• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN PENELITIAN

Dalam dokumen STRUKTUR HUKUM PEGADAIAN SYARIAH DALAM P (Halaman 132-137)

MAKNA UNGKAPAN SISWA

D. TEMUAN PENELITIAN

1. Tulisan-tulisan Tembok pada Sekolah

Tulisan tembok pada umumnya ditulis pada tembok belakang, tembok samping dan tembok pada toilet atau water closet sekolah. Meskipun ada, tapi jarang sekali ada tulisan tembok di bagian depan atau tempat strategis pada gedung sekolah. Bagian paling banyak dan sering ditulisi adalah tembok toilet sekolah.

Pada umumnya, sekolah yang maju lebih nampak bersih dari tulisan-tulisan tembok karena perawatan dan penjagaan kebersihan dan kerapian sekolah relatif baik. Nampaknya, sekolah maju juga lebih sering mengecat ulang tembok-tembok mereka. Sedang di sekolah yang kurang maju, pada umumnya tembok nampak lebih usang mungkin sudah lama tidak dicat ulang sehingga tulisan tembok nampak lebih banyak dan bervariasi karena banyak yang menuliskan ungkapan dari beberapa kelas, beberapa generasi atau angkatan.

Di beberapa sekolah, tulisan tembok ditemukan dalam ruang kelas namun tidak terlalu banyak. Ada juga tulisan-tulisan ungkapan siswa yang didapati di papan atau majalah dinding yang sebagiannya nampak tidak terpakai. Ada juga tulisan-tulisan yang ditemukan pada tiang-tiang gedung sekolah meskipun tidak terlalu banyak.

Cara menuliskan ungkapan juga bervariasi, yaitu ada yang tulisan kapur, spidol, pensil dan bol point yang menjadi corak terbanyak dari tulisan-tulisan tembok itu. Sebagian kecil juga ada tulisan yang menggunakan cat tetapi tidak djumpai di abnyak sekolah.

Berbagai macam tulisan tembok dari ungkapan siswa memang cukup menarik terutama dilihat dari konten atau pesan tulisan-tulisan tersebut. Secara umum, bisa dibedakan menjadi beberapa kelompok tulisan, yaitu tulisan yang bernilai positif, tulisan bernilai negatif dan tulisan bernilai biasa.

2. Motif yang Mendorong Siswa Menulis di Tembok pada Sekolah

Ada beberapa motif yang melatarbelakangi siswa menulis ungkapan-ungkapannya. Dari beberapa latar belakang motif itu, bisa dikategori menjadi 24 temuan motif, yaitu :

Makna ungkapan Siswa (Studi Tulisan di Tembok Sekolah)

a. Ajakan untuk kategori baik b. Ancaman untuk kategori buruk

c. Bercanda/bergurau untuk kategori baik dan buruk d. Bersemangat/bertekad untuk kategori baik

e. Berteman untuk kategori baik f. Biasa untuk kategori baik

g. Bujukan untuk kategori baik dan buruk h. Cinta untuk kategori baik dan buruk i. Doa untuk kategori baik

j. Dukungan sport untuk kategori baik k. Ejekan untuk kategori buruk

l. Evaluasi untuk kategori baik m. Harapan untuk kategori baik

n. Ingin Rileks/jenuh untuk kategori baik o. Jorok untuk kategori buruk

p. Kacau untuk kategori buruk q. Keberanian untuk kategori baik

r. Kecewa untuk kategori baik dan buruk s. Kuat mental untuk kategori baik t. Nasehat untuk kategori baik u. Persahabatan untuk kategori baik v. Politik untuk kategori baik

w. Protes untuk kategori baik dan buruk x. Semangat untuk kategori baik

3. Pembinaan bagi Siswa

Ungkapan siswa yang ditulis pada tembok sekolah pada umumnya didominasi oleh olah tema-tema tentang percintaan, gurauan, protes, pernyataan jorok, prinsip atau ajakan dengan nasehat tertentu, dan semacamnya. Dilihat dari aspek prikologis, memang sangat terkait dengan kepribadian dan perkembangan mereka yaitu pada usia anak dan remaja. Pada usia anak dan remaja itulah para siswa mencari jati diri atas kepribadian mereka dan tumbuh berkembang sesuai dengan faktor-faktor bawaan maupun kehidupan lingkungan mereka.

