• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahan yang bergerak dibidang penambangan emas dan tembaga yang beroperasi di wilayah Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. PT NNT mengawali aktifitas eksplorasi di Kecamatan Sekongkang pada tahun 1986 yang kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Kontrak Karya Generasi Keempat antara PT NNT dengan Pemerintah Republik Indonesia tanggal 2 Desember 1986. Bertepatan dengan tanggal 1 Maret 2000 PT NNT mulai melakukan aktifitas produksi perdananya.

Dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya, PT NNT tidak bisa lepas dari tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan atau CSR sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang Peraturan teknisnya tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.

Pedoman TJSP PT NNT

Pelaksanaan TJSP PT NNT berpedoman pada Rencana Strategis (disingkat Renstra) pengembangan masyarakat. Renstra tersebut merupakan instrumen penting sebagai pedoman bagi PT NNT untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Dengan adanya renstra, maka kegiatan dapat menjadi lebih terarah dan terfokus, sehingga hasilnya dapat lebih terukur. PT

NNT telah memiliki renstra yang dirumuskan untuk masa berlaku tahun 2005 - 2009, yang kemudian dilakukan refleksi dan sekaligus revisi melalui renstra yang dirumuskan untuk masa berlaku tahun 2009 - 2013.

Renstra pengembangan masyarakat PT NNT tahun 2009 - 2013 memuat: (a) visi, misi, sasaran dan tujuan pengembangan masyarakat; (b) landasan pengembangan masyarakat; (c) isu strategis pengembangan masyarakat; dan (d) bidang utama pengembangan masyarakat (Markum dan Setiawan 2009). Visi program pengembangan masyarakat PT NNT adalah “Masyarakat yang sehat, cerdas, mandiri, sejahtera dan religius”. Untuk mewujudkan visi pengembangan masyarakat PT NNT, maka ditetapkan misi, sasaran dan tujuan (Lihat Lampiran 4).

Renstra PT NNT memuat pula nilai-nilai dasar pengembangan masyarakat sebagai berikut: (1) menerapkan integritas, keterbukaan, tanggung jawab dan keadilan dalam setiap tindakan dan perilaku; (2) menjunjung semangat bekerjasama, kepedulian terhadap lingkungan hidup, profesionalisme, dan etos kerja yang tinggi; (3) menghormati nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat, dan (4) tetap konsisten melaksanakan program sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama.

Renstra PT NNT menetetapkan pula prinsip dasar pengembangan masyarakat sebagai berikut:

1. Kesejahteraan: pengembangan masyarakat tidak semata-mata berorientasi pada peningkatan ekonomi semata, tetapi juga harus diimbangi dengan peningkatan yang lain, khususnya kualitas kesehatan, pendidikan, dan rasa aman;

2. Kemandirian: pengembangan masyarakat diutamakan untuk memacu tumbuhnya kapasitas yang tangguh dari masyarakat untuk mampu mengelola dan mengembangkan sumberdaya yang dimiliki, agar tidak banyak tergantung pada pihak lain;

3. Keterpaduan: prinsip keterpaduan memerlukan keteraturan dan terintegrasi yang saling mengisi dan memberikan manfaat positif antara satu dengan yang lain. Pengembangan masyarakat diselenggarakan dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan dari berbagai pihak dan berbagai bidang (kesehatan, pendidikan, pertanian, ekonomi, sosial budaya dan agama);

4. Keberlanjutan: pengembangan masyarakat diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang; 5. Keterbukaan: pengembangan masyarakat memberikan akses yang seluas-

luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan program-program masyarakat;

6. Partisipatif: pengembangan masyarakat diselenggarakan melalui kemitraan dengan melibatkan para pemangku kepentingan, baik dalam proses perencanaan, implementasi dan monitoring;

7. Akuntabilitas: penyelenggaraan pengembangan masyarakat harus dapat dipertanggungjawabkan baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya; dan

8. Keadilan: Program pengembangan masyarakat dapat memberi manfaat bagi masyarakat tanpa memandang status dan latar belakang.

