• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEAJAIBAN KEBERSAMAAN DALAM MEMBANGUN DESA CIBODAS

DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN A. Kerangka Pemecahan Masalah

KEAJAIBAN KEBERSAMAAN DALAM MEMBANGUN DESA CIBODAS

Oleh: Dini Ajeng Sekarsari Dilema KKN

Bismillahirrahmanirrahim, AssalamualaikumWr. Wb.

Sebagai mahasiswa yang sudah menginjak semester 6 ada salah satu program yang dinamakan Kuliah Kerja Nyata. Tidak semua mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta wajib mengikuti kegiatan tersebut, tetapi Fakultas saya mewajibkan mahasiswanya mengikuti program tersebut. Mungkin sebagian mahasiswa yang ingin mengikuti KKN ini ada sebagian yang semangat menjalani KKN dan ada juga yang dilema mengikuti program KKN ini, termasuk saya. Kenapa saya dilema mengikuti program ini? Karena saya takut akan bertemu dengan orang-orang baru, apalagi saya akan tinggal dengan mereka selama satu bulan penuh yang saya tidak tahu karakter masing-masing mereka. Tapi dibalik itu semua saya juga menantikan akan adanya KKN, karena saya sangat ingin merasakan hidup di kampung orang dan bertemu masyarakat di sana. Serta saya juga ingin menambah pengalaman saya dan pengetahuan saya tentang kehidupan di luar sana. Karena saya sangat senang pergi ke tempat yang baru saya kunjungi, karena itu hal yang sangat menyenangkan bagi saya dan apabila kami pergi ke tempat baru maka kami akan mendapatkan pengalaman yang baru juga.

Sebelum saya memasuki semester 6 saya juga sudah sering sekali menanyakan kepada senior bagaimana pengalaman selama mengikuti kegiatan KKN tersebut. Saya juga baru mengetahui bahwa kelompok KKN tahun ini ditentukan oleh PPM bukan ditentukan oleh kami sendiri. Karena pada tahun sebelumnya kelompok KKN kami yang menentukan sendiri siapa saja anggota kelompok kami. Padahal saya dan teman saya sudah membuat kelompok dari berbagai jurusan yang ingin mengikuti kegiatan KKN. Setelah informasi tersebut resmi dikeluarkan oleh PPM bahwa kelompok KKN pada tahun ini ditentukan oleh PPM saya pun sangat

kecewa karena saya akan benar-benar bertemu dan tinggal dengan orang yang belum saya kenal sekalipun dan saya tidak tahu karakter mereka dan saya akan melakukan adaptasi dari nol. Karena hal itulah yang membuat saya sangat tidak bersemangat mengikuti kegiatan KKN tersebut.

Sampai pada saat semua anggota KKN dikumpulkan dan dipertemukan di Auditorium Harun Nasution saya masih tidak bersemangat untuk melakukan KKN. Namun perasaan itu seketika sirna setelah kami sering melakukan rapat, survei ke desa bersama, dan menyiapkan segala keperluan bersama. Dari hal tersebut kami dapat dengan mudah bergaul dengan satu sama lain dan tidak perlu waktu lama untuk kami melakukan adaptasi. Masing-masing dari kami sudah cukup mengerti watak masing-masing sehingga tidak ada kendala besar.

Kutemukan Keluarga Baru

Pada tanggal 25 Juli 2016 adalah tanggal yang saya tidak inginkan namun tanggal yang saya juga nantikan, karena di tanggal itulah saya akan menemukan keluarga baru, teman-teman baru, lingkungan baru dan pengalaman baru juga. Di tanggal itulah pengabdianku dimulai. Namun sebelum saya cerita lebih lanjut lagi saya akan memperkenalkan satu per satu teman kelompok saya yang sangat hebat ini. Mohammad Mirza ialah satu-satunya teman yang saya kenal sudah lama karena kami sama-sama dari Fakultas dan Jurusan yang sama yaitu Fakultas Sains dan Teknologi dan Jurusan Sistem Informasi. Mirza adalah sosok anak yang sangat misterius, kenapa dikatakan misterius? Karena Mirza mempunyai sifat yang sangat pendiam dan tertutup cenderung angkuh terhadap orang yang baru ia kenal, tetapi apabila kami sudah mengenal dia dengan cukup lama ternyata dia sangat jauh berbeda dengan Mirza yang baru kami kenal, ternyata di dalam sosok yang angkuh tersebut beliau mempunyai sifat yang humoris dan peduli terhadap sesama teman kelompoknya. Yang kedua adalah Ipan Maspupan, beliau adalah Mahasiswa Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, FAH. Dia adalah asli orang Garut yang merantau sendiri ke Ibu Kota ini untuk melanjutkan pendidikanya, beliau adalah sosok yang sangat baik dan sangat dewasa, maupun umur dan pemikiran. Beliau lah yang menjadi

