• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. HASIL PEMERINGKATAN

6.2. HASIL ASESMEN TIAP DAERAH

6.2.1. Kota Cimahi

6.2.1.1. Hasil Penilaian dan Peringkat

HASIL PENILAIAN

Nama : Kota Cimahi

Peringkat ke : 1 (satu) dari 21 daerah

6.2.1.2. Grafik Radar 5 Dimensi

6.2.1.3. Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen:

1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan.

2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen.

3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen.

Rangkuman Asesmen Kota Cimahi

Hasil asesmen untuk keseluruhan dimensi menunjukkan bahwa penerapan e-government di daerah ini sudah BAIK. Hasil asesmen lebih rinci terhadap daerah ini untuk masing-masing dimensi adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan

Hasil asesmen pada saat penilaian untuk dimensi Kebijakan menunjukkan hasil yang BAIK. Visi Kota ini adalah “Dengan Iman, Taqwa, Optimis dan Cerdas, Jadikan Cimahi Kota Maju, Agamis, Nyaman, Tertib,

Aman dan Produktif”. Sedangkan misi yang diemban ada enam, yaitu:

1. Meningkatkan sarana perekonomian dan lapangan kerja.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan. 3. Meningkatkan penataan dan penegakan hukum. 4. Meningkatkan infrastruktur kota.

5. Mengendalikan pembangunan agar berwawasan lingkungan.

6. Meningkatkan kemitraan dengan dunia usaha.

Meski TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) belum tersebutkan dalam visi dan misi, namun perlu disadari bahwa TIK dapat berperan terutama untuk misi pertama untuk meningkatkan perekonomian dan lapangan kerja (misalnya dengan e-UKM), misi kedua sebagai alat bantu pendidikan (e-education) dan kesehatan (e-health), serta misi keempat dengan memanfaatkan sistem informasi geografis. Ketika peran TIK mulai disadari dan mulai dimasukkan dalam program-program pembangunan, maka kontribusi TIK akan mulai terlihat. Untuk saat ini, peran TIK dimasukkan dalam RPJMD maupun RPJP.

Kebijakan terkait TIK yang pernah dikeluarkan dalam bentuk Keputusan/Peraturan Walikota adalah:

 Pembentukan Tim Informasi Teknologi (IT) Kota Cimahi (2009).

 Pembentukan Tim Koordinasi Sistem Informasi Manajemen Kelurahan (2010).

 Pembentukan Tim Migrasi Perangkat Lunak Sumber Terbuka (Open Source Software)

Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi Kota Cimahi (2010).

 Pembentukan Tim Tenaga Instalasi dan Pendampingan Migrasi Perangkat Lunak Sumber Terbuka (Open Source Software) pada Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi Kota Cimahi (2010).

 Pembentukan Tim Penyusunan Prosedur Operasi Standar (Standard Operating Procedure)

Manajemen Sistem Informasi Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Sistem Informasi (2010).

 Pedoman Pengembangan e-Government di Lingkungan Pemerintah Kota Cimahi (2010).

 Pembentukan Komite Riset dan Inovasi Daerah (2011).

Pembentukan Pengurus Regional Information

 Pembentukan Tim Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) (2011).

 Pembentukan Tim Pengelolaan Pengaduan

Masyarakat Berbasis Website melalui

pesduk.cimahikota.go.id dan melalui SMS ke 081221700800 (2011).

Jika dilihat dari daftar kebijakan yang ada di atas, sebagian besar masih terbatas pada pengembangan tim. Kebijakan terakhir yang terkait strategi adalah

Pedoman Pengembangan e-Government yang

dikeluarkan di tahun 2010. Secara tidak tertulis disepakati bahwa prioritas diberikan lebih kepada peningkatan pelayanan publik. Implementasi

e-government di daerah ini juga pernah dievaluasi oleh

tim dari BPPT.

