabupaten Bekasi
6.2.9.1. Hasil Penilaian dan Peringkat
HASIL PENILAIAN
Nama : Kabupaten Bekasi
Peringkat ke : 9 (sembilan) dari 21 daerah
6.2.9.2. Grafik Radar 5 Dimensi
6.2.9.3. Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen:
1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan.
2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen.
3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen.
Rangkuman Asesmen Kabupaten Bekasi
Hasil asesmen keseluruhan dimensi untuk Kabupaten Bekasi adalah KURANG. Penilaian ini dilakukan berdasarkan informasi yang didapat dari hasil pemaparan peserta asesmen dan penggalian asesor selama pelaksanaan asesmen untuk dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya. Disamping itu, penilaian ini juga mengacu pada indikator yang tersedia pada saat penilaian dilaksanakan. Berikut ini disajikan penilaian penerapan e-government di Kabupaten Bekasi berdasarkan masing-masing dimensi:
1. Kebijakan
Nilai dimensi Kebijakan untuk Kabupaten Bekasi masuk dalam kategori KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut:
Indikator positifnya adalah:
1. Meski belum sempurna, rencana pengembangan
e-government telah dilaksanakan berdasar RPJP
sebagai kerangka pengembangan TIK.
2. Sudah ada Surat Keputusan kegiatan pengelolaan
Website.
3. Sudah dibuat payung hukum kegiatan pengembangan e-government dalam bentuk
Peraturan Bupati.
Indikator negatifnya adalah
1. Dalam visi dan misi Kabupaten, belum tertera dengan jelas prioritas implementasi TIK sebagai media perbaikan sistem pemerintahan, sehingga prioritas pengembangan e-government dapat tergantung pada visi dan misi pimpinan.
2. Masih kurangnya Surat Keputusan terkait pelaksanaan TIK.
3. Belum pernah dilaksanakan evaluasi atas kinerja, meski sudah direncanakan untuk dilaksanakan dan telah dianggarkan.
Saran perbaikan untuk dimensi Kebijakan adalah: 1. Bahwa perkembangan e-Government untuk
Layanan Publik perlu ditingkatkan dan diimplementasikan secara berkesinambungan. 2. Kebijakan dan peraturan yang sepenuhnya
berdasarkan kewenangan bupati akan rentan terhadap kemungkinan pengembangan yang tidak berkelanjutan.
3. Diperlukan payung hukum atas semua rencana penggunaan dan pengembangan e-government, agar rencana e-government yang sudah baik terjaga kesinambungannya dalam jangka panjang.
2. Kelembagaan
Nilai dimensi Kelembagaan adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut:
Indikator positifnya adalah:
1. Sudah merupakan Dinas Komunikasi dan Informatika.
2. Tugas pokok dan fungsi Dinas Kominfo fokus pada pengembangan sistem e-Government dan dukungan fasilitasi TIK dalam memenuhi kebutuhan seluruh SKPD.
3. Sudah ada Program Pengembangan SDM di bidang TIK walaupun belum terstruktur atau terprogram jelas.
Indikator negatifnya adalah:
1. Masih kurangnya program pengembangan SDM bidang TIK.
2. Perlu ditambahnya jumlah SDM yang ahli dalam teknis TIK untuk menunjang pelaksanaan pelayanan publik berbasis TIK.
Saran perbaikan untuk dimensi Kelembagaan adalah: 1. Program pengembangan SDM dibidang TIK hendaknya direncanakan dan ada tahapan yang berkesinambungan, sehingga mendapatkan
kemampuan yang meningkat dalam
pengembangan dan pengimplementasian TIK. 2. Melengkapi tata kelola yang ada dengan tim
pendukung yang mampu bertanggung jawab menata dan mereformasi proses bisnis, menyediakan aturan, sistem dan prosedur yang
diperlukan, agar e-government menjadi proses layanan dan administrasi yang efektif dan efisien, lengkap dengan dasar hukum yang menjadi acuan dalam implementasi dan proses pengawasannya.
3. Infrastruktur
Nilai dimensi Infrastruktur adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut:
Indikator positifnya adalah:
1. Secara operasional, sebagian besar infrastruktur TIK yang diperlukan dalam penerapan
e-government sudah dikendalikan oleh lembaga
penanggung jawab e-government.
