• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEOR

Dalam dokumen STRUKTUR HUKUM PEGADAIAN SYARIAH DALAM P (Halaman 146-150)

MUTU LULUSAN DAN PASAR KERJA PRODI TAFSIR HADIS

F. KAJIAN TEOR

I. Mutu Lulusan Prodi Tafsir Hadis

Rekruitmen calon mahasiswa menggunakan 2 (dua) jalur, yaitu jalur tes dan jalur non-tes. Jalur tes disediakan untuk semua calon mahasiswa secara umum yang telah memenuhi persyaratan

Mutu Lulusan dan Pasar Kerja Prodi Tafsir Hadis

standar administrasi dan akademik. Adapun materi tes masuk adalah Pengetahuan Agama, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Matematika, Baca Tulis al-Qur'an. Sedangkan jalur non-tes disediakan untuk calon mahasiswa yang berprestasi, yaitu mereka yang hafal al-Qur’an minimal 5 (lima) juz, mereka yang berasal dari MAK (Madrasah Aliyah Khusus), dan mereka yang mempunyai rangking 1 sampai 10 di sekolahnya dengan bukti surat keterangan dari kepala sekolah.

Program Studi Tafsir Hadits Jurusan Ushuluddin STAIN Kudus juga merekrut calon mahasiswa dari pesantren dan alumni Madrasah Aliyah Diniyah (MADIN), sebagai upaya menjaring bibit-bibit unggul dari lembaga pendidikan non-formal tersebut sebagai salah satu upaya untuk mempercepat lahirnya ulama-ulama yang intelektual. Secara umum dapat digambarkan bahwa proil mahasiswa Program Studi Tafsir Hadits Jurusan Ushuluddin, yang mayoritas datang dari daerah Pantura (Pantai Utara) dengan berbagai latar belakang kondisi sosial ekonomi, mempu-nyai kemampuan yang cukup baik tentang dasar-dasar ilmu keislaman, kebahasaan, dan ketafsirhaditsan. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata IP (Indeks Prestasi) mahasiswa yang dicapai dalam setiap semesternya antara 2,00 s/d 3,80 dalam skala 4,00. ( Dokumen Evaluasi Diri, 2008).

a. Ketrampilan Yang Dialihkan (Transferable)

Secara kurikuler, Program Studi Tafsir Hadits memberikan kepada mahasiswa keterampilan umum dan keterampilan khusus terkait dengan kompetensi untuk menjadi ahli Tafsir Hadits. Beberapa keterampilan umum sebagai seorang ahli Tafsir Hadits yang dapat ditransfer ketika mereka terjun dalam masyarakat, seperti : keterampilan beribadah (khutbah jum’at, menjadi imam shalat, merawat jenazah, dan sebagainya), kemampuan berbahasa asing (Arab dan Inggris), dan kemampuan memanfaatkan teknologi informasi, seperti komputer dan internet. Hal ini didasarkan pandangan bahwa seorang mahasiswa nantinya harus mempunyai kemampuan yang relatif lengkap untuk dapat bersosialisasi dengan masyarakat.

Keterampilan lain yang dapat ditransferkan kepada masyarakat adalah kemampuan menyelesaikan permasalahan masyarakat atas dasar keilmuan Tafsir dan Hadis, kemampuan menafsir al-Qur’an, kemampuan mensyarah Hadis, kemampuan memimpin atau berorganisasi di dalam masyarakat, seperti : keterampilan memimpin

rapat, keterampilan meren-canakan program kegiatan, keterampilan memimpin lembaga, dan lain sebagainya ( Data Evaluasi Diri, 2008). b. Pemahaman dan Kemampuan Sendiri

Sebagaimana model pendidikan di perguruan tinggi, Program Studi Tafsir Hadits memiliki model pendidikan yang berbeda dari jenjang pendidikan sebelumnya, baik di tingkat MTs./SLTP maupun MA/SMU. Pembelajaran lebih menekankan pendekatan andragogi di mana posisi dosen hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi mahasis-wa. Dengan cara ini memberikan kesempatan yang besar bagi mahasiswa untuk dapat mengapresiasi dan mengaktualisasikan diri sesuai dengan potensi diri yang dimilikinya, sehingga akan membedakan prestasinya dengan yang lain.

c. Kemampuan Belajar Mandiri

Pendekatan andragogi memberikan keleluasaan dan porsi lebih besar kepada mahasiswa lebih mandiri dalam belajar. Dalam pendekatan ini, keberhasilan atau prestasi mahasiswa ditentukan oleh kesungguhan atau keseriusan mereka dalam belajar secara mandiri. Untuk mengkondisikan kemandirian belajar mahasiswa, kebanyakan dosen memberikan tugas perkuliahan kepada mahasiswa dalam bentuk penyusunan makalah, resume mata kuliah, meresensi dan mereview buku, baik individu maupun kelompok, diskusi kelompok, dan lain sebagainya. Di samping itu, sistem SKS yang diterapkan oleh Program Studi Tafsir Hadits juga memberikan atmosir kompetisi yang memberi motivasi pada mahasiswa untuk belajar mandiri sehingga waktu studi menjadi terkontrol atau lebih cepat (Dokumen Evaluasi diri, 2008).

