GURU DAN MURID DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZÂLÎ
4. Karya-karya al-Ghazâlî
Penelusuran para ahli mengenai karya al-Ghazâlî jauh lebih sulit dibanding penelusuran terhadap karya al-Mâwardî. Kalau peneliti al-Mâwardî dapat memastikan dua belas karya al-Mâwardî, berbeda halnya dengan al-Ghazâlî. Para peneliti baik klasik maupun modern berbeda pendapat mengenai jumlah kitab yang ditulis oleh al-Ghazâlî termasuk nama dan validitas penisbatan kitab itu pada al-Ghazâlî.
Al-Subkî dalam Thabaqât-nya menyebutkan karya
al-Ghazâlî berjumlah hampir 60 kitab; al-Zabîdî dalam Ithâf
menyebutkan sekitar 80 kitab dan risalah; M. Bouyges menyebutkan daftar susunan kitab yang mencapai 389; ‘Abd ar-Rahmân Badawî menetapkan 69 karya Ghazâlî yang dapat dipastikan sebagai karya orisinal
Ghazâlî; sementara Jamîl Shalîbâ dan Kâmil ‘Iyyâd mendaftar tulisan al-Ghazâlî sebanyak 228 kitab dan risalah baik yang telah diterbitkan, masih dalam bentuk manuskrif maupun yang telah hilang kecuali kitab yang diragukan kebenaran penisbatannya pada al-Ghazâlî.51
‘Abd al-Rahmân Badawî dalam al-Mu’allafât al-Ghazâlî
menyebutkan 457 judul kitab dan risalah yang dinisbatkan pada al-Ghazâlî. Dari 457 judul itu ia memilah semua kitab-kitab yang dinisbatkan pada al-Ghazâlî itu menjadi tujuh kategori. Pertama, kitab-kitab yang dipastikan kebenarannya sebagai karya al-Ghazâlî (kitab nomor 1 sampai 72). Kedua, kitab yang masih diragukan (belum dapat dipastikan) sebagai karya al-Ghazâlî. Ketiga, kitab yang dipastikan bukan karya al-Ghazâlî. Keempat, kitab-kitab terpisah yang sebenarnya merupakan bagian dari kitab-kitab al-Ghazâlî dan kitab-kitab yang memiliki nama (judul) yang berbeda-beda atau memiliki lebih dari satu nama. Kelima, kitab-kitab yang diklaim (manhûlah) sebagai karya al-Ghazâlî. Keenam, kitab-kitab yang tidak diketahui identitasnya atau tidak dikenal. Ketujuh, kitab atau risalah yang masih dalam bentuk manuskrif dan dinisbatkan pada al-Ghazâlî.52
Menurut Ahmad Syarbâshî, perbedaan mengenai banyaknya jumlah karya al-Ghazâlî dan membengkaknya jumlah karya al-Ghazâlî dari semestinya disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, orang tidak membedakan tulisan al-Ghazâlî antara yang berbentuk kitab dan yang berbentuk risalah kecil yang sebagiannya hanya terdiri dari beberapa lembar. Ada kemungkinan lembaran itu sebenarnya adalah bagian (fashl) dari kitab al-Ghazâlî yang kemudian dianggap sebagai kitab yang berdiri sendiri. Selain itu, kitab-kitab
al-51 Ahmad Syams al-Dîn, al-Ghazâlî: Hayâtuh, Âtsâruh, Falsafatuh, h. 22-23.
52 Lihat, ‘Abd Rahmân Badawî, Mu`allafât al-Ghazâlî, (Beirut: Dâr al-Qalam, 1977), h. 1 dan seterusnya. Selanjutnya disingkat: ‘Abd Rahmân Badawî, Mu`allafât.
