C. PROGRAM PRIORITAS
5.2.8 KABUPATEN PARIGI MOUTONG
A. KONDISI SAAT INI
1) Penduduk dan Ketenagakerjaan
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kabupaten Parigi Moutong tahun 2013 sebanyak 441.020 jiwa, yang terbagi atas 226.321 lakilaki dan 214.699 perempuan, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 87jiwa/km2, dan Jumlah Rumah Tangga sebanyak 99.800 KK dengan ratarata anggota rumah tangga sebanyak 4.
Gambar 5.58
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Parigi Moutong Tahun 20112013
Sumber: BPS, Sulteng Dalam Angka 2014.
Dari sisi ketenagakerjaan, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013 mencapai 193.964 jiwa lebih tinggi jika dibanding Tahun 2012 yaitu sebayak 193.161 jiwa. Dari jumlah angkatan kerja tersebut yang bekerja sebanyak 188.142 jiwa dan yang menganggur sebanyak 5.822 jiwa, dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 67,11%, dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3 %. Gambar 5.59 Perkembangan Angkatan Kerja & Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kabupaten Parigi Moutong Tahun 20112013 Sumber: BPS, 2014. 2) Kondisi Perekonomian Daerah 468
Perekonomian Kabupaten Parigi Moutong pada Tahun 2013 meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelunya. Pada Tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Parigi Moutong sebesar 7,83% lebih tinggi jika dibanding dengan tahun 2012 yaitu sebesar 7,77%. Jika dilihat dari besaran nilai PDRB Kabupaten Parigi Moutong, terlihat bahwa pada Tahun 2012 PDRB ADHB Kabupaten Parigi Moutong mencapai 8.319.907 Juta Rupiah meningkat menjadi 9.561.013 Juta Rupiah pada Tahun 2013, sementara PDRB ADHK 2000 dari 3.500.942 Juta Rupiah pada Tahun 2012 meningkat menjadi 3.775.191 Juta Rupiah pada tahun 2013.
Gambar 5.60
Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Parigi Moutong Tahun 20112013
Sumber: BPS, PDRB Kabupaten/Kota seSulteng, 2014.
Berdasarkan distribusi PDRB ADHB Tahun 2013, sektor yang paling besar andilnya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Parigi Moutong adalah sektor Pertanian dengan kontribusi sebesar 51,59%, disusul terbesar kedua dan ketiga masingmasing adalah sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel sebesar 16,71%,dan sektor JasaJasa sebesar 7,75%.Sedangkan sektor yang paling kecil kontribusinya adalah sektor Listrik dan Air Bersih yaitu hanya sebesar 0,17%.
Gambar 5.61
Distribusi PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013
Sumber: BPS, PDRB Kabupaten/Kota seSulteng, 2014.
Selanjutnya PDRB per kapita Kabupaten Parigi Moutong cenderung mengalami peningkatan, yakni pada tahun 2011sebesar Rp. 17.229.753, menjadi Rp. 19.422.743, pada tahun 2012, selanjutnya Tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 21.679.318,. Gambar5.62 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Parigi Moutong Tahun 20112013 Sumber: BPS, PDRB Kabupaten/Kota seSulteng, 2014. 3) Kondisi Kemiskinan 470
Kemiskinan merupakan kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seseorang yang pengeluaran perkapitanya selama sebulan tidak cukup untuk memenuhi standar hidup minimum.
Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Parigi Motong setiap tahunnya mengalami penurunan. Pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 79,1 ribu jiwa (18,70%) berkurang menjadi 75,4 ribu jiwa (17,36%) pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 menjadi 75,5 ribu jiwa (17,03%). Gambar5.63 Trend Kemiskinan Kabupaten Parigi Moutong Tahun 20112013 Sumber: BPS, 2014. 4) Kesehatan
Upayaupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah banyak dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Parigi Moutong. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan juga tidak lepas dari ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan.
Pada Tahun 2013, Kabupaten Parigi Moutong telah memiliki 2 unit Rumah Sakit Pemerintah. Prasarana lain yang menunjang derajat kesehatan di Kabupaten Parigi Moutong yaitu:Puskesmas induk sebanyak 21 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak 80 unit, dan Posyandu sebanyak 440 unit (BPS, Sulteng Dalam Angka 2014). Sementara tenaga kesehatan yang terdapat di Kabupaten Parigi Moutong hingga tahun 2013yaitu: Dokter Umum sebanyak 26 orang, Dokter Gigi sebanyak 10 orang,Dokter spesialis sebanyak 6 orang, Apoteker dan asisten sebanyak 63 orang, SKM sebanyak 111 orang, Bidan sebanyak 370 orang, Perawat sebanyak 443 orang; dan sanitarian sebanyak 73 orang (BPS, Sulteng Dalam Angka 2014). 5) Pendidikan
Pembangunan sektor pendidikan diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pendidikan, karena pendidikan ini merupakan pondasi yang fundamental dalam pembangunan mutu modal manusia. Keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan dapat dilihat dari beberapaindikator, antara lain yaitu: Angka Melek Huruf (AMH), Ratarata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).
