6. HASIL PEMERINGKATAN
6.2. HASIL ASESMEN TIAP DAERAH
6.2.13. Kabupaten Majalengka
6.2.13.1. Hasil Penilaian dan Peringkat
HASIL PENILAIAN
Nama : Kabupaten Majalengka
Peringkat ke : 13 (tiga belas) dari 21 daerah
6.2.13.2. Grafik Radar 5 Dimensi
6.2.13.3. Hasil Penilaian Kualitatif Tata Cara Asesmen:
1. Sebelum asesmen, peserta telah menerima informasi tentang persiapan yang perlu dilakukan, yang meliputi kriteria penilaian, data pendukung dan pengiriman wakil yang berkompeten, sebagaimana terlampir dalam undangan.
2. Peserta mendapatkan penjelasan lebih rinci mengenai tata cara asesmen dalam sesi penjelasan yang dilakukan sebelum asesmen.
3. Asesmen dilakukan terhadap indikator yang dapat diperlihatkan, dijelaskan, diperiksa, dan dinilai selama asesmen.
Rangkuman Asesmen Kabupaten Majalengka
Hasil asesmen keseluruhan dimensi adalah KURANG. Penilaian ini dilakukan berdasarkan informasi yang didapat dari hasil pemaparan peserta asesmen dan penggalian asesor selama pelaksanaan asesmen. Disamping itu, penilaian ini juga mengacu pada indikator yang tersedia pada saat penilaian dilaksanakan. Berikut ini disajikan penilaian penerapan e-government di Kabupaten Majalengka berdasarkan masing-masing dimensi.
1. Kebijakan
Nilai dimensi Kebijakan adalah KURANG. Dimensi ini belum sepenuhnya didukung oleh indikator yang memadai, ditandai dengan:
1. Tidak jelasnya proses kebijakan dalam perumusan kebijakan terkait TIK.
2. Kurang jelasnya Visi dan Misi kabupaten terkait pengembangan TIK.
3. Strategi penerapan kebijakan TIK belum terdokumentasi atau terbakukan .
4. Belum disusun pedoman penerapan kebijakan TIK. 5. Masih terbatasnya peraturan dan keputusan yang
ada untuk penerapan kebijakan TIK.
6. Tidak adanya skala prioritas pengembangan TIK. 7. Evaluasi TIK belum pernah dilaksanakan.
Saran perbaikan untuk dimensi Kebijakan adalah: 1. Merumuskan kembali dengan jelas visi dan misi
kabupaten terkait pengembangan TIK.
2. Membakukan strategi penerapan kebijakan sebagai acuan pelaksanaan pengembangan TIK. 3. Menyusun dan menetapkan pedoman yang
berkaitan dengan penerapan kebijakan TIK,
Informasi, Pedoman Pengembangan Infrastruktur TIK, dan sebagainya.
4. Membuat dan menerbitkan peraturan maupun keputusan teknis terkait dengan pengembangan TIK, yang tidak hanya sebatas peraturan atau keputusan mengangkat tim kerja saja.
5. Menyusun dan menetapkan skala prioritas pengembangan TIK sehingga dapat diketahui arah pengembangan TIK Kabupaten.
2. Kelembagaan
Nilai dimensi ini adalah KURANG. Kegiatan pengelolaan dan pengembangan TIK telah didukung dengan SDM yang memadai, dimana SDM tersebut di-SK-kan sebagai Tim Bank Data dan telah diberikan program pengembangan secara rutin.
Namun demikian pada dimensi ini masih terdapat beberapa indikator yang belum memadai yaitu:
1. Keberadaan struktur organisasi yang tidak efektif,
dimana kegiatan pengembangan TIK
dilaksanakan oleh Bidang Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Majalengka.
2. Ketidakjelasan tugas, pokok dan fungsi.
3. Sistem dan prosedur kerja yang belum lengkap dan terdokumentasi.
Saran perbaikan untuk dimensi Kelembagaan adalah: Perlu segera dilakukan penataan kelembagaan pengelola TIK sehingga memiliki kejelasan tugas, pokok dan fungsi yang didukung dengan sistem dan prosedur kerja yang lengkap dan terdokumentasi.