di Ibu Kota ini. Yang ketiga adalah Ratu Ana Najihatul M, sosok wanita asli Banten ini adalah sosok yang sangat rajin dan sangat peduli dengan teman sekelompoknya. Ana merupakan salah satu mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, FAH. Beliau memerankan sosok ibu di kelompok kami karena Ana mempunyai hati yang sangat baik dan penyayang. Yang keempat saya akan memperkenalkan sahabat baru saya yang sangat dekat dengan saya karena ia mempunyai sifat yang mirip dengan saya, beliau adalah Annisa Meiliana. Ia adalah mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah, FIDKOM. Walaupun namanya Annisa Meiliana tetapi panggilan akrabnya adalah Meli. Meli adalah sosok yang sangat ceria dan suka sekali bercanda. Yang kelima adalah Aning Lutfiah mahasiswa Jurusan Manajemen, FEB bersama dengan Irfan Fachrezy mereka adalah teman baru saya yang sangat baik dan lucu. Yang ketujuh adalah Bagus Muhammad Rijal, beliau salah satu mahasiswa berprestasi di FISIP Jurusan Hubungan Internasional, beliau juga sangat aktif di berbagai macam kegiatan kampus maupun di luar kampus, dan dia salah satu Duta Anti Narkoba di daerah asalnya yaitu Banten. Yang kedelapan adalah Rudi Hartanto, mahasiswa Jurusan PMF Khusus, FSH, dia salah satu alumni Pondok Modern Darussalam Gontor dan dia juga mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik. Yang kesembilan adalah Dewi Annisa, beliau mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga, FSH ini mempunyai sifat yang sangat pendiam dan juga pemalu. Namun apabila sudah lama mengenal dia, ternyata Dewi mempunyai sifat yang periang dan suka sekali bercanda. Teman saya yang terakhir adalah Rindi Antika mahasiswa Jurusan Tafsir-Hadis, FUF. Rindi adalah sosok yang sangat saleh dan sangat baik hati. Setelah kami sering sekali rapat Pra-KKN untuk membicarakan kegiatan apa saja yang akan kami kerjakan dan menentukan divisi-divisi apa saja, kami sepakat bahwa Mohamad Mirza Maulana kami amanahkan untuk menjadi pemimpin atau ketua kelompok KKN kami, dan tidak lupa juga kami memberikan nama kepada kelompok KKN kami yaitu “KKN SUNRISE 092”.

Sore harinya dengan disambut pemandangan yang cukup berbeda dari tempat saya biasa tinggal, akhirnya saya dan teman-teman tiba di desa yang akan disinggahi selama sebulan penuh. Desa itu ialah Desa Cibodas yang berada di Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Suasana yang dikelilingi oleh hutan bambu dan jauh akan hingar bingar dari kehidupan Ibu Kota akan saya rasakan bersama di sini di Desa Cibodas, Rumpin. Pertama yang

kelompok saya lakukan adalah melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar dan sebelumnya kami sudah membereskan barang-barang bawaan saya di home stay. Rumah salah satu warga Pabuaran Azag yang bersedia untuk kami tinggali selama sebulan penuh. Saya dan kelompok menempati kediaman Ibu Lusy dan kami tinggal bersama.

