• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Dalam dokumen RPJMD PAPUA BARAT 2012 2016 NO. 17 TAHUN 2012 (Halaman 133-180)

Target dan sasaran misi pembangunan pada masa ini ditekankan pada upaya mencapai kemandirian wilayah. Kemandirian wilayah yang tercermin dari kemandirian aparatur pemerintah dan aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya, ketersediaan SDM yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunannya, ketergantungan pembiayaan pembangunan yang bersumber dari pendapatan regional yang makin kokoh sehingga ketergantungan kepada sumber lain menjadi kecil, dan kemampuan memenuhi sendiri kebutuhan pokok wilayahnya, yang diwujudkan melalui kebijakan bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi kerakyatan, affirmative action, tata-kelola pemerintahan, dan kekuatan fiskal.

Dasar-dasar penentuan kebijakan mencapai Papua Barat yan mandiri dipengaruhi pertimbangan akan ketersediaan pemasukan dan alokasi dana untuk sektor-sektor pembangunan, agenda nasional yang memberikan pengaruh penting terhadap ekonomi lokal, serta variabel sensitif lain yang mempengaruhi pertumbuhan pembangunan yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut, secara khusus untuk bidang tata kelola pemerintahan dan kekuatan fiskal,didasari akan, ketersediaan dan alokasi anggaran serta agenda nasional yang diharapkan berujung pada upaya perwujudan meningkatnya kemampuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang terlihat dari meningkatnya pendapatan serta tingginya angka penyerapan tenaga kerja. Sedangkan untuk kelima bidang lainnya merupakan variabel sensitif pembangunan dan agenda nasional yang memberikan tanggung jawab khusus sebagai daerah otonomi khusus untuk melakukan percepatan pembangunan di Papua Barat. Keseluruhan bidang menjadi satu kesatuan dalam menciptakan kemandirian yang meliputi skenario kebijakan utama:

1. Perbaikan tatanan pengelolaan, kinerja dan kapasitas kelembagaan daerah.

Seperti yang telah dipaparkan penekanan utama skenario menciptakan Papua Barat yang mandiri adalah dengan memperbaiki tatanan pemerintahan yang diindikasikan dengan ketersediaan perdasus dan perdasi pada tahun ketiga pembangunan, dan tersedianya perdasus serta perdasi mengenai sistem kelembagaan daerah yang berbasis kinerja dengan kapasitas yang baik pada akhir tahun rencana. Kebijakan tersebut tidak akan terlepas dari proses pembinaan aparatur secara bertahap yang dipedomani alokasi anggaran pertahunnya hingga mencapai 20% sehingga target pada akhir tahun rencana sebesar 100% aparatur terbina dapat tercapai.

2. Pemenuhan infrastruktur dasar yang menjangkau seluruh kampung.

Pemenuhan infrastruktur dasar menekankan pada peningkatan akses seluruh kampung terhadap segala bentuk informasi dan kegiatan ekonomi dari luar daerahnya. Untuk sektor telekomunikasi

kebijakan diarahkan pertambahan pemenuhan kebutuhan kampung yang terjangkau jaringan telekomunikasi sebesar 15% setiap tahunnya, sehingga pada akhir periode rencana mencapai 75% diatas target sebesar 70%. Sedangkan pembukaan akses jalan diupayakan setiap tahunnya ada pembukaan akses terhadap kampung yang terisolir sehingga menjadi dibawah sepuluh persen pada akhir periode rencana. Sejalan dengan dua kebijakan diatas, untuk pelayanan kebutuhan listrik juga diupayakan peningkatan akses rumah tangga terhadap energi listrik sebesar 12% dari jumlah rumah tangga yang belum teraliri listrik melalui berbagai sumber energi skala kecil, sehingga pada akhir tahun rencana 100% permukiman teraliri listrik.

3. Pengembangan kontribusi ekonomi kerakyatan.

Skenario kebijakan ini diupayakan melalui pencapaian pertumbuhan unit usaha mikro sebesar 7% setiap tahunnya, sehingga mencapai pertumbuhan usaha mikro lebih dari 30% pada akhir tahun rencana. Untuk kampung-kampung yang belum memiliki sumber mata pencaharian berkelanjutan maupun modal kerja berputar, pada tahun pertama akan dilakukan studi menyeluruh sehingga dalam sisa empat tahun akan diupayakan realisasi mata pencaharian pada kampung yang belum memiliki sumber utama sebesar 25% setiap tahunnya, dengan dukungan modal kerja berputar untuk 15% kampung yang tidak memiliki modal setiap tahunnya.

