DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN A. Kerangka Pemecahan Masalah
MENGABDI UNTUK DESA YANG UNGGUL Oleh: Aning Lutfiah
Pengantar
KKN kegiatan wajib mahasiswa di semester 6 menuju semester 7 untuk persyaratan kelulusan. Diadakannya KKN adalah menurut Tri Dharma mahasiswa yaitu, pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Awal mendengar tentang KKN membuat pikiran ini tak tenang, bagi saya KKN adalah kegiatan yang sangat menyeramkan dan menyedihkan karena berlokasi di desa yang terkadang sulit mencari air, jauh dari hiruk-pikuk kota sehingga dalam pikiran saya KKN adalah kegiatan yang sangat membosankan.
Persepsi Saya Tentang Kelompok KKN
Mulai dari awal membentukan kelompok yang harus ditetapkan oleh PPM, membuat saya tidak merasa senang, karena saya harus beradaptasi dengan teman-teman baru yang sama sekali belum saya kenal. Ditetapkan sederet nama yang akan menjadi partner kerja selama melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata yang mana nama tersebut belum pernah saya kenal sebelumnya, hanya satu nama yang paling saya kenal adalah Irfan Fahrezy yaitu mahasiswa Jurusan Manajemen yang satu prodi dengan saya, hingga akhirnya kami dipertemukan di auditorium untuk masa pembekalan KKN, itulah awal pertemuan kami. Duduk bersandingan, saling berjabat tangan, saling memberi senyuman, berkenalan, dan pada hari itu juga kami duduk bersama membuat satu lingkaran untuk saling mengenal lebih dekat, saling bertukar nomor handphone dan setelah itu kami banyak berkomunikasi untuk menyusun berbagai kegiatan yang akan kami laksanakan dalam Kuliah Kerja Nyata.
Rapat perdana membahas tentang nama kelompok yang akhirnya disepakati dengan nama “SUNRISE” yang artinya Bersatu untuk Negeri. Pada hari selanjutnya kami mendapatkan pengumuman tentang lokasi desa yang akan kami tempati selama satu bulan menjalankan tugas Kuliah Kerja Nyata.
Kendala yang Saya Bayangkan
Desa Cibodas Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor adalah lokasi Kuliah Kerja Nyata saya bersama teman-teman. Mencari kabar tentang desa tersebut dari internet, banyak kabar tidak baik tentang desa itu, kabarnya desa tersebut angker, banyak begal, tidak aman, dekat Kali Cisadane yang katanya banyak buaya. Namun saya tetap positive thinking karena bagaimanapun itulah tugas yang harus saya jalankan dengan bagaimanapun kondisi dan keadaanya. Awal perjalanan ke Desa Cibodas, tidak disangka akan melewati jalan yang terjal, bebatuan, jalan licin, becek dan banyak genangan air di kala hujan turun, dan itu membuat nyali saya surut karena saya membayangkan bahwa Desa Cibodas adalah desa yang cukup tertinggal dari desa lainnya. Hingga pada akhirnya saya sampai di Desa Cibodas, masih dengan suasana yang tidak nyaman karena dilihat dari kondisi desa dan masyarakat yang menurut saya waktu itu kurang ramah dengan kedatangan saya dan teman-teman, di sana kami bertemu dengan ketua RT dan RW setempat yang banyak menjelaskan tentang kondisi Desa Cibodas. Survei selanjutnya saya dan teman-teman datang bersama dosen pembimbing dan menanyakan tentang kekurangan-kekurangan apa saja yang sedang dialami oleh desa tersebut, dan kebanyakan dari keluhan masyarakat adalah minimnya pendidikan pada anak usia dini dan pendidikan bagi ibu-ibu rumah tangga karena kebanyakan dari mereka tidak bisa baca dan tulis selain itu saya juga konsultasi tentang tempat tinggal yang akan saya tinggali bersama teman-teman nanti saat tugas KKN kami mulai, di sana saya dan teman-teman ditawari rumah yang menurut cukup bagus untuk ditempati namun kekurangannya di rumah tersebut tidak ada perabotan rumah tangga sama sekali sehingga itu dapat menyulitkan saya dan teman-teman.