d. Proil Lulusan

Proses pembelajaran pada Program Studi Tafsir Hadits sebagaimana dipaparkan sebelumnya memberikan kontribusi pada internalisasi nilai, motivasi, dan sikap mahasiswa. Model SKS menstimulasi mahasiswa untuk lebih kreatif, inovatif, percaya diri, ulet dan handal sebagai added value dari core curriculum. Sementara itu, integrasi seluruh komponen mata kuliah dalam konigurasi kurikulum Program Studi Tafsir Hadits menumbuhkan nilai komprehensif bagi

Mutu Lulusan dan Pasar Kerja Prodi Tafsir Hadis

Proil lulusan STAIN Kudus menurut kebjakan akademik secara umum meliputi beberapa kreteria sebagai berikut :

a. Lulusan yang berkualitas secara akademimik dan/ atau profesional di bidang ilmu agama, teknologi dan kebudayaan Islam, serta bermanfaat bagi masyarakat.

b. Lulusan yang mampu mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu agama, teknologi, dan kebudayaan Islam bagi kemaslahatan masyarakat.

c. Berpengetahuan dan berkepribadian sebagai ilmuan muslim Indonesia .

d. Adaptip, proaktif, dan peka terhadap lingkungan, serta mampu bekerja sama.

e. Berikir kritis, inovatif, mandiri, dan terus belajar sepanjang hayat.

f. Menjadi agent of change dan teladan, baik dalam kehidupan individu maupun sosial.

g. Bekerja sesuai dengan prinsip ajaran agama, mengembangkan prestasi, dan menjujung tunggin kode etik.

Berangkat dari kreteria umum tersebut, maka ditentukan standar minimum mutu lulusan STAIN Kudus yang niscaya harus dimiliki oleh lulusan prodi tafsir hadis, yaitu sebagai berikut :

a. Memiliki kepribadian sebagai ilmuan muslim Indonesia. b. Memiliki kemampuan membaca dan menulis huruf al-Qur’an

(Arab).

c. Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang ilmu keislaman secara umum.

d. Memiliki kemampuan memahamai teks berbahsa Arab dan Inggris dengan lancar.

e. Memiliki kemampuan menggunakan komputer dan mengakses informasi melalui internet.

f. Memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, dan ilmiah. g. Memiliki kemampuan memecahkan masalah secara efektif (

Proil Lulusan STAIN Kudus, 2010). II. Pasar Kerja Alumni

Dari sudut pandang tertentu, jenis lapangan kerja bisa dikelompokkan ke dalam bidang-bidang, misalnya: pertanian,

pertukangan, perdagangan, industri, pendidikan, kesehatan, hukum, informasi, dan sebagainya. Dengan lingkup semacam ini, pasar kerja dibatasi jangkauannya pada aspek kehidupan yang bersifat isik- material, atau semata-mata dalam dimensi keduniaan. Bisa difahami, karena memang begitulah kecenderungan terkuat yang menyelimuti atmosir kehidupan di zaman kini. Yang namanya kerja, asosiasi orang biasanya mengarah pada bidang-bidang kehidupan yang terkait atau bahkan secara langsung mendatangkan hasil secara ekonomis. Ingin menjadi petani, pedagang, pengusaha, karyawan pabrik, guru atau dosen, dokter, bidan, hakim, jaksa, pengacara, wartawan, dan sejenisnya, itulah gambaran selintas tentang dunia kerja.

Bagaimana halnya dengan keahlian atau profesi di bidang keagamaan? Apakah bisa dikategorikan sebagai lapangan kerja atau jenis pekerjaan, dan pelakunya juga disebut pekerja? Harus diakui, masih terjadi bermacam-mkacam penilaian atau pandangan dalam kaitan semacam ini. Oleh karena, memang langka yang mengidentiikasi, katakanlah seorang kiyai, muballigh, juru dakwah dan sejenisnya, sebagai orang-orang yang berkecimpung dalam dunia kerja. Melainkan, cenderung dipandang semata pengabdian, tugas suci, dan perjuangan agama. Semua itu terjadi, karena dampak pemahaman dikotomis, yang memisahkan agama dengan kehidupan riel di masyarakat, menempatkan dimensi mental-spiritual terpisah dari isik-material, dan mengeliminasi kepentingan ukhrawi dari aktiitas duniawi ( Imam Bawani, 2003 : 6-7).

Atas dasar uraian ringkas tentang Perguruan Tinggi Agama Islam dan Realitas Pasar Kerja di Masyarakat tersebut di atas, maka rangkaian diskusi dan analisis terkait dengan ”Pasar Kerja Alumni Perguruan Tinggi Agama Islam”, secara sistematis bisa dimulai dari upaya melakukan kategorisasi, misalnya ke dalam: pasar kerja tradisional, institusional, inovasi kreatif, lintas sektoral, dan transformasi keilmuan. Agar tertata berurutan, hendak djelaskan satu persatu sebagai berikut:

G. TEMUAN PENELITIAN

Dalam dokumen STRUKTUR HUKUM PEGADAIAN SYARIAH DALAM P (Halaman 146-150)