• Tidak ada hasil yang ditemukan

dilihat pada Tabel 1 dan pada Grafik 1 di bawah ini.

KABUPATEN MALANG

Lilik Sri Hariani

Universitas Kanjuruhan Malang [email protected]

ABSTRAK. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk: mengetahui metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. dan merekomendasi untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan sebagai metode pembelajaran di sekolah. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pelatihan dan pendampingan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran inovatif. Hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah pengetahuan tentang model-model pembelajaran inovatif bagi guru SMK NU Bululawang Kabupaten Malang bertambah dan guru juga mampu menyurun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan

Kata Kunci: Model-model pembelajaran; inovatif; RPP

PENDAHULUAN

Guru adalah jabatan dan pekerja profesional, kalimat tersebut sudah sering didengar dan diucapkan tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dirasakan, dinilai, diamati dari sirkulasi kelas, hasil belajar siswa, dan tanggapan siswa terhadap tugas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Ukuran yang mudah digunakan untuk mengukur keprofesionalan guru adalah jika siswa yang diajar merasa nyaman untuk belajar, sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

Profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.

Profesionalisme seorang guru bukan hanya pada kemampuanya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuanya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Oleh karena itu guru harus dapat mengembangkan dan meningkatkan proses pembelajaran sehingga aktifitas dan kreativitas siswa dapat meningkat. Pada saat aktivitas dan kreativitas siswa meningkat, diharapkan prestasi belajar juga dapat ditingkatkan. Namun kebanyakan yang ada pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat konvensional. Pembelajaran masih di kelas didominasi guru, seolah-olah guru sebagai satu-satunya sumber ilmu dan sumber belajar. Siswa selalu diperlalukan sebagai objek belajar bukan subyek dalam belajar.

Memperhatikan peran guru dan tugas guru sebagai salah satu faktor determinan bagi keberhasilan pendidikan, maka keberadaan dan peningkatan profesi guru menjadi wacana yang sangat penting. Guru yang profesional pada dasarnya ditentukan oleh attitudenya yang berarti pada tataran kematangan yang mempersyaratkan willingness dan ability, baik secara intelektual maupun pada kondisi yang prima. Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Usaha meningkatkan profesionalisme guru merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai pencetak guru, instansi yang membina guru (dalam hal ini Depdiknas atau yayasan swasta), PGRI dan masyarakat.

Hasil observasi awal yang dilakukan di SMK NU Bululawang, dapat diketahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat konvensional. Karena guru masih dominan dalam melaksanakan pembelajaran, siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan guru

132

seolah-oleh siswa sebagai objek bukan subyek dalam belajar. Dengan situasi seperti ini dapat menyebabkan kurangnya motivasi belajar pada siswa.

Sebagai salah satu sekolah swasta SMK NU Bululawang menjadi harapan bagi masyarakat sekitarnya untuk dapat memberikan pembelajaran terbaik bagi putra-putrinya. Dari hasil studi awal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kurang adanya motivasi dalam belajar yang disebabkan karena guru belum malaksanakan pembelajaran inovatif, pembelajaran masih terpusat pada guru. Hal ini terjadi bukan berarti mereka tidak mau menerapkan pembelajaran inovatif, tetapi disebabkan karena mereka belum memiliki kesempatan untuk mengikuti pelatihan tentang model-model pembelajaran. Sehingga dalam melaksanakan pembelajaran masih besifat konvensional yang terpusat pada guru.

Berdasarkan permasalahan tersebut, kami melaksanakan pelatihan model-model pembelajaran dan penyusunan perangkat pembelajaran, terutama dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model-model pembelajaran inovatif. Dengan harapan setelah dilaksanakan pelatihan ini, pengetahuan guru-guru dalam memahami model-model pembelajatan meningkat dan dapat menyusun RPP dengan menerapkan berbagai model pembelajaran sesuai dengan karakteristik masing-masing matapelajaran yang diampunya. Dan langkah berikutnya guru mengaplikasikan RPP yang telah disusun dalam kegiatan belajar mengajar.

METODEPELAKSANAAN

Metode pelaksanaan dalam kegiatan pengabdiam masyakat ini adalah:

1. Pelatihan dan mempraktekkan model-model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini, pertama yang dilakukan adalah memberikan materi berbagai macam model pembelajaran, setelah dirasa guru memahami macam-macam model pembelajaran kemudian mempraktekkan model-model pembelajaran tersebut.

2. Pelatihan dan pendampingan dalam menyusun perangkat pembelajaran, khususnya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam kegiatan ini, pertama yang dilakukan adalah memberikan materi tentang bagaimana menyususn RPP sesuai dengan ketentuan yang ada. Setelah kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pendampingan dalam menyususn RPP dengan menerapkan berbagai model pembelajaran dalam RPP yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing materi yang diajarkan.