Untuk mencapai tingkat penerapan kebijakan yang baik, disarankan melakukan upaya berikut:

 Perlu disusun manajemen/proses kebijakan yang mencakup seluruh aspek dari mulai perencanaan sampai kepada pengawasan, agar kebijakan terkait TIK yang dikeluarkan dapat dilaksanakan secara konsisten.

pembangunan perlu dinyatakan sebagai bagian dari visi dan misi daerah untuk kemudian dilanjutkan dengan strategi penerapannya. Dapat dimaklumi bahwa di daerah ini prioritas lebih dikedepankan untuk kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, namun perlu dipahami bahwa TIK dapat berperan untuk banyak bidang pembangunan.

 Perlu adanya berbagai ketetapan dan pedoman baik di tingkatan satuan kerja maupun di tingkatan kota yang menunjukkan pentingnya pemanfaatan TIK untuk pembangunan.

 Evaluasi yang pernah dilakukan oleh BPPT adalah praktik yang baik, dan kegiatan semacam itu perlu dilakukan secara berkala untuk melihat sejauh mana pencapaian yang telah dilakukan di setiap interval waktunya.

2. Kelembagaan

Hasil asesmen dimensi Kelembagaan secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Pengelolaan TIK di daerah ini dilaksanakan oleh Kantor Arsip, Perpustakaan dan Pengelolaan Data Elektronik (KAPPDE) yang memiliki visi untuk mewujudkan good

masyarakat melalui pemanfaatan TIK. KAPPDE memiliki tiga seksi yaitu Seksi Kearsipan, Seksi Perpustakaan, dan Seksi PDE. Tupoksi dinyatakan dengan jelas, lengkap dan dapat dilaksanakan. PDE juga telah dianggap sebagai koordinator pengembangan TIK di Kota.

Seksi PDE memiliki lima orang karyawan dimana empat diantaranya berlatar belakang TIK. Keterbatasan SDM ini diatasi dengan memanfaatkan orang-orang berlatar belakang TIK ataupun yang berminat dengan TIK di masing-masing OPD.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam implementasi e-government, disarankan untuk melakukan upaya sebagai berikut:

 Pengembangan TIK di daerah ini tentunya akan lebih cepat dan lebih fokus jika TIK dikelola oleh unit yang khusus mengelola TIK, mandiri serta memiliki kewenangan yang memadai.

 Unit TIK yang dibentuk telah ditunjang dengan struktur dan tupoksi yang jelas meski dirasakan masih berada pada tataran normatif, dirasakan kurang membumi. Bentuk organisasi yang masih berupa kantor tentunya memberikan keterbatasan

terkait kewenangan pengelolaan TIK.

 Masih diperlukan pengembangan kapasitas SDM pengelola TIK. Staf pengelola TIK yang hanya berjumlah lima orang tentunya tidak cukup untuk menggawangi keseluruhan implementasi TIK di daerah ini.

 Perlu dikembangkan program pengembangan SDM TIK yang terencana. Saat ini pengembangan

SDM masih bersifat ad-hoc berupa

pelatihan/bimtek. 3. Infrastruktur

Hasil asesmen dimensi Infrastruktur secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Daerah ini telah memiliki pusat data berukuran 3m x 5m yang dilengkapi dengan raised floor, 4 rak server dengan 14 buah server di dalamnya. Seluruh OPD telah terhubung dengan bandwidth internasional 3 Mbps, internal 1 GB, dan IIX 10 Mbps.

Untuk mekanisme keamanan, daerah ini telah melengkapi infrastrukturnya dengan firewall, serta aspek pengamanan fisik meski hanya menggunakan kunci. Perangkat pendukung seperti UPS, genset, AC, pemadam api, kamera pengaman juga telah tersedia.

Daerah ini perlu diapreasiasi karena telah memikirkan fasilitas DRC dengan memanfaatkan fasilitas backup data di Batam (bekerjasama dengan BPPT). Inventarisasi perangkat TIK juga telah dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali.