Renstra pengembangan masyarakat tahun 2009 - 2013 PT NNT memuat pula isu-isu strategis sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan masyarakat agar memiliki keseimbangan, antara dukungan kapasitas manusia (capacity building), dengan dukungan infrastruktur memadai;

2. Bagaimana menyiapkan masyarakat mandiri, yang mampu mengelola dan mengembangkan sumber daya berkelanjutan, untuk mengantisipasi perubahan dan tantangan ke depan;

3. Bagaimana menjamin agar tercipta hubungan-hubungan yang harmonis antar keberagaman masyarakat dan antara masyarakat dengan lingkungannya;

4. Bagaimana agar masyarakat memiliki penghasilan yang mencukupi, bebas dari kemiskinan, dan berswasembada pangan;

5. Bagaimana mengupayakan penerapan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari; dan

6. Bagaimana agar program pengembangan masyarakat dapat sinergis dan sinkron dengan kebijakan dan program pemerintah.

Adapun ruang lingkup kegiatan pengembangan masyarakat PT NNT yang tertuang dalam renstra PT NNT tahun 2009 - 2013 mencakup bidang-bidang utama sebagai berikut:

1. Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan standar kesehatan masyarakat demi terciptanya masyarakat yang sehat dan produktif melalui beberapa program antara lain: pendidikan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan, penyediaan sarana dan prasana kesehatan, dan peningkatan gizi masyarakat;

2. Pendidikan, bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah, pelayanan pendidikan non formal, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan kapasitas guru serta peningkatan keterampilan masyarakat melalui pelatihan, workshop dan kursus;

3. Usaha Ekonomi Masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga dengan meningkatkan kesempatan penciptaan lapangan usaha serta meningkatkan keterampilan dan daya saing usaha lokal, guna mengurangi pengangguran dan merangsang penciptaan lapangan kerja. 4. Pertanian, Kelautan dan Pariwisata, bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan petani, nelayan dan masyarakat di sekitar lokasi pariwisata melalui beberapa program antara lain : bantuan peralatan dan sarana produksi pertanian dan nelayan, peningkatan nilai tambah produk, optimalisasi pengelolaan pariwisata dan promosi pasar; dan

5. Sosial Budaya dan Agama, bertujuan untuk mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai, seni dan budaya yang ada di masyarakat sebagai upaya mewujudkan harmonisasi kehidupan bermasyarakat.

Renstra pengembangan masyarakat PT NNT tahun 2009 - 2013 menggambarkan upaya PT NNT untuk menempatkan tanggungjawab sosial sebagai bagian integral dalam tata kelola bisnis dan berkomitmen membangun hubungan yang berbasis kepercayaan dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal. Namun, ada dua hal penting yang perlu dievaluasi. yaitu:

pertama, visi “masyarakat yang sehat, cerdas, mandiri, sejahtera dan religius” cakupannya masih sangat luas. Visi tersebut lebih cocok untuk menjadi visi

pemerintah daerah. PT NNT perlu merumuskan visi yang lebih spesifik sebab fungsi perusahaan (PT NNT) tidak untuk menggantikan pemerintah dalam pembangunan daerah, melainkan sebagai mitra strategis. Kedua, tidak ada kebijakan khusus pasca tambang. Hal ini menjadi penting untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang mungkin saja bisa mengganggu bahkan menghentikan proses produksi perusahaan sebelum waktunya.

Penghentian produksi sebagai dampak dari ketidaksiapan PT NNT melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2010 tentang Mineral dan Batu Bara yang mewajibkan kepada perusahaan pertambangan mineral untuk melakukan proses pemurnian di dalam negeri, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.011/2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.011/2012 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar, menyebabkan PT NNT mengeluarkan kebijakan penghentian sementara kegiatan produksi melalui Surat Presiden Direktur PT NNT Nomor 1642/PD-MH/NNT/VI/2014 tanggal 5 Juni 2014. Hal ini berdampak pada dilakukannya stand by bagi lebih dari 80 % (delapan puluh persen) karyawan pada 6 Juni 2014 dan berdampak pula pada penghentian sebagian besar dari kegiatan TJSP PT NNT, termasuk di Kecamatan Sekongkang. Camat Sekongkang menjelaskan:

"Berhentinya produksi PT NNT pada 6 Juni 2014 hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak (karyawan, pengusaha, masyarakat, pemerintah, dan lain-lain), terutama bagi PT NNT. Hal ini bukan saja terkait pada kondisi saat ini, tapi yang lebih penting adalah kesiapan masyarakat untuk menghadapi kehidupan yang akan datang. Kondisi saat ini menggambarkan bahwa masyarakat belum disiapkan oleh PT NNT dan pemerintah untuk menghadapi era pasca tambang. TJSP PT NNT belum bisa mendorong kemandirian masyarakat, bahkan yang terjadi adalah adanya ketergantungan pada PT NNT".