Ghazâlî dinamai lebih dari satu nama. Kemudian sebagian orang mengira bahwa masing-masing nama itu adalah kitab tersendiri. Kedua, banyak kitab yang disandarkan kepada al-Ghazâlî yang sebenarnya bukan karyanya tetapi berasal dari al-Ghazâlî yang lain.53 Misalnya, Ahmad al-Ghazâlî saudara al-Ghazâlî menulis sejumlah kitab yang sebagiannya dinisbatkan pada al-Ghazâlî seperti kitab
Majâlis al-Ghazâliyyah, al-Tawhîd wa Itsbât al-shifât dan lainnya. Ketiga, banyak orang yang meringkas (ikhtishâr), memberi komentar (syarh) dan memberi catatan (ta’lîq), kemudian datanglah orang-orang yang melampaui batas lalu menyandarkan kitab-kitab itu kepada al-Ghazâlî.
Keempat, menyandarkan sebuah kitab kepada al-Ghazâlî untuk memanfaatkan popularitas al-Ghazâlî dengan kepentingan-kepentingan tertentu.54
Berikut ini adalah daftar kitab dan risalah karya al-Ghazâlî yang dipastikan sebagai karya orisinal al-al-Ghazâlî berdasarkan susunan daftar ‘Abd al-Rahmân al-Badawî dalam Mu’allafât al-Ghazâlî bagian awal (al-qismul al-awwal) yaitu: (1) al-Ta’liqat fî Furû’ al-Madzhab, (2) al-Mankhûl fî Ushûl, (3) al-Basîth fî al-Furû’, (4) al-Wasîth, (5) al-Wajîz, (6)
Khulâshat al-Mukhtashar wa Nuqâwat al-Mu’tashar, (7) al-Muntahal fî ‘Ilm al-Jadal , (8) Ma`âhidz al-Khilâf, (9) Lubâb
al-53 Dalam sejarah ada empat orang yang digelari al-Ghazâlî. Yang paling popular adalah Imam Hujjat al-Islâm Abû Hâmid al-Ghazâlî penulis Ihyâ‘ sementara tiga yang lainnya adalah (1) Seorang yang disebut dengan al-Ghazâlî al-Qadîm (al-Ghazâlî klasik, terdahulu), ia adalah paman Ghazâlî saudara ayahnya. Adapula yang mengatakan bahwa al-Ghazâlî al-Qadîm ini adalah paman ayah al-al-Ghazâlî, saudara kakeknya yang bernama Ahmad ibn Muhammad yang dikenal dengan nama al-Ghazâlî al-Kabîr sedang keluarganya menyebutnya al-Ghazâlî al-Mâdhî, (2) Adik al-Ghazâlî yang bernama Abû al-Futûh Ahmad ibn Muhammad ibn Muhammad al-Ghazâlî, adiknya inilah yang menggantikan al-Ghazâlî mengajar di Madrasah Nizhâmiyyah di Baghdad, dan (3) cucu jauh (hafîd ba’îd) dari Imam Ghazâlî yang bernama Muhammad ibn Muhammad Ghazâlî (w. 530 H). Kalau nama Muhammad pada namanya diurut sampai ke kakek al-Ghazâlî, maka deretan nama Muhammad ini akan terulang sebanyak 10 kali, artinya Abu Hâmid Ghazâlî adalah kakeknya pada urutan ke delapan. Lihat, Ahmad al-Syarbâshî, al-Ghazâlî wa al-Tashawwuf al-Islâmî, h. 26-27.
