• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUROI RAYA

2.1. Sejarah Kalimantan yang Berdampak di Kehidupan Keseharian Warga Muroi Raya

2.1.1. Kabupaten Kapuas dan Budaya Sungai

Kabupaten Kapuas memiliki 17 kecamatan. Untuk Unit Pelayanan Kesehatan Kabupaten Kapuas memiliki: 1 buah Rumah Sakit Umum, 6 Klinik Bersalin Swasta, 21 Balai Pengobatan Swasta, 25 Puskesmas Pemerintah, 123 Puskesmas Pembantu, 68 Pondok Bersalin Desa, 50 Pos Kesehatan Desa. Karena Kapuas juga menjadi lokasi tujuan Program Transmigrasi maka ada Unit Kesehatan di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Di beberapa UPT yang ada unit kesehatannya antara lain : UPT Lamunti, Dadahup, Palingkau, Palangkau, Talekung Punai, Mantangai. Di

12

Buluh perindu itu semacam rumput yang ukuran sebesar benang dan jika dimasukkan air bisa bergerak sendiri. Bagi pemiliknya dipercaya untuk keberuntungan ketika mencari emas dan menakhlukkan lawan jenis.

UPT ini ada Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Polindes, Dokter Umum dan Dokter Gigi, dan Tenaga Paramedis. Di Kecamatan Mantangai ada 1 Unit Puskesmas yaitu Puskesmas Danau Rawah, ada 4 Dokter Umum, 1 Dokter Gigi, 36 Perawat, dan 27 Bidan.13 Puskesmas Danau Rawah yang dibangun mendekati sungai merupakan konsep Puskesmas yang melayani masyarakat yang waktu itu memang mayoritas menggunakan transportasi sungai, jika pada akhirnya ada jalan darat yang bisa dilewati walaupun dengan jalan berat dan berpasir itu merupakan perkembangan lain. Konsep Puskesmas Danau Rawah dibangun memang untuk melayani masyarakat yang dekat dengan jalur sungai.

Di Kabupaten Kapuas mengalir satu sungai besar yang mengalir dari hulu sampai ke hilir dan bermuara ke Laut Jawa. Sungai Kapuas ini masih memiliki beberapa anak sungai salah satunya adalah Sungai Muroi. Karena jalur utama transportasi adalah sungai maka pada awalnya segala sarana penting seperti Puskesmas dibangun di mendekati sungai supaya mudah bagi masyarakat untuk mengaksesnya dan mendatangi lokasi tersebut jika sakit. Namun pada perkembangan selanjutnya transportasi darat mulai dibangun dengan menutup areal rawa dengan timbunan tanah dan pasir baru kemudian dibangun jalan dan bangunan di atasnya. Jika lokasi tersebut sulit untuk ditimbun tanah dan pasir maka dibuatlah jalan yang mengapung seperti jalan layang di atas rawa seperti jalan lingkar yang menghubungkan antara Kapuas dan Palangkaraya di beberapa titik dibuat jalan layang di atas rawa-rawa.

13

Sungai Muroi merupakan anak Sungai Kapuas, menurut cerita salah seorang warga Dusun Pantar Kabali, di hulu sungai Muroi ini ada percabangan yang mengalir ke kiri adalah dihuni oleh orang-orang Kahayan dan yang mengalir ke kanan dihuni oleh orang-orang Dayak Kapuas. Menurut cerita warga yang lain bahasa Orang Kahayan lebih sulit dibandingkan Orang Kapuas. Orang Kahayan bisa berbahasa Kapuas namun orang Kapuas jarang yang bisa berbahasa seperti Orang Kahayan.

Sungai Muroi merupakan anak Sungai Kapuas, meskipun begitu kapal atau perahu yang melintas di sungai ini ada beberapa jenis. Masyarakat menyebut kapal besar yang biasa untuk mengangkut minyak dan barang dagangan merupakan kapal barang. Kapal ini cukup besar dan bisa menampung banyak barang, kapal lain yang digunakan untuk mengangkut penumpang ada beberapa jenis. Kapal yang berukuran sedang dan bisa menampung 25 penumpang oleh warga masyarakat disebut taksi air. Di pelabuhan teluk batu ada beberapa taksi air yang berlabuh di situ. Mereka melayani jalur dari Pelabuhan Teluk Batu menuju ke daerah hulu seperti dusun di atas mulai dari Sungai Gita sampai Tanjung Jaya.