Mengingat pertambangan merupakan kekayaan alam yang akan habis dan tidak dapat diperbaharui, dan kesadaran yang kuat bahwa operasional PT NNT akan berakhir pada tahun 2037, serta tingginya ketergantungan Kabupaten Sumbawa Barat pada sektor pertambangan maka perlu pemikiran dan aksi sejak dini untuk menjadikan sektor pertambangan sebagai “daya ungkit” bagi pengembangan sektor ekonomi lokal dalam mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat pasca tambang.

PT NNT telah memikirkan skema rencana penutupan tambang yang disusun pada tahun 2011 dengan mengacu pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008. Dokumen rencana penutupan tambang tersebut mencakup ruang lingkup utama sebagai berikut:

1. Area tambang;

2. Pabrik pengolahan bijih tembaga;

3. Infrastruktur tambang dan pengolahan (fasilitas peremukan, ban berjalan, kolam pengendali air tambang, bengkel, timbunan bijih, serta instalasi pipa konsentrat dan tailing);

4. Infrastruktur penunjang (PLTU, dermaga, penyimpanan konsentrat, gudang, dan tangki penyimpanan bahan bakar); serta

5. Pemukiman dan perkantoran.

Aspek sosial, ekonomi dan budaya dalam dokumen rencana penutupan tambang tersebut masih ditempatkan sebagai substansi yang minor, sehingga dokumen tersebut belum mampu menjadi acuan dalam pengelolaan isu sosial, ekonomi dan budaya dalam mempersiapkan kemandirian masyarakat pasca tambang. Pengelolaan isu sosial, ekonomi dan budaya hendaknya mampu terinstrumentasi dengan baik agar dapat memastikan penghidupan berkelanjutan pasca tambang. Seorang manager PT NNT menjelaskan:

“Secara prinsip, program TJSP PT NNT yang tertuang dalam renstra pengembangan masyarakat tahun 2009 – 2013, difokuskan pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan pasca tambang PT NNT dalam mewujudkan kemandirian masyarakat”.

Mekanisme Penyusunan Kebijakan TJSP PT NNT

PT NNT menyadari bahwa masyarakat di lingkar tambang (Kecamatan Jereweh, Maluk dan Sekongkang) cenderung memiliki dinamika yang lebih tinggi disebabkan karena pengaruh hubungan internal dan eksternal yang lebih intensif. Oleh karena itu, program pengembangan masyarakat memerlukan langkah- langkah yang sistematis dan strategis untuk memberikan capaian yang optimal sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain dilakukan dengan membangun partisipasi para pihak dalam semua tahapan TJSP PT NNT.

Proses penyusunan renstra pemberdayaan masyarakat PT NNT tahun 2009 - 2013 yang merupakan dokumen kebijakan TJSP PT NNT dilakukan oleh Lembaga Transform, dengan melalui empat tahapan sebagai berikut:

1. Kegiatan Perencanaan Program di Tingkat Desa. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode Partisipatory Rulal Appracial (PRA) di 13 desa pada tiga kecamatan lingkar tambang (Jereweh, Maluk dan Sekongkang). Di Kecamatan Sekongkang PRA dilakukan di 6 Desa, yaitu Sekongkang Atas, Sekongkang Bawah, Tongo, Ai Kangkung, Tatar, dan Talonang Baru. Hasil kegiatan PRA di setiap desa berupa dokumen Perencanaan Desa.

Peserta PRA di setiap desa sebanyak 30 orang yang merupakan representasi dari berbagai unsur masyarakat. Adapun unsur peserta yang terlibat dalam PRA di setiap desa tersaji dalam Tabel 16.

2. Kegiatan Penyusunan Draft Renstra. Hasil PRA Desa dirangkum ke dalam satu logframe yang menggambarkan alur secara sistematis mulai dari program, tujuan program dan kegiatan. Hasil dari kegiatan ini adalah dokumen draft Renstra 2009 - 2013.

