B. ISU STRATEGIS
1) Penduduk dan Ketenagakerjaan Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kabupaten Morowal
Tahun 2013 sebanyak 108.873 jiwa, yang terbagi atas 55.678 laki laki dan 53.195 perempuan, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 36jiwa/km2, dan Jumlah Rumah Tangga sebanyak 26.750 KK dengan ratarata anggota rumah tangga sebanyak 4 orang. Gambar 5.50 Perkembangan Penduduk di Kabupaten Morowali Tahun 20112013 Sumber: BPS, Sulteng Dalam Angka 2014. Dari sisi ketenagakerjaan, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Morowali Tahun 2013 mencapai 91.734 jiwa lebih rendah dibanding Tahun 2012 sebayak 94.181 jiwa. Dari jumlah angkatan kerja tersebut yang bekerja sebanyak 88.985 jiwa dan yang menganggur sebanyak 2.749 jiwa, dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 62,47%, dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3%.
Perkembangan Angkatan Kerja & Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kabupaten Morowali Tahun 20112013
Sumber: BPS, 2014.
2) Kondisi Perekonomian Daerah
Perkembangan perekonomian Kabupaten Morowali selama periode 20112013 terus menujukkan trend yang meningkat, yang tercermin dari meningkatnya nilai PDRB Kabupaten Morowali.
Pada Tahun 2012 nilai PDRB ADHB Kabupaten Morowali mencapai 2.380.190 Juta Rupiah meningkat menjadi 3.061.475 Juta Rupiah pada Tahun 2013, sementara PDRB ADHK 2000 dari 915.840 Juta Rupiah pada Tahun 2012 meningkat menjadi 1.056.477 Juta Rupiah pada Tahun 2013. Dengan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Morowali Tahun 2013 sebesar 15,35% lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 15,21%.
Gambar 5.52
Perkembangan Nilai PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Morowali Tahun 20112013
Sumber: BPS, PDRB Kabupaten/Kota seSulteng, 2014.
Berdasarkan distribusi PDRB ADHB tahun 2013, sektor yang paling besar kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Morowali adalah sektor Pertambangan dan Penggalian dengan kontribusi sebesar 46,26%, disusul terbesar kedua yaitu sektor Pertanian dengan kontribusi sebesar 25,66%, dan terbesar ketiga adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 11,30%. Sedangkan sektor yang paling kecil kontribusinya adalah sektor Listrik dan Air Bersih yaitu hanya sebesar 0,33%. Gambar5.53 Distribusi PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Morowali Tahun 2013 Sumber: BPS, PDRB Kabupaten/Kota seSulteng, 2014.
Selanjutnya PDRB per kapita Kabupaten Morowali juga cenderung meningkat, dimana pada tahun 2011sebesar Rp. 22.511.358, meningkat menjadi Rp. 17.341.598, pada Tahun 2012, selanjutnya pada Tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 28.119.689,. Gambar 5.54 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Morowali Tahun 20112013 Sumber: BPS, PDRB Kabupaten/Kota seSulteng, 2013. 3) Kondisi Kemiskinan
Kemiskinan merupakan kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seseorang yang pengeluaran perkapitanya selama sebulan tidak cukup untuk memenuhi standar hidup minimum.
Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Morowali setiap tahunnya cenderung mengalami penurunan. Terlihat bahwa pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Morowali sebanyak 39,8 ribu jiwa (18,85%) berkurang menjadi 37,6 ribu jiwa (17,25%) pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 menjadi 35,4% (15,92%).
Gambar 5.55 Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Morowali Tahun 20112013 Sumber: BPS, Kemiskinan Kabupaten/Kota seSulteng, 2013. 4) Pendidikan Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses pembangunan suatu daerah. Pendidikan merupakan salah satu wahana dalam membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas yang diharapkan mampu mendorong kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. sejalan dengan itu pemerintah daerah Kabupaten Morowali juga telah melakukan upaya yang antara lain peningkatan kualitas pendidik dimana pemerintah daerah menyediakan bantuan penyetaraan pendidikan guru setingkat S1/D3 dan mengikutsertakan dalam pelaksanaan sertifikasi pendidik. Dalam rangka mendukung pembangunan pendidikan yang lebih baik maka sejak tahun 2008 pemerintah Kabupaten Morowali telah mencanangkan PROGRAM PENDIDIKAN GRATIS yakni dengan menyediakan dukungan bantuan biaya pendidikan diluar dana bos (bantuan operasional sekolah) dari pemerintah pusat.
