• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran yang dapat berguna bagi penelitian selanjutnya sehingga penelitian ini menjadi semakin baik. Berikut saran peneliti.

1. Penelitian ini mengambil topik kefatisan berbahasa warga masyarakat berlatar belakang kultur Tionghoa di wilayah Beskalan Selatan Yogyakarta. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan lebih banyak lagi manifestasi lain dari komunikasi fatis seperti subkategori, wujud atau penanda fatis lainnya, sehingga teori mengenai komunikasi fatis menjadi semakin lengkap.

2. Peneliti berharap melalui penelitian ini dapat menjadi pengetahuan baru bagi khalayak umum, mahasiswa, maupun dosen mengenai kefatisan berbahasa sehingga proses komunikasi menjadi lebih baik.

3. Peneliti berharap adanya penelitian baru atau lanjutan mengenai bentuk dan makna ujaran kefatisan berbahasa dengan sumber dan objek yang berbeda sehingga pemahaman tentang bahasa fatis dapat dipahami lebih dalam dan rinci.

70

DAFTAR PUSTAKA

Adistin, A. Y. M. (2016). Basa-Basi dalam Berbahasa Antaranggota Keluarga Pendidik di Desa Junggul, Bandungan, Jawa Tengah [Universitas Sanata Dharma].

Akbar, N. H. (2016). Kategori Fatis dalam Bahasa Indonesia pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7. Universitas Mataram.

Andi Prastowo. (2011). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Arifin, Zainal. (2008). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Lentera Cendikia.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arimi, Sailal. (1998). Basa-basi dalam Masyarakat Bahasa Indonesi. Tesis.

Yogyakarta: UGM.

Blum-Kulka, Shoshana. (1987). The Metapragmatics of Politeness in Israel Society, in Richard Watts, S. Ide, K. Ehlich (Eds.). Politeness in Language:

Studies in its History, Theory and Practise. Berlin: Moutun de Gruyter.

Damarsasi, G. D. (2017). Kajian Sosiopragmatik Kefatisan Berbahasa Para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Djajasudarma, Fatimah. (1993). Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT. Eresco.

Halliday, M. A. K., & Hassan, R. (2013). Cohesion in English. New York:

Routledge.

Hilmiati. (2012). Bentuk Fatis Bahasa Sasak (Phatic Communication In Sasak).

Mabasan, 6 No. 1, 18–26.

71

Ibrahim, Abdul Syukur. (1993). Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

Jacobson, W. J. & Bergman, A. B. (1980). Science for Children: A Book for Teacher. New Jersey: Prentice-Hall.

Kaswanti Purwo, Bambang. (1990). Pragmatik dan Pengajaran Bahasa Menyimak Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius.

Keraf, G. (1984). Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, H. (1993). Kamus Linguistik: Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, H. (2008). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia.

Leech, Geoffrey. (1993). Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Leech, Geoffrey. (1983). Prinsip-prinsip Pragmatik. Terjemahan oleh M.D.D.

Oka. 1993. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press).

Mahsun. (2007). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Moleong, Lexi J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Moleong, Lexi J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nuryani, L. (2013). Fungsi Basa-Basi dalam Tindak Bahasa di Kalangan Masyarakat Jawa (Kajian Pragmatik) (Vol. 1, Issue 1) [Universitas Muhammadiyah Surakarta].

Parera, J. D. (1983). Pengantar Linguistik Umum Bidang Sintaksis: Seri C.

Jakarta: Nusa Indah.

72

Parera, J. D. (1988). Sintaksis. Jakarta: Gramedia.

Pranowo. (2009). Berbahasa Secara Santun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pranowo. (2009). Kesantunan Berbahasa Tokoh Masyarakat. Yogyakarta: USD.

Purwadarminta. (2010). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rahardi, R. K. (2016). Manifestasi Wujud Dan Makna Pragmatik Kefatisan Berbahasa Dalam Ranah Pendidikan. Adabiyyāt: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 15(2), 226.

Ramlan. (2001). Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

Rahardi, Kunjana. (2006). Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Rosnilawati, Ermanto, & Juita, N. (2013). Tindak Tutur dan Strategi Bertutur dalam Pasambahan Maantaan Marapulai Pesta Perkawinan di Alahan Panjang Kabupaten Solok. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(2), 461–468.