Sudah dengan banyak pertemuan dan berkumpul bareng teman-teman KKN, namun hati ini tetap belum ada semangat untuk menjalankan tugas Kuliah Kerja Nyata, tetap dengan bayangan saya, KKN itu membosankan dan males karena saya membayangkan bagaimana nanti hidup satu bulan bersama teman-teman yang baru saya kenal, belum mengenal karakter, sifat dan berbagai hal tentang mereka. Namun ini tugas yang harus dijalankan.
kurang menyenangkan yaitu, rumah yang ingin saya tempati mendapat kendala sehingga tidak dapat ditempati, ternyata rumah itu bocor jika hujan dan kurang layak sehingga di waktu yang sudah sangat dekat dengan waktu KKN saya dan teman-teman harus mencari rumah lain yang siap dihuni. Masih Dengan Rasa Sungkan
Tanggal 25 Juli 2016 hari pelepasan mahasiswa KKN. Tidak terasa liburan yang harusnya untuk acara mudik kumpul keluarga ini digunakan untuk menjalankan tugas. Dengan berat langkah kaki saya melangkah menuju Desa Cibodas dengan mengendarai motor bersama teman-teman yang lain, masih terasa sangat berat menjalankan tugas KKN ini. Tepat pukul 16.00 WIB saya tiba di Desa Cibodas, dan ternyata di sana saya dan teman-teman disambut dengan hangat oleh warga sekitar, adik-adik kecil langsung banyak yang datang untuk sekedar bermain dan berkenalan. Malam hari pertama di Desa Cibodas saya dan teman-teman kedatangan sesepuh kampung dan ketua RT setempat kami banyak berbincang namun kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa Sunda sehingga saya tidak paham dengan apa yang mereka bicarakan. Setelah melakukan kumpul bersama warga setempat kami melakukan evaluasi dan perencanaan kegiatan untuk besok dan akhirnya malam semakin larut dan saya sudah lelah maka dari itu saya dan teman-teman istirahat, malam pertama untuk tidur di tempat lain, pasti saya tidak bisa tidur karena harus beradaptasi dengan lingkungan terlebih dahulu kurang lebih selama tiga malam, di tempat itu juga banyak sekali nyamuk yang mengganggu tidur saya sehingga malam terasa sangat lama. Pagi hari yang cerah saya bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat Subuh, pagi itu setelah sarapan pagi saya mempunyai tugas melakukan koordinasi ke SMP dan SMA PGRI Rumpin untuk melakukan kegiatan mengajar di SMP dan ekstrakurikuler di SMA PGRI Rumpin. Siang itu matahari sangat terik dan panas, namun teriknya matahari siang itu tidak melunturkan semangat saya untuk melanjutkan aktivitas, aktivitas siang itu berlanjut mengunjungi kediaman bapak RT Dusun Pabuaran Desa Cibodas untuk acara kunjungan sekaligus dimaksudkan untuk acara silaturahmi agar mempererat persaudaraan. Setelah acara hari itu selesai kami pun kembali ke basecamp untuk beristirahat.
Hari-hari berikutnya ternyata dugaan saya selama ini salah besar, KKN adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, selain menyenangkan KKN juga menambah pertemanan, persaudaraan dan keakraban dengan teman Universitas maupun dengan warga sekitar. Hari Kamis pembukaan di Kantor Kepala Desa Cibodas saya dan kawan-kawan datang ke sana tepat pukul 10.00 WIB. Luar biasa sambutan dan harapan dari warga Desa Cibodas membuat kami semakin semangat untuk membuat Desa Cibodas semakin unggul. Di acara pembukaan ini saya bertemu dengan kelompok 093 dan 094 yang mereka juga ditugaskan di Desa Cibodas. Sangat disayangkan karena waktu acara pembukaan di Kantor Balai Desa, dosen pembimbing kelompok 092 tidak berkenan hadir kerena sedang sakit maka sambutan pun di wakilkan oleh dosen pembimbing dari kelompok 094.
Malam keempat dalam KKN bertepatan dengan malam Jum’at yang mana pada malam itu anak laki-laki melakukan kegiatan shalawat di majelis dan anak perempuan menyiapkan makan malam. Malam itu terasa sunyi sekali pada kurang lebih pukul 23.00 WIB saya sedang duduk bersama anak-anak perempuan lainnya untuk bersiap tidur, tiba-tiba terdengar suara yang sangat aneh suara misterius yang entah datang dari mana. Awal terdengar suara itu saya masih merasa biasa saja namun pada suara kedua saya mulai merasa merinding dan ternyata bukan hanya saya yang mendengarkan teman-teman perempuan lainnya juga mendengarnya lalu datang suara ketiga yang suara itu semakin jelas terdengar saya langsung merasa ketakutan hingga saya menangis malam itu dan malam itulah awal dari rasa takut saya. Jum’at pagi saya dan para teman wanita harus ikut pengajian ibu-ibu di majelis. Rasanya aneh memang karena cara dan tradisi mengaji pun berbeda, banyak
shalawat-shalawat dengan bahasa Sunda yang saya tidak mengerti namun harus tetap
menikmati, akhir pengajian itu teman perempuan saya Rindi diminta untuk mengisi sedikit pencerahan serta perkenalan anggota KKN kami. Acara pun selesai dengan baik dan lancar.