Nazhar, (10) Tahshîn al-Ma`akhidz fî ‘Ilm al-Khilâf, (11) Kitâb al-Mabâdî` wa al-Ghâyât, (12) Kitâb Syifâ` al-Ghalîl fî al-Qiyâs wa al-Ta’lîl, (13) Fatâwâ al-Ghazâlî, (14) Fatwâ, (15) Ghâyat al-Ghawr fî Dirâyat al-Dawr, (16) Maqâshid al-Falâsifah, (17)
Tahâfut al-Falâsifah, (18) Mi’yâr al-‘Ilm fî Fann al-Mantiq, (19)
Mi’yâr al-Ma’qûl, (20) Mihakk al-Nazhar fî al-Mantiq, (21)
Mîzân al-‘Amal, (22) Kitâb Mustazhharî fî Radd ‘alâ al-Bathiniyyah, (23) Kitâb Hujjat al-Haqq, (24) Qawâshim al-Bathiniyyah, (25) al-Iqtishâd fî al-I’tiqâd, (26) Risâlat al-Qudsiyyat fî al-Qawâ’id al-‘Aqâ`id, (27) al-Ma’ârif al-‘Aqliyyat wa Lubâb al-Hikmat al-Ilâhiyyah, (28) Ihyâ` ‘Ulûm al-Dîn, (29)
Kitâb fî Mas`alat Kull Mujtahid Mushîb, (30) Jawâb li al-Ghazâlî ‘an Da’wat Mu’ayyad al-Mulk lahu li Mu’âwadat al-Tadrîs bi al-Nizhâmiyyat fî Baghdâd, (31) Jawâb al-Mufashshal Khilâf, (32) Jawâb al-Masâ`il al-Arba’ allatî Sa’alahâ al-Bathiniyyat Bi Hamadân min al-Syaykh li Ajl Abî Hâmid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazâlî, (33) al-Maqshad al-Asnâ Syarh Asmâ` Allâh al-Husnâ, (34) Risâlat fî Rujû’ Asmâ Allâh ilâ Zât Wâhidat ‘alâ Ra`y al-Mu’tazilat wa al-Falâsifah, (35) Bidâyat al-Hidâyah, (36) Kitâb al-Wajîz fi al-Fiqh, (37) Jawâhir al-Qur`ân (38) al-Arba’în fî Ushûl al-Dîn, (39) al-Madhnûn bih ‘ala Ghayr Ahlih, (40) al-Madhnûn bih ‘alâ Ahlih, (41) Darj Marqûm bi al-Jadâwil, (42) al-Qisthâs al-Mustaqîm, (43) Fayshal al-Tafriqat bayn al-Islâm wa al-Zindiqah, (44) al-Qanûn al-Kullî fî al-ta`wîl, (45) Kimiyây Sa’âdat (Bahasa Persia), (46) Ayyuhâ al-Walad, (47) Nashîhat al-Mulûk, (48) Zâd Âkhirat (bahasa Persia), (49)
Risâlat ilâ Abî Fath Ahmad ibn Salâmah Dimî bi al-Mawshul, (50) al-Risâlat al-Laduniyyah, (51) Risâlat ilâ Ba’dih Ahl ‘Ashrih, (52) Misykât al-Anwâr, (53) Tafsîr Yâqût al-Ta’wîl, (54) al-Kasyf wa al-Tabyîn fî Ghurûr al-Khalq Ajma’în, (55) Talbîs Iblîs, (56) al-Munqidz min al-Dhalâl, (57) Kutub fî al-Sihr wa al-Khawwâsh wa al-Kimiyâ`, (58) Ghawr al-Dawr fî Mas’alat al-Sarîjiyyah, (59) Tahdzîb al-Ushûl, (60) Haqîqat
al-Qawlayn, (61) Kitâb Asâs al-Qiyâs, (62) Kitâb Haqîqat al-Qur’ân, (63) al-Mustashfâ min ‘Ilm al-Ushûl, (64) al-Imlâ` ‘ala Musykil al-Ihyâ`, (65) al-Istidrâj, (66) al-Durrat al-Fâkhirat fî Kasyf ‘Ulûm al-Âkhirah, (67) Sirr al-‘Âlamayn wa Kasyf mâ fî al-Darayn, (68) Asrâr al-Mu’âmalât al-Dîn, (69) Jawâb Masâ`il su`ila ‘anhâ fî Nushûsh Asykalat ‘alâ al-Sâ`il.55