Supomo, Bambang. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi &

Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Sutrisno, Heru. (2008). Kesantunan Imperatif dalam Pidato M. Anis Matta:

Analisis Pragmatik. Skripsi. Surakarta: UMS.

Syamsuddin AR, dkk. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Wijana, I Dewa Putu. (1996). Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Yule, G. (1996). Pragmatik. Terjemahan oleh Indah Fajar Wahyuni. 2006.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

73 LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Triangulator

74

DATA PENELITIAN

KAJIAN PRAGMATIK KULTUR SPESIFIK

KEFATISAN BERBAHASA WARGA MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG KULTUR TIONGHOA DI WILAYAH BESKALAN SELATAN YOGYAKARTA

Oleh: Dinda Monica Putri Teguh / 171224076 Pembimbing: Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.

Petunjuk Triangulasi:

1. Triangulator memberikan tanda centang () pada kolom ya/tidak untuk menggambarkan penilaian Anda.

2. Berilah catatan pada kolom komentar untuk membantu kebenaran dari hasil analisis.

3. Setelah mengisi tabulasi data, triangulator dimohon untuk membubuhkan tanda tangan di bagian akhir Keterangan:

Data-data penelitian dikelompokkan menjadi 8 bagian berdasarkan makna ujaran kefatisan. Kode-kode data tersebut diantaranya (A) untuk Menerima, (B) untuk Mengundang atau Meminta, (C) untuk Menolak, (D) untuk Berterima Kasih, (E) untuk Menyampaikan Salam, (F) untuk Meminta Maaf, dan (G) untuk Memberikan Simpati atau Empati.

Kode Data Data Bentuk

Ujaran Kefatisan Ya Tidak

A1/KB MT: “Oalah iki to anakmu. Ayu ne koyo Piyai koe, wok.” (Oalah ini anakmu. Cantik seperti Piyai kamu, nak

Frasa Menerima Penutur menerima pujian dan memberikan pujian kepada mitra tutur secara tidak langsung.

V

75 (sebutan untuk gadis))

P: “Bisa aja, mbah. Tep ayu mbah no.” (Bisa aja mbah. Tetap cantik mbah)

MT: “Wes sepuh ngene?” (Sudah tua seperti ini?)

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang ibu berusia 50 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang nenek berusia 80 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Tuturan terjadi pada saat kunjungan ke rumah tetangga. Mitra tutur memberikan pujian kepada anak dari mitra tutur yang dibalas dengan pujian juga oleh penutur.

- Tuturan terjadi di teras rumah mitra tutur.

76 B1/KB MT: “Bu, mbok leren.

Istirahat.” (Bu, istirahat dulu)

P: “Ndak isa… Belum beres ini. Tak kerjain dhewe. Raono sing isa disuruh e…” (Ngga bisa… Belum selesai ini. Saya kerjakan sendiri. Ngga ada yang bisa disuruh.)

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang nenek berusia 78 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang ibu rumah tangga berusia 52 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Tuturan terjadi ketika mitra tutur melihat penutur terlihat kelelahan setelah mengerjakan tugas rumahnya. Mitra tutur meminta penutur untuk

Kalimat Meminta Penutur meminta untuk dibantu oleh mitra tutur.

V

77 istirahat. Penutur

menolak dan

memberitahu mitra tutur bahwa pekerjaan ia kerjakan sendiri dan sebenarnya ingin dibantu orang lain.

- Tuturan terjadi di teras rumah penutur.

C1/KB MT: “Bu, tak maen yo mbek konco-konco.”

(Bu, saya main sama teman-teman ya.)

P: “Bawa kunci gerbang sekalian. Siapa tau dah ditutup pas koe bali.”

MT: “Ora sue-sue og, Bu.” (Ngga lama-lama kok, Bu)

Konteks tuturannya:

- Mitra tutur seorang anak berusia 19 tahun, berjenis kelamin laki-laki.

- Penutur seorang ibu rumah tangga berusia 46

Kalimat Menolak Penutur sebenarnya

melarang mitra tutur untuk pergi dengan memberikan nasihat.

V

78 tahun, berjenis kelamin

perempuan.

- Penutur dan mitra tutur merupakan ibu dan anak.