3. Infrastruktur
Nilai dimensi Infrastruktur adalah KURANG. Dimensi ini belum sepenuhnya didukung dengan indikator yang memadai, ditandai dengan:
1. Belum tersedianya ruang data center yang didukung dengan fasilitas yang memadai.
2. Seluruh SKPD kecuali 1 RSUD sudah terintegrasi jaringan datanya, namun pemanfaatannya masih terbatas untuk akses internet belum dimanfaatkan aplikasi secara online.
3. Belum tersedianya peranti pengamanan sistem informasinya baik peranti keras maupun lunak, yang didukung dengan kebijakan atau prosedur pengamanan sistem informasi.
4. Belum tersedianya DRP dan DRC, untuk mengantisipasi adanya insiden terhadap perangkat dan sistem TIK.
5. Bidang Komunikasi dan Informatika tidak memiliki data seluruh inventarisasi TIK yang ada di Kabupaten. Inventarisasi TIK dilakukan dan disimpan oleh masing-masing SKPD.
Saran perbaikan untuk dimensi Infrastruktur adalah: 1. Menyiapkan ruang dan melakukan pengelolaan
data center yang baik sesuai dengan standar
minimal pengelolaan data center, seperti prosedur
backup data, pengelolaan keamanan, prosedur disaster recovery, dan kapasitas perangkat baik
perangkat utama maupun pendukung.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur jaringan seluruh SKPD dengan penggunaan aplikasi secara online antar SKPD dan penggunaan sentralisasi akses internet untuk memudahkan pengelolaan keamanan informasi.
4. Aplikasi
Nilai dimensi Aplikasi adalah KURANG. Walaupun aplikasi fungsional manajemen pembangunan
(Simonev, Simiom, dan LPSE) dan aplikasi fungsional manajemen kepegawaian yang mampu diakses oleh para pegawai sudah cukup memadai, namun aplikasi
fungsional manajemen pembangunan dan
manajemen kepegawaian belum teroptimalisasi pemanfaatannya secara online oleh SKPD yang lain.
Sedangkan aplikasi fungsional lainnya seperti situs
web, aplikasi fungsional untuk pelayanan publik,
administrasi dan manajemen umum, administrasi legislasi, serta manajemen keuangan belum memadai baik dari sisi pengelolaan maupun pemanfaatannya.
Selain itu aplikasi fungsional yang ada belum dikembangkan dengan sistem interoperabilitas dan pengelolaan dokumentasinya masih dilakukan oleh masing-masing SKPD, belum terkoordinir pada Bidang Komunikasi dan Informatika.
Saran perbaikan untuk dimensi Aplikasi adalah: 1. Perlu dikembangkan aplikasi fungsional yang
dapat diakses oleh seluruh SKPD dengan data yang dapat diintegrasikan sehingga jaringan data yang akan dikembangkan menjadi optimal pemanfaatannya. Pengembangan aplikasi dapat
bekerja sama atau menggunakan aplikasi yang sudah disiapkan oleh instansi pusat.
2. Perlu dilakukan penataan dan pengelolaan dokumentasi pengembangan sistem dengan melakukan inventarisasi aplikasi.
5. Perencanaan
Nilai dimensi Perencanaan adalah KURANG. Daerah ini telah menyusun Master Plan Pengembangan TIK pada tahun 2011, namun belum dibakukan dengan Peraturan Bupati. Selain itu Bidang Komunikasi dan Informatika belum dapat menjalankan fungsi
perencanaan pengembangan TIK, sehingga
perencanaan pengembangan TIK di masing-masing SKPD tidak termonitor dengan baik.
Saran perbaikan untuk dimensi Perencanaan adalah: 1. Perlu penguatan fungsi pengorganisasian
perencanaan pengembangan TIK sehingga pengembangan TIK dapat diselaraskan.
2. Mempercepat proses penetapan Peraturan Bupati tentang Master Plan Pengembangan TIK sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengembangan TIK.