Tidak terasa sebulan sudah berlalu, saya dan kelompok tinggal di desa yang penuh dengan orang-orang ramah ini. Rasa kekeluargaan sudah sangat terasa di kelompok ini. Tidak perlu waktu yang lama bagi saya dan kelompok untuk mengenal satu sama lain, banyak cerita yang kami sampaikan di rumah mungil kami ini, banyak kejadian-kejadian yang sangat lucu dan juga sangat mengharuhkan. Saya dan kelompok juga mengerjakan segala sesuatu dengan bersama-sama. Tapi saya tidak pungkiri walaupun di kelompok saya sangat akrab, namun bohong bagi saya apabila saya bilang tidak pernah ada konflik di kelompok saya. Karena tinggal bersama sebelas kepala dalam satu atap tidak selalu selaras. Permasalahan yang ada bukanlah permasalahan yang besar hanya permasalahan kecil karena berbeda pendapat atau persepsi, tetapi kami selalu menyelesaikan di saat itu juga jika terjadi permasalahan agar tidak berlarut-larut dan akan merusak kekompakan yang sudah terbangun di kelompok kami. Tapi karena permasalahan itulah saya menjadi belajar akan pendewasaan diri dan belajar tentang arti dari kebersamaan. Hal paling sulit saya lupakan adalah saat kami harus berhemat pada anggaran dana dan kami terpaksa harus sangat berhemat pada pengeluaran kelompok terutama pada biaya kebutuhan sehari-hari sampai biaya untuk konsumsi pun kami harus berhemat, dari yang awalnya kami biasa membeli seekor daging ayam seketika berubah kami hanya membeli bahan pokok yang harganya sangat terjangkau yaitu ikan teri. Tetapi itu bukanlah kenangan yang buruk yang saya maksud tetapi itu adalah kenangan manis yang tidak akan pernah saya lupakan sepanjang umur saya. Karena dengan adanya kejadian itu kebersamaan kami semakin erat dan kenangan yang paling indah yang tidak akan pernah saya lupakan. Saat kami semua ingin makan, saya dan kelompok harus menunggu sampai anggota kelompok benar-benar berkumpul dan kami akan makan bersama, dan jika apabila ada anggota kelompok belum ikut berkumpul kami semua tidak

dengan kondisi tersebut saya benar-benar merasakan bagaimana kehangatan terjalin dalam sebuah keluarga dari seluruh kelompok saya.

Tidak hanya itu, kelompok saya mendapatkan musibah bahwa tembok kamar mandi yang kami gunakan runtuh. Kejadian itu pun membuat kami panik karena posisi teman saya Ana itu sedang di sana, saya dan kelompok takut apabila teman saya itu tertimpah reruntuhan tembok tersebut. Hal yang paling membuat kami panik adalah situasi di kampung tersebut sedang hujan lebat dan mati lampu. Tapi untung saja teman saya tidak terkena reruntuhan tembok tersebut. Selama kami melaksanakan kegiatan KKN kami juga dibantu oleh Mang Maman, beliau adalah orang yang tinggal di samping rumah yang saya dan kelompok tempati. Beliau pun salah satu warga yang sangat antusias akan kedatangan kelompok kami di desa beliau. Dari musibah itu adalah suatu kenangan yang sulit saya lupakan, karena dari musibah itu saya dan seluruh anggota kelompok dapat belajar akan rasa tanggung jawab, dan mengerti cara bagaimana berhadapan dengan masalah dan menyelesaikan masalah dengan gotong-royong. Di sini saya belajar menahan ego masing-masing untuk kepentingan bersama dan kami juga belajar arti sebenarnya dari kebersamaan dan tenggang rasa antar sesama anggota kelompok.

Jingga untuk Matahari

Saya akan menceritakan tentang pengalaman inspiratif yang sudah saya rasakan dan dapatkan pada saat saya melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Pabuaran Desa Cibodas Kecamatan Rumpin. Cerita ini berasal dari beberapa anak yang sangat giat dan rajin dalam menimba ilmu. Setelah saya melihat bagaimana semangat mereka dalam menimba ilmu walaupun dihadang oleh banyaknya kekurangan yang mereka dapatkan, tetapi mereka tidak patah semangat. Oleh karena itu saya mendapatkan banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari mereka. Semangat mereka itu pun ibarat sebuah Jingga untuk Matahari. Jingga yang tak pernah lelah menemani sang Matahari untuk menerangi sore yang indah. Itulah sekiranya gambaran saya tentang bagaimana semangat anak-anak Desa Cibodas dalam menimba ilmu menurut saya.

Pada hari pertama saya tiba di Desa Cibodas, Rumpin ini saya disambut dengan cuaca yang sedikit kelabu, diiringi dengan turunya gerimis yang sedikit membuat hati hanyut dalam kesedihan untuk berpisah oleh orang tua

saya yang pada saat itu mereka ikut mengantar saya ke Desa Cibodas untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Namun saya tidak mau terus menerus bersedih atas perpisahan yang singkat ini. Diiringi angin yang berhembus terasa nyaman saya rasakan pada pertama kali menginjakkan kaki di desa ini.