Perkembangan capaian Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Parigi Moutong selama periode 20122013 cenderung meningkat, yakni dari 93,98%% pada tahun 2012 menjadi 94,85% pada tahun 2013. sementara Angka RataRata Lama Sekolah (RLS) pada tahun 2012 sebesar 7,17 tahun meningkat menjadi 7,19 tahun pada tahun 2013.
Selanjutnya capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Parigi Moutong selama periode 20112012 adalah sebagai berikut:
APK SD/Mi pada periode 20112012 cenderung menurun, yaitu dari 102, 44% pada tahun 2012 menjadi 102,14% pada tahun 2013.
APK SMP/MTs cenderung meningkat, yaitu dari 76,02% pada tahun 2012 menjadi 83,95% pada tahun 2013.
APK SMA/SMK/MA cenderung meningkat, yaitu dari 62,46% pada tahun 2012 menjadi 67,88% pada tahun 2013.
Sedangkan capaian Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Parigi Moutong selama periode 20122013, sebagai berikut:
APM SD/Mi cenderung menurun, yaitu dari 91,29% pada tahun 2012 menjadi 88,28% pada tahun 2013. APM SMP/MTs cenderung meningkat, yaitu dari 50,59% pada tahun 2012 menjadi 57,04% pada tahun 2013. APM SMA/SMK/MA cenderung meningkat, yakni dari 48,78% pada tahun 2012 menjadi 53,69% pada tahun 2013. Tabel 5.8 Perkembangan Capaian Indikator Bidang Pendidikan Kabupaten Parigi Moutong Tahun 20112013 No . Indikator Pendidikan 2011 2012 2013 1. Angka Melek Huruf (%) 93,96 93,98 94,85 2. RataRata Lama Sekolah (tahun) 7,16 7,17 7,19 3. APK (%) APK SD/MI 102,44 102,44 102,14 APK SMP/MTs 75,84 76,02 83,95 APK SMA/SMK/MA 61,95 62,46 67,88 4. APM (%) APM SD/MI 91,29 91,29 88,28 APM SMP/MTs 60,44 50,59 57,04 APM SMA/SMK/MA 48,13 48,78 53,69 Sumber: BPS, 2014.
6) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Capaian pembangunan mutu modal manusia di Kabupaten Parigi Moutong cenderung mengalami peningkatan sejak periode 20112013, yang direfresentasikan melalui nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Parigi Moutong, yakni dari 69,28 poin pada tahun 2011 meningkat menjadi 69,75 poin pada tahun 2012, selanjutnya pada tahun 2013 meningkat menjadi 70,33 poin, dengan posisi peringkat ke8 se Sulteng pada Tahun 2013. Gambar 5.64 Perkembangan IPM Kabupaten Parigi Moutong Tahun 20112013 Sumber: BPS, 2013. Perkembangan capaian IPM Kabupaten Parigi Moutong selama periode Tahun 20112013 berada dibawah IPM Provinsi Sulawesi Tengah dan IPM Nasional.
Gambar 5.65
IPM Kabupaten Parigi Moutong Dalam Perspektif Sulteng Tahun 2012
Sumber: BPS, 2013. B. ISU STRATEGIS
1) Peningkatan Akses dari dan Ke Kabupaten Parigi Moutong (terutama dari Ibukota Provinsi).
2) Pertanian dengan Pola Tradisional.
3) Inovasi dalam Menghasilikan Barang atau Jasa yang Bernilai Ekonomis dan Berkualitas Tinggi.
4) Pengelolaan dan Pemasaran Pariwisata. 5) Kebutuhan Listrik, Air dan Telekomunikasi. 6) Bencana Alam.
7) Pembangunan yang Berkelanjutan. Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Alam Belum Optimal dan Terkendali.