- Tuturan terjadi ketika mitra tutur ingin berpamitan dengan penutur untuk pergi bermain. Penutur memberikan nasihat untuk membawa kunci gerbang gang karena jam 10 malam gerbang sudah di gembok yang sebenarnya maksud penutur adalah melarang mitra tutur untuk bermain.

- Tuturan terjadi di dalam rumah penutur dan mitra tutur saat sore hari.

B2/KB P: “Nik, nanti selo ngga?” (Nik, nanti ada waktu senggang ngga?) MT: “Belom tau sih, om.

Kenapa om?”

P: “Ngga papa, cuma

Klausa Meminta Penutur menanyakan

kegiatan yang akan dilakukan mitra tutur dan ingin meminta bantuannya.

V

79 tanya. Minta tolong

fotocopy-in BPJS nya engkong.”

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang bapak berusia 55 tahun, berjenis kelamin laki-laki.

- Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 20 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Penutur dan mitra tutur adalah kerabat keluarga yang tinggal satu rumah.

- Tuturan terjadi saat penutur berpapasan dengan mitra tutur di ruang keluarga. Penutur menanyakan kegiatan yang akan dilakukan mitra tutur. Mitra tutur belum dapat memastikan kegiatannya yang akan ia kerjakan. Penutur ingin meminta bantuan dari mitra tutur.

80 - Tuturan terjadi di

dalam rumah penutur dan mitra tutur.

D1/KB MT: “Mam, bakpia nya dihitung 20 ribu aja ya.”

P: “Oke, Usi.”

MT: “Tak bonusi juga hehehe…” (Saya kasih bonus juga hehehe…) P: “Weh repot-repot, nuwun tenan yo, Us.”

(Wah repot-repot, makasih banget ya, Us) Konteks tuturannya:

- Penutur seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang penjual bakpia berusia 40 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Tuturan terjadi pada saat transaksi jual beli bakpia. Mitra tutur menyampaikan harga bakpia serta memberikan

Klausa Berterima kasih Penutur mengucapkan terima kasih karena telah diberikan bonus bakpia.

V

81 bonus kepada penutur.

Penutur mengucapkan terima kasih karena telah diberikan bonus bakpia.

- Tuturan terjadi di rumah penutur.

F1/KB MT: “Pak, kemarin lupa anter es ya?”

P: “Ya ampun! Ho o mbak. Lali aku. Nyuci njuk servis motor.

Maaf nggih mbak.” (Ya ampun! Iya mbak.

Lupa saya. Nyuci lalu servis motor. Maaf ya mbak.)

MT: “Ndak papa, Pak.”

(Tidak apa-apa, Pak) Konteks tuturannya:

- Mitra tutur seorang penjual nasi padang berusia sekitar 30 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Penutur seorang penjual es batu berusia 55 tahun, berjenis

Klausa Meminta maaf Penutur bermaksud menyatakan permintaan maaf nya karena tidak melakukan sesuatu yang diminta mitra tutur.

V

82 kelamin laki-laki.

- Tuturan terjadi saat transaksi jual beli es batu. Mitra tutur mengkonfirmasi penutur bahwa hari sebelumnya tidak mengantar es batu seperti biasanya. Penutur mengucapkan kata maaf karena lupa mengantar es batu seperti biasanya karena kesibukan yang lain.

- Tuturan terjadi di rumah penutur.

A2/KB MT: “Kamu mau

dibawain apa? Bakso po?”

P: “Ya, boleh Ma.”

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang pelajar berusia 16 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang ibu berusia 50 tahun, berjenis kelamin

Frasa Menerima tawaran

Penutur menerima tawaran dari mitra tutur .

V

83 perempuan.

- Tuturan terjadi ketika mitra tutur ingin pergi dan menanyakan kepada penutur ingin dibawakan apa setelah pergi.

Penutur menerima tawaran mitra tutur untuk dibawakan bakso.

- Tuturan terjadi di rumah penutur dan mitra tutur sore hari.

D2/KB MT: “Nok, iki diminum susu sapi. Gek mari yo.”

((panggilan untuk perempuan) ini diminum susu sapi. Cepat sembuh ya.)

P: “Akeh tenan, cik.

Kamsia ya cik!”

(Banyak sekali, cik.

Makasi ya cik)

MT: “Iyo. Wes gek diminum.” (Iya. Cepat diminum)

Konteks tuturannya:

- Mitra tutur seorang ibu

Kata Berterima kasih Penutur mengucapkan terima kasih karena telah diberikan sesuatu oleh mitra tutur.