Hari pun sudah berlalu menjadi sore, langit pun berubah seketika menjadi cerah dan hujan pun tidak mau kalah untuk berhenti, pemandangan berubah menjadi sangat indah. Sisa-sisa air hujan pun menjadi property pendukung untuk menyempurnakan sore yang indah ini. Pemandangan yang sangat jarang saya jumpai di Ibu Kota saat ini, gedung-gedung pencakar langit pun berubah menjadi pohon-pohon bambu yang lebat namun indah, bukan lagi barisan kendaraan pribadi dan kendaraan umum yang berebut jalan yang biasa saya jumpai di Ibu Kota, melainkan digantikan dengan barisan-barisan hutan pohon karet yang ditanam sangat rapih, dan kali ini bola mata saya benar-benar dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah yang jarang sekali saya temui, sejauh mata saya memandang hamparan hutan pohon karet dan hutan pohon bambu menjadi sahabat saya saat ini.

Tidak terasa waktu pun sangat cepat berlalu, hari-hari saya dan kelompok pun kami lalui dengan suka cita, kami melakukan sosialisasi terhadap masyarakat desa tersebut, kami bercengkrama ria dengan seluruh warga, kami disambut dengan sangat hangat oleh masyarakat Desa Cibodas, saya dan kelompok di perlakukan layaknya saudara mereka sendiri, apabila kami dalam kesulitan mereka pun dengan sigap menjadi tameng untuk membantu saya dan kelompok. Tanpa kami sadari tenyata kami sudah sampai pada minggu pertama di Kampung Pabuaran Desa Cibodas, Rumpin ini.

Pada minggu pertama saya lalui bersama dengan seluruh kelompok KKN saya yang kami semua sepakat kelompok KKN ini kami namakan menjadi KKN SUNRISE 092, kami semua membuat planning kegiatan apa saja yang akan kami kerjakan di sini dan tidak lupa tanggal pelaksanaan kegiatan tersebut sudah kami susun dengan sangat baik dan rinci. Mungkin sebelum kami melakukan kegiatan kami sudah melakukan terlebih dahulu sosialisasi

membantu pembangunan dan pemberdayaan di kampung yang damai ini. Tidak terasa hari demi hari sudah kami lalui dengan sangat menyenangkan bersama dengan warga di sini, rencana kami pun tidak terasa sudah sebagian berjalan dan terealisasikan dengan sangat amat baik, dimulai dengan pengadaan pengajian TPA di setiap habis Maghrib, dan tahapan pengajaran di sebuah madrasah, dan juga tidak lupa kami juga membuat rencana untuk membantu pengecatan mushalla yang berada tidak jauh dengan rumah yang kami singgahi, dan tidak lupa kami juga menyumbangkan beberapa mushaf al-Qur’an untuk masjid dan madrasah di sana. Rencana kegiatan kami yang paling besar adalah mengadakan sarana dan prasarana berupa plang jalan untuk membantu warga mengetahui lokasi desa tersebut. Tidak lupa kami melakukan sosialisasi ke SD dan SMP untuk membantu menjadi tenaga pengajar untuk kedua sekolah tersebut. Karena dengan adanya program mengajar, kami dapat menyampaikan ilmu yang sudah kami peroleh selama ini di bangku perkuliahan ini untuk disampaikan pada para siswa-siswi di kedua sekolah tersebut.

Pada hari ini, tepatnya hari ke dua di minggu kedua, saya bertemu dengan salah satu jingga yang tidak pernah jera menemani sang matahari, namun ini berbeda dengan yang sudah saya bahas di atas, mungkin ini kisah inspiratif kedua saya yang saya temui di Kampung Pabuaran Desa Cibodas ini, dia adalah Abah. Abah adalah salah satu warga yang tinggal tidak jauh dengan home stay yang saya tempati, yang membuat saya sangat kagum dengan sosok yang sudah tidak muda ini adalah semangat Abah dalam bekerja dan hati Abah yang sangat mulia itulah yang membuat saya merasa

Abah itulah sosok ayah di dalam kehidupan saya dan kelompok saat ini.

Berawal pada pertama kali saya bertemu Abah pada hari pertama saya datang di desa ini, Abah lah yang menyambut hangat kedatangan kami. Abah telah menganggap kami ini adalah anak-anak beliau. Abah bekerja sebagai pemborong pada penjualan batang bambu di kampung ini, dahulu Abah pernah merantau di Jakarta sebagai supir angkutan umum, namun karena selama Abah menjadi supir Abah jauh dengan keluarganya, dan akhirnya Abah memutuskan untuk berhenti menjadi supir dan membanting setir menjadi pemborong bambu yang akan dijual di Jakarta. Saya sering bercerita dan bersendagurau dengan Abah, suatu ketika Abah bercerita dan bertanya kepada saya, “Jeng, kalau sudah tidak KKN lagi jangan pernah lupain Abah

yaa, Abah dah menganggap kalian ini seperti anak Abah loh Jeng.” setelah mendengar perkataan itu hati saya pun sangat tersentuh dan tanpa saya sadari air mata saya pun menetes.