Semakin Seru
saya ikut bersemangat dalam mengajar mereka. Saya bukan guru bagi mereka tapi saya menempatkan diri saya sebagai siswi yang ingin ikut belajar bersama mereka. Saya mendapat tugas mengajar anak kelas 6 SD, saya masuk kelas dan memperkenalkan diri saya di depan mereka semua, saya bercerita tentang dan maksud kedatangan saya dan teman-teman ke Desa Cibodas. Mereka sangat berantusias untuk mendengarkan bahkan mereka banyak yang meminta nomer handphone saya. Selesai kegiatan mengajar di SDN 02 Cibodas saya bergegas kembali ke basecamp karena siang pukul 13.00 WIB saya harus kembali ke sekolah SMP PGRI untuk melakukan kegiatan mengajar kembali. Di SMP PGRI Cibodas saya bertemu dengan guru pengajar untuk meminta ijin untuk mengisi pelajaran dan sharing pengalaman kepada siswa-siswi. Masuk di kelas delapan yang saat itu kelas itu sangat ramai beda sekali dengan adik-adik di SDN 02 Cibodas. Saya dan teman saya Bagus melakukan perkenalan, mereka antusias namun sepertinya mereka masih merasa canggung dengan kedatangan saya dan Bagus. Alhamdulillah saya dan Bagus dapat
menguasai kelas dan memahami mereka dengan baik sehingga kelas hari itu
berjalan dengan lancar. Pukul 15.30 WIB itu adalah waktu istirahat bagi siswa-siswi SMP PGRI, hal sederhana yang membuat saya bahagia, saat saya berkumpul bersama teman-teman dan menikmati jajanan, walau hanya
jajanan anak sekolah cimol, cilor, seblak tapi bagi saya itu makanan yang sangat
lezat karena saya memakannya dengan kebersamaan sambil melihat pemandangan anak-anak SMP. Saya merasa seperti anak SMP lagi yang pada masa mereka penuh dengan kebahagiaan.
Di sela-sela waktu saya tidak mengajar karena bergantian jadwal dengan
teman yang lain, di sana saya dan teman-teman diminta untuk mengajar tuna
aksara, yang mana mengajari ibu-ibu Desa Pabuaran, mengajari baca tulis dari
huruf kapital dan huruf hijaiyah. Hari itu saya mengajar bergantian dengan Ajeng, mengajari ibu-ibu membawa pengalaman baru bagi saya, karena kebanyakan dari mereka kaku dalam memegang pulpen, namun belajar dengan disertai canda tawa membuat saya dan rekan-rekan senang mengajari ibu-ibu.
Hari berikutnya, tidak terasa waktu bergulir sangatlah cepat saya mulai menikmati hari demi hari KKN ini. Persiapan acara 17 Agustus, saya dan teman-teman mulai menyiapkan susunan acara dan lomba-lomba yang
akan diadakan pada hari 17 Agustus. Untuk memperingati acara 17 Agustus kelompok KKN saya mengadakan dua kali perlombaan yaitu 17 Agustus di Pabuaran Desa Cibodas dan 21 Agustus yang berlokasi di SDN 04 Desa Cibodas. Setelah banyak rapat, rapat dengan pemuda desa maupun dengan kelompok dan akhirnya disepakati, dalam lomba 17 Agustus akan diadakan di Kampung Pabuaran dan terdapat lomba untuk ibu-ibu. Anak-anak dan bapak-bapak. Lomba anak yaitu memasukkan bendera dalam botol, lomba kelereng, lomba makan kerupuk, dan lomba mengambil koin dalam jeruk. Lomba untuk ibu-ibu di antaranya adalah lomba memasukkan benang dalam jarum, lomba bakiak, dan lomba goyang balon untuk bapak-bapak dan ibu-ibu dan khusus lomba bapak-bapak serta pemuda laki-laki adalah lomba panjat pinang. Lomba gabungan antara kelompok 092, 093 dan 094 yang dilaksanakan di SDN 04 Cibodas mengusung lomba tahfizh al-Qur’an, adzan, cerdas cermat dan lomba pidato. Dari kelompok 092 mengirim perwakilan anak-anak untuk ikut serta dalam lomba-lomba tersebut.
Di sela acara 17 Agustus kak Melly menghadirkan sebuah Tari Genjring yang mana tari itu dilakukan oleh anak-anak SD, tari itu menambah keseruan dalam acara 17 Agustus.