Pada usia anak dan remaja itu, siswa mempunyai kecenderungan- kecenderungan yang wajar meskipun kadang-kadang agak negatif sehingga harus tetap mendapatkan bimbingan atau pembinaan yang intensif dari banyak aspek pemikiran, sikap dan perilaku siswa.

Pembinaan siswa yang sering kali membuat corat-coret dan semacamnya di sekolah, antara lain disarakan oleh Nursisto (2002) ada beberapa langkah yang dapat digunakan dalam upaya mengatasi ketertiban sekolah dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketertiban yang ada di sekolah :

a). Langkah mencegah siswa membawa alat main dan buku porno.

b). Langkah mencegah siswa merokok dan membawa narkoba. c). Langkah mencegah perkelahian siswa di lingkungan sekolah

dan luar sekolah.

d). Langkah mencegah siswa tidak menggunakan seragam dan kelengkapan dengan baik

e). Langkah dalam membuat cacatan disiplin siswa. 4. Makna Tulisan-tulisan Tembok pada Sekolah

Banyak tulisan ungkapan siswa yang ditulis di tembok sekolah. Pada umumnya ditulis secara serampangan, tidak menentu dan antara satu tulisan dengan tulisan lain nampak tidak ada korelasinya atau kadang-kadang maknanya sulit dimengerti. Namun, jika dilihat secara seksama, tulisan-tulisan tembok itu sebenarnya sangat serius, penting dan bermakna. Dari 109 ungkapan yang telah dipaparkan di atas, ternyata banyak makna yang bisa kita simpulkan. Ada 24 makna yang bervariasi sebagai motif penulisan di tembok sekolah itu. Dari 24 makna umum itu ada 3 simpulan dengan kategori baik, buruk dan baik-buruk.

Dilihat dari aspek tema tulisan, memang banyak bahkan sangat dominan yang memfokus pada percintaan, gurauan, protes, pernyataan jorok, prinsip atau ajakan dengan nasehat tertentu, dan semacamnya. Sedangkan sebagian kecilnya bertema ajakan, pertemanan, politik dan pernyataan ringan.

Adapun makna kontekstual dari tulisan di tembok sekolah, antara lain : bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan harus meningkatkan komunikasi dan pembinaan kepada siswanya, dan siswa sebagai peserta didik membutuhkan ruang dan waktu yang luas dan bervariasi untuk menyatakan pendapat, aspirasi, isi hati dan semacamnya sebagai media komunikasi yang interaktif antara guru dan siswa di sekolah.

Makna ungkapan Siswa (Studi Tulisan di Tembok Sekolah)

E. SIMPULAN

Penelitian ini menyimpulkan beberapa point, yaitu :

1. Tulisan tembok pada umumnya ditulis pada tembok belakang, tembok samping dan tembok pada toilet atau water closet sekolah. Meskipun ada, tapi jarang sekali ada tulisan tembok di bagian depan atau tempat strategis pada gedung sekolah. Bagian paling banyak dan sering ditulisi adalah tembok toilet sekolah. Cara menuliskan ungkapan juga bervariasi, yaitu ada yang tulisan kapur, spidol, pensil dan bol point yang menjadi corak terbanyak dari tulisan-tulisan tembok itu. Sebagian kecil juga ada tulisan yang menggunakan cat tetapi tidak djumpai di abnyak sekolah. Berbagai macam tulisan tembok dari ungkapan siswa memang cukup menarik terutama dilihat dari konten atau pesan tulisan-tulisan tersebut. Secara umum, bisa dibedakan menjadi beberapa kelompok tulisan, yaitu tulisan yang bernilai positif, tulisan bernilai negatif dan tulisan bernilai biasa.