HASILYANGDICAPAI

Pengabdian kepada masyarakat untuk peningkatan pembelajaran dengan penerapan model- model pembelajaran inovatif, yaitu dengan kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam menyusun rencaca pelaksanaan pembelajaran (RPP) bagi guru-guru SMK NU Bululawang Kabupaten Malang telah dilaksanakan dua kali pertemuan (dua sesi) bertempat di SMK NU Bululawang Kabupaten Malang, yang diikuti oleh 20 orang termasuk wakasek kurikulum.

Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil dengan baik, karena dilihat dari kehadiram bapak ibu guru tidak ada seorangpun yang meninggalkan tempat pelatihan mulai dari awal sampai berakhirnya kegiatan. Bapak ibu guru juga sangat berantusias dalam mengikuti pelatihan, hal ini terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pada sesi diskusi.

Secara rinci hasil kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam menyususn RPP adalah sebagai berikut. Pada saat observasi awal, kami melakukan diskusi dengan beberapa guru dan wakasek kurikulum mengenai bagaimana pembelajaran yang biasanya dilakukan di SMK NU Bululawang Kabupaten Malang. Dalam diskusi tersebut, diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan masih terpusat pada guru. Bapak dan Ibu guru belum mencoba bagaimana melaksanakan pembelajaran yang terpusat pada aktivitas siswa. Kesulitan yang dialami guru untuk melaksanakan pembelajaran yang demikian karena sebagian besar diantara mereka belum memahami bagaimana merancang pembelajaran yang terpusat pada aktivitas siswa. Hal ini disebabkan mereka belum pernah mengikuti pelatihan tentang model-model pembelajaran.

Pada kegiatan awal yaitu sesi pertama, kami menjelaskan materi tentang definisi pembelajaran inovatif, mekanisme pembelajaran inovatif, hasil pelaksanaan pembelajaran inovatif,

133 dan berbagai model pembelajaran inovatif. Pada saat materi tentang macam-macam model pembelajaran, setelah menjelaskan berbagai macam model pembelajaran langsung mencoba mempraktekkan model-model pembelajaran tersebut. Karena keterbatasan waktu tentunya tidak semua model pembelajaran yang kami jelaskan dapat dipraktekkan. Model-model pembelajaran yang dipraktekkan diantaranya adalah make-a-match (mencari pasangan), jigsaw, think-pair-share, kancing gemerincing, dan berkirim salam dan soal.

Dengan model pelatihan dan langsung mempraktekkan berbagai macam model pembelajaran tersebut membuat suasana pelatihan tidak menjemuakan dan peserta sangat aktif dalam mengikuti pelatihan. Hal ini terbukti dari banyaknya pertanyaan berkaitan dengan penerapan model-model pembelajaran. Pertanyaan yang muncul pada saat itu diantaranya adalah mengapa guru harus melakukan pembelajaran dengan menggunakan berbagai model pembelajaran, apakah dengan melakukan pembelajaran dengan menerapkan berbagai model pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Setelah kami menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dan Bapak Ibu guru sudah tidak bertanya lagi maka kegiatan sesi pertama kami akhiri. Kegiatan berikutnya yaitu pada sesi kedua, kami menjelaskan bagaimana merancang pembalajaran dengan menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif dalam penyusunan RPP. Materi dalam kegiatan ini adalah hakikat RPP, prinsip-prinsip pengembangan RPP, komponen RPP, dan sistematika RPP. Dalam kegiatan ini lebih banyak kami melakukan pendampingan kepada Bapak Ibu guru dalam menyusun RPP.

Faktor-faktor pendorong atau penghambat pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut.

Faktor pendorong:

1. Adanya dukungan dari lembaga (LPPM Unikama) dalam melaksakanan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

2. Adanya kerjasama dan keterbukaan dari sekolah tempat melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

3. Adanya partisipasi dari peserta yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari kehadiran para peserta mulai awal sampai akhir kegiatan.

Faktor penghambat:

1. Sulitnya mengatur jadwal untuk pelaksanaan pengabdian masyarakat yang disebabkan karena kesibukan dari peserta pengabdian pada masyarakat.

2. Keterbatasan waktu yang disediakan pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat.

3. Output dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini sebatas pada tersusunnya RPP, oleh karena itu implementasi dari RPP yang telah disusun belum bisa diketahui hasilnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pelatihan “Peningkatan Pembelajaran dengan Penerapan Model Pembelajaran Inovatif, yaitu dengan kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajarani”, dapat kami simpulkan sebagai berikut :

1. Pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru SMK NU Bululawang Kabupaten Malang tentang macam-macam pembelajaran inovatif.

2. Bapak dan Ibu Guru SMK NU Bululawang Kabupaten Malang sudah mencoba menyurun RPP dengan menerapan model-model pembalajaran inovatif.

3. Bapak dan Ibu Guru SMK NU Bululawamg Kabupaten Malang masih memerlukan pelatihan tentang penyusunan proposal penelitian tindakan kelas, sehingga mereka mampu merancang pemecahan masalah yang terjadi di kelasnya masing-masing.

134

DAFTAR PUSTAKA

135

Dokumen terkait