Penuh Makna
17 Agustus 2016. Acara dimulai sejak pukul 09.00 WIB di Desa Pabuaran, acara sangat meriah banyak sekali masyarakat yang datang. Saya selaku penanggung jawab untuk lomba mengambil koin dalam jeruk dan selaku panitia acara 17 Agustus merasa sangat senang karena banyak anak-anak yang berantusias untuk mengikuti lomba tersebut. Selama acara 17 Agustus kami juga membuka stand bazaar pakaian layak pakai yang dijual sangat murah. Pagi sebelum acara dimulai saya juga ikut serta menjaga stand
bazaar tersebut ternyata luar biasa antusias masyarakat yang membeli juga
lumayan sangat banyak, sehingga pakaian mampu terjual hampir 50% dari persediaan. Saya merasa kemeriahan hari itu kurang lengkap sebelum melihat acara panjat pinang para pemuda dan bapak-bapak Kampung Pabuaran dan sangat meriah karena anggota kelompok KKN kami juga ikut
dilanjut dengan acara jalan-jalan ke kali. Luar biasa jalan yang sulit, licin tapi saya mampu melewatinya dan tidak kecewa karena di kali itu saya menemukan pemandangan yang sangat indah. Saya pergi ke sana bersama
team KKN dan pemuda sekitar ada anak-anak desa sekitar juga yang ikut
bermain air di sore hari itu sangat menyenangkan, dapat melepas lelah setelah seharian melakukan aktivitas lomba 17 Agustus. Namun sangat disayangkan karena saya dan kawan-kawan tidak terlalu lama di kali dan bermain air karena waktu yang sudah sore dan sangat berbahaya jika kita naik terlalu malam, maka hari itu selesai kegiatan dan bermain di kali. Kami kembali ke basecamp.
Menciptakan Sejuta Kenangan Indah
Hari-hari selanjutnya saya dan rekan-rekan mulai menyelesaikan program kerja satu demi satu seperti renovasi mushalla, mengecat membersihkan dan memberikan nama yang mana mushalla itu di beri nama “AL-KHIZARONA”, membuat plang jalan, penyerahan buku dan mushaf al-Qur’an kepada majelis. Waktu sangatlah cepat tidak ingin berpisah meninggalkan kebahagiaan, kebersamaan dengan teman-teman, karena kami di sini bukan hanya sekedar teman namun sudah sebagai saudara. Hari itu setelah semua program kerja selesai dan akhirnya…
Curug Cigamea Bogor, pesona Indonesia dengan keindahan alam yang
sangat menajubkan, dengan keindahan air terjun yang sangat asri ditambah dengan adanya pelangi yang sangat indah di siang itu, berkumpul dan bermain bersama saudara KKN itu sudah menjadi hal yang tidak pernah ternilai harganya. Kebahagiaan saya tidak bisa diurai dengan kata-kata, bagi saya mereka adalah salah satu hal terindah dalam kehidupan saya. Pukul 12.00 WIB kami sampai di Curug Cigamea, menelusuri jalan setapak yang cukup melelahkan, namun itu tidak membuat saya rugi karena di sana saya disuguhi dengan pemandangan yang sangat indah, bermain di bawah air terjun yang sangat dingin dan jernih sungguh sangat mengesankan. Air yang sangat dingin membuat saya tidak dapat bertahan lama bermain di bawah air terjun, dan akhirnya kami semua memutuskan untuk naik kembali melanjutkan perjalanan untuk menghangatkan badan ke Wisata kolam air hangat, dinginnya Kota Bogor tidak terasa lagi setelah saya berendam di kolam air hangat waktu sehari bagaikan satu jam untuk berada bersama
teman-teman. Hari semakin sore maka dari itu kami memutuskan untuk pulang. Dalam perjalanan pulang hujan yang sangat deras mengguyur Kota Bogor malam itu, suasana menjadi dingin kembali karena kami menerobos hujan di malam hari itu.
