• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok Usaha Produktif (KUP) yang berkembang di Kecamatan Sekongkang terkait erat dengan potensi sumber daya alam dan bentuk aktifitas atau pekerjaan masyarakatnya. KUP terbanyak digeluti masyarakat pada sektor pertanian dalam bentuk Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) dan Kelompok Tani (Koptan). KUP lain di Kecamatan Sekongkang dijumpai dalam bentuk Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang terbentuk dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP). Adapula

bentuk KUP yang lebih besar dalam bentuk Koperasi. Data KUP di Kecamatan Sekongkang tersaji dalam Tabel 14.

Tabel 14. Daftar jenis kelompok usaha produktif berdasarkan desa di Kecamatan Sekongkang tahun 2012

No Desa

Jenis Kelompok Usaha Produktif

P3A Gapoktan Poktan SPP-

PNPM Koperas i 1 Sekongkang B 1 1 7 7 2 2 Sekongkang A 1 7 15 2 3 Kemuning 1 3 9 1 4 Tongo 1 1 5 17 1 5 Ai Kangkung 1 1 11 18 1 6 Tatar 1 1 8 5 1 7 Talonang Baru - 1 10 3 1 8 UPT SP 2 - 1 6 1 Total 4 8 57 74 10

Sumber: BPP Sekongkang dan PNPM-P Sekongkang

Tabel 14 menjelaskan bahwa, ada empat P3A di Kecamatan Sekongkang, yaitu: (1) P3A Plampo yang mengatur pengelolaan air irigasi Dam Plampo di Desa Sekongkang Atas yang mengairi areal seluas 175,68 hektar di Desa Sekongkang Atas dan Sekongkang Bawah; (2) P3A Embung Puja yang mengatur pengelolaan air irigasi Embung Puja di Desa Tongo yang mengairi areal seluas 110 hektar dan. Embung Tiu Sepit di Desa Tongo yang mengairi areal seluas 90 hektar; (3) P3A Senutuk di Desa Ai Kangkung yang mengairi areal seluas 300 hektar, dan (4) P3A Tabiung di Desa Tatar yang mengairi areal seluas 200 hektar. Tabel 14 menjelaskan pula bahwa di setiap desa telah ada Gapoktan. Dari 8 Gapoktan tersebut, telah mendapatkan bantuan dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) sebesar Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dari Kementerian Pertanian yang digunakan untuk membantu kebutuhan sarana produksi pertanian anggota. Sedangkan jumlah Poktan di Kecamatan Sekongkang sebanyak 57 kelompok. Desa Ai Kangkung memiliki jumlah Poktan paling banyak, yaitu 11 kelompok. Hal ini didukung oleh luas lahan pertanian di Desa Ai Kangkung mencapai 300 hektar. Sedangkan Desa Kemuning memiliki jumlah Poktan paling sedikit, yaitu 3 kelompok. Hal ini disebabkan karena Desa Kemuning tidak memiliki areal pertanian (sawah). Petani di Desa Kemuning hanya memiliki lahan pertanian di Wilayah Desa Sekongkang Atas dan Sekongkang Bawah.

Adapun kelompok SPP – PNPM-MP di Kecamatan Sekongkang berjumlah 74 kelompok, dengan jumlah paling banyak di Desa Ai Kangkung mencapai 18 kelompok dan paling sedikit di Desa Talonang Baru hanya 3 kelompok. Sedangkang Koperasi di Kecamatan Sekongkang mencapai 10 unit, dan yang aktif adalah Koperasi Serba Usaha Balang Bung yang terbentuk atas inisiatif dari Karang Taruna Balang Bung, Koperasi Samba yang berkantor di Desa Sekongkang Bawah dengan fokus kegiatan menjahit, Koperasi Serba Usaha Kemuning Jaya yang berkantor di Desa Kemuning dengan fokus kegiatan simpan pinjam dan produksi batako, Koperasi Tiu Petung yang dikususukan bagi Pegawai

Negeri Sipil di Kecamatan Sekongkang dengan fokus kegiatan simpan pinjam, dan Koperasi Wanita Sekongkang yang dikelolah oleh PKK Kecamatan Sekongkang dengan fokus kegiatan simpan pinjam dan pembuatan kerajinan dari bahan limbah plastik. Kopwan Sekongkang merupakan koperasi berprestasi di Kabupaten Sumbawa Barat.

Aksessibilitas terhadap Kebijakan dan Sumberdaya

Terbentuknya Kabupaten Sumbawa Barat pada tanggal 20 November 2004 dan dimekarkannya Sekongkang menjadi kecamatan defenitif tahun 1998 (sebelumnya bergabung dalam wilayah administratif Kecamatan Jereweh), didorong oleh semangat mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan upaya mempercepat pembangunan. Demikian halnya dengan keberadaan PT NNT sebagai perusahaan multi nasional yang melakukan aktifitas eksploitasi sumberdaya alam di Kecamatan Sekongkang, sudah semestinya memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Sekongkang.

