• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. HASIL PEMERINGKATAN

6.2. HASIL ASESMEN TIAP DAERAH

6.2.10. Kota Sukabumi

6.2.10.1. Hasil Penilaian dan Peringkat

HASIL PENILAIAN

Nama : Kota Sukabumi

Peringkat ke : 10 (sepuluh) dari 21 daerah

6.2.10.2. Grafik Radar 5 Dimensi

6.2.10.3. Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen:

1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan.

2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen.

3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen.

Rangkuman Asesmen Kota Sukabumi

Hasil asesmen untuk keseluruhan dimensi menunjukkan bahwa penerapan e-government di daerah ini masih KURANG. Hasil asesmen lebih rinci terhadap daerah ini untuk masing-masing dimensi adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan

Hasil asesmen dimensi Kebijakan menunjukkan hasil yang KURANG. Visi dari Kota ini adalah mewujudkan „Kota Sukabumi sebagai pusat pelayanan berkualitas

bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan di Jawa Barat berlandaskan iman dan taqwa‟. Sedangkan misi yang diemban ada enam, yaitu: 1. Mewujudkan SDM yang beriman, bertaqwa dan

berbudaya.

2. Mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas.

3. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

4. Mewujudkan pengembangan perdagangan dan sektor lapangan usaha lainnya yang berdaya saing tinggi.

5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan aparatur pemerintahan daerah yang profesional dan amanah.

6. Mewujudkan Kota Sukabumi yang nyaman dan indah.

Meski Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum tersebutkan dalam visi dan misi, namun perlu disadari bahwa TIK dapat berperan terutama untuk misi pertama sebagai alat bantu kegiatan peningkatan kapasitas SDM melalui e-learning, misi kedua dan ketiga sebagai alat bantu pendidikan (e-education) dan kesehatan (e-health), misi keempat dengan

memanfaatkan TIK untuk memperluas pasar

(e-commerce), serta misi kelima untuk membantu

penciptaan tata kelola yang baik. Ketika peran TIK mulai disadari dan mulai dimasukkan dalam program-program pembangunan, maka kontribusi TIK akan mulai terlihat. Konsep cyber city telah dimasukkan dalam RPJPD 2005-2025 (Perda No. 7 Tahun 2008).

Kebijakan terkait TIK yang pernah dikeluarkan diantaranya adalah Keputusan Walikota tentang Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kominfo serta Keputusan Kepala Kantor No. 489/11/PDE/2011 terkait dengan SOP. Pedoman yang pernah dikeluarkan diantaranya adalah pedoman terkait dengan situs web.

Untuk mencapai tingkat penerapan kebijakan yang baik, disarankan melakukan upaya sebagai berikut:

 Perlu disusun manajemen/proses kebijakan yang mencakup seluruh aspek dari mulai perencanaan sampai kepada pengawasan, agar kebijakan terkait TIK yang dikeluarkan dapat dilaksanakan secara konsisten.

 Pentingnya TIK untuk menunjang kegiatan pembangunan perlu dinyatakan sebagai bagian

dari visi dan misi daerah untuk kemudian dilanjutkan dengan strategi penerapannya. Dapat dimaklumi bahwa di daerah ini prioritas lebih dikedepankan untuk kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, namun perlu dipahami bahwa TIK dapat berperan untuk banyak bidang pembangunan.

 Perlu adanya berbagai ketetapan baik di tingkatan satuan kerja maupun di tingkatan kota yang menunjukkan pentingnya pemanfaatan TIK untuk pembangunan.

 Kebijakan yang ada perlu ditunjang dengan berbagai pedoman penerapan kebijakan.

 Perlu ditetapkan skala prioritas pembangunan TIK, meski saat ini yang menjadi prioritas adalah infrastruktur WAN, namun tanpa kelengkapan lain seperti aplikasi dan SDM maka pemanfaatan infrastruktur tersebut tidak akan maksimal.

Di masa depan, ketika kegiatan e-government sudah dilakukan, maka perlu dilakukan evaluasi secara berkala.

2. Kelembagaan

Hasil asesmen dimensi Kelembagaan menunjukkan hasil yang BAIK. Pengelolaan TIK di daerah ini dilaksanakan oleh Kantor PDE, Arsip Daerah dan Humas yang memiliki visi untuk menjadi pusat penyedia data dan informasi yang cepat, tepat, akurat dan terpercaya.

Daerah ini perlu diapresiasi karena telah menyusun SOP yang diperkuat oleh Keputusan Kepala Kantor. Terdapat 9 SOP yang telah disusun mulai dari Pemeliharaan Website Resmi sampai kepada Pelayanan Informasi.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam implementasi e-government, disarankan untuk melakukan upaya sebagai berikut:

 Unit TIK yang dibentuk telah ditunjang dengan struktur dan tupoksi yang jelas meski dirasakan masih berada pada tataran normatif, dirasakan kurang membumi. Bentuk organisasi yang masih berupa kantor tentunya memberikan keterbatasan terkait kewenangan pengelolaan TIK.

 Masih diperlukan pengembangan kapasitas SDM pengelola TIK. Staf pengelola TIK saat ini

berjumlah 25 orang dimana hanya tiga orang diantaranya yang berlatar belakang TIK. Jumlah ini tentunya tidak cukup untuk menggawangi keseluruhan implementasi TIK di daerah ini.