Detik-detik di hari terakhir perpisahan, bukan sebuah perpisahan namun baru awal dari sebuah perjuangan, walau kami tidak tinggal satu atap lagi, tidak makan bersama lagi, tidak bercanda setiap hari lagi, namun kami akan berjanji untuk terus menjaga persaudaraan ini sampai kapanpun. Di malam terakhir di Desa Cibodas saya dan teman-teman mengundang warga Pabuaran untuk berkumpul bersama acara silaturahmi. Di sana saya duduk di antara warga sekitar yang sangat sayang kepada kami. Malam itu sangat mengaharukan dilanjutkan dengan acara kami yaitu api unggun bersama, duduk melingkari api unggun mengungkapkan semua rasa yang ada, dari rasa suka, senang, sedih, bahagia, dan yang paling penting adalah rasa kasih dan sayang di antara kami. Mengungkapkan semua perasaan yang ada, saling mengoreksi. Satu hal kejujuran dari abang Ipan dan Rudi ungkapkan, ternyata, malam Jum’at pertama itu bukan suara aneh syetan maupun makhluk ghaib lainnya, namun itu adalah keusilan mereka yang sengaja ingin mengerjai kami para anak perempuan, suara itu dari ringtone handphone yang diletakkan di jendela kamar kami. kesel, bete tapi bercampur dengan perasaan lucu karena malam itu saya menangis karena ketakutan. Tidak ingin berpisah masih ingin bersama, air mata pun jatuh di pipi, 30 hari telah berlalu perasaan yang awalnya tidak ingin KKN ternyata menjadi perasaan yang sulit untuk dilupakan. Malam itu saya dan teman-teman melewati panjangnya malam dengan penuh haru dinginnya malam sudah tidak saya rasakan lagi, yang saya rasakan hanyalah rasa sedih karena harus berpisah dengan mereka semua, acara selesai menjelang pagi saya tidur sebentar sebelum akhirnya pagi saya dan teman-teman harus menghadiri acara penutupan KKN di Balai Desa.
Pagi pukul 07.00 WIB Dosen Pembimbing saya datang untuk menghadiri acara penutupan dan bertanya-tanya tentang program kerja kami, saya bergegas mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke Balai Desa.
berpisah dengan teman-teman semua. Acara penutupan selesai dengan suasana hati sendu kami melakukan foto bersama dengan aparat Desa Cibodas. Pesan-pesan dari semua warga desa akan selalu teringat dalam benak saya, mereka selalu bilang “jangan lupa dengan Desa Cibodas”, saya tidak akan lupa, karena di sinilah saya banyak belajar tentang kehidupan berkeluarga. Setelah selesai semua acara kami kembali ke Pabuaran untuk acara pamitan kepada warga di sana. Tangis ini tak bisa dibendung lagi, tak ingin rasanya berpisah dengan mereka, kebaikan ibu-ibu Pabuaran bapak-bapak di sana pasti akan selalu saya rindukan, keceriaan adik-adik di sana sudah mewarnai hari-hari saya. Acara pamitan sekaligus pemberian kenang-kenangan untuk warga di sana, mereka menangis haru sehingga membuat saya juga ikut menangis hingga membuat mata ini sembab. Tibalah kami harus pulang ke rumah masing-masing. Di sepanjang jalan saya masih merasakan haru itu, namun akhirnya saya tertidur di dalam mobil. Mobil yang dikendarai oleh Rudi Hartanto melaju menuju ke Ciputat, di sana saya menuju ke kosan Rindi untuk mengambil barang setelah itu saya menuju rumah Ajeng karena malam itu telah larut dan badan yang sangat capek akhirnya saya tidak langsung pulang, malam itu saya menginap di rumah Ajeng. Di suasana rumah, saya masih selalu rindu dengan suasana KKN. Namun karena badan yang terlalu capek malam itu saya cepat sekali tertidur, pagi hari saya harus pulang karena ayah dan ibu saya sudah menunggu di rumah. Di sinilah cerita masa KKN saya dimulai.
Persepsi Saya Tentang Desa Cibodas
Desa makmur yang cukup asri, dengan masih banyak pohon-pohon rindang membuat Desa Cibodas ini sangat sejuk dan terasa damai, di saat tengah malam suara jangkrik masih terdengar sangat ramai. Dengan warga desa yang ramah dan baik-baik membuat saya betah untuk tinggal lama di desa ini, namun tugas yang diberikan hanya satu bulan saja, saya rasa waktu itu terlalu singkat untuk menikmati kesejukan dan kemurnian udara yang tidak pernah saya dapatkan di kota. Walau desa ini terbilang sudah cukup maju namun masih banyak masyarakat yang kurang mampu, sehingga banyak anak-anak muda yang harusnya belajar menuntut ilmu malah pergi untuk merantau bekerja. Sangat disayangkan.
Bila Menjadi Bagian dari Penduduk Cibodas
Saya akan membangkitkan semangat para kaum muda bahwa pendidikan itu penting, semua bisa mendapatkan pendidikan yang layak bila mau berusaha, dan saya akan berusaha menjadikan Desa Cibodas unggul dalam setiap bidang.
30 HARI MERUBAH: MEMULAI DARI HAL-HAL YANG KECIL