Pada suatu senja yang indah, saya dan beberapa teman kelompok saya sedang duduk di depan teras rumah dan tidak selang beberapa lama Abah ikut dengan kami duduk di depan teras rumah. Abah banyak bercerita tentang hidupnya dan keluarganya, dan saya baru tahu alasan utama Abah bekerja keras adalah agar Abah bisa membelikan motor kepada anak kedua

Abah yang sudah lulus SMA. Bukan tanpa alasan kenapa Abah rela bekerja

keras untuk membelikan anaknya sebuah sepeda motor, karena anak Abah yang kedua ini anak yang sangat baik dan penurut, ia tidak pernah meminta hal yang macam-macam kepada Abah maupun istri Abah karena ia tau bahwa keluarga dia pun kekurangan. Dia berjalan kaki menuju sekolah padahal sekolah dia sangatlah jauh. Anak Abah pun tidak pernah mengeluh akan hal itu. Oleh sebab itu Abah ingin menghadiahkan sepeda motor kepada anak kedua Abah tersebut, dan alhamdulilah perjuangan Abah dalam bekerja keras pun membawa kan hasil, Abah pun bisa membelikan sepeda motor kepada anak kedua Abah sebagai hadiah untuk beliau bekerja nanti setelah lulus SMA.

Melihat semangat mereka membuat saya terperanga dan membuat saya menjadi sangat bangga dengan semangat anak Desa Pabuaran dalam menggapai ilmu dan Abah yang tidak pernah patah semangat dalam bekerja untuk keluarganya agar kebutuhan keluarga Abah dapat tercukupi.

Malam Tanpa Bintang

Desa Cibodas, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor inilah desa tempat saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata. Sebuah desa yang mempunyai pemandangan yang sangat indah dan desa yang sebenarnya bisa menjadi pusat ekonomi bagi warga di desa-desa lain di sekitarnya. Desa yang seperti malam yang sangat membutuhkan akan datangnya sebuah bintang untuk menyempurnakan indahnya malam. Sehingga malam yang tanpa bintang menjadi malam yang kelabu. Mengapa saya bisa berkata seperti itu?

kekurangan ini membuat kerindangan desa ini sulit terlihat, padahal Desa Cibodas ini kaya akan hasil kebun singkongnya, namun apa daya pejabat tinggi sudah merampas tanah-tanah yang dahulu dimiliki oleh warga asli desa ini. Padahal jika desa ini mendapatkan fasilitas yang baik desa ini bisa menjadi desa pusat untuk perekonomian desa-desa di sekitarnya, karena Desa Cibodas memiliki lahan yang masih sangat luas. Kurangnya pemberdayaan pada warga yang membuat pola pemikiran warga di desa ini menjadi kaku dan akhirnya tidak dapat memanfaatkan semua keuntungan dari desa ini secara maksimal. Selama saya melakukan KKN di desa ini, saya dan kelompok saya selalu melakukan beberapa program pemberdayaan kepada warga sekitar, seperti melakukan pelatihan memasak menggunakan bahan dasar dari hasil panen di desa ini dan melakukan pelatihan kerajinan tangan seperti membuat broach yang terbuat dari kain flannel dan gantungan kunci yang terbuat dari kain flannel dan dacron. Selain itu kelompok kami selalu melakukan sosialisasi pentingnya pendidikan. Hal itu kami lakukan agar warga dapat melihat bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk merubah desa mereka menjadi desa yang banyak menguntungkan untuk warganya dengan cara membuat lapangan pekerjaan bagi orang banyak. Dengan begitu mereka dapat memperoleh kehidupan yang jauh lebih baik dari yang ada sekarang.

Itulah sedikit kisah saya dalam mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini, banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan selama saya berada di sana, saya mendapatkan kisah yang sangat sulit untuk saya lupakan, dan saya juga mendapatkan kenangan indah yang akan selalu saya kenang di ingatan saya, mulai dari rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang ada di kelompok saya, kedekatan kami dengan warga sekitar.

EPISODE TERJUN KE MASYARAKAT