Jenis perahu yang digunakan juga berbeda-beda ada jenis ketinting yaitu perahu kecil dengan ukuran yang lebih pendek namun bisa menempuh perjalanan air di permukaan sungai yang surut karena baling-baling mesin kapal bisa diatur naik dan turun. Jenis yang lain adalah perahu cess, masyarakat menggolongkan perahu cess adalah perahu yang memiliki mesin berkapasitas kecil dan daya tampung bahan bakar juga kecil, perahu cess ini sering dimanfaatkan untuk pergi ke lanting atau memancing ikan serta menuju tempat memantat karet. Perahu lain yang biasa digunakan untuk mengangkut barang yang lebih berat atau mengangkut orang yang lebih banyak adalah perahu donpeng.

Perahu ini menggunakan mesin donfeng yang berbahan bakar solar dan bisa menampung bahan bakar lebih banyak dan kapasitas mesin lebih besar. Perahu ini bisa digunakan untuk mengangkut penumpang, hasil tambang seperti karet dan puya, atau juga digunakan oleh tukang sayur untuk mengangkut sayur. Ada perahu yang tidak menggunakan mesin dan hanya menggunakan dayung sebagai alat penggerak disebut oleh warga dengan jukung.

Solar dan bensin menjadi bahan bakar utama untuk menjalankan kapal ini. Harga bahan bakar ini semakin ke hulu harganya semakin mahal dan semakin mendekati hilir dan mendekati depot pom pertamina harganya lebih murah. Sehingga harga bahan bakar di hilir dan hulu akan terpaut jauh. 2.1.2. Puskesmas Danau Rawah: Puskesmas Terpencil dan

Terisolir

Puskesmas Danau Rawah adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas yang terletak di Desa Danau Rawah Kecamatan Mantangai, wilayah kerja Puskesmas Danau Rawah terdiri dari dua desa yaitu Desa Danau Rawah dan Desa Tumbang Muroi. Luas wilayah kerjanya sekitar 1.000 km2 dengan jumlah penduduk 5.890 jiwa, 1.080 jiwa diantaranya tercatat sebagai masyarakat miskin (BPS, 2009).

Ketika peneliti tinggal Dusun Karahau pada waktu itu air Sungai Muroi sedang surut namun ketika tinggal beberapa hari di sana dan turun hujan baru tampak naiknya permukaan air Sungai Muroi yang naik sampai 4 meter dari permukaan ketika surut. Di Daerah agak hilir seperti Tumbang Muroi merupakan salah satu desa di wilayah kerja Puskesmas Danau Rawah yang lebih sering terendam air bila musim hujan, karena pemukiman yang

memanjang di pertemuan arus Sungai Kapuas dan Sungai Muroi. Banjir selalu terjadi tiap tahun di saat gelontoran air hujan datang dari hulu Sungai Kapuas, tapi masyarakat selalu mengangapnya biasa aja.

Desa Muroi Raya juga menjadi wilayah jangkauandari Puskesmas Danau Rawah karena sejarahnya dulu Pantar Kabali dan dusun di sekitarnya masuk wilayah Desa Danau Rawah. Baru ketika ada pemekaran desa Muroi Raya menjadi desa tersendiri namun masuk wilayah Puskesmas Danau Rawah. Untuk melengakapi fasilitas kesehatan di desa baru ini pada tahun 2012 pemerintah desa mengusulkan pembangunanPosyandu yang dananya menggunakan dana PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) .

Gambar 2.1. Puskesmas Danau Rawah Sumber: Dokumentasi Peneliti

Sungai Muroi merupakan sarana transportasi utama bagi dusun yang terletak di tepian sungai. Keberadaan Puskesmas Danau Rawah juga didesain menggunakan jalan sungai ini untuk mempermudah akses pelayanan bagi dusun yang menjadi jangkauan wilayahnya.