Pemerintah kecamatan dan desa adalah pihak yang berperan langsung dalam menentukan dan menjalankan kebijakan di tingkat lokal (kecamatan dan desa). Sementara PT NNT memiliki tanggung jawab sosial dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program corporate social responsibility (CSR)

sebagai amanat Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Di Kecamatan Sekongkang, pihak yang memiliki akses lebih besar terhadap kebijakan dan sumberdaya adalah kelompok elit di Pemerintahan Kecamatan dan Desa, pengusaha, dan kelompok sosial teratas dalam masyarakat. Masyarakat umumnya tidak memiliki akses langsung untuk berhubungan dengan sumber akses (PT NNT dan Pemerintah Daerah), bahkan tidak jarang masyarakat di jadikan „komuditas politik‟ oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Jaringan Bisnis

Keberadaan PT NNT telah mendorong masyarakat lingkar tambang (Kecamatan Sekongkang, Maluk dan Jereweh) untuk mengambil manfaat sebesar- besarnya, tidak hanya untuk bekerja sebagai karyawan dan atau berharap pada tanggung jawab perusahaan dalam program TJSP-nya, tetapi memberi ruang kepada kelompok masyarakat tertentu untuk memanfaatkan peluang bisnis dengan mengembangkan usaha di sektor jasa. Secara umum, jaringan bisnis yang terbentuk di Kecamatan Sekongkang merupakan mitra bisnis dari PT NNT dan atau sub kontraktor (mitra) PT NNT. Menjadi bagian dari tanggung jawab PT NNT untuk melakukan pembinaan terhadap pengusaha lokal, yang salah satunya dilakukan dengan memberi kesempatan kepada pengusaha lokal untuk menangani pekerjaan jasa konstruksi, jasa tenaga kerja, serta pengadaan barang dan jasa.

Selain itu, pengusaha lokal di Kecamatan Sekongkang membangun pula jejaring bisnis dengan pengusaha luar dan lembaga permodalan (bank) dalam bentuk kerja sama pinjaman modal untuk mengerjakan proyek-proyek yang diperoleh dari kontrak kerja bersama PT NNT. Hal ini dilakukan para pengusaha lokal untuk memenuhi syarat ketersediaan modal minimal 30 persen dari total nilai kontrak kerja sama sebelum kegiatan dilakukan.

Banyaknya kesempatan yang diberikan kepada pengusaha lokal, menyebabkan banyak bermunculan perusahaan di Kecamatan Sekongkang.

Hingga tahun 2012 perusahaan lokal yang telah membuka jaringan bisnis dengan PT NNT dan atau sub kontraktor PT NNT di Kecamatan Sekongkang berjumlah 46 perusahaan.

Tokoh Bisnis

Tokoh bisnis di Kecamatan Sekongkang umumnya adalah para pengusaha lokal yang mengelolah perusahaan dan membangun kemitraan bisnis dengan PT NNT dan atau sub kontraktor PT NNT.

Tokoh bisnis yang dinilai sukses di Kecamatan Sekongkang antara lain adalah Selvi Fitrianti, A.Md., Direktris PT Nadhin Putri Sekongkang (PT NPS) yang merupakan putri kelahiran Desa Sekongkang Atas tahun 1979, telah menggeluti bisnis sejak tahun 2004 yang bekerjasama dengan PT NNT. Tokoh bisnis suskses lainnya di Desa Kemuning adalah seorang mantan Kepala Desa Sekongkang Atas, Abdul Hamim, Direktur CV Sekongkang Mitra Jasa (PT SMJ), yang banyak mengerjakan proyek infrastruktur program community development

PT NNT dan Ali Imran, Direktur PT Rindid yang banyak menyediakan jasa tenaga kerja dan penyediaan sarana transportasi. Dari Desa Sekongkang Bawah dikenal pengusaha H. Abdul Gani, Direktur PT Gita Usaha Madani (PT GUM) dan Asharuddin, SE, Direktur PT Mitra Sejati (PT MS) yang sudah memiliki omzet usaha milyaran rupiah. Di Desa Tongo dikenal pengusaha yang merupakan mantan Kepala Desa Tongo, H. Ibrahim Sama, Direktur PT Bina Lestari (PT BL). Sedangkan pengusaha sukses di Desa Ai Kangkung adalah seorang mantan ketua BPD, Su‟ad.

Pola-pola Kebudayaan