2. Motif-motif yang melatarbelakangi siswa menulis ungkapan- ungkapannya. Dari beberapa latar belakang motif itu, bisa dikategori menjadi 24 temuan motif, yaitu (1) ajakan untuk kategori baik, (2) ancaman untuk kategori buruk, (3) bercanda/ bergurau untuk kategori baik dan buruk, (4) bersemangat/ bertekad untuk kategori baik, (5) berteman untuk kategori baik, (6) biasa untuk kategori baik, (7) bujukan untuk kategori baik dan buruk, (8) cinta untuk kategori baik dan buruk, (9) doa untuk kategori baik, (10) dukungan sport untuk kategori baik, (11) ejekan untuk kategori buruk, (12) evaluasi untuk kategori baik, (13) harapan untuk kategori baik, (14) ingin rileks/jenuh untuk kategori baik, (15) jorok untuk kategori buruk, (16) kacau untuk kategori buruk, (17) keberanian untuk kategori baik, (18) kecewa untuk kategori baik dan buruk, (19) kuat mental untuk kategori baik, (20) nasehat untuk kategori baik, (21) persahabatan untuk kategori baik, (22) politik untuk kategori baik, (23) protes untuk kategori baik dan buruk, dan (24) semangat untuk kategori baik.

3. Pada usia anak dan remaja itu, siswa mempunyai kecenderungan- kecenderungan yang wajar meskipun kadang-kadang agak negatif sehingga harus tetap mendapatkan bimbingan atau

pembinaan yang intensif dari banyak aspek pemikiran, sikap dan perilaku siswa. Pembinaan yang berkaitan dengan kecenderungan siswa menulis di tembok, juga berkaitan dengan pembinaan bidang lainnya, yaitu (1) langkah strategis mencegah siswa yang suka mencoret- coret itu sendiri, (2) langkah mencegah siswa membawa alat main dan buku porno, (3) langkah mencegah siswa merokok dan membawa narkoba, (4) langkah mencegah perkelahian siswa di lingkungan sekolah dan luar sekolah, (5) langkah mencegah siswa tidak menggunakan seragam dan kelengkapan dengan baik, dan (6) langkah dalam membuat cacatan disiplin siswa.

4. Tulisan ungkapan siswa yang ditulis di tembok sekolah, pada umumnya mempunyai bermakna, yaitu makna makna dalam kategori baik, buruk dan baik-buruk; dilihat dari aspek tema tulisan, bermakna percintaan, gurauan, protes, pernyataan jorok, prinsip atau ajakan dengan nasehat tertentu, dan semacamnya, dan sebagian kecilnya bertema ajakan, pertemanan, politik dan pernyataan ringan; adapun makna kontekstual dari tulisan di tembok sekolah, antara lain : bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan harus meningkatkan komunikasi dan pembinaan kepada siswanya, dan siswa sebagai peserta didik membutuhkan ruang dan waktu yang luas dan bervariasi untuk menyatakan pendapat, aspirasi, isi hati dan semacamnya sebagai media komunikasi yang interaktif antara guru dan siswa di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Barnadib, Sutari Imam. 1995. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta:Andi Ofset.

Bass, Bernard M.1981. Stogdill’s Handbook of Leadership A Survey

of Theory and Research. New York:A Division of Macmilan

Publishing Co., Inc.

Bush, Tony. 2006. Theories of Educational Leadership and Management. London:SAGE Publications.

Denzin, Norman, K and Lincold, Yvonna S. 2000. Handbook of Qualitative Research (Second Edition). California:Sage Publication, Inc.

Drost.

1998.

Sekolah

Mengajar

atau

Mendididk.

Dalam dokumen STRUKTUR HUKUM PEGADAIAN SYARIAH DALAM P (Halaman 132-137)