Selain jalan sungai ada juga jalan darat yang bisa ditempuh dari Jalan yang tembus ke Jembatan Muroi arah ke Buntok atau Palangkaraya. Namun jalan darat menuju ke Puskesmas Danau Rawah ini tidak direkomendasikan karena jalan yang begitu berat. Walaupun mobil tertentu bisa masuk seperti mobil double gardan Ford Ranger namun untuk mobil lain akan kesulitan masuk dan bisa terperosok ke dalam kubangan lumpur yang dalam. Jalan masuk ke Puskesmas ini masih berupa jalan tanah dan jauhnya kurang lebih 37 km dengan kondisi jalan yang berlumpur, berpasir, dan kubangan yang berair. Jika dari Palangkaraya menuju Puskesmas Danau Rawah melalui jalan darat bisa menggunakan rute sebagai berikut:

A. Palangkaraya Sampai Pelabuhan Teluk Batu

Jarak antara Palangkaraya ke Teluk Batu sekitar 120 km. Jalan ini sudah beraspal dan halus sehingga mobil dapat melaju dengan lancar. Hanya di beberapa titik saja ada jalan berlubang dan satu area yang rawan karena banjir dan berkubang tanah. Namun masih dapat dilewati dengan pelan. Selama dalam perjalanan tampak di kanan kiri jalan ada area hutan yang sudah ditebang gundul dan berganti dengan tanaman sawit. Ketika mendekati Teluk Batu akan banyak berdiri warung di tepi jalan. Penumpang taksi bisa berhenti di salah satu warung, jika merasa haus atau lapar. Di bawah Jembatan Muroi inilah terdapat Pelabuhan Teluk Batu.

B. Teluk Batu ke Puskesmas Danau Rawah

Jarak dari Teluk Batu ke Puskesmas Danau Rawah hanya 37 km namun jalannya belum beraspal masih berupa jalan tanah yang masih dilewati sungai kecil dan ada jembatan kayu darurat di atasnya. Ada beberapa kubangan yang cukup dalam dan jika pengemudi tidak memahami karakter jalan dan tidak tepat mengarahkan roda dan cara mengatur gas maka mobil bisa terperosok dalam kubangan lumpur yang lumayan dalam. Di tengah jalan antara Teluk Batu dan Puskesmas Danau Rawah, sering sekali taksi liar terperosok kubangan sehingga macet atau mobilnya rusak sehingga berhenti di tengah hutan. Seperti pengalaman peneliti, kami melihat ada sebuah mobil yang berhenti dan tampak sedang melepas roda belakangnya. Ternyata pengait per roda belakang patah sehingga untuk sementara mereka bergantung pada kuatnya tali tampar untuk menggantikan pengait per tersebut. Kami menduga mobil ini yang dimaksud penduduk Danau Rawah sebagai taksi dan kebetulan di salah satu penumpang itu ada Dokter Puskesmas yakni Dokter Hasrul dan Pak Kades Danau Rawah. Kami mengikuti mobil ini di belakangnya, namun karena sang sopir taksi sudah menguasai medan sehingga dia dengan cepat meninggalkan kami dan kami kehilangan jejak.

Puskesmas Danau Rawah terdapat di Desa Danau Rawah dan bisa dikunjungi melalui dua jalur yaitu jalur sungai dan jalur darat. Jalur darat lebih berat dan biasanya memakan waktu lebih lama dan lebih mahal dibandingkan menggunakan transportasi air.

Sulit dan beratnya akses jalan darat menuju Puskesmas Danau Rawah ini membuat warga masyarakat khususnya di wilayah Muroi Raya lebih memilih berobat ke tempat yang lebih dekat dari dusun mereka seperti ke Timpah atau ke Rumah Sakit

di Palangkaraya. Puskesmas untuk memberikan pelayanan yang lebih baik mereka mengadakan program Puskesmas Keliling. Program ini bertujuan untuk mendekatkan warga ke sarana fasilitas kesehatan juga sebagai sarana promosi kesehatan.

Gambar 2.2.

Jalan Darat Menuju Puskesmas Danau Rawah Sumber: Dokumentasi Peneliti

Melihat kenyataan bahwa banyak warga yang berobat ke Timpah atau Palangkaraya selain Puskesmas Keliling untuk lebih memperbaiki pelayanan khususnya untuk mendekatkan warga kepada sarana fasilitas kesehatan dokter Puskesmas membuka tempat praktek di Bukit Batu. Menurut Staf Puskesmas Dokter Richard yang membuka praktek di lokasi tersebut. Namun sangat disayangkan usaha yang sudah dirintis dokter Richard ini tidak bertahan lama karena dokter harus pindah tugas ke lokasi lain sehingga lokasi praktek ini akhirnya kosong kembali dan pola provider kesehatan kembali seperti sedia kala.

2.1.3. Gambaran Sekilas Masyarakat Desa Danau Rawah