C. PROGRAM PRIORITAS
Prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2016 sebagai berikut :
a) ProgramPeningkatan aksesbilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan
b) Pengentasan kemiskinan dan Pengangguran
c) Revitalisasi Pertanian, kehutanan, Perikanan Kelautan dan Pariwisata
d) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola e) Peningkatan Pembangunan infrastruktur
f) Peningkatan iklim Investasi dan Iklim Usaha g) Pengelolaan Tata Ruang, Penanggulangan Bencana dan Lingkungan Hidup 5.2.9 KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN A. KONDISI SAAT INI 1) Penduduk Dan Ketenagakerjaan
Pada Tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan sebanyak 113.025 jiwa, yang terdiri dari 57.078 lakilaki,
476
dan 55.947 perempuan, dengan tingkat kepadatan penduduk 45 jiwa/Km2. Jumlah Rumah Tangga sebanyak 28.398 KK dengan rata rata anggota rumah tangga sebanyak 4 orang. Gambar 5.66 Perkembangan Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 20112013 Sumber: BPS, Sulteng Dalam Angka 2014. Dari sisi ketenagakerjaan, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013 mencapai 84.152 jiwa lebih tinggi dibandingkan Tahun 2012 sebayak 83.503 jiwa. Dari jumlah angkatan kerja tersebut yang bekerja sebanyak 80.161 jiwa dan yang menganggur sebanyak 3.991 jiwa, dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 71,93%, dan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 4,74%. Gambar 5.67 Perkembangan Angkatan Kerja & Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kabupaten Bangkep Tahun 20112013
Sumber: BPS, 2014.
2) Kondisi Makro Ekonomi Daerah
Pembangunan perekonomian Kabupaten Banggai Kepulauan menunjukkan perkembangan yang signifikan yang direfresentasikan melalui perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banggai Kepulauan. Terlihat bahwa pada Tahun 2012 nilai PDRB ADHB sebesar 1.219.021 Juta Rupiah meningkat menjadi 1.378.832 Juta Rupiah pada Tahun 2013, sementara PDRB ADHK 2000 dari 534.680 Juta Rupiah pada Tahun 2012 meningkat menjadi 579.733 Juta Rupiah pada tahun 2013. Dengan laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2011 sebesar 8,42% meningkat menjadi 8,43% pada Tahun 2013.
Gambar5.68
Perkembangan Nilai PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangkep Tahun 20112013
Sumber: BPS, PDRB Kabupaten/Kota seSulteng, 2014.
Dilihat dari distribusi PDRB ADHB tahun 2013, Sektor yang paling berperan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bangai Kepulauan adalah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 43,82%, disusul terbesar kedua dan ketiga masingmasing adalah Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 27,21%,dan Sektor JasaJasa sebesar 11,48%. Sedangkan sektor yang paling kecil andilnya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih yaitu hanya sebesar 0,27%. Gambar 5.69 Distribusi PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013 Sumber: BPS, PDRB Kabupaten/Kota seSulteng, 2014.
Sejalan dengan itu, PDRB per kapita Kabupaten Banggai Kepulauan juga mengalami peningkatan, yakni pada tahun 2011 sebesar Rp. 9.850.967, menjadi Rp. 11.089.744, pada tahun 2012, selanjutnya pada Tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 12.199.350, Gambar 5.70 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Bangkep Tahun 20112013 Sumber: BPS, PDRB Kabupaten/Kota seSulteng 2014. 3) Kondisi Kemiskinan
Dari sisi kemiskinan, perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Banggai Kepulauan sejak periode 20112013 cenderung mengalami penurunan. pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangkep sebanyak 31,8 ribu jiwa (18,08%) berkurang menjadi 30,3 ribu jiwa (17,03%) pada Tahun 2012, selanjutnya pada tahun 2013 berkurang hingga menjadi 29,4 ribu jiwa (16,30%).
Gambar 5.71
Trend Kemiskinan Kabupaten Bangkep Tahun 20112013
Sumber: BPS, Kemiskinan Kabupaten/Kota seSulteng, 2013.
4) Kesehatan
Bidang kesehatan merupakan salah satu bidang yang perlu diperhatikan dalam pembangunan daerah. Upayaupaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah banyak dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Banggai Kepulauan antara lain dengan melakukan penyuluhan kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa dan penyediaan sarana air bersih.
Pada Tahun 2013, Kabupaten Banggai Kepulauan telah memiliki 1 unit Rumah Sakit Pemerintah, yang ditunjang oleh prasarana lainnya yaitu Puskesmas induk sebanyak 15 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak 70 unit, dan Posyandu sebanyak 251 unit (BPS, Sulteng Dalam Angka 2014).
Sedangkan tenaga kesehatan yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan pada Tahun 2013 yaitu Dokter Umum sebanyak 30 orang, Dokter Gigi sebanyak 4 orang, Apoteker dan asisten sebanyak 42 orang, SKM sebanyak 150 orang, Bidan sebanyak 221
orang, Perawat sebanyak 389 orang, dan sanitarian sebanyak 22 orang (BPS, Sulteng Dalam Angka 2014).
