• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. HASIL PEMERINGKATAN

6.2. HASIL ASESMEN TIAP DAERAH

6.2.8. Kota Depok

6.2.8.1. Hasil Penilaian dan Peringkat

HASIL PENILAIAN

Nama : Kota Depok

Peringkat ke : 8 (delapan) dari 21 daerah

6.2.8.2. Grafik Radar 5 Dimensi

6.2.8.3. Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen:

1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan.

2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen.

3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen.

Rangkuman Asesmen Kota Depok

Hasil asesmen keseluruhan dimensi untuk Kota Depok adalah KURANG. Penilaian ini dilakukan berdasarkan informasi yang didapat dari hasil pemaparan peserta asesmen dan penggalian asesor selama pelaksanaan asesmen untuk dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya. Disamping itu, penilaian ini juga mengacu pada indikator yang tersedia pada saat penilaian dilaksanakan. Berikut ini disajikan penilaian penerapan

e-government di Kota Depok berdasarkan masing-masing

1. Kebijakan

Nilai dimensi Kebijakan masuk dalam kategori adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut.

Indikator positifnya adalah:

1. Sudah ada forum Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kota Depok.

2. Meski belum sempurna, rencana pengembangan

e-government telah dilaksanakan berdasarkan

RPJMD 2011-2016 sebagai kerangka

pengembangan TIK.

3. Sudah ada beberapa Surat Keputusan kegiatan pengelolaan layanan pengaduan, PPID, LPSE, SIPKD, SIMPEG, SIAK.

Indikator negatifnya adalah:

1. Dalam visi misi Kota, tidak tertera dengan jelas prioritas bagi implementasi TIK dan e-government sebagai media perbaikan sistem pemerintahan, hanya mewujudkan visi RPJMD 2011-2016. 2. Belum pernah dilaksanakan evaluasi atas kinerja,

baik evaluasi internal maupun dari pihak independen.

4. Belum ada peraturan walikota terkait TIK.

5. Masih kurangnya Surat Keputusan terkait pelaksanaan TIK di Kota Depok.

Saran perbaikan untuk dimensi Kebijakan adalah: 1. Kota Depok harus memiliki dokumen strategi

penerapan kebijakan TIK, sehingga mulai dari tahap pembangunan serta pengembangan dapat terarah dan teranggarkan tahap demi tahap. 2. Bahwa perkembangan e-government untuk

Layanan Publik di lingkungan Pemerintah Kota Depok perlu ditingkatkan dan diimplementasikan secara berkesinambungan.

3. Kebijakan dan peraturan yang sepenuhnya berdasarkan kewenangan walikota sangat rentan terhadap kemungkinan pengembangan yang tidak berkelanjutan.

4. Diperlukan payung hukum atas semua rencana penggunaan dan pengembangan e-government, agar rencana e-government yang sudah baik terjaga kesinambungannya dalam jangka panjang. 5. Diperlukan untuk melakukan evaluasi atau manajemen risiko kebijakan TIK yang sudah ada atau yang akan diperlukan.

2. Kelembagaan

Nilai dimensi Kelembagaan adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut:

Indikator positifnya adalah:

1. Sudah merupakan Dinas Komunikasi dan Informatika.

2. Tugas pokok dan fungsi Dinas Kominfo berfokus pada pengembangan sistem e-government dan dukungan fasilitasi TIK dalam memenuhi kebutuhan seluruh SKPD.

3. Sudah ada Program Pengembangan SDM dibidang TIK walaupun belum terstruktur atau terprogram jelas.

Indikator negatifnya adalah:

1. Belum memiliki dokumen yang menunjukkan sistem dan prosedur, tata cara kerja dan pengaturan pelaksanaan tugas/kegiatan TIK. 2. Masih kurangnya program pengembangan SDM

dibidang TIK, perlu ditambah dan terprogram. 3. Perlu ditambahnya jumlah SDM yang kompeten

dalam teknis TI untuk menjalankan pelayanan publik yang berbasis TIK.

Saran perbaikan untuk dimensi Kelembagaan adalah: 1. Program Pengembangan SDM bidang TIK

hendaknya direncanakan dan ada tahapan yang berkesinambungan, sehingga mendapatkan

kemampuan yang meningkat dalam

pengembangan dan pengimplementasian TIK. 2. Melengkapi tata kelola yang ada dengan tim

pendukung yang mampu bertanggung jawab menata dan mereformasi proses bisnis, menyediakan aturan, sistem dan prosedur yang diperlukan, agar e-government menjadi proses layanan dan administrasi yang efektif dan efisien, lengkap dengan dasar hukum yang menjadi acuan dalam implementasi dan proses pengawasannya.

3. Infrastruktur

Nilai dimensi Infrastruktur adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut.