4. Peningkatan akses, layanan dan kualitas pendidikan.

Kemandirian wilayah melalui akses, layanan, dan kualitas pendidikan diusahakan untuk mengejar kenaikan angka melek huruf sebesar 1% setiap tahunnya sehingga 100% penduduk papua melek huruf. Hal ini akan diupayakan dengan pembangunan sekolah berpola asrama yang didukung program kemitraan pada minimal 15 distrik setiap tahunnya. Selain kedua taget tersebut, setiap tahunnya dilakukan pembinaan tenaga pengajar di Papua Barat sebesar 20% dari total pengajar dan kemudian diberikan stimulus dana ataupun rekrutmen baru untuk disebarkan kedalam kampung-kampung terisolir secara merata dan bertahap.

5. Peningkatan akses pelayananan kesehatan dalam menunjang produktivitas SDM.

Kemandirian Papua Barat membutuhkan dukungan dari pelayanan kesehatan sehingga menunjang produktivitas tenaga kerja untuk memajukan pembangunan. Dalam mengejar hal tersebut program pembangunan diarahkan untuk memberikan jaminan kesehatan untuk 20% rumah tangga di Papua Barat setiap tahunnya. Jaminan tersebut harus ditunjang dengan pembangunan prasarana dan sarana kesehatan disetiap kampung dengan strategi pembangunan untuk daerah yang terjangkau akses, maupun kegiatan pelayanan keliling untuk daerah terisolir, sehingga diharapkan 100% kampung terlayani fasilitas kesehatan. Keseluruhan skenario tersebut tidak terlepas dari pembinaan tenaga kesehatan secara berkala untuk 10% tenaga kesehatan setiap tahunnya. Melalui pembinaan yang bekerjasama dengan pemerintah pusat diharapkan dapat mendorong pelayanan kesehatan yang optimal.

6. Peningkatan penyerapan dan pembinaan tenaga kerja lokal.

Kemandirian wilayah sangat bergantung pada penyerapan tenaga kerja lokal khususnya orang Papua Barat asli. Untuk menciptakan perkembangan ekonomi yang mandiri, pembinaan tenaga kerja lokal harus secara terbuka dilakukan pemerintah setiap tahunnya paling tidak sebesar 20% dari total tenaga kerja. Dengan adanya pembinaan ini diharapkan adanya peningkatan kualitas tenaga kerja dan pembukaan lapangan kerja baru yang mampu menyerap tenaga kerja lebih besar dari pertumbuhannya ditambah peningkatan sebesar 10% dari tenaga kerja yang ada setiap tahunnya.

7. Optimalisasi sumber pendapatan daerah.

Secara garis besar kebutuhan utama untuk mencapai kemandirian wilayah Papua Barat adalah dengan dukungan fiskal pendapatan daerah yang dapat menutupi kebutuhan pembangunan setiap tahunnya. Peningkatan sebesar 200 % dari PAD saat ini diperlukan, hal ini dapat terpenuhi dengan peningkatan pendapatan disektor retribusi maupun pendapatan lain diluar pajak minimal hingga berimbang pada akhir tahun rencana. Selain itu penerapan berbagai skema pembiayaan pembangunan yang melibatkan sektor swasta dibutuhkan minimal pada pos-pos anggaran pembangunan infrastruktur.

Agar dapat mencapai misi-misi pembangunan secara terarah dan tepat sasaran, maka ada beberapa kebijakan umum yang dianggap tepat sebagai instrumen untuk mengatasi permasalahan-permasalah pembangunan yang ada di Provinsi Papua Barat. Kebijakan-kebijakan umum tersebut antara lain adalah:

a. Percepatan pembangunan

Berbagai kebijakan nasional seperti dibentuknya Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B), munculnya Instruksi Presiden mengenai percepatan pembangunan Provinsi Papua Barat, serta masuknya koridor Papua-Maluku dalam Masterplan Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah beberapa kebijakan eksternal yang turut membantu pelaksanaan percapatan pembangunan di Papua Barat ini. Idelanya pelaksanaan rencana aksi yang ada dari kebijakan tersebut harus sinergis dengan rencana pembangunan yang ingin dicapai oleh Papua Barat dan perlu disambut baik oleh segenap stakeholders pembangunan terutama pemerintah dan masyarakat. sehingga komunikasi dan kinerja yang terbangun nantinya bersifat konstruktif.