Perkembangan capaian Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Morowali cenderung meningkat selama periode 2012 2013, yakni dari 97,49% pada tahun 2012 menjadi 97,54% pada tahun 2013. sementara Angka RataRata Lama Sekolah (RLS) pada tahun 2012 sebesar 8,20 tahun meningkat menjadi 8,28 tahun pada tahun 2013. Tabel 5.7 Perkembangan Capaian Indikator Pembangunan Bidang Pendidikan Di Kabupaten Morowali Tahun 20112013 Indikator Pendidikan Angka Melek Huruf (%) RataRata Lama Sekolah
(tahun) APK (%) APK SD/MI APK SMP/MTs APK SMA/SMK/MA APM (%) APM SD/MI APM SMP/MTs APM SMA/SMK/MA Sumber: BPS, 2014.
Selanjutnya capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Morowali selama periode 20122013 sebagai berikut: APK SD/Mi cenderung menurun, yaitu dari 106,12% pada
tahun 2012 menjadi 104,81% pada tahun 2013.
APK SMP/MTs cenderung menurun, yaitu dari 90,05% pada tahun 2012 menjadi 85,60% pada tahun 2013.
APK SMA/SMK/MA cenderung meningkat, yaitu dari 67,16% pada tahun 2012 menjadi 85,98% pada tahun 2013.
5) Kesehatan
Upayaupaya pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan di Kabupaten Morowali terus dilakukan dengan dicanangkannya Program Pelayanan Kesehatan Gratis, yakni bantuan pengobatan gratis melalui bantuan pelayanan jaminan sosial daerah (bapenjamsosda) yang melayani pasien dirumah sakit, puskesmas maupun pasien rujukan. Program ini telah berjalan sejak tahun 2008 dan telah memberikan manfaat besar khususnya untuk mengurangi beban penduduk miskin dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan di Kabupaten Morowali.
Hingga Tahun 2013, Kabupaten Morowali telah memiliki 1 unit Rumah Sakit Pemerintah. Prasarana lain yang menunjang derajat kesehatan di Kabupaten Morowali yaitu:Puskesmas induk sebanyak 19 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak 72 unit, dan Posyandu sebanyak 314 unit (BPS, Sulteng Dalam Angka 2014).
Dari segi tenaga kesehatan, pada Tahun 2013Kabupaten Morowali telah terdapat Dokter Umum sebanyak 53 orang, Dokter spesialis 3 orang, Dokter Gigi sebanyak 9 orang, Apoteker dan asisten sebanyak 33 orang, SKM sebanyak 58 orang, Bidan sebanyak 155 orang, Perawat sebanyak 283 orang, dan sanitarian sebanyak 27 orang (BPS, Sulteng Dalam Angka 2014).
6) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Capaian pembangunan mutu modal manusia di Kabupaten Morowali cenderung mengalami peningkatan sejak periode 2012 2013, yakni dari 71,95 poin pada tahun 2012 meningkat menjadi 72,27 poin pada tahun 2013, dengan posisi peringkat ke3 se Sulawesi Tengah.
Gambar 5.56
Tahun 20112013
Sumber: BPS, 2014.
Perkembangan capaian IPM Kabupaten Morowali selama periode Tahun 20112013 berada dibawah nilai IPM Provinsi Sulawesi Tengah, dan IPM Nasional. Gambar 5.57 IPM Kabupaten Morowali Dalam Perspektif Sulteng Tahun 2013 Sumber: BPS, 2014. B. ISU STRATEGIS 464
1) Kemampuan pembiayaan pembangunan daerah masih perlu ditingkatkan dengan menyusun rencana tindak perbaikan sumber penerimaan daerah (RIAPs).
2) Kemampuan aparatur pemerintah perlu ditingkatkan melalui pendidikan dan motivasi kerja.
3) Pembangunan infrastruktur perhubungan melalaui pengembangan sistem jaringan transportasi darat, laut dan udara masih perlu ditingkatkan untuk mendorong keterkaitan antar wilayah.
4) Pembangunan sumber daya air masih perlu ditingkatkan untuk pemenuhan kebutuhan jaringan irigasi, sumber air baku PDAM dan pengendali banjir.
5) Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan akses kependudukan masih perlu ditingkatkan.
6) Pemanfaatan potensi sumber daya alam tersedia sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten morowali perlu ditindaklanjuti dengan penataan ruang sektor riil terutama untuk investasi bidang agribisnis, kehuatanan, pertambangan dan sektor kelautan.
7) Pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat perlu ditingkatkan melalui pengembangan badan usaha milik desa (BUMDES) dan aliansi strategis usaha bisnis.
8) Pembangunan infratsruktur untuk pembukaan wilayah terisolasi dengan pulaupulau kecil masih perlu lebih ditingkatkan.
9) Diperlukan adanya pengaturan pola kerjasama kemitraan usaha yang sehat, adil dn bermartabat dalam pengembangan investasi dunia usaha untuk pemanfaatan potensi sumber daya alam guna mewujudkan keharmonisan hubungan antara masyarakat dengan investor.
10) Perlu dirumuskan strategi pembiayaan pembangunan yang efektif dan efisien melalui pola pengalokasian dana sharing antara sumber dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN.