• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian sejarah dengan pendekatan sejarah dan sosiologi. Metode yang digunakan yaitu metode sejarah. Menurut Sartono Kartodirdjo, pendekatan sosiologi merupakan suatu barang tentu yang akan meneropong segi-segi sosial suatu peristiwa yang akan dikaji, misalnya kelompok sosial mana yang berperan, serta

nilai-nilainya, konflik berdasarkan kepentingan, dan lain sebagainya.25

Sementara pendekaan sejarah menurut Basri MS untuk menjelaskan secara rinci mengapa suatu peristiwa dapat terjadi

atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa.26

Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori peranan. Sebenarnya, istilah “peran” berasal dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus memainkan karakter tokoh yang sudah ditetapkan dalam suatu adegan tertentu dan dalam posisinya memerankan tokoh tertentu diharapkan dapat

berprilaku seperti tokoh yang sudah ditentukan.27

Menurut Soerjono, peranan adalah suatu proses dinamis dari kedudukan (status). Seseorang yang sedang melakukan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang

25 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi

Sejarah, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), 4.

26

Basri MS, Metodologi Penelitian Sejarah: (Pendekatan, Teori, dan

Praktik), (Jakarta : Restu Agung, 2006), 35.

27 Marvin E. Shaw dan Philip R. Costanzo, Teori-Teori Psikologi

tersebut sedang melakukan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dari peranan adalah demi kebutuhan dan kepentingan ilmu pengetahuan. Kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan, karena yang satu tergantung dengan yang lainnya, maupun sebaliknya. Tidak ada peranan tanpa kedudukan, maupun

sebaliknnya tidak ada kedudukan tanpa peranan.28

Dalam hal ini, Polisi Istimewa, sebagai pasukan bersenjata dan berkekuatan militer, melaksanakan hak dan

kewajibannya dengan melatih kemiliteran masyarakat,

mempersenjatai badan perjuangan lainnya, dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia sesuai dengan kedudukannya. B. Kajian Pustaka

Secara umum tulisan sejarawan tentang Pertempuran Surabaya 1945 sangat banyak. Akan tetapi yang pembahasannya lebih fokus kepada peran Polisi Istimewa dalam Pertempurn Surabaya masih sangat jarang ditemukan. Padahal masyarakat pejuang di Surabaya pada saat itu sangat berharap terhadap bantuan Polisi Istimewa dalam setiap pertempuran-pertempuran melawan tentara Sekutu. Oleh karena itu penelitian tentang Peran Polisi Istimewa dalam Pertempuran Surabaya tahun 1945 sangat menarik karena pasukan inilah yang sangat diandalkan pada saat itu.

Mengenai penggambaran permasalahan yang ada di atas, terdapat beberapa literatur yang membahas tentang peran Polisi Istimewa dalam Pertempuran Surabaya. Di bawah ini merupakan

28 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali Press, 1987), 220.

kumpulan referensi yang menjadi rujukan dalam penelitian peran Polisi Isitmewa dalam Pertempuran Surabaya tahun 1945, anatara lain:

1. Buku “Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang: Meluruskan Sejarah Kelahiran Kepolisian Indonesia” karya Moehammad Jasin. Buku ini menceritankan tentang penulis buku tersebut dalam pengalaman Pertempuran Surabaya dan menceritakan juga bagaimana terbentuknya Polisi Istimewa tersebut, karena penulis buku ini memang sebagai pelaku sejarah dalam peristiwa tersebut serta penulis buku ini juga sebagai komandan Polisi Isitmewa yang memproklamirkan Kepolisian yang dibentuk oleh Jepang kemudian menjadi Kepolisian Republik Indonesia yang akan setia kepada

negara Indonesia.29 Buku tersebut menjadi buku rujukan

utama bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan ini. 2. Buku karya Lorenzo Yauwerissa dan Pusat Sejarah Polri

yang berjudul “Pasukan Polisi Istimewa: Prajurit Istimewa dalam Perjuangan Kemerdekaan di Jawa Timur” buku ini

mengkisahkan peran dari Polisi Istimewa dalam

mempertahankan Kemerdekaan Indonesia yang baru

berumur sebentar, buku ini khususnya mengisahkan

perjuangan Polisi Istimewa dalam mempertahankan

29 Moehammad Jasin, Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang:

Meluruskan Sejarah Kelahiran Polisi Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka

Kemerdekaan Indonesa di daerah Jawa Timur.30 Buku ini sangat membantu penulis dalam mencari

perjuangan-perjuangan Kepolisian dalam Pertempuran Surabaya

sehingga buku ini juga bisa dijadikan sebagai rujukan utama dalam penulisan karya tulis ini.