2. Hampir semua server berada di data center. 3. Sarana dukung data center dan komunikasi data
lengkap dan cukup memadai untuk kelancaran kendali operasi.
Indikator negatifnya adalah
1. Sebagian server masih dikendalikan sendiri oleh SKPD, sehingga belum semua kendali sarana dan sistem e-government dilaksanakan oleh satuan
kerja penanggung jawab e-government
2. Belum memiliki Disaster Recovery Plan, prosedur, dan prasarananya.
3. Implementasi pengamanan operasi baru sebatas
back-up data, aplikasi dan sarana.
Saran perbaikan untuk dimensi Infrastruktur adalah: 1. Diperlukan untuk segera menyatukan kendali
sistem e-government dari SKPD yang
mengendalikan sendiri sistemnya, agar tercapai
dual control dan spesialisasi fungsi kerja dan
karier petugas pendukung teknis yang diperlukan. 2. Konsistensi dan kemudahan kendali sarana TIK
dan sistem e-government untuk kepentingan bersama dari SKPD dengan menempatkan server dan pemeliharaan di bawah kendali unit pengelola TIK, sehingga kendali menyatu di data center. 3. Diperlukan segera penyusunan Disaster recovery
plan untuk keamanan dan kesinambungan sistem e-government dan sarana pendukungnya.
4. Aplikasi
Nilai dimensi Aplikasi ini adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut:
Indikator positifnya adalah:
1. Hampir semua sektor layanan publik dan administrasi pemerintahan daerah sudah didukung dengan sistem e-government.
2. Sudah mulai dilakukan integrasi data untuk pengembangan sistem informasi eksekutif.
Indikator negatifnya adalah:
1. Belum memiliki dokumen induk aplikasi
e-government yang diacu oleh seluruh SKPD.
2. Belum ada rencana induk sistem e-government untuk mengintegrasikan seluruh informasi hasil aplikasi e-government yang sudah ada.
3. Integrasi dan rencana induk baru sebatas TIK untuk mendukung e-government secara parsial sesuai kebutuhan SKPD.
Saran perbaikan untuk dimensi Aplikasi adalah: 1. Rencana integrasi informasi untuk sistem
informasi eksekutif tidak akan efektif tanpa adanya rencana induk Manajemen Informasi e-Government.
2. Rencana induk Manajemen Informasi e-Government tidak akan efektif bila tidak dirangkai
integrasi informas yang dipergunakan dalam sistem e-Government yang saat ini digunakan oleh seluruh SKPD.
3. Penyusunan rencana induk alur informasi dan aplikasi merupakan hal yang sebenarnya harus sudah ada sebelum disusunnya rencana induk TIK yang saat ini sudah di implementasikan.
5. Perencanaan
Nilai dimensi Perencanaan adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut:
Indikator positifnya adalah:
1. Proses perencanaan e-Government dan TIK selalu dikonsultasikan dengan bagian yang bertanggung jawab dengan bidang TIK.
2. Kemampuan perencanaan alokasi anggaran TIK sangat mencukupi untuk bisa memiliki sistem
e-Government dan TIK yang memadai sesuai
kebutuhan publik dan administrasi pemerintahan.
Indikator negatifnya adalah:
1. Dari relasi dengan aplikasi dan terapan TIK, rencana e-government masih dibuat parsial sesuai
kebutuhan SKPD, bukan kebutuhan PemKab secara keseluruhan maupun Kebutuhan Publik. 2. Perlunya perencanaan yang berkesinambungan
dalam tahapan peningkatan dan pengembangan pemanfaatan TIK di pemerintahan.
Saran perbaikan untuk dimensi Perencanaan adalah: 1. Perlu penyempurnaan Rencana Kerja Jangka
Panjang, khususnya melengkapi rencana terapan
e-government terintegrasi, yang selanjutnya menjadi dasar rencana kerja penyesuaian fasilitas TIK pendukungnya agar selaras dengan rencana
e-government yang telah diperbarui.
2. Perencanaan jangka pendek yang jelas dan pasti sehingga dapat dilanjutkan ke tahapan rencana tahun selanjutnya yang berkesinambungan di bidang TIK