b. SDM sebagai sasaran utama

Tidak ada yang menyangkal bahwa pembangunan SDM sebagai kunci dari keberhasilan pembangunan untuk jangka waktu yang panjang, karena proses pembangunan tidak berhenti dalam waktu dekat. Pembangunan SDM saat ini akan sangat bermanfaat dan bisa dihitung sebagai investasi bagi pembangunan puluhan tahun kedepan. Dengan masih terbatasnya kapasitas SDM Papua Barat, maka pembangunan saat ini diarahkan untuk membangun SDM agar

berkualitas dan berdaya saing sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan Papua Barat untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.

c. Aktualisasi kearifan lokal

Papua Barat memiliki karakteristik masyarakat yang khas, yang telah ada sejak sebelum pemerintahan formal masuk. Kunci keberhasilan dari pembangunan adalah mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan. Agar masyarakat mau ikut ambil bagian dalam pembangunan maka kepentingannya perlu diakomodir, termasuk kepentingannya dalam hal adat. Saat ini yang menjadi persoalan ketidakefektifan penyelenggaraan pembangunan salah satunya adalah orang Papua secara tidak langsung termarginalkan karena kebijakan-kebijakan yang diambil tidak berpihak kepada mereka. Maka untuk pembangunan saat ini diupayakan semaksimal mungkin untuk mengakomodir kearifan lokal yang ada dan menunjukkan keberpihakan penuh terhadap mereka.

d. Memacu aktivitas ekonomi

Seperti yang seringkali dibahas sebelumnya, aktivitas ekonomi terutama yang sifatnya riil dikalangan masyarakat masih belum berputar. Begitu juga dengan investasi-investasi besar yang ada yang diharapkan dapat memicu munculnya aktivitas ekonomi lainnya dengan masyarakat lokal sebagai pelakunya belum memperlihatkan dampak langsung yang signifikan. Perlu ada sistem baru untuk menggerakan ekonomi masyarakat yang masih berjalan pada tingkatan mikro bahkan mini mikro.

e. Ramah lingkungan

Inisiatif untuk menjalankan suatu aktivitas yang ramah lingkungan biasanya baru muncul setelah kerusakan lingkungan terjadi dalam stadium yang cukup parah. Papua Barat sendiri masih memiliki kualitas lingkungan yang sangat baik, namun tidak ada salahnya jika asas ramah lingkungan mulai dibiasakan untuk diterapkan dalam setiap kegiatan pembangunan. Manfaat yang dapat diambil berupa lingkungan hidup yang berkualitas akan dapat dinikmati jauh puluhan tahun kedepan. Bagaimanapun lingkungan hidup yang sehat akan menjadikan masyarakat yang hidup disekitarnya menjadi sehat pula.

f. Penciptaan iklim investasi yang kondusif

Investasi baik dari dalam maupun luar negeri apalagi dengan skala yang besar tentunya masih sangat dibutuhkan oleh Papua Barat demi memacu pertumbuhan ekonominya. Namun masuk atau tidaknya investasi tentunya bukan tanpa alasan. Iklim investasi di satu wilayah terutama menjadi salah satu pertimbangan utama investor. Karenanya program-program pembangunan yang dipilih harus mendukung ke arah penciptaan iklim investasi yang kondusif.