3. Kegiatan Konsultasi Publik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menelaah draft Renstra bersama-sama dengan berbagai unsur perwakilan: Pemerintah Daerah Sumbawa Barat, pemerintah desa, masyarakat, PT NNT. Hasilnya adalah penyempurnaan draft renstra berdasarkan masukan berbagai unsur.

4. Kegiatan Finalisasi Renstra. Kegiatan ini dimaksudkan untuk penyempurnaan draft renstra terutama dalam kaitan dengan penetapan indikator pencapaian jangka panjang dan jangka pendek. Hasil kegiatan ini adalah dokumen renstra yang menjadi pandua program pengembangan masyarakat (community development) untuk tahun 2009 - 2013.

Tabel 16. Unsur yang terlibat dalam PRA

No Unsur Jumlah Keterangan

1 Pemerintah Desa 3 Kades, Sekdes, Staff Desa

2 BPD 1 Ketua BPD

3 LKMD 1 Ketua LKMD

4 Penyuluh Pemerintah 2 PPL/lainnya

5 LSM 1

6 Tokoh Pemuda 2 Karang Taruna & Remaja Masjid

7 Tokoh Perempuan 2

8 Tokoh Masyarakat 5

9 Petani 4 Ketua Kel. Tani, P3A/Malar

10 Pelaku Usaha 2 Pengusaha/Pedagang

11 Pegiat Pendidikan 1 Kepala Sekolah/Guru

12 Pegiat Kesehatan 1

13 PT NNT 2

14 CO (Mitra NNT) 3 Pertanian, Kesehatan & Pendidikan Sumber: Dokumen Renstra PT NNT tahun 2009 sampai 2013

Tahapan penyusunan Renstra tersebut menunjukkan bahwa proses penyusunan Renstra pengembangan masyarakat PT NNT tahun 2009 - 2013 dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan para pihak (stakeholders). Staff PT NNT menjelaskan bahwa:

"Penerapan metode PRA yang dilakukan oleh pihak ketiga (Lembaga

Transform) menggambarkan bahwa penyusunan Renstra

pengembangan masyarakat PT NNT tahun 2009 - 2013 dilakukan secara partisipatif dan objektif. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari subjektifitas perusahaan dan memberikan ruang seluas- luasnya kepada masyarakat dalam berpartisipasi dan menyampaikan secara terbuka berbagai permasalahan, kebutuhan, harapan sesuai dengan karakteristik di wilayah desa masing-masing".

Tokoh masyarakat di Desa Tatar mengaku terlibat dalam proses penyusunan Renstra pengembangan masyarakat PT NNT tahun 2009 - 2013, dan memberi apresiasi kepada PT NNT dengan mengatakan:

"Pelibatan perwakilan masyarakat dalam proses penyusunan Renstra pengembangan masyarakat PT NNT tahun 2009 - 2013 telah memberikan ruang kepada masyarakat untuk berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya dalam mendorong program pengembangan masyarakat PT NNT yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat".

PRA atau sering diterjemahkan secara langsung sebagai pengkajian atau pengamatan pedesaan secara partisipatif adalah sebuah metode pembelajaran masyarakat. Metode PRA bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan analisis masyarakat pedesaan dalam memahami kondisi (potensi dan masalah) kehidupan masyarakat dan desanya. Dengan demikian, masyarakat mampu menyusun secara mandiri rencana dan tindakan secara realistis dan rasional. PRA menerapkan prinsip mendahulukan masyarakat; pemberdayaan masyarakat; dari, oleh, dan untuk masyarakat; belajar dan menghargai perbedaan;

memecahkan masalah masyarakat; belajar dari kesalahan; berkelanjutan; keterbukaan; belajar menemukan sendiri (discovery learning); belajar dalam situasi nyata; dan belajar melalui pengalaman Rachman et al. 2011).

Sedangkang Gunawan (2008) menjelaskan, PRA adalah sebuah metode pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk dan bersama dengan masyarakat untuk mengetahui, menganalisa dan mengevaluasi hambatan dan kesempatan melalui multi-disiplin dan keahlian untuk menyusun informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan. PRA mempunyai sejumlah teknik untuk mengumpulkan dan membahas data. Teknik ini berguna untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat. Metode PRA memang tidak hanya menekankan teknik-teknik pengumpulan data semata, melainkan lebih menekankan pada proses pembelajaran masyarakat yang terus-menerus sejak penelitian awal, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga evaluasi akhir.