5) Pendidikan
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat, pendidikan merupakan hal yang mutlak di perlukan. Untuk mendukung hal tersebut ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sangat dibutuhkan. Selanjutnya Keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain yaitu: Angka Melek Huruf (AMH), Ratarata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).
Perkembangan capaian Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Banggai Kepulauan cenderung meningkat selama periode 20122013, yakni dari 95,08% pada tahun 2012 menjadi 95,11% pada tahun 2013. sementara Angka RataRata Lama Sekolah (RLS) pada tahun 2012 sebesar 7,94 tahun meningkat menjadi menjadi 7,96 tahun pada tahun 2013.Selanjutnya capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Banggai Kepulauan selama periode 20122013 sebagai berikut:
APK SD/Mi cenderung meningkat, yaitu dari 103,12% pada tahun 2012 menjadi 107,49% pada tahun 2013.
APK SMP/MTs cenderung menurun dari 97,24% pada tahun 2012 menjadi 90,73% pada tahun 2013.
APK SMA/SMK/MA cenderung menurun dari 74,75% pada tahun 2012 menjadi 69,08% pada tahun 2013.
Sementara capaian Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Banggai Kepulauan selama periode 20122013 sebagai berikut:
APM SD/Mi cenderung menurun yakni dari 89,31% pada tahun 2012 menjadi 87,14% pada tahun 2013. APM SMP/MTs cenderung menurun, yakni dari 66,69% pada tahun 2012 menjadi 66,46% pada tahun 2013. APM SMA/SMK/MA cenderung meningkat, yaitu dari 48,16% pada tahun 2012 menjadi 52,66% pada tahun 2013. Tabel 5.9 Perkembangan Capaian Indikator Pembangunan Bidang Pendidikan Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 20112012 No . Indikator Pendidikan 2011 2012 2013 1. Angka Melek Huruf (%) 95,07 95,08 95,11 2. RataRata Lama Sekolah (tahun) 7,92 7,94 7,96 3. APK (%) APK SD/MI 103,12 103,12 107,49 APK SMP/MTs 94,96 97,24 90,73 APK SMA/SMK/MA 69,74 74,75 69,08 4. APM (%) APM SD/MI 89,33 89,31 87,14 APM SMP/MTs 66,69 66,69 66,46 APM SMA/SMK/MA 43,52 48,16 52,66 Sumber: BPS, 2014. 6) Kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Capaian pembangunan mutu modal manusia di Kabupaten Banggai Kepulauan cenderung meningkat sejak periode 20112013, hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai IPM Kabupaten Banggai Kepulauan, yakni dari 68,28 poin pada Tahun 2011 meningkat
menjadi 68,90 poin pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 69,12 poin, dengan posisi peringkat ke 11 se Sulawesi Tengah. Gambar 5.72 Perkembangan IPM Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah, dan Nasional Tahun 20112013 Sumber: BPS, 2013.
Capaian IPM Kabupaten Banggai Kepulauan selama periode Tahun 20112013 masih dibawah IPM Provinsi Sulawesi Tengah, dan IPM Nasional.
B. ISU STRATEGIS
1) Belum optimalnya pemenuhan hak dasar rakyat dan pencapaian sasaran target pembangunan MDGs.
2) Belum optimalnya pelayanan pemerintahan dan reformasi birokrasi. 3) Terbatasnya sarana dan prasarana dan mutu leyanan pendidikan
dan kesehatan.
4) Belum optimalnya pengelolaan sumber daya pertanian, kelautan dan perikanan. .
5) Masih rendahnya pertumbuhan UMKM dan koperasi aktive. 484
6) Rendahnya jumlah dan mutu sarana dan prasarana ketenagalistrikan.
7) Belum optimalnya investasi dalam mendorong percepatan pembangunan daerah. 8) Rendahnya penguasaan teknologi komunikasi dan informasi. 9) Kurangnya kesadaran pemangku kepentingan terhadap kelestarian lingkungan serta belum optimalnya pengelolaan potensi wisata. C. PROGRAM PRIORITAS Prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2016 sebagai berikut : a) Program peningkatan penegakan supremasi hukum dan tata kelola pemerintahan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN b) Program peningkatan pendidikan yang berkualitas, relevan, efisiensi dan efektif yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. c) Program peningkatan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat
melalui pelayanan yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
d) Program pengembangan struktur ekonomi berbasis pedesaan yang mampu memanfaatkan keunggulan potensi lokal.
e) Program peningkatan infratsruktur yang memadai agar masyarakat dapat memiliki akses untuk memenuhi kebutuhan hidup layak. f) Program peningkatan kualitas kehidupan, peran perempuan,
kesejahteraan anak dan partisipasi pemuda dalam pembangunan