3. Buku Pertempuran Surabaya November 1945: Catatan Julius Pour, Mallaby dibunuh atau terbunuh?” yang ditulis oleh anak angkat dari Bung Hatta yang bernama Des Alwi ini merupakan pelaku sejarah dalam pertempuran Surabaya ini. Dalam buku tersebut banyak mengkisahkan berbagai macam peran dari badan perjuangan di Surabaya. Salah satunya adalah peran dari Polisi Istimewa yang banyak melatih pejuang-pejuang yang akan bertempur mempertahankan kemerdekaan di Surabaya. Selain itu, Des Alwi juga mengkisahkan dirinya pada awal bertemu Bung Hatta dan Sutan Syahrir dan dijadikan sebagai anak angkat dari kedua tokoh tersebut, dan bagaimana Des Alwi ikut dalam

pertempuran Surabaya pada tahun 1945.31

Penelitian ini akan menggunakan literatur-literatur tersebut sebagai referensi untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

30 Lorenzo Yauwerissa dan Pusat Sejarah Polri, Pasukan Polisi

Istimewa: Prajurit Istimewa dalam Perjuangan Kemerdekaan di Jawa Timur,

(Yogyakarta : Mata Padi Pressindo, 2013)

31 Des Alwi, Pertempuran Surabaya November 1945: Catatan Julius

Pour, Mallaby dibunuh atau terbunuh?, (Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer,

C. Kerangka Berpikir

Keterangan :

Polisi Istimewa merupakan kesatuan bersenjata yang dibentuk oleh Jepang pada saat berkuasa di Indonesia dengan Tokubetsu Keisatsu Tai. Setelah Indonesia merdeka, kesatuan tersebut memproklamirkan bahwa Polisi Istimewa akan berpihak kepada Indonesia dan menjadi Polisi Indonesia. Setelah memproklamirkan terbentuknya Polisi Istimewa, kesatuan ini menjadi pasukan terdepan dengan laskar-laskar perjuangan lainnya dalam menjaga dan mepertahankan kemerdekaan

Polisi Istimewa Teori Peranan Merebut Senjata Militer Jepang Kedatangan Sekutu ke Surabaya Pertempuran Tiga Hari Pertempuran Polisi Istimewa dalam 10 November 1945 di Surabaya

Indonesia serta berperan penting dalam setiap pertempuran mempertahankan kemerdekaan.

Polisi Istimewa ini satu-satunya pasukan yang masih memiliki persenjataan lengkap pada awal kemerdekaan Indonesia, karena kesatuan-kesatuan militer lainnya dibubarkan oleh Jepang. Untuk mempertahankan kemerdekaan pada saat itu, harus memiliki persenjataan dan harus mempersenjatai pejuang-pejuang lainnya, sehingga Polisi Istimewa dan masyarakat pada saat itu bersama-sama merebut persenjataan militer Jepang dan kemudian membagi-bagikannya kepada pejuang-pejaung lainnya. Perebutan senjata ini dilakukan sebelum kedatangan Sekutu ke Surabaya.

Setelah Sekutu sudah datang ke Surabaya, akhirnya pemerintah daerah dan pihak Sekutu mengadakan peremuan untuk membuat perjanjian apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh Sekutu di Surabaya. Tetapi Sekutu mengingkari perjanjian tersebut sehingga mengakibatkan pertempuran antara Sekutu dengan pejuang-pejuang Indonesia termasuk Polisi Istimewa yang berlangsung selama tiga hari.

Pertempuran tiga hari tersebut bukan pertempuran terbesar yang terjadi di Surabaya pada saat awal kemerdekaa Indonesia. Pertempuran terbesar terjadi pada tanggal 10 November 1945, yang mengakibatkan korban jiwa sampai ribuan dari dua belah pihak. Pada pertemuran ini Polisi Istimewa berperan dalam pertempuran tersebut dan karena pertempuran hebat tersebut sehingg pada tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

24