V

84 rumah tangga berusia 53

tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Penutur seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Tuturan terjadi saat mitra tutur menjenguk penutur yang sedang sedang sakit. Penutur mengucapkan terima kasih karena sudah dijenguk dan diberikan buah tangan. harapan bagi mitra tutur.

V

85 P: “Anak sekarang cepet

cik. Njuk SMA ne ngendi?” (Anak sekarang cepat cik. Lalu SMA nya mau di mana?)

MT: “Pengene negri, tapi nggo jogo-jogo wes keterima ning PL.” (Mau nya negeri, tapi untuk jaga-jaga sudah keterima di PL)

P: “Oalah syukur.

Muga-muga ketompo neng negri yo. Kabeh apik og.” (Oalah syukur. Semoga keterima di negeri ya.

Semua bagus kok) MT: “Amin, Tik.

Doakake yo.” (Amin, Tik. Doakan ya)

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang ibu

86 rumah tangga berusia 53

tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Tuturan terjadi saat bincang-bincang sore ibu-ibu kampung.

Penutur menanyakan keadaan anak mitra tutur.

Mitra tutur memberikan kabar sekaligus meminta doa untuk anaknya bersekolah. Penutur memberikan ucapan doa untuk anak mitra tutur.

- Tuturan terjadi di tahun, berjenis kelamin

Kata Memberi salam atau menyapa

Si pelajar mengucapkan

‘permisi’ sebagai sapaan kepada si engkong sekaligus menerapkan sopan santun ketika ingin lewat di depan orang.

V

87 laki-laki.

- Penutur seorang pelajar berusia 16 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Tuturan terjadi ketika si pelajar sedang berjalan di gang dan bertemu si kakek. Si kakek sedang duduk di kursi kayu nya, kemudian si pelajar menyapa dan memberi salam kepada si kakek.

- Tuturan terjadi di jalan gang ketika siang hari.

B3/KB P: “Enak ga, Nik, sop e?” (Enak tidak sop nya, Nik?)

MT: “Enak banget, ik.

Masak apa aja enak iik tuh.”

P: “Bisa aja kamu ni.”

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang ibu rumah tangga berusia 47 tahun, berjenis kelamin perempuan.

Frasa Meminta pujian Penutur menanyakan kepastian dan meminta imbalan berupa pujian yang dibalas oleh mitra tutur dengan pujian.

V

88 - Mitra tutur seorang

mahasiswa berumur 20 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Penutur dan Mitra tutur merupakan kerabat keluarga yang tinggal satu rumah.

- Tuturan terjadi ketika penutur dan mitra tutur berpapasan di ruang tengah. Penutur menanyakan kepastian mengenai masakannya yang dicicip oleh mitra tutur. Mitra tutur memuji masakan penutur dengan mengatakan enak sekali.

Penutur menjadi malu tetapi menerima pujian tersebut.

- Tuturan terjadi di dalam rumah penutur dan mitra tutur.

E21/KB P: “Masak apa e mba?

Kok wanginya agak gosong.”

MT: “Ini lho lagi

Klausa Bertegur sapa Penutur sekadar menanyakan asal bau gosong yang tercium dari dekat mitra tutur yang

V

89 percobaan manggang

cookies. Ntar cobain ya.”

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang mahasiswa berusia 20 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur berusia 28 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur merupakan teman dari kakak penutur yang sering mengunjungi rumah penutur.

- Tuturan terjadi ketika penutur sedang menuju dapur untuk cuci piring.

Di dapur mitra tutur sedang membuat kue.

Penutur menanyakan asal bau gosong yang tercium di dekat mitra tutur.

- Tuturan terjadi di dapur dalam rumah penutur.

ternyata bau gula aren yang dipanggang.

90 B4/KB P: “Nik, nek selo tolong

bayarke air ya.” (Nik, kalau ada waktu senggang tolong bayar air ya.)

MT: “Iya kong, sek tak selesein nyuci.” (Iya kong, sebentar saya selesaikan nyuci)

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang kakek berusia 80 tahun, berjenis kelamin laki-laki.

- Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 20 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Penutur merupakan kakek dari mitra tutur yang tinggal satu rumah.