Indikator positifnya adalah:

1. Sudah memiliki data center dengan dua rak server di dalamnya. Namun demikian, data center yang ada masih belum memenuhi standar kelayakan

2. Sudah memiliki jaringan serat optik serta telah melakukan manajemen IP.

3. Sarana dukung data center dan komunikasi data lengkap dan cukup memadai untuk kelancaran kendali operasi.

Indikator negatifnya adalah:

1. Perlu dibangun data center yang layak sebagai pusat kontrol jaringan komunikasi dan server. 2. Belum memiliki disaster recovery plan, prosedur,

dan prasarananya. Saat ini masih bekerjasama dengan IPTEKNET dalam hal back-up data. 3. Implementasi pengamanan operasi baru sebatas

back-up data, aplikasi dan sarana.

4. Belum adanya suatu prosedur dari jadwal perawatan dan ketersediaan ‘redundant sistem’

pada saat pemeliharaan peralatan TIK.

Saran perbaikan untuk dimensi Infrastruktur adalah: 1. Diperlukan untuk membangun pusat kendali

Informasi dan jaringan yang sesuai dengan standar kelayakan sebuah data center.

2. Konsistensi dan kemudahan kendali sarana TIK dan sistem e-government untuk kepentingan bersama SKPD dengan menempatkan server dan

pemeliharaan dibawah kendali badan yang bertanggung jawab atas sistem TIK, sehingga kendali menyatu di data center.

3. Diperlukan segera penyusunan disaster recovery

plan untuk keamanan dan kesinambungan sistem e-government dan sarana pendukungnya.

4. Perlunya dilakukan inventarisasi peralatan TIK yang disertai dengan manajemen aset, pemahaman tentang inventarisasi, asset life cycle, yang ditunjang dengan SOP.

4. Aplikasi

Nilai dimensi Aplikasi adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut:

Indikator positifnya adalah:

1. Hampir semua sektor layanan publik dan administrasi pemerintahan daerah sudah didukung dengan sistem e-government.

2. Sudah ada beberapa aplikasi yang melakukan integrasi data (interoperabilitas) untuk kepentingan pengembangan sistem informasi.

Indikator negatifnya adalah:

1. Belum memiliki dokumen induk aplikasi

e-government yang dipergunakan di seluruh SKPD.

2. Belum ada rencana induk sistem e-government untuk mengintegrasikan seluruh informasi hasil aplikasi e-government yang sudah ada.

3. Sistem Inventarisasi aplikasi TIK masih jarang dilakukan, pernah namun tidak teratur atau tidak terprogram dan terencana dari setiap tahunnya.

Saran perbaikan untuk dimensi Aplikasi adalah: 1. Diperlukan untuk membuat rencana induk

Manajemen Informasi e-Government. Sehingga dari tahap pembangunan sampai tahap pengembangan dapat terencana rapi dan terstruktur, sehingga tidak ada lagi aplikasi yang salah fungsi atau bahkan fungsinya tidak ada. 2. Rencana induk Manajemen Informasi

e-Government tidak akan efektif bila tidak dirangkai

dalam satu kesatuan dengan seluruh rencana integrasi informasi yang dipergunakan dalam sistem e-Government yang saat ini digunakan oleh seluruh SKPD.

3. Penyusunan rencana induk alur informasi dan aplikasi merupakan hal yang sebenarnya harus

sudah ada sebelum disusunnya rencana induk TIK yang saat ini sudah diimplementasikan.

4. Diperlukan dokumentasi dari aplikasi yang digunakan, seperti; kode sumber, buku panduan, dokumen arsitektur, dokumen teknis maupun struktur data.

5. Perencanaan

Nilai dimensi Perencanaan adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut.

Indikator positifnya adalah:

1. Proses perencanaan terkait TIK selalu dikonsultasikan dengan bagian yang bertanggung jawab dengan bidang TIK.

2. Kemampuan perencanaan alokasi anggaran TIK sangat mencukupi untuk bisa memiliki sistem

e-government dan TIK yang memadai sesuai

kebutuhan publik dan administrasi pemerintahan.

Indikator negatifnya adalah

1. Dari relasi dengan aplikasi dan terapan TIK, rencana e-government masih dibuat parsial sesuai

kebutuhan SKPD, bukan kebutuhan daerah secara keseluruhan maupun kebutuhan publik. 2. Perlunya perencanaan yang berkesinambungan

dalam tahapan peningkatan dan pengembangan pemanfaatan TIK di pemerintahan.

3. Belum memiliki master plan TIK.

Saran perbaikan untuk dimensi Perencanaan adalah: 1. Perlu penyempurnaan Rencana Kerja Jangka

Panjang, khususnya melengkapi rencana terapan

e-government terintegrasi, yang selanjutnya menjadi dasar untuk rencana kerja penyesuaian fasilitas TIK pendukungnya agar selaras dengan rencana e-government yang telah diperbarui. 2. Perencanaan jangka pendek yang jelas dan pasti

sehingga dapat dilanjutkan ke tahapan rencana tahun selanjutnya yang berkesinambungan di bidang TIK

Dokumen terkait