Pengembangan infrastruktur disarankan melalui upaya perbaikan sebagai berikut:

 Pemeliharaan TIK perlu dilakukan dengan lebih terencana dan rutin (tidak lagi bersifat ad-hoc ketika terdapat perangkat yang rusak). Saat ini pemeliharaan TIK juga dilakukan secara terpisah oleh masing-masing OPD.

 Perlu disusun kebijakan keamanan informasi. 4. Aplikasi

Hasil asesmen dimensi Aplikasi secara umum menunjukkan hasil yang BAIK. Daerah ini telah memiliki situs resmi www.cimahikota.go.id. dengan berita yang diperbaharui.

Untuk fungsi pelayanan publik, daerah ini telah memiliki aplikasi untuk kependudukan (SIAK), SIMPADA untuk pendapatan daerah, SIM PPTSP untuk perijinan, PESDUK (SMS Gateway) untuk

Pengaduan Masyarakat. Untuk administrasi dan manajemen umum, daerah ini telah memiliki fasilitas surat elektronik, e-Arsip untuk mendukung arsip,

digital library. Administrasi legislasi didukung oleh

JDIH. Untuk manajamen pembangunan, terdapat

aplikasi pengadaan barang/jasa

(e-Procurement/SPSE), sistem informasi geografis (GIS), e-Reporting pengelolaan kegiatan, dan

executive dashboard. Manajemen keuangan menggunakan (SIPKD) dan SIMDA, sedangkan manajemen kepegawaian menggunakan (SIMPEG). Selain itu, beberapa SKPD juga telah memiliki sistem informasi seperti misalnya SIM Sekolah (Dinas Pendidikan), SIM Puskesmas (Dinas Kesehatan), SIM Kelurahan. SIM Pengujian Kendaraan Bermotor (Dishub), SIM Dishub LLAJ (Dishub). Daerah ini juga telah mengembangkan distro sendiri yaotu chiOS (Cimahi Open Source) yang dikembangkan dari sistem operasi Ubuntu. Kegiatan inventarisasi aplikasi TIK juga telah dilakukan dengan rutin

Indikator di dimensi Aplikasi akan menjadi lebih sempurna jika aplikasi yang dikembangkan dilengkapi dengan dokumentasi yang dapat mendukung kegiatan pemeliharaan aplikasi, saat ini dokumentasi masih

tersebar di masing-masing SKPD yang memanfaatkan aplikasi meskipun telah dimulai kegiatan untuk mengarsipkan berbagai dokumentasi yang ada. Ketika aplikasi sudah intensif digunakan, selanjutnya dapat dikembangkan agar lebih dari satu aplikasi dapat saling bertukar data/informasi (interoperabilitas).

5. Perencanaan

Hasil asesmen dimensi Perencanaan secara umum menunjukkan hasil yang KURANG. Daerah ini telah menyusun rencana induk TIK untuk tahun 2006-2011 dan saat ini sedang dilakukan revisi untuk periode berikutnya. Dalam pengembangan rencana induk TIK sebelumnya, KAPPDE bertindak sebagai koordinator, dan dalam penyusunannya dilakukan koordinasi dengan OPD lain yang juga membangun TI. Praktik yang baik ini perlu dilanjutkan mengingat rencana induk TIK yang disusun akan menjadi arah pengembangan TIK dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan dan diperlukan untuk memastikan bahwa investasi yang dikeluarkan akan dapat memberikan manfaat yang menyeluruh.

Mekanisme proses perencanaan untuk memastikan seluruh kepentingan yang ada terwakili perlu dilanjutkan. Yang perlu dikembangkan adalah penyusunan rencana detail dan peninjauan kembali rencana induk TIK secara rutin. Rencana Induk TIK yang disusun juga perlu mengikutsertakan unsur pembiayaan yang nantinya dimasukkan dalam RPJMN/RPJMD serta RKPD.

Dokumen terkait