- Tuturan terjadi ketika penutur menghampiri mitra tutur yang sedang mencuci baju. Penutur meminta tolong untuk membayarkan air di bank jika mitra tutur

Klausa Meminta Penutur meminta bantuan mitra tutur untuk melakukan pembayaran di bank.

V

91 sudah selesai dengan

pekerjaannya. Mitra tutur memperjelas kegiatannya dan menerima permintaan tolong penutur.

- Tuturan terjadi di dalam rumah penutur dan mitra tutur.

E2/KB P: “Tumben e rajin nyiram tanaman pagi-pagi.”

MT: “Hehe iya tan…”

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang ibu rumah tangga berusia 53 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 20 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Tuturan terjadi saat penutur berpapasan dengan mitra tutur yang sedang menyiram tanaman. Penutur

Frasa Bertegur sapa Penutur menyapa mitra tutur yang sedang menyiram tanaman.

V

92 menyapa mitra tutur

dengan menanyakan hal yang dilakukan mitra tutur kala itu.

- Tuturan terjadi di depan rumah mitra tutur sore hari.

B5/KB P: “Pisang goreng

Pajeksan tu enak ya..”

MT: “Piye mama mau?

Tak beliin.”

P: “Ndak cuma nanya aja. Tapi ya boleh nanti sore beliin ya.”

Konteks tuturan:

- Penutur seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 20 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Penutur dan mitra tutur merupakan ibu dan anak.

- Tuturan terjadi saat waktu santai siang hari.

Frasa Meminta Penutur meminta dibelikan sesuatu oleh mitra tutur yang sesuai kehendaknya.

V

93 Penutur mengatakan

bahwa pisang goreng dekat rumahnya enak.

Mitra tutur mengetahui

maksud penutur

mengatakan hal itu.

Mitra tutur menawarkan untuk membelikan pisang tersebut. Penutur mengiyakan tawaran tersebut.

- Tuturan terjadi di dalam kamar penutur dan mitra tutur saat siang hari. mahasiswa berusia 20 tahun, berjenis kelamin perempuan.

94 rumah tangga berusia 50

tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Penutur dan mitra tutur merupakan ibu dan anak.

- Tuturan terjadi saat waktu santai siang hari.

Mitra tutur memberikan kabar bahwa temannya sudah lulus siding.

Penutur memberikan pujian selamat.

- Tuturan terjadi di dalam kamar penutur dan mitra tutur saat siang hari.

B6/KB P: “Mama mbayangin leci e… Kayanya seger.”

MT: “Lha piye? Mau po? Tak cariin di Gamping.”

P: “Ya besok-besok wae…”

Konteks tuturannya:

- Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 20

Klausa Meminta Penutur memberikan

informasi tentang kehendaknya dan mitra tutur

paham maksud

perkataannya.

V

95 tahun, berjenis kelamin

perempuan.

- Penutur seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Penutur dan mitra tutur merupakan ibu dan anak.

- Tuturan terjadi ketika waktu santai di siang

hari. Penutur

memberikan informasi bahwa ia menginginkan buah leci. Mitra tutur tahu maksud perkataan penutur dan menawarkan diri untuk membelikan.

Penutur mengiyakan namun tidak saat itu juga.

- Tuturan terjadi di dalam kamar penutur dan mitra tutur saat siang hari.

B7/KB P: “Kak saldomu

banyak ndak?”

MT: “Kenapa emang?”

P: “Minta isiin OVO

Frasa Meminta Penutur meminta agar

kehendaknya dipenuhi oleh mitra tutur. Mitra tutur mengiyakan kehendak itu.

V

96 hehehe…”

MT: “Ya sek.”

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang pelajar berusia 16 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 20 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Penutur dan mitra tutur merupakan saudara adik kakak.

- Tuturan terjadi ketika penutur tengah bersiap-siap untuk pergi. Penutur menanyakan mitra tutur jika masih memiliki saldo atau tidak. Penutur meminta untuk diisikan saldo tersebut. Mitra tutur mengiyakan.

- Tuturan terjadi di kamar penutur dan mitra tutur saat siang hari.

97 E3/KB P: “Kok jalan mbak?”

MT: “Iya, Pak. Dianter sama Bapak.”

P: “Kok dengaren, biasanya numpak motor dhewe.”

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang bapak berusia 57 tahun, berjenis kelamin laki-laki.