 Perlu dikembangkan program pengembangan SDM TIK yang terencana. Pemilihan SDM yang diikutkan dalam program pengembangan perlu melalui proses seleksi yang tepat

3. Infrastruktur

Hasil asesmen dimensi Infrastruktur menunjukkan hasil yang KURANG. Daerah ini perlu diapresiasi karena jaringan LAN dan WAN yang dibangun telah mencapai 85% yang mencakup 32 OPD dan 7 kecamatan dengan jumlah komputer yang terhubung kurang lebih 200 komputer. Direncanakan sampai tahun 2013 akan diperluas untuk mencakup 33 kelurahan. Bandwidth yang disedikaan adalah sebesar 4,5 Mbps. Daerah ini juga telah menggunakan DNS Nawala untuk penggunaan internet yang sehat dan aman.

Pengembangan infrastruktur disarankan melalui upaya perbaikan sebagai berikut:

 Pembangunan infrastruktur TIK perlu dilanjutkan untuk dapat mencakup keseluruhan OPD.

 Perlu mulai dilakukan integrasi sistem untuk kemudian dipusatkan di sebuah pusat data (data

center).

 Dengan telah disediakannya anggaran pemeliharaan perangkat TIK, maka sebaiknya pemeliharaan TIK dapat dilakukan secara terencana dan rutin (tidak lagi bersifat ad-hoc ketika terdapat perangkat yang rusak).

 Kegiatan inventarisasi TIK perlu dilakukan secara rutin dan mandiri oleh unit TIK, untuk dapat mengetahui kondisi dari masing-masing perangkat yang ada.

 Fasilitas pendukung untuk infrastruktur TIK seperti misalnya genset perlu disediakan untuk menjamin keberlangsungan operasional TIK. Saat ini yang baru tersedia adalah UPS dan AC. Ke depan, fasilitas pendukung dapat dilengkapi lebih lanjut untuk perangkat pendukung keamanan seperti CCTV dan perangkat kendali akses.

 Perlu disusun mekanisme dan kebijakan keamanan informasi.

 Di masa depan, fasilitas pemulihan bencana (disaster recovery) perlu disediakan

4. Aplikasi

Hasil asesmen dimensi Aplikasi secara umum menunjukkan hasil yang KURANG. Daerah ini telah memiliki situs resmi www.sukabumikota.go.id. dengan berita yang diperbaharui. Untuk fungsi pelayanan publik, daerah ini telah memiliki aplikasi untuk kependudukan (SIAK), pengaduan masyarakat, dan perijinan. Untuk administrasi dan manajemen umum, daerah ini telah memiliki fasilitas surat elektronik, sistem informasi administrasi perkantoran (SIAP).

Administrasi legislasi didukung oleh sistem informasi hokum (sisfokum). Untuk manajamen pembangunan, terdapat aplikasi pengadaan barang/jasa

(e-Procurement/SPSE), sistem informasi profil daerah

(SIPD), sistem informasi geografis (GIS), sistem informasi pengawasan daerah (Simwasda). Manajemen keuangan menggunakan (SIPKD), sistem informasi aset, sistem informasi neraca, sedangkan manajemen kepegawaian menggunakan (SIMPEG). Selain itu, beberapa SKPD juga telah memiliki sistem informasi seperti misalnya Pusat Informasi Pasar di Dinas Pertanian, serta Sistem Informasi Puskesmas dan Sistem Informasi Kesehatan (sisfokes) di Dinas Kesehatan.

Indikator di dimensi Aplikasi akan menjadi lebih sempurna jika aplikasi yang dikembangkan dilengkapi dengan dokumentasi yang dapat mendukung kegiatan pemeliharaan aplikasi, saat ini dokumentasi masih

tersebar di masing-masing SKPD yang

memanfaatkan aplikasi. Kegiatan inventarisasi aplikasi TIK perlu dilakukan untuk dapat mengetahui kondisi implementasi masing-masing aplikasi yang ada. Ketika aplikasi sudah intensif digunakan, selanjutnya dapat dikembangkan agar lebih dari satu aplikasi dapat saling bertukar data/informasi (interoperabilitas).

5. Perencanaan

Hasil asesmen dimensi Perencanaan menunjukkan hasil yang KURANG. Investasi TIK sudah dilakukan namun sementara ini perencanaan yang dilakukan hanya sebatas renstra sehingga sistem dan infrastruktur TIK yang dibangun rentan untuk memberikan solusi yang bersifat holistik meski dalam pelaksanaannya OPD lain selalu berkonsultasi dengan PDE untuk pembangunan TIK.

Untuk itu, daerah ini perlu menyusun Rencana Induk TIK sebelum melangkah lebih lanjut ke pembangunan infrastruktur, pembangunan aplikasi, serta penyusunan kebijakan. Rencana induk TIK yang disusun akan menjadi arah pengembangan TIK dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan dan diperlukan untuk memastikan bahwa investasi yang dikeluarkan akan dapat memberikan manfaat yang menyeluruh.

Mekanisme proses perencanaan yang baku perlu disusun untuk memastikan seluruh kepentingan yang ada terwakili, untuk kemudian ditindak lanjuti dengan penyusunan rencana detail dan peninjauan kembali rencana induk TIK secara rutin. Rencana Induk TIK yang disusun juga perlu mengikutsertakan unsur pembiayaan yang nantinya dimasukkan dalam RPJMN/RPJMD serta RKPD.

Dokumen terkait