Tabel 7-1. Program Pembangunan Berdasarkan Misi Pembangunan

Program Berdasarkan Misi Pertama:

 Program pendidikan gratis bagi orang Papua  Program wajib melek huruf dini bagi orang Papua  Program wajib melek huruf dewasa bagi orang Papua  Program SD kecil tingkat kampung

 Program sekolah pola asrama tingkat distrik

 Program pengiriman tenaga pengajar ke kampung terpencil dan kampung terisolir  Program pelibatan dan pembinaan orang tua siswa Papua dalam lembaga pendidikan  Program pendidikan guru bagi orang Papua

 Program beasiswa ilmu khusus berbasis keunggulan lokal Papua Barat  Program penyesuaian kurikulum dengan muatan lokal Papua Barat

 Program kemitraan pendidikan dengan lembaga agama, lembaga adat, dan lembaga masyarakat  Program dana stimulus bagi tenaga pengajar di daerah terpencil dan daerah terisolir

 Program sekolah kejuruan berbasis keunggulan lokal Papua Barat  Program taman penitipan anak Papua

 Program taman bacaan kampung bagi orang Papua

 Program pembentukan perilaku gender dan life skill terkait pendidikan bagi orang Papua  Program jaminan pendidikan bagi orang Papua

 Program pelayanan kesehatan door to door bagi orang Papua  Program jaminan kesehatan bagi orang Papua

 Program pelayanan kesehatan dan obat-obatan gratis bagi orang Papua  Program pengembangan obat-obatan tradisional Papua

 Program pengembangan cara-cara pengobatan tradisional Papua  Program pembinaan tenaga kesehatan tradisional Papua

 Program pencegahan dan pengobatan khusus HIV, kusta, dan malaria bagi orang Papua

 Program pengiriman dan pendisiplinan tenaga kesehatan ke ke kampung terpencil dan kampung terisolir

 Program kemitraan kesehatan dengan lembaga agama, lembaga adat, dan lembaga masyarakat  Program pembangunan prasarana dan sarana kesehatan tingkat kampung

 Program perencanaan dan pengendalian keluarga Papua

 Program pembentukan perilaku gender dan life skill terkait kesehatan bagi orang Papua  Program rujukan kesehatan bagi orang Papua

 Program rumah layak huni bagi orang Papua

 Program penyediaan sanitasi bagi permukiman dan perumahan orang Papua  Program penyediaan air bersih bagi permukiman dan perumahan orang Papua

Program Berdasarkan Misi Pertama:

 Program penyediaan listrik bagi perumahan dan permukiman orang Papua

 Program penyediaan telekomunikasi yang menjangkau kampung terpencil dan terisolir  Pembukaan akses transportasi ke seluruh kampung terpencil dan terisolir

 Program pengelolaan sampah dan pembinaan orang Papua dalam mengelola sampah  Program pengembangan sistem usaha mikro bagi orang Papua

 Program pembinaan usaha mini mikro bagi orang Papua

 Program pengembangan pertanian tanaman pangan pokok orang Papua (keladi, jagung, ubi, kacang- kacangan, bunga pepaya, dan sebagainya)

 Program pengembangan tanaman perkebunan khas Papua (pala, sagu, dan sebagainya)  Program pengelolaan kawasan lindung sekitar permukiman orang Papua

 Program pengembangan peternakan hewan khas orang Papua (babi, rusa, dan sebagainya)  Program pengelolaan kawasan dan pembinaan orang Papua dengan skema transmigrasi lokal  Program pembukaan lapangan kerja bagi orang Papua

 Program pengelolaan pariwisata berbasis Orang Papua  Program pengelolaan carbon trade

 Program pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja dan usaha bagi tenaga kerja pemuda Papua  Program pengembangan mata pencaharian berkelanjutan berbasis pelatihan SDM Papua

 Program pemberian dan perputaran modal kerja bagi orang Papua  Program pengembangan lembaga kredit dan usaha bersama orang Papua  Penyusunan regulasi penentuan kuota orang Papua dalam pemerintahan  Program rekruitmen orang Papua menjadi aparatur pemerintah

 Program pembinaan orang Papua dalam pemerintahan  Program promosi orang Papua dalam pemerintahan

 Penyusunan regulasi persyaratan izin usaha terkait pelibatan orang Papua  Penyusunan database kependudukan orang Papua

 Program pemetaan tanah ulayat

 Program pengelolaan administrasi hak ulayat  Penyusunan Perdasus dan Perdasi

 Penyesuaian nomenklatur pada penyusunan data dan informasi statistik daerah

Program Berdasarkan Misi Kedua:

 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja  Program Peningkatan Kesempatan Kerja

 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi  Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

 Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah  Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

 Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal  Program pengembangan wawasan kebangsaan

 Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaaan

 Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan  Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat)

 Program pendidikan politik masyarakat

 Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional  Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri  Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan  Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan.

 Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi  Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah  Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri  Program Penataan Struktur Industri

 Program pengembangan sentra-sentra industri potensial

Program Berdasarkan Misi Ketiga:

 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan  Program Pengawasan Obat dan Makanan  Program Pengembangan Obat Asli Indonesia  Program Perbaikan Gizi Masyarakat

 Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular  Program standarisasi pelayanan kesehatan

 Program pelayanan kesehatan penduduk miskin

 Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya

 Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata

 Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata

Program Berdasarkan Misi Ketiga:

 Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita  Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia

 Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan  Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak  Program pengembangan lingkungan sehat

 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat  Program Upaya Kesehatan Masyarakat

 Program Lingkungan Sehat Perumahan

 Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan  Program Pengembangan Perumahan

 Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial

 Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran  Program pengelolaan areal pemakaman

 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan  Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak  Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

 Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan  Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak

 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial  Program pembinaan anak terlantar

 Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma  Program pembinaan panti asuhan /panti jompo

 Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)

 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

 Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang kondusif

 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah  Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah  Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat PerKampungan  Program pengembangan lembaga ekonomi peKampungan

Program Berdasarkan Misi Ketiga:

 Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah Kampung  Program peningkatan peran perempuan di perKampungan  Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Program Berdasarkan Misi Keempat:

 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran  Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur  Program peningkatan disiplin aparatur

 Program fasilitasi pindah/purna tugas PNS

 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan  Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

 Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota  Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kampung

 Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH  Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

 Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan  Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi

 Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat  Program Pendidikan Kedinasan

 Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur  Program pembinaan dan pengembangan aparatur  Program pengembangan data/informasi

 Program kerjasama pembangunan

 Program Pengembangan Wilayah Perbatasan

 Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh  Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar

 Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah  Program perencanaan pembangunan daerah

 Program perencanaan pembangunan ekonomi  Program perencanaan sosial dan budaya

 Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam  Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana  Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

Program Berdasarkan Misi Keempat:

 Program Penataan Daerah Otonomi Baru  Program Penataan Administrasi Kependudukan

 Program pengembangan data/informasi/statistik daerah  Program perbaikan sistem administrasi kearsipan

 Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah  Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan  Program peningkatan kualitas pelayanan informasi

 Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah  Program Penataan Peraturan PerUndang-Undangan

Program Berdasarkan Misi Kelima:

 Program Perencanaan Tata Ruang  Program Pemanfaatan Ruang

 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang  Program pembangunan sistem pendaftaran tanah

 Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah  Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan

 Program pengembangan sistem informasi pertanahan  Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan  Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ  Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

 Program peningkatan pelayanan angkutan

 Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas

 Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor  Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

 Program Keluarga Berencana

 Program Kesehatan Reproduksi Remaja  Program pelayanan kontrasepsi

 Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri  Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat  Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR

Program Berdasarkan Misi Kelima:

 Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang ana  Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga

 Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU  Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi

 Program Transmigrasi lokal  Program Transmigrasi regional

Program Berdasarkan Misi Keenam:

 Program Pendidikan Anak Usia Dini

 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun  Program Pendidikan Menengah

 Program Pendidikan Non Formal Program Pendidikan Luar Biasa

 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan  Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan  Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

 Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda  Program peningkatan peran serta kepemudaan

 Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda  Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba

 Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga  Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga

 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga

 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa  Program pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi  Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi  Program kerjasama informasi dengan mas media

Program Berdasarkan Misi Ketujuh:

 Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)  Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan  Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

Program Berdasarkan Misi Ketujuh:

 Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan

 Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan  Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

 Program peningkatan produksi hasil peternakan

 Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan  Program peningkatan penerapan teknologi peternakan  Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan  Program pemanfaatan kawasan hutan industri

 Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan  Program perencanaan dan pengembangan hutan

 Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan

 Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan  Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan

 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata  Program Pengembangan Destinasi Pariwisata  Program Pengembangan Kemitraan

 Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir  Program pengembangan budidaya perikanan

 Program pengembangan perikanan tangkap

 Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan

 Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan  Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar

Program Berdasarkan Misi Kedelapan:

 Program Pengembangan Nilai Budaya  Program Pengelolaan Kekayaan Budaya  Program Pengelolaan Keragaman Budaya

Dalam dokumen RPJMD PAPUA BARAT 2012 2016 NO. 17 TAHUN 2012 (Halaman 133-180)