Lebih lanjut Gunawan (2008) menjelaskan bahwa, hal penting yang diperoleh dengan menggunakan metode PRA adalah:

1. Masyarakat mampu mengetahui potensi dan permasalahannya sendiri secara rinci, sebagai tujuan jangka pendek.

2. Menggugah dan menumbuhkan kesadaran, bahwa warga masyarakat memiliki potensi dan sekaligus menghadapi masalah, sebagai tujuan jangka panjang.

Pelibatan unsur pemerintah, terutama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam penyusunan renstra pengembangan masyarakat PT NNT tahun 2009 - 2013 bertujuan untuk membangun sinergisitas kebijakan dan program. Hal ini antara lain terlihat dalam alat verifikasi dan asumsi yang digunakan pada matriks Renstra secara umumnya mengacu pada standard dan data pemerintah. Salah seorang manager PT NNT mengatakan bahwa:

"Program pengembangan masyarakat tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya kerjasama yang sinergis, khususnya dengan Pemerintah Daerah Sumbawa Barat dan partisipasi masyarakat. PT NNT hanyalah salah satu pilar dari pilar penting pembangunan lainnya (pemerintah dan masyarakat)".

TJSP PT NNT sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang diimplementasikan dalam prespektif pemberdayaan, didesain berlandaskan pada upaya yang diharapkan mampu menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi para pihak (stakeholders). Nasdian (2014) menjelaskan bahwa, dalam perkembangan terkini dan berlandaskan pada prinsip-prinsip tatakelola yang baik dalam program pembangunan, pemaknaan partisipasi adalah suatu pola sinergisitas antara masyarakat, pemerintah, dan perusahaan yang dimaknai sebagai stakeholders participation. Sedangkan Gunawan (2008) menjelaskan bahwa, mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat merupakan tanggung jawab semua pihak, yaitu pemerintah (government), masyarakat

Kesesuaian dengan Regulasi

Investasi merupakan salah satu faktor yang memberikan perubahan sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan hidup. Dengan demikian, salah satu bentuk kewajiban perusahaan adalah meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif atas kehadirannya terhadap perubahan tersebut dengan melakukan kegiatan TJSP. Rachman et al. (2011) menjelaskan, ISO 26000 adalah standar internasional untuk tanggung jawab sosial dan bersifat guideline (pedoman), sehingga perusahaan harus mengembangkan strategi dan program CSR atau TJSP berdasarkan kondisi obyektif internal dan eksternal perusahaan.

PT NNT berkeyakinan bahwa melaksanakan tanggung jawab sosial merupakan hal penting bagi bisnis perusahaan, dan hal itu diwujudkan dengan membangun hubungan berdasarkan atas kepercayaan serta nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Hal ini dapat dicapai melalui kepemimpinan dan penerapan sistem manajemen formal yang andal, yang mendukung pengambilan keputusan secara efektif, mengelola risiko perusahaan dan mendorong peningkatan yang berkelanjutan. Seorang manager PT NNT menjelaskan bahwa:

"Bagi PT NNT, TJSP bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban dalam melaksanakan amanah undang-undang, namun telah menjadi kebutuhan bagi perusahaan, yang diharapkan menjadi investasi sosial jangka panjang yang berguna dalam meningkatkan citra perusahaan di mata publik dan investor, serta sebagai strategi bisnis dan pengendalian resiko sosial (sosial risk managemen) perusahan".

Rachman et al. (2011) menjelaskan bahwa, program TJSP yang meliputi pengurangan kemiskinan, pelestarian lingkungan, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah bagian dari upaya pengembangan perusahaan secara berkelanjutan. Hal ini berguna untuk membantu perusahaan dalam memperbaiki

financial performance dan akses pada modal, meningkatkan corporate image dan penjualan/layanan jasa, memelihara kualitas kerja, memperbaiki keputusan pada isu-isu kritis, serta menangani resiko secara lebih efisien dan mengurangi biaya jangka panjang. Sedangkan Sinoel (2005) menjelaskan bahwa program pengembangan masyarakat PT NNT menerapkan prinsip-prinsip pengembangan yang berkelanjutan, menjalin kemitraan dengan pemerintah dan masyarakat, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

4

IMPLEMENTASI TJSP PT NNT DAN KEMANDIRIAN