6. HASIL PEMERINGKATAN
6.2. HASIL ASESMEN TIAP DAERAH
6.2.19. Kabupaten Karawang
6.2.19.1. Hasil Penilaian dan Peringkat
HASIL PENILAIAN
Nama : Kabupaten Karawang
Peringkat ke : 19 (sembilan belas) dari 21 daerah
6.2.19.2. Grafik Radar 5 Dimensi
6.2.19.3. Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen:
1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan.
2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen.
3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen.
Rangkuman Asesmen Kabupaten Karawang
Hasil asesmen keseluruhan dimensi untuk Kabupaten Karawang adalah SANGAT KURANG. Penilaian ini dilakukan berdasarkan informasi yang didapat dari hasil pemaparan peserta asesmen dan penggalian asesor selama pelaksanaan asesmen. Disamping itu, penilaian ini juga mengacu pada indikator yang tersedia pada saat penilaian dilaksanakan. Berikut ini disajikan penilaian secara mendalam tentang penerapan e-Government di Kabupaten Karawang berdasarkan masing-masing dimensi.
1. Kebijakan
Nilai dimensi Kebijakan adalah SANGAT KURANG. Secara umum dari sisi kebijakan belum terlihat indikator positif. Sedangkan indikator negatif yang ditemui adalah:
1. Belum ada manajemen/proses terkait kebijakan implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
2. Belum adanya regulasi, keputusan instansi maupun indikator lain yang menunjukkan prioritas kebijakan TIK.
3. Evaluasi dan Monitoring baik internal maupun independen belum pernah dilakukan.
Saran perbaikan untuk dimensi Kebijakan adalah: 1. Agar membuat strategi penerapan kebijakan TIK
yang dituangkan dalam bentuk dokumen dan dikuatkan dengan surat keputusan Bupati atau peraturan daerah lainnya.
2. Dari sisi visi misi sebenarnya fungsi pemanfaatan
TIK bisa digunakan untuk mendukung
tercapainya misi yang pertama dan keempat yaitu “Penguatan struktur dan kelembagaan ekonomi daerah” dan “meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan”.
3. Dibutuhkan inisiatif dari bawah (bisa dimulai dari kepala Bidang Kominfo) untuk mulai memberikan masukan seputar kebijakan TIK yang dirasa mampu menjadi titik awal implementasi TIK. Studi banding ke kabupaten lain di Provinsi Jabar atau ke Dinas Kominfo Provinsi Jabar juga bisa dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai implementasi TIK.
2. Kelembagaan
Nilai dimensi Kelembagaan adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut.
Indikator positifnya adalah:
1. Sektor TIK sejak tahun 2009 sudah ditangani khusus oleh Bidang Kominfo di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. 2. Adanya tupoksi terkait TIK namun belum lengkap. 3. Memiliki SDM yang memiliki kemampuan TI
namun jumlahnya masih terbatas.
Indikator negatifnya adalah:
1. Walaupun sudah ada bidang yang menangani TIK, namun secara de facto masih terlihat adanya tumpang tindih dengan bagian Data dan Sistem
Informasi di Humas Setda yang menjadikan fungsi masing-masing menjadi kurang optimal.
2. Belum memiliki SOP.
3. Belum memiliki anggaran pengembangan SDM bidang TIK.
4. Jumlah SDM TIK masih kurang memadai.
Saran perbaikan untuk dimensi Kelembagaan adalah: 1. Kelembagaan perlu diperkuat lagi, dapat dilakukan
dengan penggabungan atau dengan memisahkan urusan TIK diluar Dinas Perhubungan (bisa menjadi Kantor atau Dinas) sehingga kewenangan dapat lebih luas dan penganggaran bisa lebih besar untuk pengembangan sektor TIK.
2. Perlu dibuat SOP seperti misalnya terkait tata cara penggunaan perangkat TIK yang benar.
3. Perlu penambahan SDM berlatar belakang pendidikan TIK yang kemudian diperkuat dengan program pengembangan SDM baik berupa pelatihan. Pelatihan dapat dilakukan secara mandiri atau memanfaatkan fasilitas dari pemerintah pusat.
3. Infrastruktur
Nilai dimensi Infrastruktur adalah SANGAT KURANG. Daerah ini belum memiliki data center dan
infrastruktur jaringan. Daerah ini juga belum melakukan inventarisasi peralatan TIK yang dimiliki.
Saran perbaikan untuk dimensi Infrastruktur adalah: 1. Jika anggaran memungkinkan, perlu menyediakan
data center beserta sarana pendukungnya (deteksi asap, sistem pemadam api, kamera/cctv,
raised floor). Apabila tidak memungkinkan maka
dapat memanfaatkan fasilitas cloud
computing/komputasi awan dari instansi pusat
seperti misalnya Direktorat e-Government Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo.
2. Dibuat DRC dan backup dilakukan secara berkala dan otomatis.
3. SOP dan berbagai proses pengendalian sebaiknya segera diformalkan dalam bentuk dokumentasi, serta perawatan dan pengendalian dilakukan secara terstruktur dan rutin.
4. Perlunya inventarisasi aset TIK agar bisa dilakukan manajemen aset secara baik dan sekaligus dibuatkan SOP (Standard Operation
4. Aplikasi
Nilai dimensi Aplikasi adalah KURANG. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa indikator sebagai berikut.
Indikator positifnya adalah:
1. Memiliki website yang dinamis dan ter-update walaupun belum tersambung dengan back office. 2. Telah memiliki beberapa aplikasi pelayanan publik yaitu SMS gateway dan kependudukan. Aplikasi Manajemen Keuangan juga cukup baik.
3. Beberapa aplikasi telah memiliki dokumentasi atau petunjuk aplikasi TI (walau hanya sebagian kecil).
Indikator negatifnya adalah:
1. Belum semua aplikasi memiliki dokumentasi atau petunjuk aplikasi TI.
2. Belum melakukan inventarisasi aplikasi. 3. Belum ada interoperabilitas antar aplikasi.
Saran perbaikan untuk dimensi Aplikasi adalah: 1. Aplikasi yang sudah ada sebaiknya dibuat
dokumentasinya untuk mempermudah
pengembangan lebih lanjut.
2. Interoperabilitas sebaiknya dimasukkan dalam salah satu perencanaan TIK ke depan.
3. Perlu memanfaatkan lebih banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan sehari-hari seperti aplikasi administrasi dan manajemen umum (e-mail, sistem dokumen elektronik, sistem pendukung keputusan, manajemen pelaporan dan kolaborasi dan koordinasi.) serta aplikasi administrasi legislasi (sistem administrasi DPRD, Sistem Pemilu daerah, Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-undangan.
5. Perencanaan
Nilai dimensi Perencanaan adalah SANGAT KURANG. Daerah ini belum memiliki unit yang berfungsi melakukan perencanaan bidang TIK, sehingga belum dapat ditemukan dokumentasi perencanaan TIK termasuk rencana induk TIK. Hal ini juga mengakibatkan minimnya anggaran TIK (dapat dikatakan tidak ada).
Saran untuk dimensi Perencanaan adalah:
Perlu diinisiasi perencanaan TIK yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah agar tepat sasaran. Studi banding bisa digunakan sebagai langkah awal membuka wawasan
mengenai apa saja yang bisa dan harus dilakukan dalam pemanfaatan TIK dalam rangka implementasi
e-Government. Membuka ruang komunikasi dengan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat juga sangat penting karena banyak sekali fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan inisiasi implementasi e-Government.