- Mitra tutur seorang pekerja pabrik berusia sekitar 25 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Tuturan terjadi ketika penutur dan mitra tutur berpapasan di jalan gang.

Mitra tutur baru saja sampai di jalan kampung dan akan menuju pabrik yang terletak di dalam kampung Beskalan.

Penutur menyapa mitra tutur dan heran karena

biasanya ia

menggunakan sepeda

Kata Bertegur sapa Penutur menyapa mitra tutur dan menanyakan sesuatu kepada mitra tutur.

V

98 motor tetapi kala itu

mitra tutur berjalan kaki.

- Tuturan terjadi di jalan kampung saat pagi hari.

E4/KB P: “Selamat pagi,

Kong. Ndak

berjemur?” (Selamat pagi, Kong. Tidak berjemur?)

MT: (tertawa) “Baca koran ini…”

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang ibu berusia 40 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang kakek berusia 80 tahun, berjenis kelamin laki-laki.

- Penutur merupakan pembeli es batu yang dijual mitra tutur.

- Tuturan terjadi ketika penutur baru sampai di rumah mitra tutur dan hendak membeli es batu.

Klausa Bertegur sapa Penutur menyapa mitra tutur yang sedang melakukan aktivitasnya.

V

99 Penutur melihat mitra

tutur yang sedang membaca koran. Mitra tutur menjawab sapaan penutur.

- Tuturan terjadi di ruang tamu rumah penutur saat pagi hari.

B16/KB P: “Banyak banget poster korea korea mu.

Kepake po?” (Banyak banget poster korea mu. Terpakai kah?) MT: “Ya namanya seneng piye meneh…”

(Ya namanya suka bagaimana lagi…) Konteks tuturannya:

- Penutur seorang pelajar berusia 18 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang pelajar berusia 17 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Penutur dan mitra tutur

Frasa Meminta sesuatu Penutur ingin meminta salah satu poster milik mitra tutur.

V

100 merupakan teman

sepermainan.

- Tuturan terjadi ketika penutur masuk ke dalam kamar mitra tutur.

Penutur melihat banyak poster yang tertempel di dinding kamar mitra tutur. Penutur bermaksud meminta salah satu poster tersebut.

- Tuturan terjadi di dalam kamar mitra tutur.

B8/KB P: “Wes jam 3, ngga nyiram taneman po?”

(Sudah jam 3, ngga nyiram tanaman kah?) MT: “Iya sebentar.”

P: “Sekalian digeser pot yang gede.”

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur seorang mahasiswa berusia 20

Frasa Meminta Penutur meminta bantuan mitra tutur untuk melakukan sesuatu.

V

101 tahun, berjenis kelamin

perempuan.

- Mitra tutur merupakan anak dari penutur.

- Tuturan terjadi ketika waktu santai saat sore hari. Penutur melihat sudah pukul 3 sore dan mitra tutur sedang memainkan gawainya.

Penutur meminta mitra tutur untuk melakukan pekerjaan yang diberikan penutur. Mitra tutur mengiyakan permintaan tersebut.

- Tuturan terjadi di dalam kaamr penutur dan mitra tutur.

E5/KB P: “Ada pesenan po mbak? Kok sudah dateng pagi-pagi.”

MT: “Iya ini, pesenan 10, Mon.”

Konteks tuturannya:

- Penutur seorang mahasiswa berusia 20

Klausa Bertegur sapa Penutur menyapa mitra tutur dengan bertanya hal tersebut.

V

102 tahun, berjenis kelamin

perempuan.

- Mitra tutur berusia 28 tahun, berjenis kelamin perempuan.

- Mitra tutur merupakan teman dari kakak penutur yang sering mengunjungi rumah penutur.

- Tuturan terjadi penutur berpapasan dengan mitra tutur di ruang tengah rumah penutur. Penutur bertanya kepada mitra tutur tidak seperti biasanya mitra tutur datang lebih pagi. Mitra tutur menjawab sedang ada pesanan jualan masakannya.

- Tuturan terjadi di ruang tengah rumah penutur saat pagi hari.

B9/KB P: “Usi, lagi apa? Selo ndak?” (Usi, lagi apa?

B9/KB P: “Usi, lagi apa? Selo ndak?” (Usi, lagi apa?

Dokumen terkait